Luke terkejut. "Atau jangan-jangan beliau mendengar pembicaraan kita tadi waktu di ruangan?"Ansley menatapnya. "Pembicaraan? Ruangan di mana?""Di ruangan kosong," balas Reagan, "Tadi waktu kau bersama Agatha aku mengajak Luke ke sana. Di sana aku meluapkan perasaanku terhadap Agatha kepadanya.""Bisa jadi kalau begitu, ruangan itu sangat dekat dengan ruangan guru," kata Ansley, "Sekarang cepat katakan, apalagi yang beliau ceritakan padamu soal keluarga Clare? Aku jadi penasaran, ada dendam apa di antara mereka sampai dia tega menjelekan orangtuanya Clare di hadapanmu?""Aku juga sebenarnya tidak percaya, tapi begitu dia bilang bahwa Agatha telah dijodohkan mau tidak mau aku harus percaya. Kan kau sendiri yang bilang padaku kalau Agatha sudah dijodohkan. Kata beliau laki-laki yang telah mereka calonkan dengannya adalah laki-laki jahat. Itu sebabnya beliau memilih aku yang mencegahnya karena dia tahu aku menyukai Agatha. Beliau ingin aku menjalin hubungan dengannya, agar perjodohan it
Soraya mengarahkan matanya ke daging sapi yang sedang ia potong dengan pisau makan. "Dia anak investor kampus dan dia sangat menyukai anaknya Dean," Soraya menyuapi potongan daging itu ke mulutnya sambil menatap Rebecca. Setelah menelan semua kunyahannya, ia berkata lagi, "Aku rasa pria itu orang yang tepat untuk membalaskan dendamku kepada mereka, Ma. Dengan begitu mereka tidak akan bisa menyalahkan aku, jika sewaktu-waktu hubungan mereka terciuam oleh Dean." Rebecca menghentikan aktivitasnya. "Sebenarnya boleh-boleh saja, tapi jangan dengan pria kaya seperti itu. Apalagi dia anak investor di universitas itu. Harusnya kau cari preman atau pria jelek dan miskin atau semacamnya, yang penting jangan pria berbobot seperti anak investor itu. Itu sama saja kau membuat nasib anaknya Dean menjadi lebih baik." Soraya tersenyum. "Aku sudah memikirkan hal itu, Mama. Aku memanfaatkan pria itu karena Dean dan Kensky telah menjodohkan anak mereka dengan orang lain. Kalau aku mencari preman atau
"Tidak, Clare tidak pernah membahasnya."Membahas soal perjodohan mengingatkan Ansley kepada perkataan Reagan. Ia menatap ibunya dengan pandangan datar lalu berkata, "Aku boleh bertanya, Mama?"Tanisa hendak menyuapi makanannya. "Tentu saja, Sayang. Kau ingin tanya apa?""Apa benar Clare punya tante?"Tanisa menghentikan gerakan mulutnya. "Tante? Seingat mama tidak. Memangnya kenapa?"Ansley menatap lemas. "Aneh, kenapa bisa-bisa dosen baru itu mengaku pada Reagan kalau dia adalah tantenya Clare? Yang aku tahu juga selama ini Clare tidak punya kerabat atau keluarga selain kita kan, Ma?""Mungkin dia hanya mengada-ngada, apalagi jika dia tahu Clare anak si pemilik kampus. Biasanya mereka akan mengaku seperti itu hanya untuk kepentingan sendiri dan popularitas. Dia hanya ingin agar kalian lebih menghormatinya.""Dia mengenal om Dean dan tante Kensky, Ma. Bahkan dia menjelekan om Dean dan tante Kensky di depan Reagan. Aku tidak suka. Masa dia bilang pada Reagan om Dean dan tante Kensky s
Ansley mengajak kedua sahabatnya ke kantin kampus. Begitu mereka tiba di sana masing-masing memesan makanan dan minuman untuk sarapan."Kebetulan kau datang pagi. Aku sengaja datang pagi untuk membicarakan masalah ini denganmu," kata Ansley sambil menatap Reagan. Ia duduk di bangku depan Luke. Sementara kedua pria tampan itu duduk tepat menghadap pintu masuk kantin."Masalah apa? Kau merusak rencanaku, Ans. Padahal aku sengaja datang pagi untuk mengajak Agatha sarapan berdua.""Memangnya kalian sudah janjian?" tanya Luke."Belum, aku ingin memberi kejutan padanya.""Kejutan itu gampang, aku akan mengatur jadwal untuk kalian berdua nanti," balas Ansley, "Sekarang ada baiknya kau dengarkan aku baik-baik apa yang akan kusampaikan ini, Reagan."Luke dan Reagan semakin penasaran. Untuk menghilangkan rasa penasaran itu mereka memasang ekspresi seperti murid menatap guru.Asnley ingin tertawa melihat mereka. "Semalam aku bicara dengan ibuku. Selain orang kepercayaan di perusahan milik orang
