BERSAMBUNG
Hagur duduk di sebuah sebuah batu yang ada di depan nisan bertulisan Abu Hasan, paman kakeknya ini meninggal karena sakit parah yang dia derita setelah di siksa kelompok Baju Hitam.Soleha sebut, Abu Hasan sepeninggal Hagur dan Rivai sempat di rawat di rumah sakit selama 1 bulan, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, bahkan sempat 3X keluar masuk rumah sakit tersebut.Inilah bunyi suratnya, yang bikin Hagur termenung!“Langga, setelah kamu temukan pusaka itu, carilah cucuku, dulu anakku pernah menikah dengan seorang wanita keturunan Rusia-Irak dan melahirkan anak perempuan 22 tahunan yang lalu. Saat terjadi perang saudara di negeri ini mereka mengungsi. Kontak terakhir aku hanya menemukan nisan keduanya, tapi anak mereka tidak di temukan jejaknya hingga saat ini. Anakku bernama Said Hasan dan istrinya Anathalia Kopuv, anak mereka di beri nama Sarah Said Hasan, makam mereka berada di Baghdad Timur, di sebuah pemakaman umum, kalau bertemu Sarah ku harap kamu jaga dan lindungi dia, ka
Begitu dia baca ini dokumen berbahasa Inggris ini berasal dari sebuah bank di Swiss, dan mulai buka lembaran-lembaran ini.Wajahnya kontan berubah dan geleng-geleng kepala, takjub tak terkira, sebab ini dokumen uang dalam jumlahnya yang sangat fantastis.Tak pernah mereka sangka, ini adalah harta pampasan perang yang dulu dilakukan tentara Irak saat serbu Kuwait pada 2 Agustus tahun 1990 dan sempat bertahta hingga 7 bulanan di negeri kaya minyak dan jadi sekutu Amerika tersebut.Sebelum di usir pasukan Amerika dan tak lama kemudian jadi awal kejatuhan Presiden Saddam Husein, yang di dalangi negeri yang suka klaim polisi dunia itu.Di tambah pengkhianatan warga Irak sendiri yang jadi penyesalan hingga sekarang, sebab negeri ini tak senyaman dan se aman seperti dulu lagi.Harta-harta itu entah siapa yang menyembunyikannya dan anehnya sampai ke tangan keluarga Abu Hasan dan saat ini diketemukan Hagur dan Rivai.“Bang…kita jadi miliuner,” cetus Rivai terkekeh dan mencuimi duit tersebut.“
Kehebohan itu terjadi jelang siang, saat Hagur dan Rivai sudah kembali ke tempat di mana mereka mencari-cari batu yang ada tulisan kakek buyutnya.Wanita teman kencan Mayor Tommy tersadar dan bak orang gila dengan masih bertelanjang bulat dia keluar kamar dan berteriak-teriak dan selalu sebut Harimau Gurun.Tindakannya ini tentu saja memicu kegegeran di penginapan ini dan makin heboh lagi saat menemukan mayat Mayor Tommy.Tentu saja aksi teror Harimau Gurun ini bikin pasukan asing makin geram lalu di cekam ketakutan dan mereka sebut ini benar-benar lebih berbahaya dari kelompok milisi ganas, yang pernah kuasai Irak beberapa tahun yang lalu.Apalagi saat menemukan mayat Mayor Tommy dalam kondisi mengenaskan, dengan kepala pecah tertembak, juga kakinya.Aksi balas dendam Harimua Gurun sampai geger ke negeri asalnya dan sang Presidennya pun murka bukan kepalang dan perintahkan operasi khusus, berantas kelompok teror yang mereka sebut teroris jahanam ini.Tapi tak sedikit warga yang menci
Hagur sengaja tidak membangunkan Rivai, ia lalu cari jalan untuk menyelinap ke kamar sebelah ini.Hagur bahkan diam-diam kenakakan ‘seragam’ Harimau Gurun-nya, lengkap dengan surban yang berfungsi menutupi wajahnya dan tak ketinggalan pistol berperedamnya.Penginapan ini memang bukan bertingkat, tapi di buat seperti hurup U dan totalnya ada 30 kamar yang saling berhadapan. Di bagian tengahnya berfungsi sebagai parkiran mobil tamu-tamu penginapan ini.Hotel atau penginapannya ini juga berfungsi sebagai hotel jam-jaman bagi para tamunya.Hagur lalu keluar dari pintu belakang dan dia dengan nekat melompati pembatas beton kamar yang hanya bertinggi 1,5 meteran.Lampu di bagian belakang kamar yang ia incar ini tidak menyala, Hagur juga sengaja mematikan lampu di bagian belakang kamarnya, sehingga aksinya ini tak di ketahui siapapun.Hagur lalu intip melalui jendela dan dia melihat dua orang yang sedang bercinta dengan penerangan yang terang. Agaknya keduanya suka ‘bercinta’ dengan lampu se
Rivai akhirnya bujuk Hagur untuk tetap fokus ke tujuan awal, yakni ke Halabah City.“Kita sambil jalan bang cari siapa tahu Umini dan Aliyah masih hidup, juga sambil cari tahu siapa pengkhianatnya hingga desa ini di ratakan!”Ucapan Rivai di setujui Hagur dan mereka tetap lanjutkan perjalanan menuju ke Halabah City.Walaupun sering teringat Umini dan Aliyah, tapi Hagur kini fokus mencar lokasi di mana dulu bekas makam nenek buyutnya berada."Semoga mereka selamat...entah di mana kini berada," batinnya, hibur hatinya.Dua hari kemudian mereka sudah sampai di kota ini, ternyata tempat ini justru tak beda jauh dengan Al Maktom, walaupun sudah puluhan kejadiannya, tempat ini tetap tidak ada penghuninya lagi.Warganya ternyata masih trauma dengan tempat tersebut. Mereka lebih suka tinggal di daerah lain dan hindari Halabah City, yang bahkan dikatakan kota hantu dan warga bilang sering lihat penampakan di daerah ini."Katanya di tempat itu hampir 3.000 an nyawa melayang saat perang dahulu, m
“Rivai, aku ingat jalan ini, kalau kita ambil kanan, akan menuju ke Desa Al Maktom, sebentar aku cek peta?” Hagur buru-buru buka ponselnya dan dia tersenyum kecil.Rivai yang sengaja lambatkan mobilnya menunggu sesaat Hagur cek petanya.“Belok ke kanan, aku ingin ke desa itu,” cetus Hagur dan Rivai pun mengangguk dan belokan mobilnya.Bayangan wajah Umini dan Aliyah-pun menyeruak batinnya. Rivai yang melihat perubahan wajah Hagur senyum-senyum kecil."Bakalan lepas kangen nih agaknya," batin Rivai.Namun perasaan Hagur kontan tak enak, belum juga masuk desa Al Maktom, dia mulai melihat bekas-bekas peperangan di kawasan ini.“Apa yang terjadi, kenapa desa-desa ini jadi zona perang,” batin Hagur.Padahal seingatnya, tempat ini sudah tak jadi zona peperangan, mengingat tempat-tempat di sini dianggap desa miskin.Dan begitu sampai di desa Al Maktom, kaki Hagur bak ada tulangnya, desa ini hancur lebur dan tak ada penghuninya lagi.Al Maktom sudah berubah bak kota hantu, selain tidak ada pen