Yang penasaran kenapa keluarga ibundanya Rey berantakan dan siapa itu Jenderal Fandi Haruna alias Mister F, silahkan baca Novel Aku Sang Pria Pemuas’, salam MRD_BB
Selama 5 hari 5 malam, Rey dan Joeleha terus memadu cinta seolah bulan madu saja, andai tak diingatkan Joeleha, Rey lupa akan misi utamanya, sakig asoynya dengan si gadis jelita Kampung Kur ini. “Badai pasir sudah lewat sayang, ayoo kita segera bersiap berangkat,” bisik Joeleha sambil dorong tubuh kokoh Rey yang selalu berada di sisinya.“Upsss…maaf, kamu bikin aku mabuk kepayang sayang,” sahut Rey dan mencium bibir Joeleha dan langsung ke kamar mandi zunub sekalian.Sambil membersihkan tubuh, Rey senyum sendiri, ingat ucapan Joeleha. Kadang Joeleha berseloroh tenaga Rey seolah tenaga kuda, tak ada lelahnya.“Mungkin ini yang di katakan Abu Solah dulu, minyak urutnya itu akan ber efek pada keperkasaanku…!” batin Rey senyum-senyum sendiri sambi gosok tubuhnya dengan sabun.Setelah pamit dengan Abu Salim dan juga adiknya Anwar, Rey dan Joeleha berangkat berdua gunakan mobil.Petinggi pasukan Abu Salim ini sudah tahu apa misi Rey dan mereka sepakat merahasiakannya, karena Rey akan beba
Rey kembali miringkan tubuhnya.“Kenapa kamu tak hamil saat bersama pria yang pertama kali jadikan kamu ‘budak’.” pancing Rey lagi, hanya untuk isi waktu, karena dia belum ngantuk dan dilihat Joeleha juga sama .“Aku minum ramuan khusus, nah kalau malam ini kamu kepingin, aku harus minum dulu, yang khasiatnya mampu bertahan hingga satu bulan. Laki-laki pasti lebih suka keluarin di dalam, ya kan…?” sahut Joeleha blak-blakan.Rey tertawa kecil dan mengangguk dan bilang saat lagi enak-enaknya kadang malas nyabut-nya.“Kamu itu cantik sekali Joeleha, mata biru kamu bikin semua laki-laki akan tunduk,” sahut Rey sambil menatap bola mata Joeleha.Joeleha tertawa kecil. Dia tanpa ragu mengecup singkat bibir Rey.“Kamu pria yang lucu dan romantis…nggak main tubruk macam pria pertamaku itu. Walaupun soal ganteng, menang Abang dikit-lah. Kalian juga sama, sama-sama berbody kokoh dan tinggi,” sahut Joeleha apa adanya.Rey dengan nakal memeluk Joeleha dan balas mengecupnya dan kali ini saling luma
“Oh ya…jadi Abu Solah yang pernah menolong aku dan hampir saja aku cacat, andai tak di tolong adalah paman kamu?” cerita Rey.“Benar Bang, kami semua sudah sudah mengira beliau itu meninggal dunia, tak tahunya malah masih hidup!” sahut Joeleha lagi.Akhirnya Rey pun ceritakan semuanya…!Usai Rey bercerita, Joeleha malah antusias ingin ikut. “Tapi…?” ucapan Rey terpotong sahutan Joeleha. “Bang jangan khawatir, aku ini juga pasukan milisi, waktu serbu pangkalan ini, aku juga ikut, tapi kami yang wanita sengaja gunakan pakaian ala pria dan pakai surban untuk tutupi wajah!” cetus Joeleha buka-bukaan. Rey kaget juga, akhirnya Rey pun setuju dan sore hari jelang senja bersama Joeleha, Rey menemui Abu Salim, untuk izin dengan sang Sultan Distrik Kur ini.Abu Salim yang masih pemulihan pasca tertembak dulu sama kagetnya, saat tahu Abu Solah masih hidup.Dia pun tak ragu dukung Rey dan Joeleha bebaskan Abu Solah, yang dikatakan-nya selama ini seorang pejuang juga, dengan tugas sebagai peny
