Para penonton yang berada di sana berlari berhamburan melarikan diri meninggalkan arena menyisakan Juan yang tengah terkapar di antara kursi penonton, dari dalam mulutnya dia memuntahkan banyak darah, kepalanya perlahan mendongkak, menatap wajah pria yang menyerupai dengan wajah gurunya, " Siapa kamu? dan apa kamu lakukan pada guruku? " ucapnya seraya berusaha berdiri tegak dengan susah payah.
Tak lama kemudian Ayah, ibu beserta pamannya mennghampirinya. Ibunya. Dewi Ayu, menghamburkan diri seraya membantu putranya untuk berdiri. " Apa kamu baik-baik saja, Juan? " tanyanya penuh khawatir, seraya menyeka lembut darah dari wajah putranya.
" APA YANG KAMU LAKUKAN PADA PUTRA KU?! " ayah Juan marah, seraya menghunuskan pedang nya ke arah pria itu, sedangkan Dewi Ayu memeluk erat putranya.
" Benar, siapa kamu sebenarnya? kenapa kamu melakukan itu kepada keponakannku? dan apa yang kamu ingink
Hati Juan begitu hancur hanya dalam hitungan jam saja, Ayah, Paman, beserta ibunya mati tepat di depan matanya. Entah takdir apa yang tengah mempermainkannya? baru saja ia berjanji kepada gurunya, bahwa ia akan memenangkan pertarungannya dan memberikan hadiah itu untuk gurunya, Namun orang yang ia sebut guru itu ternyata bukanlah gurunya yang sesungguhnya, melaikan sosok hitam yang meniru bentuk dan sifat gurunya, tak hanya sekedar mencuri identitas dari gurunya, sosok itu juga telah membunuh kedua orang tuanya beserta pamannya dengan sadis, kepalanya tertunduk, kedua tangannya mengepal mengepal." Kenapa kamu melakukan ini semua ini? apa salah mereka? kenapa kamu membunuh mereka? " tanya Juan secara beruntun.Pria itu mendengus, berjalan menghampiri Juan , dia berjongkok menyamakan tingginya dengan Juan, tangannya menarik dagunya hingga menengadah, Pria itu menyeringai melihat sorot mata yang begitu di penuhi r
Dengan serangan gabungan yang di lakukan pria bertubuh sedang dengan Juan, akhirnya mereka bisa melumpuhkan dan mengikat sosok Jaguar itu dengan tali yang di keluarkan dari jari tangan pria itu. " Sekarang tusuk dia dengan tombak mu, " pria bertubuh sedang itu berkata. Juan pun menganggukkan kepalanya mantap, berjalan ke arah sosok Jaguar itu, ia pun mengangkat tombaknya tinggi-tinggi siap menusuk kapan saja.Sosok Jaguar itu menyeringai, lalu mengubah bentuknya menjadi sosok Gentala.Seketika Juan pun menjatuhkan tombak itu ke atas tanah, " Guru, " gumamnya." Juan! jangan percaya. dia bukan gurumu. "" Kenapa? bukahkah kamu ingin membunuhku cobalah jika kamu bisa melakukannya? " tantangnya.Tubuh Juan gemetar, pikirannya menjadi linglung" Juan sadarlah. " Pria bertubuh sedang itu mengambil Tombak Juan yang tergelak di atas tanah. " Bunuh dia Ju
Mereka bertiga kini tengah berada di sebuah restoran ternama di kota Kancah Nangkub, setelah mengalami banyak rintangan. Gentala pun membawa keduanya beserta Widura untuk memanjakan lidah dan perut mereka. " Karena besok adalah hari pertama kalian, hari ini aku akan mentraktir kalian makan sepuasnya. " ucapnya bangga. " Dari mana guru memiliki uang sebanyak itu? " Tanya Juan penasaran. " Kenapa? apa kamu meragukan ku? " " Bukan itu tapi. . . apa jangan-jangan itu uang dari Kerta Putra? " tebaknya tepat sasaran. Senyum di wajah Gentala pun luntur seketika. " Bisakah kamu membuat gurumu ini terlihat keren sedikit? apa lagi di depan ku ada seorang gadis. " Andara mencoba menahan tawanya, sedangkan Widura menguap lebar di leher tuannya. " Aku kan. . . " Pelayan! " seru Gentala. memotong ucapan muridnya
Untuk pertama kalinya. Juan merasa benci terhadap seseorang yang baru saja di temuinya, seperti kejadian di restoran, saat pria itu menuruni tangga dengan anggun,wajahnya yang tampan nan berwibawa serta memiliki hati yang baik. Entah kenapa? Juan merasa bahwa pria itu di penuhi dengan kebohongan.Dalam hati terdalam Gentala ia merasa bersyukur pada Dewa Agung yang selalu mendatangkan penyelamat padanya di saat dirinya tengah mengalami ke sulitan seperti sekarang ini, awalnya di berpikir bahwa dirinya akan menjadi pelayan gratis di restoran, mungkin saja Dewa Agung terlalu mencintai wajah tampannya membuat-Nya tak tega untuk membuat Gentala menjadi pesuruh manusia." Terima kasih atas kebaikan tuan muda, bagaimana saya yang rendah ini membalas kebaikan tuan muda? " Ucap Gentala seraya membungkukkan sedikit tubuhnya." Tak perlu sungkan, "" Tak hanya berparas tampan, tuan muda pun ternyata memil
