Tante Janeeta setelah memukul Siska dan melampiaskan kemarahannya, dia langsung mengusir mereka semua. Raffa saat itu takut kalau Tante Janeeta juga akan meninggalkan dia, karena berkhianat padanya. Raffa marah karena diusir berbarengan dengan Siska. kondisi Rico juga semakin gawat dan Siska memaksa Raffa untuk mengantarkan Rico ke rumah sakit.
"Bantu aku ke rumah sakit, Raff. Dia sekarat saat ini, kalau kamu tidak mau tidak masalah. Apa kamu mau dianggap sebagai pembunuh? Rico itu Papanya lebih berkuasa dari pada Papaku," kata Siska yang memaksa Raffa."Baiklah! Aku akan bawa dia ke rumah sakit. Jangan pegang tanganku, jijik aku denganmu! Dasar wanita mesum yang murahan," ketus Raffa yang risih dipegang tangannya oleh Siska.Raffa mengantarkan Rico ke rumah Sakit. Di rumah sakit Rico ditangani oleh dokter karena keadaannya kritis. Saat itu dokter sudah keluar dari UGD, Raffa dan Siska langsung menghampiri dokter itu untuk tahu kondisi Rico."Dok, bagaimana keadaan pacarku?" tanya Siska yang panik saat itu."Keadaan pasien masih koma dan tidak tahu kapan sadarnya," jawab Dokter yang saat itu langsung pergi meninggalkan mereka."Gawat sekali. Kamu tutup mulut saja Raffa dan aku akan usaha kita tidak ketahuan oleh papa Rico," jawab Siska.Rico akan dipindahkan ke ruangan khusus pasien yang masih koma. Siska panik dan Raffa juga, Rico mengalami koma yang panjang akibat dihajar Raffa habis-habisan saat itu. Raffa memang saat itu sangat lega, dia bisa memukul Rico hingga babak belur. Cuma saat ini dia takut dengan Papa Rico yang sangat berkuasa bila tahu kebenarannya."Kamu puas, Raff? Ini akibat kamu, bagaiamana aku bisa menjelaskan ini ke Papa Rico? Semoga Rico tetap koma selamanya atau dia meninggal, sebelum Papanya tahu apa yang terjadi. Kalau tidak kamu dan aku pasti mati ditangannya, Papa Rico," teriak Siska yang marah dan menyadarkan Raffa dari lamunannya."Kurang ajar kamu ini, jangan berteriak diteligaku! Ini juga salah kamu dan Rico bukan hanya salahku. Jangan teriak dan marah-marah pikirkan jalan keluarnya saja. Kita akan dalam bahaya kalau Rico mati," jawab Raffa yang panik juga saat itu."Begini saja aku ada ide. Aku akan bilang dan beralasan ke Papanya Rico, kalau dia di hajar orang yang tidak dikenal dan kamu yang menolongnya. Kamu saat ini rayu Tante Janeeta untuk merahasiakn semua yang terjadi di villa itu, ini akiba ulah kamu," saran Siska."Baiklah! Aku akan menemui Tante Janeeta dan membujuknya lagi," jawab Raffa."Tunggu dulu, Raffa. Aku mau tanya sesuatu ke kamu, apa maksud Tante Janeeta kalau ranjang di villa itu ranjangmu dengannya? Apa kamu dan dia pacaran diam-diam?" tanya Siska yang agak curiga karena ucapan Tante Jeneeta saat di villa tadi pagi."Tidak mungkinlah! Masak aku pacaran sama managerku dan dia juga tante-tante. Dia bilang kalau itu ranjang tempat dia. Aku pergi menemui Tante Janeeta saat ini, aku akan membujuknya, bye." jawab Raffa dia langsung kabur meninggalakan Siska saat itu.'Untungnya aku bisa kabur dan bisa membuat alasan dari pertahannya Siska. Aku tidak mau dia tahu kalau aku pria simpanan Tante-tante, balas dendamku masih baru dimulai ke dia.' batin Raffa.Tante Janeeta menyuruh pelayan villanya membuang ranjang dan mengganti dekorasi kamar itu hari itu juga. Dia tidak mau bekas wanita lain yang ada di kamar villa itu. Tante Janeeta sedih dan