"Kita pulang," suara Kelvin berhasil mengagetkan Hanna.Hanna pun menoleh ke arah Kelvin. "Kamu dari mana?" tanya Hanna. Ia menatap Kelvin dengan penuh keberanian."Jangan kamu pikir setelah berstatus sebagai istriku, maka kamu wajib tahu kemana aku pergi. Ingat, pernikahan ini hanya sebuah status yang tak akan pernah bisa mengubah pandanganku terhadap," ucap Kelvin dengan tatapan sinis."Aku tahu, dan aku hanya sekedar bertanya. Jika kamu tidak berkenan menjawab juga aku nggak akan memaksa," sahut Hanna. Ia melangkah menuju tas bajunya hendak mengambil baju ganti. Tidak mungkin juga kan dia keluar dari hotel mengenakan daster yang ia gunakan untuk tidur."Kamu sangat berani padaku," ucap kelvin membuat Hanna menghentikan langkah di dekatnya, dan mereka pun saling berdiri memunggungi."Apa yang harus aku takutkan dari seorang pria pengecut sepertimu?" sahut Hanna.Jawaban Hanna pun berhasil memancing amarah Kelvin. Ia mengangkat tangannya hendak menampar Hanna, tapi terhenti di udara
Hanna merasa kesal dengan jawabn Rena. Ia pun semakin mendekat ke arah Rena sambil menyunggingkan senyuman."Aku tahu kamu tidak bisa menghargai siapa aku di sini, karena aku bukan wanita yang diharapkan keluarga ini. Tapi untuk menungguku angkat kaki dari sini, maka kamu harus bisa lebih bersabar," ucap Hanna.Hanna pun melangkah melewati Rena dengan menabrak lengan gadis tersebut. Hanna langsung menaiki tangga dan menuju kamar Kelvin. 'Sepertinya kesabaranku harus di atas rata-rata untuk menghadapi mereka semua,' batin Hanna.Ia berdiri di depan pintu kamar Kelvin. Hendak mengetuknya, tapi penuh keraguan.'Apa aku harus masuk ke dalam kandang macan ini?' batin Hanna.Setelah berpikir beberapa menit, Hanna pun akhirnya mengumpulkan keberaniannya dan mengetuk pintu.Tok tok tok Ketukan pintu pertama tak di hiraukan, tak ada jawaban dari dalam sana. Ia pun kembali mengetuk dan hasilnya sama. Akhirnya Hanna pun membuka pintu secara perlahan tanpa menunggu persetujuan Kelvin.Hanna tak
Kelvin menghampiri Hanna, ia menoleh ke arah Clayton sebelum berbicara dengan Hanna. "Clay, kamu masuk mobil dulu," ucapnya meminta Clayton untuk masuk ke dalam mobil. Clayton pun menurut, ia menunggu sang ibu di dalam mobil.Kelvin kembali menoleh ke arah Hanna, tatapannya terlihat seperti sangat enggan melihat wanita di hadapannya saat ini. Namun bagaimana pun juga ia harus mengatakan sesuatu pada Hanna."Setelah aku menikah dengan Rebecca, aku akan pindah ke villa, dan itu artinya kamu harus ikut denganku agar mama tidak komplain terus menerus. Namun harus kamu ingat, saat kita tinggal bersama nanti, jangan pernah berharap aku akan memperlakukanmu seperti seorang istri, tapi kamu juga harus ingat jika kamu punya tanggung jawab untuk menjaga nama baik Wirautama, atau kamu akan tahu akibatnya," ucap Kelvin pada Hanna."Ada lagi yang ingin kamu katakan?" tanya Hanna, tapi Kelvin hanya menatapnya dingin. Hanna pun mengangkat dua bahunya "Ok, aku harus segera mengantar Clayton," imbuhnya
Rebecca menatap dengan tatapan sinisnya, ia merapikan baju dan rambutnya lalu melangkah penuh percaya diri.Beruntung aktivitas di ruangan Kelvin sudah usai, kalau tidak, mungkin akan menjadi cerita panjang."Selamat pagi nyonya Lidya Wirautama?" ucap Rebecca menyapa Lidya yang hendak melangkah."Kamu sudah disini sepagi ini?" tanya Lidya dengan nada ketus. Ia memang tak menginginkan Kelvin menikah dengan Hanna, tapi ia juga tak menginginkan Kelvin menikah dengan wanita di hadapannya saat ini.Bagi Lidya, Rebecca tak lebih dari seorang wanita murahan yang hanya mengincar harta. Namun sayangnya, Lidya pun tak bisa membuat Kelvin menjauhi Rebecca, dan menikah dengan wanita yang diinginkannya."Tante, bukankah sebentar lagi aku akn menjadi menantu tante juga? Tapi kenapa tante masih angkuh padaku? Ketahuilah tante, jika hanya aku wanita yang bisa membuat Kelvin bahagia," ucap Rebecca penuh senyuman.Lidya hanya menyunggingkan senyuman lalu kembali melangkah, tanpa peduli ocehan Rebecca.
