Share

32

Seiring berjalannya waktu, sorak sorai penonton semakin ricuh menandakan bahwa tengah berlangsung  pertandingan  yang semakin sengit, meski Juan  ingin sekali  melihatnya. Namun, sebagai murid yang baik ia  harus menemani gurunya yang semakin meracau parah.

" Oh Dewa Agung, tolong ambil saja nyawaku. dari pada aku harus menderita seperti ini, aku tak sudah tak kuat menahannya. " racaunya seraya terbaring memeluk perutnya erat, rona wajahnya semakin pucat. Membuat Juan semakin khawatir di buatnya, ia lalu berjalan pergi mencari air panas untuk gurunya, meski gurunya selalu kejam, dan tak segan memberinya hukuman. Namun, mellihatnya yang  lemah tak berdaya seperti itu, membuat hatinya menjadi tak tega membiarkannya merintih kesakitan seorang diri. 

Setelah mendapat air panas, Juan pun memasukkan air itu kedalam botol, lalu menaruhnya ke perut gurunya. " Guru, minumlah. Ini akan membuatmu  lebih

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Putra minang
gak jelas ne novel.. semrawut ky benang kusut.. ujung'y mana.. pangkal'y dimana..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status