marah sekali karena Raffa tega mengkhiatinya. Dia punya banyak lelaki yang di pacarinya, tetapi saat ini hanya Raffa yang tidak macam-macam dibelakangnya. Saat ini Tante Janeeta begitu kecewa, karena Raffa didepan matanya bisa berbuat begituan dengan Siska dan dengan laki-laki yang bernama Rico itu."Dasar kurang ajar! Pria itu sama saja padahal dia baru berumur segitu, tetapi bisa melakukan hal yang menjijikkan dengan Siska. Aku tahu aku dan dia beda umur jauh sekali. Cuma kenapa bisa melakukan itu di villaku?" kata Tante Janeeta yang marah dan melempar barang-barang yang ada di kamarnya. Dia juga memukul tembok dan memecahkan cermin di kamar itu."Tante, jangan marah! Maafkan aku, tangan kamu berdarah Tante, kenapa memukul cermin dengan tangan kosong?" kata Raffa yang tiba-tiba datang membuka kamar itu."Gara-gara kamu, aku haus renovasi kamar dan membuang ranjang ini. Kamu hanya priaku, tidak akan jadi pria Siska atau pacarnya. Ingatlah kamu itu sukses karena aku, saat ini aku marah sekali," teriak Tante Janeeta yang menampar muka Raffa dan mendorongnya ke lantai."Maaf Tante! Aku tidak menyentuh Siska tadi yang pingsan itu pacarnya Siska. Aku bisa jelasin dan ini tidak seperti yang Tante pikirkan," jawab Raffa yang memeluk Tante Janeeta dari belakang."Lepaskan pelukkanmu! Kurang ajar kamu! Tidak mungkin kamu tidak berhungan dengan Siska yang cantik itu," gumam Tante Janeeta langsung mendorong Raffa lagi."Jangan temui aku saat ini! Pergi kamu dari hadapanku! Tunggu pembalasan dariku. Aku yang akan tinggalin kamu dan bukan kamu yang tinggalin aku, Raff. Bocah bau kencur," kata Tante Janeeta."Baik aku akan pergi, Tante Janeeta. Jangan marah lagi," jawab Raffa yang langsung pergi meninggaln Tante Janeeta yang marah."Kenapa marah sama aku sih, Tante Janeeta? Bukannya dia hanya anggap aku pria simpanannya, bukan pacar beneran. Tante Janeeta mulai aneh, apa dia cemburu ke Siska?" tanya Raffa dalam hatinya.Hari itu begitu kacau untuk Raffa. Tante Janeeta tidak tinggal diam saja. Dia merencanakan sesuatu untuk Raffa dan Siska. Tante Janeeta akan mengerjai Siska lebih dulu. Dia menyewa preman juga untuk membuat Siska ketakutan dan menjauh dari Raffa."Aku, sudah kirim foto cewek ini ke kalian. Culik dia dan buat dia ketakutan, tetapi jangan bunuh dia," suruh Tante Janeeta saat menelpon preman sewaanya."Baik bos Janeet! Kita akan kerjai wanita cantik ini," jawab Preman itu.3 hari setelah kejadian itu, Preman suruhan Tante Janeeta mulai mengincar Siska dari kejauhan. Raffa masih sibuk kerja tapi dia tidak melihat Tante Janeeta yang menghindarinya karena marah. Raffa tidak tahu rencana Tante Janeeta. Preman itu mulai mengikuti Siska dan mencari tempat yang aman untuk menculik Siska."Sudah sepi saat ini, dia kebetulan ke taman kampus. Kita culik dia, kita juga sekap dia ditempat yang di minta bos Janett," kata preman itu."Hah... siapa kalian kenapa menghadang jalanku? Minggir aku ada urusan penting dasar pria jelek," ucap Siska yang dihadang preman suruhan Tante Janeeta.Tanpa menjawab pertanyaan Siska, Preman itu memegang tangan Siska dan mulai membungkam mulutnya. Siska pingsan karena obat bius yang di suntikkannya dan mulutnya dibungkam. Mereka membawa Siska dengan mobil dan menuju gudang tua yang disebutkan Tante Janeeta."Bangunlah wanita murahan! Bos kami mau bertemu," kata Preman