"Apa?" pekik Luke, "Laki-laki itu mengusir ibunya om Dean yang sedang sakit hingga meninggal, lalu mencari wanita lain?""Benar. Dia melakukan itu hanya demi harta. Waktu itu nenek Barbara memiliki lima toko perhiasan, dia kaya raya. Begitu juga ibunya om Dean, dia sangat kaya.""Ternyata ada juga ya orang seperti itu di dunia ini," kata Luke kesal."Berarti setelah menguras ibunya om Dean laki-laki itu menguras ibunya tante Kensky. Benar-benar laki-laki jahat. Dia mempermalukan para kaum pria.""Sehabis menguras dan membuat mereka meninggal si kakek menikahi ibunya tante Soraya. Apa ibunya tante Soraya juga kaya raya?""Tidak. Menurut cerita tante Kensky pada ibuku, beliau menikahinya karena cinta. Jadi dua wanita sebelumnya dinikahi hanya untuk dimanfaatkan. Sebenarnya waktu itu om Dean sudah mengatakan siapa laki-laki itu saat mereka tahu dia mendekati nenek, tapi nenek tak bisa melepaskannya dan terpaksa menikah karena nenek sedang mengandung tante Kensky.""Aku mengerti sekarang,
Mendengar penjelasan Ansley tentang masa lalu Soraya dan keluarga Clare membuat Reagan semakin penasaran. Entah kenapa ada dorongan dalam dirinya untuk mengorek masa lalu itu dan mencaritahu semuanya."Kalau memang nyonya Soraya memiliki dendam tersendiri terhadap Agatha dan keluarganya, lantas kenapa beliau menyangkutpautkan aku ke dalam hal ini? Kalau memang beliau membenci Agatha atau keluarganya, kenapa harus pria seperti aku yang menjadi senjatanya?" Reagan semakin berkutat dengan pikirannya. Ada rasa aneh dalam dirinya setelah membandingkan penjelasan Soraya waktu itu dengan penjelasan Ansley saat ini, "Aku harus menanyakan hal ini secara langsung kepada nyonya Soraya, aku harus tahu apa alasannya dan kenapa dia ingin aku menjadi pacar Agatha."***Seperti yang sudah direncakan, sore hari setelah jam kelas selesai Reagan akan langsung menemui Soraya di ruangannya."Kau mau ikut?" tanya Luke di saat jam kelas mereka sudah bubar dan berjalan pelan menuruni tangga lantai dua, "Aku
Saat ini Clare dan Ansley sedang duduk di kantin kampus. Karena Clare masih ada satu mata kuliah lagi ia terpaksa menunggu di kantin sembari memesan makan."Aku ingin sekali, Ans. Tapi kau tahu sendiri kan aku tidak bisa dekat-dekat dengan Reagan. Aku malu berada di dekatnya."Ansley tersenyum. "Tidak apa-apa, Clare. Itu wajar bagi wanita normal ketika berdekatan dengan pria yang dia sukai. Kalau kau sudah membiasakan diri di dekatnya rasa malu itu lama-lama akan hilang. Tapi kalau seperti ini, terus mengihindar, yang ada meskipun sudah punya suami pun rasa malu itu akan terus bersarang dalam dirimu.""Ternyata kau dan Reagan sama saja!"Suara Luke membuat kedua wanita itu terkejut dan menoleh ke belakang."Luke! Aku pikir kau sudah pulang," kata Ansley.Lelaki itu mengambil posisi di depan Ansley dan Clare. "Belum. Karena melihat kalian berdua ke sini, aku ingin menyusul kalian," balasnya, "Reagan juga sama, dia malu jika berada di dekatmu, Clare."Tepat di saat itu pesanan Clare mun
Saat itu kancing kemeja Dean sepenuhnya terlepas. Jemari Kensky yang lembut itu kini mengusap pelan bulu di dada suaminya. Dengan tatapan sayu ia menyerang bagian itu dengan kecupan-kecupan ringan yang mampu membuat Dean mengerang. Tangannya yang nakal itu bahkan tiba-tiba menyerang ke ikat pinggang untuk melepaskannya. Begitu ikat pinggang itu terlepas tangan Kensky menyusup ke dalamnya. Dean mendesah sambil memejamkan mata, tapi begitu kata-kata Tanisa muncul dalam benaknya mata Dean segera terbuka. Ia menatap Kensky lalu berbisik, "Ada hal penting yang ingin kusampaikan padamu." Tangan Kensky terus bermain di dalam sana. "Hal penting apa?" Suara pelan Kensky membuat Dean membenamkan wajahnya di leher sang istri. "Soal Soraya, kata Tanisa dia ingin membicarakan soal Soraya dan Clare." Zet! Kensky terkejut. Hasrat yang tadi sudah meluap dalam dirinya kini surut bagaikan air turun. Ia menghentikan aktivitas tangan kemudian menatap suaminya. "Soraya dan Clare? Maksudmu Soraya anakn