Di saat kekuatan Gentala yang terus berkurang, tapi dirinya masih belum menemukan cara untuk menangani Agri Brata, sedangkan Juan, muridnya terlihat begitu kesulitan mengimbangi kekuatan adiknya.
Pertarungan kakak adik itu terlihat sangat sengit, terutama pertempuran Widura yang melawan Hadiyata.
Dung! Dung! Trak! Trak! Dung!Terdengar tabuhan genderang perang dari kejauhan. Kedua sudut bibir Gentala terangkat ke atas, seketika ia merasa bahwa kekuatan di dalam tubuhnya menjadi bertambah begitu banyak, ia pun kembali bangkit dan menyerang Agri Brata.
Kali ini serangannya berhasil mengenai musuh wajah Agri Brata , meski hanya sebuah goresan di pipi, setidaknya serangan Gentala mendapat kemajuan. Ia pun menjadi sangat bersemangat.
Menyadari bahwa Gentala berhasil melukai wajahnya, Agri Brata pun menjadi murka, ia pun berteriak dengan suara lantang, teriakannya begitu memekakkan semua telinga, termasuk Juan da
Selama ini Gentala selalu menganggap bahwa gadis itu adalah wanita yang baik dan juga pendiam, kebaikan dan kelembutannya membuatnya merasa bersalah karena tak bisa membalas cintanya.Setelah penolakan itu, ia pun bertekad untuk mencarikan pria yang pantas untuk berdiri di sampingnya, yang mampu menjaga dan membahagiakan nya.Akan tetapi, dirinya tak pernah menyangka bahwa gadis yang selama ini ia anggap sebagai perempuan yang patut di jaga, malah menusuknya dari belakang." Kenapa? " tanya Gentala dengan suara lirih.Tanpa memberinya jawaban, tangan Rengganis mencabut pisau di tubuh Gentala, menyeretnya ke tempat, di mana Dewi Ayu beserta Gusti Prabu Maheswara berada." Salam Gusti, saya Kirana telah menyelesaikan tugas dengan benar. " ucap Andara seraya berlutut di depan Gusti Prabu Maheswara.Tangan Gentala menekan kuat luka di tubuhnya, matanya mendelik tajam pada Andara." Apa anda Tuan Gentala? " tanya De
Dewi Ayu terdiam merenungi perkataan dari Gentala, " Baiklah akan aku putuskan untuk pergi dan menghentikannya. " putusnya." Anda yakin? Sangat sulit untuk menenangkan nya sekarang. Bahkan aku sendiri belum tentu bisa. "" Saya tahu, " ucapnya, " sebelum pergi, boleh kah saya berkata jujur pada mu tuan Gentala? " netra nya menatap lekat pada wajah Gentala yang semakin memucat.Gentala pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban." Silahkan. "" Sebenarnya beberapa hari kebelakang, saya sempat menghindari putra ku sendiri, karena perasaan takut padanya, sebab, sejak ia terlahir kedua, untuk pertama kalinya, dia seperti seseorang yang menyeramkan, bahkan menatap matanya saja saya tak berani, untuk itu saya sering mencari alasan agar tidak berbicara dengannya. " ungkapnya.Kepalanya menunduk, tanpa sadar dirinya telah menitikkan air matanya seraya menggigit bibir bawahnya. " Meski begitu, putraku tak pernah bertanya atau
Tanpa menunggu lama lagi Dewi Ayu pun menghampiri putranya melawannya dengan sekuat tenaga, " Juan, sadarlah, ini ibunda sayang, " kata Dewi Ayu yang mencoba menyadarkan putranya. namun karena perbedaan kekuatannya yang begitu besar membuatnya tak bisa mengimbangi kekuatan putranya sendiri, tubuhnya beberapa kali terhempas ke tanah, ia bahkan memuntahkan darah dari mulutnya.Dari kejauhan, Yodha Wisesa yang melihat putrinya memuntahkan darah, ingin sekali mendatangi putrinya, namun karena jumlah pasukan yang di milikinya lebih sedikit dari dari pada pasukan kerajaan Nemu, membuatnya kesulitan untuk menolong putri bahkan cucunya.Setelah menghempaskan tubuh ibunya beberapa kali, Juan pun kembali menyerang Agri Brata dengan brutal.Seperti yang di katakan Gentala, sangat sulit membuat putranya kembali tersadar.Kendati begitu Dewi Ayu tak akan menyerah begitu saja, ia rela memberikan nyawanya, jika itu bisa membuat putranya kembali seperti semula."