Rebecca menghampiri Kelvin, dan seperti biasa ia langsung duduk di pangkuan Kelvin. "Sayang, kenapa kamu tidak jadi membelikan mobil untukku hari ini?" tanya Rebecca dengan suara manjanya."Mama melarang kita terlihat berduaan di luar. Ini akan berpengaruh dengan banyak hal karena publik tahu jika aku sudah menikah," jawab Kelvin.Rebecca menghentikan tangan Kelvin yang meraba tubuhnya. "Kenapa kedekatan kita semakin diberi jarak?" ucapnya dengan memasang wajah sedih."Itu karena wanita itu ada di antara kita sayang," jawab Kelvin. Kelvin hendak mencium Rebecca, tapi di tolak oleh Rebecca.Rebecca berdiri dari pangkuan Kelvin, lalu menghempaskan tubuhnya di sofa, di samping Kelvin."Itu artinya setelah menikah nanti aku harus berperan seperti istri simpanan?" Rebecca menoleh ke arah Kelvin dengan tatapan yang tak biasa."Kamu tetap prioritas," sahut Kelvin sambil menarik pinggang Rebecca. Namun saat itu juga Rebecca menahannya. "Aku bad mood," ucapnya."Ok," sahut Kelvin. Ia sangat
"Apa kamu tidak berfikir jika tawaranku juga baik untuk Clayton?" Hanna tersenyum menanggapi ucapan Lidya. "Aku lebih tahu apa yang terbaik untuk anakku, nyonya," sahut Lidya lalu melanjutkan langkahnya.Lidya tak menghentikan Hanna lagi, ia hanya menahan kesal, lalu menatap bingkai foto di meja kerjanya. "Andai kamu masih ada disini, semua tidak akan serumit ini," ucapnya.Langkah hanna terhenti saat hendak masuk ke kamar Clayton. Ia mendengarkan Clayton yang tengah diajak bicara dengan Rena."Tapi mama papa Clay kan baik, omah juga sayang Clay," ucap Rena."Papa sama omah sayang Clay, tapi mama lebih sayang sama Clay," sahut Clay. Entah apa yang mereka bicarakan sebelumnya, tapi Hanna memutuskan untuk mendengarkannya."Tapi nanti kalau mama sudah nggak tinggal lagi di sini bagaimana?" tanya Rena kembali."Clay akan ikut mama," jawab Clayton."Jangan dong. Di sini kan Clay di sayang banyak orang, punya rumah besar, mobil mewah, bahkan kamar Clay banyak mainan yang bagus dan mahal. M
"Cepat buka pintunya!" teriak Kelvin lagi. Dari nada suaranya, ia terdengar tengah terbakar amarah."Kenapa dia?" gumam Hanna. Ia pun turun dari ranjang, melangkah dengan malas menuju pintu kamar untuk membukanya.Klekkkkk….Kunci pintu kamar pun dibuka.Braakkk….Kelvin langsung mendorong pintu tersebut saat mendengar Hanna yang sudah membuka kunci pintunya. Ia mendorong dengan kuat hingga Hanna pun mundur karena kaget."Kamu kena— ahk!" pekik Hanna yang tak bisa menyelesaikan ucapannya, karena Kelvin langsung mendorongnya ke tembok. Kelvin setengah mencekik hingga Hanna kesulitan untuk berbicara. Hana memukul tangan Kelvin, berharap pria tersebut melepaskan cengkraman tangan di leher Hanna."Kamu benar-benar gadis pembawa sial. Sejak bertemu denganmu hingga saat ini ia, aku selalu berhasil sial karenamu," ucap Kelvin pelan tapi penuh penekanan.Hanna bisa mencium aroma alkohol yang menyengat dari nafas Kelvin. Ia yakin jika saat ini Kelvin berada dalam keadaan mabuk."Lepaskan aku,
"Apa maksudmu?" tanya Hanna. Ia mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman Kevin yang mengunci pergerakannya."Maksudku adalah apa yang kamu katakan tadi," sahut Kelvin."Lepaskan aku, brengsek!" umpat Hanna sambil terus berusaha memberontak. Sialnya, tenaganya tak sebanding dengan Kelvin. Kelvin terus mencumbui Hanna meski gadis tersebut terus memberontak. 'Sial, kenapa aku merasa sensasi yang berbeda dengan gadis sialan ini,' batin Kelvin.Kelvin yang merasa kesal pun akhirnya menghentikan ciumannya. Ia menatap Hanna dengan tajam. "Berhentilah memberontak. Sudah seharusnya kamu melayaniku sebagai istriku, Hanna!""Aku hanya istri sekedar status. Dan aku tidak peduli melayani bajinag sepertimu untuk kedua kalinya," sahut Hanna.Tentu saja ucapan Hanna memancing amarah Kelvin. "Sepertinya kamu merindukan caraku menikmati tubuhmu, seperti yang terjadi enam tahun yang lalu," ucap Kelvin.Ia langsung membalikkan tubuh Hanna, membuat secara paksa pakaian Hanna yang hanya sebuah baju t