itu yang menarik rambut Siska yang pingsan."Kalian ini siapa? Aku dimana? Aku dalam seminggu ini diculik 2 kali, diculik oleh Raffa dan orang ini. Apa kalian suruhan Raffa?" tanya Siska yang sadar karena rambutnya di tarik keras oleh praman itu."Bos masukklah! Dia sudah sadar," teriak Preman itu memanggil Tante Janeeta."Hei Siska! Enak ya diculik preman suruhanku? Kamu jauhi dan jangan dekati, Raffa. Jika kamu tidak kamu mati, hari ini juga," ancam Tante Janeeta ke Siska yang kaki dan tangannya diikat dan dia menarik rambut Siska."Auhh... Sakit Tante kamu ini atasanku, tapi aku tidak takut karena Raffa itu cinta ke aku Tan. Kamu cemburu atau bagiamana sampai menculik aku?" tanya Siska."Aku saat ini sudah menjadi Ibu dan punya anak. Aku ada tiga anak juga dan aku akan besarkan anakku juga dia anak yang lainnya. Mereka akan jadi anakku juga.""Bagus, Istriku Sayang. Aku harap kamu dan Siska bisa rukun. Kita akan tinggal bersama selamanya."Tiba-tiba Siska datang dan dia membawa makanan juga buah untuk Diana. Siska saat itu menyuruh Raffa menjauh dari Diana karena dia ingin menyuapi Ibu baru itu. Siska membuang semua rasa cemburunya karena dia ingin hidup aman dan bahagia bersama keluarganya saat ini."Siska, kamu datang bawa makanan?""Aku datang bawa buah dan makanan. Aku tadi senang Diana kamu melahirkan anak laki-laki karena bisa jadi teman anakku. Ya anak kita bertiga nantinya kita akan sayang sama mereka adil.""Mbak Siska, terimah kasih ya selalu baik ke aku.""Siska, aku tidak sangka kamu yang pencemburu dan bisa melakukan apa saja demi balas dendam saat ini kamu berusaha baik juga kamu jadi jadi ibu yang baik."Raffa memeluk Siska saat itu dihadapan Diana. Set
Siska masih begitu mencintai Raffa, tapi Raffa memilih Diana karena Diana itu adalah gadis yang paling setia dan polos. Setelah pernikahan Raffa dan Diana mereka akhirnya memutuskan untuk bulan madu, mereka berangkat bulan madu dan menghabiskan waktu bersama sampai 2 Minggu di Eropa.Siska hanya di tinggal sendirian di rumah Anggara untuk mengahabiskan waktu dengan kedua anaknya. Raffa berkeliling Eropa dengan Diana. "Raffa, aku sudah tidak masalah jika Diana yang ada di hatimu tapi kenapa hatiku sakit. Kamu sudah seminggu di Eropa tapi belum pulang." kata Siska. Raffa sebenarnya masih ada rasa dengan Siska meskipun dia telah mengkhianatinya menikahi Diana hanya untuk menyakiti Siska saja. Kalau dia kuat di madu tandanya dia tulis mencintai dirinya."Siska, maafakan aku. Setelah aku bukan madu dengan Diana di Eropa ini, aku akan adil ke kamu dan Diana." Raffa bicara sendiri saat akan tidur dengan Diana di kamar hotel Eropa."Tenanglah sayang kita akan bersama, insya Alla aku akan ber
"Maaf ya Diana, aku sudah gak tahan ingin sekali ingin kamu jadi istriku dan ingin kamu dekat denganku terus," ucap Raffa."Maaf! Aku mendorong kamu dan kamu tolong jangan dekat-dekat kita ini bukan muhrim mas Raffa," Diana mendorong Raffa hingga dia jatuh ke belakang karena posisi saat itu dia berdiri dan Diana saking kagetnya dia mendorong Raffa dengan sangat kencang hingga dia jatuh ke lantai restoran.Diana malu karena Raffa selalu pintar menggoda dan bicaranya manis ke dirinya. Diana sering tersipu malu karena Raffa selalu romantis. Diana mulai suka dengan perlakuan Raffa dan memang benar sosok Raffa saat ini adalah sosok pria yang begitu banyak dikagumi oleh beberapa gadis dan wanita diluar sana, tapi Raffa sudah bosan main dengan banyak wanita karena ada Siska.Raffa makan malam romantis dengan Diana. Raffa juga mengajak Diana ke sebuah Taman kota untuk kencan bagi dirinya, tapi bagi Diana hanya jalan-jalan malam hari saja. Raffa memegang tangan Diana dan dia masih malu jadi di
