Share

BAB 10 SEPAK TERJANG GUNAYANTO

Seperti apakah Gunayanto itu di mata Lisa?

Gunayanto yang di lihat Lisa, adalah seorang pria papa, yang miskin, yang harus tinggal di tempat latihan, Yang mengerjakan semua pekerjaan pembantu rumah tangga, dan masih harus di marahi oleh pengurus rumah ibadah.

"Gunayanto, ngapain aja kamu, tempat sembayang belum di bersihin tahu, belum waktunya kamu menerima tamu." teriak pengurus tempat ibadah.

"ya, ya, akan saya bereskan sekarang."jawab Gunayanto sambil berlari meninggalkan Lisa sendiri di pekarangan tempat ibadah.

"Kamar mandi juga belum dibersihkan, ruangan semuanya juga harus di pel, setelah itu juga harus masak makanan malam kita, ngapain saja sih kamu, dari tadi hanya bisa pacaran saja, memalukan sebagai pria tahu." teriak pengurus yang tua itu, yang hanya bisa memerintah saja.

Sebal Lisa melihat kesewenangan para pengurus terhadap Gunayanto.

Tapi herannya Gunayanto malah menikmati.

Karena itu Lisa bertekad mengangkat derajatnya jadi suaminya, ya lumayan menjadi mantu keluarga kaya.

Begitu pikiran Lisa, yang dia tak tahu lebih banyak , kasihan Lisa menjadi pacar yang tidak tahu apa apa tentang pacar misteriusnya.

Tanpa setahu Lisa, ternyata Gunayanto adalah seorang penjaga para pedagang dari rongrongan para preman. Sehingga logikanya, tidak mungkinlah dia miskin, karena setiap bulan mereka pasti memberikan amplop untuknya yang digumakan untuk makan dan minum minum, kalau di tanya kenapa menghabiskan uang itu, akan dijawab olehnya, uang iblis  dimakan setan. Ya, Lisa memang gadis yang masih polos, didikan kuno yang tidak tahu kejamnya dunia di luar rumahnya.Gadis yang senang film kartun yang orang baik selalu menang. Tidak tahu dunia ini ada yang kelabu.

Mengapa para preman takut dengannya?, ya, karena tiap tempat nongkrong para preman, ketuanya sudah dipukul KO. Itupun diketahui Lisa setelah puluhan tahun menjadi istrinya, pada saat Gunayanto cerita pada anak bungsunya.

"Lisa, sudah ya, saya pulang dulu, mau ke kantor polisi, lapor harian." kata Gunayanto

"Kenapa lagi?" tanya Lisa

"Biasa, ada sedikit perkelahian di tempat hiburan kemarin." Jawab Lisa

Lisa tidak bertanya lebih lanjut, karena dia belum sadar seperti apakah kekasihnya ini.

Beberapa hari kemudian.

"Lisa, nanti kamu pulang sendiri ya, atau mau diantar orang lain." kata Gunayanto.

"Tidak usah, saya bisa pulang sendiri." jawab Lisa ngambek.

Akhirnya Gunayanto mengantarkan dia pulang dengan cepat cepat karena dia harus ke kantor polisi lagi untuk melapor kehadiran karena kemarin malam habis berkelahi lagi di club malam.

"Gunayanto, ikut saya ke club, anak anak atas betingkah lagi, harus diberi pelajaran." Kata Ahmad mengajak Gunayanto mengumpulkan teman untuk ribut di club malam.

"Hayo, saya lagi kosong ini, hari ini hari rabu , saya tidak mengajar, tapi kalau ada apa apa kamu yang tanggung ya." Kata Gunayanto memastikan.

"Beres, ada boss yang menjamin." kata Ahmad lagi.

Pergilah mereka ke club malam.

Mereka mencari tempat di pojok di keremangan club malam. mereka cuma melihat bagaimana anak anak atas bertingkah dan mengganggu gadis gadis yang datang dengan pasangannya, sampai suatu waktu,  ketika ketua anak anak atas memaksa gadis itu meminum segelas vodka, yang ditolak oleh gadis itu yang kemudian ditampar sampai jatuh.

Dan diseret kembali, ketempat ketuanya sedangkan pasangannya sedang digebukin beramai ramai oleh anak anak atas itu, melihat semua itu tanpa ba be bu, Gunayanto menghampiri ketua itu dan menyiram kepalanya membuat ketua itu geragapan.

Terjadilah baku hantam sampai semuanya diamankan oleh polisi dan ketua anak anak atas masuk rumah sakit, Gunayanto harus lapor selama satu bulan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status