Dengan bahu masih diperban, Abu Salim berdiri gagah di depan bendera kebanggaan pasukannya.Hari ini mereka sukses rebut sebuah pangkalan militer, yang sebelumnya di kuasai milisi lain yang dianggap pro zionis dan Amerika.80 orang jasad musuh yang berhasil mereka tewaskan selesai dikuburkan, sisa pasukan musuh banyak yang kabur.Yang di tahan sekitar 55 orang dan pasukannya hebatnya tak ada yang tewas, yang terluka berat dan ringan ada 35 orang.Letkol Rey tentu saja di eluk-elukan sebagai pahlawan, termasuk Anwar, sebab mereka berdualah yang banyak menewaskan pasukan musuh.“Hari ini adalah hari bersejarah bagi pasukan kita, pangkalan militer ini kita kuasai, selanjutnya Distrik Kur akan jadi pangkalan utama kita. Dan kita tak akan takut lagi dengan musuh dari pihak manapun,” seru Abu Salim, yang di sambut sorak sorai anak buahnya. Tanpa di duga, Abu Salim proklamirkan diri sebagai “Sultan Kur’ dan angkat Letkol Rey sebagai Panglima Perangnya, Rey sampai terdiam dan setelahnya angk
Detik-detik akan lakukan serbuan makin dekat, ketegangan sangat terasa sekali, tapi bagi Rey yang sudah terbiasa perang.Ia terlihat biasa-biasa saja, bahkan dengan santainya Rey menikmati cerutu yang dulu juga dia rampas dari serdadu zionis.“Sialan cerutu kuba ini asli dan enak sekali, jangan-jangan ngandung babi ini,” gumam Rey sambil senyum sendiri, lalu menatap seorang remaja yang terlihat pucat wajahnya dan berada tak jauh dari tempatnya saat ini.Walaupun ini malam dan hanya di sinari bulan, tapi cahaya bulan tetap perlihatkan wajahnya yang terlihat pucat itu.“Siapa namamu anak muda dan berapa usia kamu?” tanya Rey.“Anwar Tuan Rey, usiaku baru 13 tahun, ini pertama kalinya aku ikut perang tuan!” sahut Anwar cepat, tanda nafasnya memburu.“Ohh…muda sekali kamu…hati-hati! Kalau ragu, kamu jangan jauh-jauh dari aku,” sahut Rey berbalik kasihan, pemuda ini sudah jadi pejuang atau milisi.“Baik Tuan Rey,” sahut Anwar dan kini wajah anak laki-laki berambut kriting pun berubah cerah
Rey kaget sekali, ternyata Abu Salim dan kelompoknya ini tinggal di Kampung Kur, tempat kelahiran ibunya Selvi.Dia di bawa ke sana untuk sementara waktu, sebelum Rey balik ke kesatuannya, yang berada di Beirut."Aku belum ada niat balik, soalnya di pasukanku sendiri ada pengkhianat, nanti saja kalau pengkhiantanya berhasil aku jebak dan musnahkan," itula alasan Rey ikut kelompok ini.Jaraknya lumayan jauh, hampir 12 jam perjalanan darat barulah sampai, sepanjang jalan Abu Salim cerita, mereka sudah 10 hari mengintai serdadu zionis itu.“Kami balas dendam, karena kampung kami sudah berkali-kali mereka bom, makanya hari ini kamu puas sekali. Tuan Rey sudah bantu kami habisi ke 15 serdadu itu dan kita bisa rampas 3 jeep berikut amunisi mereka,” kata Abu Salim ungkapkan rasa senang sekaligus bercampur kagum bukan main dengan Rey ini.Abu Salim juga bilang tak menyangka ada Rey di jeep tadi. “Untung tidak ada peluru kami yang nyasar,” kata Abu Salim lagi tertawa senang."Tak apa, tuh aku j