Share

bab6. Pernikahan

"Kenapa diam? Asal kamu tahu, aku tak punya banyak waktu untuk mengurus hal semacam ini. Segeralah tanda tangan atau kesempatan kamu bersama dengan Clayton cukup sampai hari ini," ucap Lidya.

Wanita paruh baya yang wajahnya terlihat garang itu menggertak Hanna. Hanna seperti tak punya pilihan, ia pun akhirnya menandatangani surat perjanjian tersebut.

Lidya menarik kertas yang sudah di tandatangani Hanna. "Kalian akan menikah akhir pekan ini," ucapnya.

"Maka kami akan menikah di pekan berikutnya," ucap Rebecca.

Lidya hanya melirik sekilas ke arah Rebecca. Ia tidak terlalu suka dengan gadis tersebut. Bagi Lidya, Rebecca adalah gadis yang sombong dan terlalu berani padanya, karena Kelvin yang selalu mempertahankannya. 

Namun meski demikian, Lidya juga tak bisa memaksa Kelvin untuk menjauhinya. Itu karena Kelvin yang mengancam tidak akan meneruskan mengurus perusahaan, jika ia tak di izinkan bersama Rebecca.

Sementara Hanna hanya bisa pasrah dengan keadaannya. Ia tidak tahu bagaimana selanjutnya menjalani kehidupan yang penuh liku-liku ini. Menikah dengan orang yang sangat ia benci, dan harus tinggal satu rumah dengan orang-orang yang terasa sangat asing baginya.

Hari pernikahan tiba. Hanna dan Kelvin menikah, dan saat itu juga awak media sudah berbaris untuk meliput berita tentang pernikahan mereka.

Hanna menyembunyikan rasa sedih dan kecewanya di balik senyuman palsu yang terlihat oleh semua orang. Sementara Clayton merasa sangat senang karena akhirnya ia memiliki seorang ayah.

Clayton menarik lengan Kelvin. Ia menatap ke arah pria yang kini berdiri di samping ibunya. "Papa, apa aku boleh memanggilmu dengan sebutan itu sekarang?" tanya Clayton pada Kelvin.

Melihat masih begitu banyak orang di sekitarnya, Kelvin pun menggendong Clayton. "Tentu saja sayang, aku adalah papa kamu mulai detik ini," jawabnya.

Clayton pun langsung memeluk Kelvin. "Akhirnya Clay punya papa seperti teman-teman," ucap Clayton sambil memeluk Kelvin dengan.

Ada rasa hangat yang belum pernah Kelvin rasakan saat memeluk Clayton. Namun keegoisan Kelvin menepis rasa tersebut. Ia menurunkan Clayton dari gendongannya, dan ia hanya tersenyum kecil pada anak tersebut.

Lidya terlihat penuh senyum malam ini. Di depan kamera ia terlihat seperti orang yang paling bahagia malam ini. Tentu, setidaknya hari ini pandangan orang-orang pada keluarganya akan lebih baik. Nama keluarga besar Wirautama yang sempat tercemar, oleh isu pemerkosaan pewaris tunggal keluarga mereka, pada seorang gadis membuatnya mengalami banyak kerugian.

Tak sedikit para klien dan beberapa pemegang saham di semua bisnisnya memaksa Lidya agar mencabut hak warisnya pada Kelvin. Mereka mengatakan jika pewaris bisnis keluarga Wirautama tak pantas dilanjutkan oleh orang yang tak bertanggung jawab.

Dan itu menjadi alasan Lidya untuk mencari Hanna, apa lagi setelah Lidya mendengar jika Hanna melahirkan cucu keluarga Wirautama.

Sekarang akan lebih banyak orang yang membuang pandangan buruk mereka pada keluarga besarnya. Nama baik keluarganya kembali bersih, dan dan itu membuatnya merasa lebih lega.