" Kenapa? Apa ada yang salah? " Nura berbalik dengan raut wajah yang terlihat tak bersalah.Dewi Ayu tergugu, dirinya masih tidak menyangka bahwa pria yang selalu di sampingnya adalah seorang wanita, tak heran jika dia tak pernah menaruh hati terhadapnya." Tidak, hanya saja aku tak pernah menyangka kalau kamu adalah seorang wanita. "" Maaf aku tak bermaksud, hanya saja aku tak boleh mengungkap identitas asli ku, sebab aku tak ingin Agri Brata menemukan ku. " ungkapnya.Setelah perang berakhir, dengan Raden Brama Wijaya sebagai pemenangnya, serta mengubah nama kerjaan itu dengan Kerajaan Nemu, semua orang termasuk Nura dan Agri Brata bersorak bahagiaNamun kebahagiaan itu tak berlangsung lama ketika mereka berdua mendengar kabar menghilangnya Ayah angkat beserta kakak angkat mereka, Keduanya menggelengkan kepalanya dengan keras, tak percaya akan berita yang&nbs
Biasanya, tak peduli, jika wanita itu sudah memiliki anak atau belum, selama wanita itu memiliki kelahiran Shio Naga, tanpa berpikir panjang, Nura akan membunuhnya.Namun, untuk pertama kalinya, Nura merasa enggan untuk membunuh seorang wanita di depan nya, walau pun wanita tersebut memiliki tanda yang di cari oleh Agri Brata, entah kenapa hatinya berkata untuk membiarkannya hidup.Sudah seratus tahun kerajaan Nemu itu berdiri dengan kejayaan yang di milikinya, tapi, untuk pertama kalinya kerajaan itu mulai kehilangan kejayaan.Meski tak ada hubungannya, Nura meminta Sang Raja untuk menikahi seorang wanita dengan Shio Naga itu, agar kerajaannya bisa kembali makmur.Tentunya Gusti Prabu Maheswara tak langsung mempercayainya, oleh karena itu, Nura pun menggunakan kekuatannya untuk mendatangkan hujan, membantu menyuburkan tanah tandus milik para penduduk.Melihat hujan untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, membuat para pen
Satu pekan telah berlalu, namun Nura belum bisa membuka segel di dalam buku itu sudah banyak cara yang ia gunakan untuk membuka segel itu, tapi semua usahanya sia-sia.Karena kesal tak bisa membuka segel tersebut, ia pun memutuskan memutuskan untuk kembali ke desa itu, Ia pun membuat kloningan dirinya agar Gusti Prabu Maheswara tidak mencarinya.Sesampainya di sana, setiap harinya, ia akan memperhatikan gerak gerik dari pasangan ibu dan anak itu.Hingga suatu hari, ia menyadari teman dari wanita itu sedang berkhianat.Tak ingin melewatkan kesempatan, Nura pun merubah bentuknya menjadi sesosok pria, membantu wanita itu dan menjadikan dirinya sebagai pahlawan.Dan benar saja, sejak kejadian itu, wanita itu menganggapnya sebagai pahlawan, bahkan dia mau menerimanya sebagai anggota keluarga.Dengan begini, ia bisa leluasa memperhatikan setiap gerak gerik wanita itu, serta memperhatikan pertumbuhan dari bocah lelaki itu.
Setelah mengetahui bahwa segel di buku itu telah terlepas dari segelnya, Nura pun semakin memperhatikan Juan, ternyata dugaannya tidak salah.Sejak saat itu dia mengikutinya kemana pun ia pergi, memantau semua perkembangannya. Bahkan melindunginya diam-diam.Air matanya mengalir dari kelopak matanya ketika pertama kali ia melihat sosok Gentala, meski pun ia hanya bisa melihatnya dari kejauhan, sebab ia tak ingin siapa pun menyadari akan kehadirannya.Meski begitu, ada satu hal yang ia sesali sampai sekarang, yaitu membiarkan Agri Brata meracuni Gentala, sungguh ia tak menduga bahwa pria itu akan nekad memberikan racun pada kakak angkatnya.Setibanya di Istana, ia tak hentinya menyiksa Agri Brata dengan mencambuk tubuhnya yang masih terluka.Bahkan sampai sekarang, Agri Brata sama sekali tidak mengenalinya, dia begitu polos dan mudah percaya dengan perkataan orang lain.Saat ia menjanjikan akan membangkitkan kembali Nayaka Gantari yang sebena
Di saat seperti ini, Gentala mematung sejenak, menatap sosok iblis yang berukuran raksasa, kemudian tatapannya beralih kearah Nura sang adik angkat yang sama-sama gemetar ketakutan sama seperti yang lainnya.Setelah menekan racun di dalam tubuhnya, ia berjalan menghampiri gadis itu, menepuk pelan bahu sempit itu, hingga sang empu tersadar dari lamunannya.Gadis itu membalikkan tubuhnya, seketika di kedua pelupuk mata gadis itu telah di penuhi oleh air mata yang siap jatuh kapan saja.Keduanya berdiam diri seraya bertukar tatapan." Selama ini kamu hanya memperhatikanku dari kejauhan, apa kamu tak merindukan kakak angkat mu ini? " ucap Gentala seraya merentangkan kedua tangannya.Setelah mendengar ucapan dari Gentala. Gadis berwajah lugu itu langsung menghamburkan diri, memeluk erat sosok di depannya, pelukannya begitu erat, seakan-akan takut akan kehilangan kembali sosok itu. Tangisnya pecah.Kedua sudut bibir Gentala terangkat keatas, membe