"Aku ingin kamu jadi istri kedua suamiku. Dia jatuh cinta padamu, Diana.""Mbak! Tolong jangan buat aku kaget dan ini seperti aneh sekali. Mbak itu istrinya apa Mbak rela berbagi suami? Aku tidak mau merebut suami orang lain.""Diana, suamiku dulu itu sudah ada dua istri ya g dia cintai tapi meninggal. Kamu tahu juga kita ada dua anak juga dan kamu tahu mereka begitu lucu dan dekat dengan kamu. Aku butuh kamu jadi istri kedua suamiku karena kamu wanita yang baik-baik."Siska mengungkapkan keinginannya kepada Diana untuk meminta Diana menjadi istri kedua Raffa. Diana tidak sangka kalau Siska begitu baik dan mau berkorban agar suaminya bahagia. Siska menceritakan semua tentang Raffa karena keluarganya telah dibunuh oleh musuh bebuyutan keluarganya. Begitu kejam cerita Siska tentang pembunuhan kedua orang tuanya, hingga Diana menangis."Mbak, aku tidak sangka orang kaya sepeti Raffa Anggara begitu pahit hidupnya.'"Aku dulu juga mengkhianatinya karena dendam dan aku dulu begitu cinta ke d
"Maaf! Aku baru saja lama jabat tangannya dan tidak sopan ya?" tanya Raffa."Tidak apa-apa Mas Raffa," jawab Diana."Aku Siska, panggil kakak ya jangan Tante kita beda 10 tahunan," Siska sambil berjabat tangan dengan Diana.Raffa masih tetap saja melihat Diana. Senyumnya yang indah dan bibirnya yang begitu ranum seperti daya tarik sendiri untuk Raffa. Raffa seolah dia jatuh cinta lagi untuk pertama kalinya. Raffa seolah di pikirannya berbisik harus miliki gadis cantik berhijab itu.'Apa yang aku pikirkan? Aku jatuh cinta pada gadis yang usianya lebih muda 10 tahun dariku'Raffa hanya merasa aneh dalam hatinya.Raffa dan Siska menginap dan memang benar Raffa istirahat total selama satu bulan di panti asuhan. Raffa sering ke makam Ibu Panti yang dulu merawat dia pada waktu dia masih bayi. Siska tidak tahu Raffa mencoba mendekati Diana karena dia itu guru ngaji dan guru sekolah dasar.Raffa sering pergi ke rumah Ibu Panti pengganti Ibu Panti yang membesarkan Raffa. Dia rumahnya yang deka
"Dia meninggal meminum racun, Dokter? Balas dendam dan siksaan belum selesai. Sudahlah! Dia harus di makamkan juga," ucap Raffa."Tuan Raffa anda masih punya hati nurani, meksipun Edward ini telah menghabisi seluruh keluarga anda. Anda tetap mau memakamkan dia dengan layak," jawab Dokter."Dokter, tolong urusi jenazah dia dan aku akan umumkan kematian dia karena bunuh diri di media sosial. Soalnya dia juga banyak musuh yang mengincarnya. Aku akan kasih kejelasan juga kalau dia tertekan singa buas di wilayah hutan agar semua orang percaya dan nanti ada bukti." Raffa pergi saat itu."Siap Tuan Raffa! Aku akan urus jenazah orang ini dan aku akan kabari anda setelah dia di makamkan," jawab Dokter."Siska, ayo pulang dan kamu sudah puas melihat dia. Dia musuhku dan aku sudah balas dendam kematian orang tuaku dan aku tidak perlu mengotori tanganku," ajak Raffa sambil memegang tangan Siska."Sayang, hari ini aku ingin ke tempat yang aku mau dan aku ingin kamu menghibur diri karena habis meme