Home / Romansa / Pria 'Shift Malam' / Bab 20: Amang Sang Napi Kalem

Share

Bab 20: Amang Sang Napi Kalem

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2025-04-16 07:13:39
Rey pun ikuti gerakan-gerakan Amang, awalnya kaku, namun Amang ajari pelan-pelan dan lama-kelamaan Rey mulai mulai bisa mengimbangi.

Saat membuka baju karena mulai berkeringat, Rey kaget, tubuhnya kurus, sampai-sampai tulang bahunya terlihat.

“Mulai sekarang, makanlah yang banyak, agar tubuh kamu berisi,” saran Amang tertawa sekaligus iba dan Rey pun mengangguk, baru nyadar kalau dia selama ini terlalu larut dalam pikiran kosong, yang justru merugikan dirinya sendiri.

Rey beruntung bertemu Amang, dia ternyata seorang napi yang di takuti juga di segani di lembaga pemasyarakatan ini.

Amang ternyata napi pembunuh yang tak tanggung-tanggung pernah menghabisi 10 orang sekaligus.

Dia awalnya di hukum mati, lalu dapat remisi menjadi seumur hidup, dan sudah menjalani hukumannya selama 15 tahun, remisi yang ia terima selama ini mencapai 5 tahunan.

“Kabarnya hukumanku akan berubah lagi jadi 20 tahunan, karena dianggap berkelakuan baik. Entahlah…mau seumur hidup atau 20 tahunan, aku tak masalah,
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 3
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 87: Malam Indah Bersama Liline

    Yang bikin Rey makin suka, Liline memiliki bulu-bulu halus di lengan dan kaki juga dikit di atas bibir, alisnya pun masih tebal alami, belum di kerik macam wanita-wanita kota.Bahkan...bulu ketiaknya sedikit terlihat, Liline agaknya sengaja tidak mau mencukur...dan Rey makin...suka!“Kamu serius ingin kuliah Line?” pancing Rey, sambil ajak Liline duduk di meja makan, setelah tadi cerita soal kondisi kesehatan Chikita.“Iya Bang, tapi aku tak berani desak Abang, biaya kuliah kan mahal atuhhhh?” sahut Liline dengan suara khas dari bumi Priayangan.“Kamu teruskan saja niat itu, searching di internet dan bisa daftar online. Oh ya, uang kamu masih adakah?”“Makasih Bang, nanti aku cek di ponsel! Uang…m-masih Bang, hanya terpakai buat makan dan taksi, juga kemarin…beli 3 daster, soalnya yang lama sobek!” sahut Liline malu-malu.Melihat Liline yang malu-malu meong begitu, Rey teringat Dayang, mirip kelakuannya, tapi saat bercinta malah heboh dan ganas.Melihat Liline tak punya perhiasan satu

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 86: Ladeni Ange Lagi

    Liline ternyata sangat rajin dan cekatan, rumah baru Rey kini terlihat rapi dan nyaman di lihat. Rey menerima permintaan Liline yang ingin kerja jadi ART di rumahnya.“Ini kelak jadi kamar Chikita, biar dia bisa istirahat sepulang dari rumah sakit dan di sebelahnya kamar kamu.”Mendengar ini, Liline makin suka dan pastinya sangat berterima kasih dengan perwira tampan ini, apalagi dia juga di beri kamar pribadi yang mewah dengan kasur empuk, beda jauh dengan kos dan rumahnya di kampung.Saat makan berdua, Rey pun ceritakan kebaikan Chikita selama ini padanya, sehingga Liline kini tak aneh lagi dengan kebaikan Rey padanya juga kakaknya saat ini."Iya sih Bang, ka Chiki memang tak perhitungan orangnya, tak aneh sih kalau Abang hutang budi sama dia," sahut Liline. “Kamu kelak bisa kuliah, aku jamin semua biayanya, yang penting fokus saja dengan kesembuhan kakakmu dulu yaa.” sahut Rey lagi.Mendengar janji Rey, Liline pun makin bahagia!Karena fokus ke Chikita dan Liline, seminggu kemudia

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 85: Misteri Kecelakaan Chikita

