Share

BAB 38: Hari yang Sial

Author: Nareswari
last update Last Updated: 2025-07-17 23:54:34

“Semangat ya!” seru Eva.

Sasha meringis. Ia menghela napas panjang. Memberikan afirmasi positif untuk dirinya sambil memeluk tubuhnya. “Kamu sudah mempersiapkan semuanya dengan baik, Sha. Kamu sudah berusaha. Kamu hebat! Kamu bisa!”

Lalu Sasha segera menuju ruang rapat. Menyiapkan bahan presentasi, serta minuman dan makanan ringan.

Beberapa menit kemudian Julie dan Anthony masuk ke ruang rapat. Suasana berubah menjadi tegang.

Mereka duduk di kursi yang sudah disiapkan Sasha. Melihat-lihat berkas desain Sasha dengan seksama.

Tidak ada suara, tidak ada tanggapan. Yang ada hanyalah bunyi lembaran yang beradu dibolak-balik.

Sasha minum air di botol dalam satu tegukan. Ia mengalami demam panggung.

Setelah sekian lama, Julie memberi Sasha isyarat untuk memulai presentasinya.

Sasha menghela napas panjang. Lalu mulai berbicara.

“Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan oleh Nona Berthold dan juga Pak Marco. Semoga penjelasan saya bisa dipahami dengan baik,” ucap Sasha.

Sasha
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 73: Lembur yang Menenangkan

    “Sudah lah, tak apa. Paling malam ini aku lembur lagi,” ucap Sasha lemas. Sasha kembali menggambar liontin bunga pala dengan dua lembar daun masih menempel di rantingnya. “Mau aku temanin?” tanya Eva. Sasha menggeleng. “Nggak usah. Nanti kamu tidur lagi pas jam kerja kayak kemarin.”Sasha terkekeh. Eva merengut. “Habis ga kira-kira banget Pak Marco kasih revisi ngedadak banget!” rutuk Eva. Sasha menoleh kepada Eva. “Makanya, kamu nggak usah tungguin aku lembur. Kalau aku kan besok ada janji temu dengan Nyonya Romanoff lagi, jadi aku bisa kabur dulu buat tidur.”Sasha menempelkan telunjuknya di bibir. “Ssstt, rahasia ya!”Eva melingkarkan jempol dan telunjuknya. “Oke!”Sasha dan Eva kembali bekerja. Hingga jam kerja pun selesai. Eva langsung pamit pulang. Dan Sasha melambaikan tangannya. Setelah sepi, Sasha menelepon Jade. Ia memberitahu bahwa malam itu ia akan lembur. Jadi, Sasha meminta Jade untuk pulang duluan. Tidak lama kemudian, Jade masuk ke ruang desainer. Sasha kaget. I

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 72: Insiden Setelah Makan Siang

    “Ssssttt, malu ih!”Jade terkekeh. Sasha jadi ikut tertawa. Mereka berdua masuk ke restoran Sushi Wa Suki di lantai 1.Mereka menikmati makanan mereka sambil mengobrol.“Jadi gini, kamu ingat nggak pembicaraan kita waktu di Lezzetli Yemek Restoran? Hubby bilang kalau kita harus membuat desain perhiasan bertemakan rempah dari seluruh dunia?” tanya Sasha. Jade berpikir sejenak. “Ya, aku ingat. Memangnya kenapa?”Sasha melahap sushi tuna-nya. “Itulah yang diinginkan Nyonya Romanoff.”“Oh ya? Unik sekali seleranya ya,” sahut Jade. “Begitulah. Dia bilang kalau dia ingin mengenakan perhiasan dengan desain yang belum pernah ada sebelumnya,” ucap Sasha. Jade mengangguk-anggukkan kepala. “Lalu, kenapa dia bisa tercetus ide itu?”Sasha mencelupkan daginya ke dalam hot pot. “Waktu pertama kerja di workshop, aku iseng-iseng bikin desain bunga pala. Ternyata kertas kerjanya terbawa, dan Nyonya Romanoff melihatnya.”“Ya sudah, eksekusi saja. Sekalian kamu buat desain lainnya untuk acara ulang ta

