BERSAMBUNG
“Tamu…foto-foto, siapa mereka?” sahut Langga keheranan, si ART hanya angkat bahu, tanda tak kenal.Langga yang kebingungan lalu keluar dari kamarnya dan menuju ke garasi yang berada di sisi kiri rumah mewahnya.Setelah berjalan hampir 10 menitan, Langga melongo saat melihat 3 tamu yang terlihat alay dan heboh sedang bersefong-selfong ria dekat mobil-mobil mewahnya.“Haiiii ganteeeeengg,” seru Susi Ngondek sambil asyik bergaya ria di depan mobil yang dulu ia gunakan antar Julia, gunakan ponsel android murahannya, termasuk Toni dan Anca.Langga…kini tak berkutik lagi, kedoknya sudah terbuka, tiga sahabatnya kini tahu siapa dirinya.Langga hanya bisa duduk di lobby mewah rumahnya sambil minum juice lemon kesukaannya, sembari saksikan ke 3 sahabatnya ini memuaskan diri berfoto. Kadang bibirnya senyum sendiri melihat kelakuan kocak mereka.“Yukss aaah, kita ke lobby, liat tuh banyak makanan dan minuman seger,” ceplos Toni, sehingga Anca dan Susi Ngondek berhenti berfoto ria.“Dueehh…hasil f
Tak bisa di lukiskan betapa hebohnya SMUN 15 ini, nama Langga dan Romi, juga Toni serta Anca di elu-elukan sebagai pahlawan sekolah ini.Kebahagiaan ganda pun dirasakan Langga, selain jadi man of the match di Liga Basket dua tahunan Tingkat SMUN se propinsi Kalsel.Namun pemain terbaik tetap milik Romi sebagai jawaranya. Tapi ini juga jadi ajang perpisahan bagi sang kapten, hanya dua minggu usai juara, Romi ikut ujian nasional, untuk kelulusannya di sekolah ini.Satu minggu usai UAS, dia juga disibukan dengan pendaftaran sebagai calon mahasiwa di Jakarta, juga tes sebagai pemain sebuah klub di Jakarta, plus tes masuk timnas .Gara-gara itu pula, dia tidak lagi merecoki Julia. Bahkan tak ada niat bikin perhitungan dengan Langga, biarpun sempat di kompori rekannya.Romi juga terlalu sibuk dengan ‘harem-haremnya’, statusnya sebagai pemain terbaik plus bakalan jadi pemain profesional, membuat remaja ini ’kebanjianr’ cewek cantik, apalagi wajahnya juga lumayan tampan.Dan Romi pun lupakan
Perpaduan Langga dan Romi, di bantu Anca dan Toni, serta dua rekannnya yang lain bikin tim-tim dari sekolah lain bertekuk lutut.Tiga pertandingan di group penyisihan dengan mudah mereka menangkan, rata-rata dengan skor menyolok. Langga dan Romi jadi pendulang poin yang saling kejar-kejaran jadi yang terbanyak.Langga makin matang dan bagus mainnya, tak kalah dari Romi, pa Bandi sang pelatih sampai bergumam, kelak setelah Romi lulus, maka Langga-lah sang Kapten berikutnya.Kini SMUN 15 masuk 16 besar atau perdelapan final, kali ini sistem gugur, siapa yang kalah akan pulang.Kekompakan Langga dan Romi jadi momok di topang Toni dan Anca serta dua pemain lain, perdelapan final sukses mereka lewati dan masuk perempat final.Di sini juga sama, lagi-lagi Langga dan Romi tak terbendung dan sukses masuk semifinal.Dari babak gugur ke babak gugur berikutnya, hanya jeda satu hari saja.Perlawanan sangat sengit dan alot, saat mereka berhadapan dengan juara bertahan SMUN 2 Banjarmasin di babak se
Begitu mobil ini mengaum dan keluar dari pagar rumah mewah, Tante Melly langsung dekati anak gadisnya.“Gitu dong cari pacar, jangan kayak yang dulu, udah gayanya songong, sok kaya pula, biarpun ganteng, tapi attitudenya jelek. Yang ini menang segalanya, kamu itu cantik sayang, cari kekasih yang harus di atas kita…!” ceplos Tante Melly senyum sendiri, sekaligus singgung si Romi, eksnya Julia.“Langga Kasela…namanya kayak familiar?” gumam Bram Haruna tanpa nyadar.“Papanya mantan panglima militer pah, Jenderal Rey Sulaimin. Namanya sama dengan mendiang kakek buyutnya, Langga Kasela Sulaimin,” sahut Julia, sebutkan secara lengkap siapa Langga.“Whatsss…klan Sulaimin...hemm..pantas!” sahut Bram lalu sesaat wajahnya dikit berubah mendengar ucapan anaknya.“Apaa…keluarga Sulaimin?” wajah Tante Melly juga kontan berubah. Julia jadi terheran-heran, kenapa ayah dan ibunya kini kayak terkejut begitu?“Julia…sebaiknya, jangan terlalu dekat dengan si Langga itu deehh!” ceplos Tante Melly tiba-ti
“Pantessss…turunan klan Sulaimin ternyata!” batinnya lagi dan dia pun merasa minder jadinya, apalagi ingat mantannya si Romi, nggak ada seujung kuku-nya si Langga ini.“Langga…ooo ini tuh pacar kamu, cakep nih,” tiba-tiba nenek Qawiya muncul dan dia senyum senang menatap wajah cantik Julia.“B-bukan nek, ini Julia teman sekolahnya aku,” sahut Langga ralat, tak enak dengan Julia. Si cantik ini justru tertawa kecil saja, malah diam-diam senang si nenek menyukainya.“Eh ini neneknya Langga yaa, nenek juga masih cantik kok?” sahut Julia dan mencium tangan si nenek ini, yang makin lebar tawanya.“Aku nenek buyutnya cantik, kakek-nenek dan ortunya si Langga ada di Jakarta. Dia di sini menemani aku, soalnya sepupu-sepupu dan om-tantenya tak ada yang mau tinggal di sini. Makanya rumah dan semua isinya di wariskan kakek buyutnya pada si Langga ini, termasuk saham-saham perusahaan, jadi nenek kini numpang sama si Langga jadinya,” sahut nenek Qawiya lalu terkekeh, sekaligus buka siapa si cicit be
“Julia jangan heran ya, sepupu si Langga ini kaya raya pakai banget, malah si Langga pernah di pinjamin Lexu* lainnya, yang tak kalah mehongnya, rupanya sepupu si Langga penggemar mobil mehong itu,” sela Toni.Si cantik yang sepintas mirip artis Raisa ini malah penasaran.“Oh yaa…masa sih, ahh bohong paling, pasti ini milik kamu! Mana ada sepupu begitu baiknya pinjamin mobil se-mehong ini” sela Raisa eh Julia.Mang Ujang tiba-tiba terbatuk-batuk, hingga mata Langga langsung membulat dan Langga tak sadar Julia menatapnya lewat spion 3 dimensi di mobil ini dan senyum aneh merekah di bibirnya.“Tuan...eh Mas Langga kita antar siapa dulu?” Mang Ujang menatap Langga lewat spion.“Emm….si Toni dulu karena rumahnya paling dekat, baru Anca, eh rumah kamu di mana Julia?” tanya Langga.Julia lalu sebutkan alamatnya, ternyata rumahnya memang agak jauh dan dia bilang sopir ayahnya tak bisa jemput dia, karena sedang ke Bandara jemput ortunya tersebut.“Aku belum 17 tahun, masih 16 tahun 11 bulan, j