    "Chiki…ini aku, Rey, apa yang terjadi hingga kamu begini?” Rey perlahan memanggil wanita yang dulu sangat cantik ini.Chikita perlahan membuka mata dan dia terlihat kaget menatap Rey, sampai kerjap-kerjap matanya menatap sang perwira muda ini.“Ka-kamu…Rey?”Rey mengangguk sambil menarik perlahan tangan kurus Chikita dan memandang iba kaki wanita ini kecil dan kurus, padaha dulu kaki ini sangat jenjang dan indah dan selalu bikin Rey sangat kagum.“Rey…aku begini karena di tabrak seseorang, yang mungkin orang bayaran yang tak rela aku jadi ani-aninya si Om itu!”Chikita juga cerita sudah lama begini, sudah hampir 1 tahunan, dia terpaksa pulang dari rumah sakit ke kos ini, tidak lagi di apartemen karena kehabisan uang berobat, juga tak mampu bauar sewa apartemen, atau lebih tepatnya gadunnya sudah tak beri dia uang.Yang bikin Rey makin iba, kos ini sudah hampir habis sewanya dan Chikita terancam di usir.“Aku bingung akan tinggal di mana…?”Chikita terisak usai bercerita. Liline datang

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 84: Kunjungi Chikita

    Rey akhirnya tak lagi memikirkan Bannon, dia pulang kembali ke tempat tugasnya. Sekaligus jemput Finai lagi untuk memberikan hasil penjualan emas tersebut, yang kini sudah berupa tabungan.Finai langsung bercanda, dia kini seorang jutawan!Tak pernah Rey duga, Finai ternyata menggunakan uang itu justru untuk membangun kampungnya. Finai memang sudah lama ingin perbaiki jalan desa mereka, agar mudah akses ke kota kecamatan dan kampung mereka tak di isolasi lagi.Setelah melepas kangen selama satu hari, keduanya kembali berpisah, Finai buru-buru pulang ke kampungnya, setelah dapat kabar ibunya sakit.Dua bulan kemudian Rey kaget, dia dapat telegram dari Mabes, yakni naik pangkat dari Letnan Dua jadi Letnan Satu, sekaligus pindah tugas!Otomatis Rey harus pulang kembali ke Jakarta, padahal dia mulai betah tinggal di sini….karena faktor Finai…dan pastinya Dayang.Rey memang jadikan keduanya sebagai kekasih, uniknya Finai dan Dayang sama-sama tahu kalau mereka di duakan, anehnya kedua-nya ta

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 83: Tak Sengaja Bertemu Bannon Sulaimin

    Rey pun berbisik dan Finai tersenyum senang. Malamnya kembali mereka bercinta sepuasnya dan paginya Finai balik lagi ke kampung halamannya, dengan sebuah janji dari Rey.Ternyata tidak terlalu jauh Kampung Finai ini, ada jalan memutar yang dekat, sehingga Finai bilang Rey tak perlu mengantarnya."Aman kok sayang di jalan, tenang saja," ceplos Finai sambil mencium bibir kekasihnya ini.Setelah Finai pulang, Rey pun langsung menelpon Bungki.Bungki Sulaimin kaget bukan main saat Rey minta carikan kolektor emas untuk menjual batu-batu emas temuannya ini.“Gilee kamu Rey, baru juga tugas di Kalimantan udah dapat harta karun ajee, beruntung banget idup loee. Oh ya, jangan khawatir, adikku yang akan membelinya, lusa aku dan dia akan berangkat gunakan private jet, lalu naik helikopter ke sana.” sahut Bungki di seberang telpon.Dua hari kemudian….Bungki benar-benar datang bersama adiknya Abdi Sulaimin, yang juga seorang kolektor perhiasan terkenal di Indonesia dengan helikopter sewaannya.Jug

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 82: Susuri Sungai Bawa Emas

    “Ahh…Abang kan doyan yang ini, bau pesing juga di lahap,” cetus Finai cuek,Lalu dia berdiri sambil buka celananya hingga pengaman segitiga-nya sekalian, kemudian tanpa ragu sodorkan apem bau pesingnya ke wajah Rey."Woww...udah basah sayang," canda Rey.Rey tertawa dan dengan beringas lahap kebun berbulu jarang Finai, dan mudah di duga, di luar hujan deras dan cuaca sangat dingin, di dalam gua bekas sarang si ular piton, pertarungan panas tersaji kembali.Rasa lega dan plong akhirnya menemukan apa yang di cari, membuat keduanya melampiaskan nafsunya saat ini, rasa lelah langsung lenyap, berganti hawa nafsu yang tiada habisnya.Keduanya bak botol dan tutup, sangat cocok satu sama lain, Finai pun makin doyan bercinta dengan beragam gaya, dia tak malu-malu lagi minta Rey puaskan dirinya.Dari rebahan, jongkok, gaya duduk, hingga gaya berdiri, semuanya di lahap keduanya tanpa malu-malu lagi.Besoknya, keduanya mulai menebangi bambu-bambu besar untuk di susun jadi rakit yang kokoh dan kuat