Di sisi lain, Rebecca kini tengah menyesap wine di apartemennya, sambil menyaksikan pesta pernikahan Kelvin dengan Hanna yang di siarkan secara langsung di salah satu stasiun televisi. Ia terus memperhatikan mereka dari kejauhan, dengan penuh dendam.

"Aku pastikan wanita tua itu akan segera menendangmu dari keluarga Wirautama. Dengan demikian, sebagai satu-satunya istri Kelvin, aku bisa bebas menguasai semua hartanya," ucap Rebecca dengan seringai di bibirnya.

***

"Clay,malam ini kami pulang bersama omah, ok?" ucap Lidya pada Clayton.

"Clay mau ikut mama," jawab Clayton sambil menoleh ke arah Hanna yang masih mengenakan gaun pengantin.

"Clay, mama dan papa akan menginap di hotel malam ini. Bukankah Clay bahagianya sudah punya papa? Emm, bagaimana kalau besok omah temenin Clay beli mainan baru?" buruk Lidya kembali. Ia terdengar seperti seorang wanita yang sangat menyayangi mengatur dan cucunya.

Clayton tak menjawab, ia justru kembali menoleh ke arah Hanna. Tentu saja itu membuat Hanna mendapat lirikan tajam dari Lidya.

Hanna yang paham akan lirikan tersebut pun langsung mensejajarkan tubuhnya dengan Clayton. Ia mengusap pipi sang anak dengan lembut sambil tersenyum.

"Clayton sayang, Clay yang nurut ya sama omah. Besok mama sama papa pasti pulang kok," ucap Hanna.

"Memang kenapa sih, mama sama papa harus menginap di hotel? Kenapa nggak langsung pulang saja, biar bisa bobo bareng Clay di rumah?" tanya Clay dengan polosnya.

'Mama juga pengennya seperti itu sayang,' batin Hanna. Ia pun tersenyum menutupi rasa sakitnya. "Kalau mama sama papa langsung pulang, nanti mama di marahin sama om-om garang itu, terus Clay nanti nggak jadi punya papa lagi," sahut Hanna sambil menunjuk selalu satu anak buah keluarga Wirautama yang berbadan tinggi besar.

"Om itu galak ya ma?" tanya Clay yang di jawab anggukan Hanna. "Clay nggak mau om galak itu marahin mama," imbuhnya.

"Kalau begitu Clay harus nurut," sahut Hanna sambil tersenyum.

Clay mengangguk, lalu ia pun melangkah ke arah Lidya. "Omah, kata mama Clay harus nurut supaya om galak itu nggak marahin mama sama papa," ucapnya.

"Anak pintar. Kalau begitu ayo kita pulang sayang, omah sudah capek dan ngantuk," ucap Lidya sambil mengulurkan tangannya pada Clayton. Mereka pun berlalu meninggalkan Hanna dan Kelvin.

Kelvin melirik ke arah Hanna. "Kita ke kamar," ucapnya dengan nada suara yang super dingin.

Hanna tak memberi jawaban sepatah katapun, tapi ia mengikuti langkah Kelvin yang berjalan menuju kamar hotel tempat mereka menginap malam ini.

Keduanya sama-sama terpaksa tidur satu kamar malam ini. Selain mereka adalah pasangan pengantin baru yang serasi di mata media, dan harus melewati malam pertama mereka di kamar hotel yang sudah disediakan. Lidya pun menuntut mereka untuk tidak membuat kecurigaan sedikitpun di mata publik.

Mereka saling jaga pandangan yang penuh kebencian. Hingga akhirnya mereka masuk ke dalam kamar.

Hanna sempat tersentuh dengan kamar pengantin yang di hias begitu indah dan romantis. Bunga mawar merah yang disusun menyerupai bentuk hati sungguh terlihat indah.

Sreettttt…..

Pemandangan indah tersebut hilang seketika saat Kelvin menarik selimut dengan kuat, membuat bunga yang indah bertebaran dan berantakan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status