Di hari pertama nya memasuki Akademi. Juan tak menyangka bahwa dirinya akan menjadi begitu terkenal oleh seluruh siswa dan guru seAkademi Kancah Nangkub , bukan karena bakatnya yang mengesankan melainkan karena dirinya berhasil membuat gempar karena berhasil membuatnya menjadi rebutan dua orang gadis cantik yang terkenal dengan bakat mereka yang sangat mengagumkan, membuat semua pria menjadi iri terhadapnya. Juan yang baru mengetahui bahwa Rengganis teryata memiliki status yang tinggi, dia adalah putri tunggal dari Dewa perang. Raynar Prawira. tak hanya cantik, berpangkat dan juga jenius, dia juga terkenal dengan sikap bengis dan sikap dinginnya terhadap siapa pun, membuatnya menjadi sosok yang kuat dan disegani oleh banyak orang, ia juga terkenal degan sikapnya yang tak kenal takut terhadap apapun. Ada pun Ling ling seorang gadis cantik yang berasal dari negeri sebrang, yang ternyata seorang putri dar
Yodha Wisesa terdiam sejenak, tanpa di ketahui oleh Juan. air matanya sudah membasahi ke dua pipinya, tanpa sadar dia berlari lalu merengkuh tubuh Juan ke dalam dekapannya seraya berbisik, " Selamat datang cucu ku. "" Eh? "Yodha Wisesa melepaskan pelukannya, menatap lekat wajah cucu satu-satunya, meski sebagian besar wajahnya mewarisi wajah ayahnya, namun dari caranya menatap, caranya tersenyum, serta sifatnya yang polos, sama persis dengan anaknya. Dewi Ayu. " Kamu sudah tumbuh besar ternyata, maafkan Simbah mu ini yang tidak bertanggung jawab ini. "Juan terdiam, pikirannya menjadi kosong. Bagaimana bisa dirinya yang hanya anak dari seorang janda miskin memiliki kakek seorang kepala sekolah sekaligus pemilik Akademi Kancah Nangkub? memikirkannya saja sudah membuat isi kepala Juan menjadi sakit.Karena tak ada respon dari sang cucu, Yodha Wises
Juan tak menyangka bahwa dirinya akan bertemu dengan sang kakek yang selalu menjadi angan-angannya saja, namun ia tak mengerti, kenapa ibunya tak memberitahunya sejak awal, bahwa orang yang akan di temuinya adalah kakeknya sendiri?Tapi Juan tak terlalu mementingkan hal tersebut, yang penting sekarang ia harus menjadi kuat, agar bisa bertemu dengan sang ayah, meski dirinya tak terlalu peduli, lagi pula ia sudah menganggap Ranu sebagai ayah kandung nya dan Gentala adalah ayah asuhnya dan itu sudah cukup baginya, meski dalam hatinya ia masih penasaran dengan sosoknya." Hey, anak sampah! "Langkah Juan terhenti, kepalanya mendongkak, secara tiba-tiba ia mendapati sebuah tendangan tak terduga menghantam keras perutnya dan membuat tubuhnya terbang hingga mengenai tembok dan menciptakan retakan besar di sana, meski serangan itu tak memiliki kekuatan yang begitu kuat,
Berkat bantuan dari sang kakek, Pada akhirnya Juan mendapatkan kamar yang lebih baik dan lebih besar dari sebelumnya, bahkan kamar itu hanya di huni oleh dirinya sendiri, tak seperti sebelumnya yang harus di huni oleh empat orang. Selain ruangan kamarnya yang luas, terdapat pula halaman kecil di sana yang bisa di gunakannya untuk menanam tumbuhan herbal.Juan begitu senang, di kamar ini pula ia bisa dengan bebas memanggil guru beserta hewan spiritualnya tanpa takut di ketahui oleh siapapun." Apa ini sejenis takdir? atau aku ini memang pembawa keberuntungan di hidup mu? " ucap Gentala, seraya memperhatikan setiap sudut ruangan, yang di rasanya cukup mewah untuk ukuran seorang murid yang memilki kekuatan rendah, Gentala juga berpikir, betapa sialnya Suma karena sudah bertemu dengan muridnya.Juan terdiam sejenak, tangannya mengelus lembut bulu Widura yang berada di pangkuannya. " Apa maksud guru? aku tidak men