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 81: Batu Emas

    Di tatap tegang Finai, Rey pelan-pelan mulai masuk ke gua ini, dia bahkan sengaja genggam pistolnya di tangan kanan dan senter di tangan kiri.Rey menyorot seisi gua ini dan dia masih mencium bau amis tanda gua ini sarang dari ular besar itu selama ini. Rey tetap waspada, takutnya si ular punya rekan di gua ini.Rey sampai kagum melihat ruangan gua ini licin dan bersih, karena bekas mendekamnya sang ular piton itu. Rey perkirakan si piton besar yang sudah dia bunuh itu berusia puluhan tahun.“Finai ke sini, aman, ruangan ini tidak ada ularnya lagi,” teriak Rey dan Finai pun buru-buru menyusulke dalam gua.“Ayo kita cek semua ruangan, di mana harta itu di simpan,” ajak Rey, Finai mengangguk.Gua ini ternyata seperti buntu, diameternya sampai 15 meteran dan mereka pun dengan teliti periksa semua sisi gua ini, mereka bahkan mengetuk-ngetuk dinding gua yang terbuat dari batu.Namun sampai berkali-kali muter, mereka tak menemukan harta itu, Rey pun ajak Finai istirahat di dalam gua ini samb

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 80: Ular Besar Mengamuk

    Paginya, keduanya kini bersiap menuju ke tempat di mana si kakek tampan dalam mimpi Rey beri petunjuk.Kali ini mereka sengaja bawa semua barang, karena jarak yang akan di tempuh lumayan jauh dari pondok ini.“Aku yakin mimpi itu tak bohong,” cetus Rey, Finai hanya mengangguk dan kini mengikuti saja langkah Rey yang jalan duluan di depan.Merek memulai perjalanan ke arah kanan pondok ini, dan kini mereka jalan lurus saja sampai 250 meteran lebih, tak bisa cepat, mereka harus hati-hati, juga semak belukar sangat lebat.“Bang lihat ada sungai!” tunjuk Finai.“Apa kan ku bilang, ternyata mimpi itu nggak bohong,” sahut Rey ceria.Kini mereka lanjut jalan menyusuri sungai kecil ini menuju ke arah hulunya hingga 150 meteran.Bukan perkara mudah melewati jalan ini, selain semak belukar, juga mereka harus hati-hati agar tak tergelinjir ke arah sungai kecil yang arus airnya lumayan deras dan juga lumayan dalam ini.Rey harus pinjam mandau Finai untuk menebasi semak belukar ini dan butuh waktu

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 79: Harta Karun Tersembunyi

    “Setidaknya kini sudah jelas, isu bahwa ada emas berton-ton di sini hanya kabar burung saja. Ku rasa tulisan dari Mr F ini tak bohong. Buku harian ini semacam curhat saja...!” sahut Rey, sambil hirup kopi panas buatan Finai.“Benar juga Bang, lantas apa sekarang rencana kita?” Finai menetap Rey, kecewa juga dirinya, jauh-jauh ke sini, mereka malah zonk.“Apa boleh buat! Besok kita pulang, Lembah Bamuk hanya lembah biasa, tak ada emas di sini,” sahut Rey sambil hela nafas panjang.“Tunggu Bang, ini ada tulisan lainnya, coba Abang baca, soalnya di tulis dalam Bahasa Inggris. Aku nggak paham artinya?”Finai lalu serahkan buku tadi ke Rey lagi. Rey pun membacanya, dia tentu ngerti arti tulisan tangan ini.“Aku simpan emas hasil penggalian warga, yang upahnya sudah aku bayarkan. Ku pekirakan beratnya 100 kiloan, tempatnya ku aku simpan di sebuah gua…!”Rey terus membaca dan kini dia mengangguk-anggukan kepala. Senyumnya mengembang di bibir, akhirnya dia benar-benar akan dapatkan harta karun

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status