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 71: Rempah Membawa Berkah

    “Hmm …”Nyonya Romanoff memegang kertas kerja Sasha. Membandingkan desain satu dengan yang lainnya. Dahinya berkerut. Sasha harap-harap cemas. Keringat dingin mulai menetes di tengkuknya. Padahal hari itu cuaca sedang dingin. “Ini terlalu biasa,” ucap Nyonya Romanoff. Bahkan saya bisa menemukan perhiasan dengan desain yang hampir serupa di toko manapun yang kukunjungi.”Jantung Sasha terasa berhenti berdetak.“Saya ingin sesuatu yang lebih unik tapi menarik. Modern tapi antik. Dan mungkin di seluruh dunia belum ada yang memakainya kecuali saya,” ujar Nyonya Romanoff. Sasha mencatat setiap detail yang dikatakan Nyonya Romanoff.Tiba-tiba selembar kertas jatuh dari tumpukan kertas kerja yang dipegang Nyonya Romanoff. Nyonya Romanoff melihat kertas itu. “Ini gambar apa?”Sasha menghampirinya. Lalu ia mengambil kertas itu. “Oh, ini gambar bunga pala, Nyonya,” ucap Sasha. “Bunga pala?” tanya Nyonya Romanoff. Sasha kemudian menjelaskan. “Iya, Nyonya, pala merupakan rempah yang berasa

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 70: Klien yang Sulit Ditebak

    “Kalau belum bisa, nggak apa-apa. Aku nggak akan maksa kok.”Jade melepaskan tangannya dan hendak bangun. Namun tiba-tiba Sasha mendaratkan ciumannya di bibir Jade. Begitu lembut. “Hanya sebatas ini yang diperbolehkan ya,” ucap Sasha sambil tersenyum. Jade tersenyum senang. Lalu mengecup kening Sasha. “Terima kasih.”Otot-otot di tubuh mereka mulai melemas. Mereka akhirnya bisa bangun dan bersiap-siap bekerja. Sasha sudah tiba di workshop. Ia pergi dulu ke pantry untuk membuat segelas kopi. Di sana ternyata sudah ada Vischa Lee sedang membuat teh bunga krisan. “Selamat pagi, Nona Lee,” sapa Sasha. “Pagi, panggil aja Vischa,” sahut Vischa. Omong-omong, selamat ya atas pernikahanmu!”Sasha tersenyum kikuk. “Eh, iya, terima kasih.”Sasha mengambil kopi blok dan memasukkan ke dalam alat pembuat kopinya. Ia menyalakan tombol dan menunggu sampai kopinya tertuang di cangkir. Vischa sedang mengaduk tehnya. “Oh iya, katanya kamu ambil pesanan Nyonya Romanoff ya?”Sasha mengangguk. “Iya.

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 69: Pagi yang Berat

    “Terima kasih, Hubby!”Sasha mulai mengeluarkan buku sketsanya. Sambil mencoba menggambar desain, ia mengamati interaksi para lansia.Jade sibuk memperhatikan istrinya yang sedang serius mendesain. Sesekali ia menyuapi Sasha camilan. Setelah cukup lama duduk di kafe, mereka pindah ke ruangan tempat para lansia bernyanyi. Lagu-lagu yang mereka nyanyikan lagu-lagu oldies tahun 60-70an. Mereka bernyanyi dengan riang dan penuh perasaan. Sasha mengamati gaya berpakaian mereka.Di sini para lansia mengenakan pakaian dengan warna yang kalem. Didominasi warna bumi. Berbeda dengan mereka yang berpesta di ruang menari. Kebanyakan dari mereka bergaya modis dan trendi. Warna-warna cerah dan berani mendominasi. Sasha mencoba membayangkan seperti apa Nyonya Romanoff. Ia harus bisa mendapatkan desain yang tepat agar Nyonya Romanoff bisa merasa puas dengan desainnya. Seorang nenek berusia 70-an yang masih terlihat energik, menghampiri Sasha dan Jade yang sedang duduk. Ia mengajak mereka menari

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 68: Kafe para Lansia

    “Wow, banyak sekali ya syarat dan ketentuannya!” Sasha membuka berkas dari Julie. Ia membaca permintaan khusus dari pelanggan yang akan merayakan hari jadi pernikahan mereka yang ke-50. “Kamu disuruh apa?” tanya Eva. Sasha memperlihatkan kertas berisi permintaan khusus klien VIP. “Aku harus bikin desain untuk hari jadi pernikahan.”“Yang ke-50? Wow! Keren banget! Kayanya nenekku pernikahannya nggak sampai 50 tahun deh,” kata Eva. Mata Sasha membelalak. “Nenek kamu cerai?”“Kakek aku keburu meninggal!” pekik Eva. Sasha mendengus. “Dasar!”Eva kemudian melirik nama pelanggan yang tertera di berkas itu. “Eh, sebentar! Coba lihat atas permintaan siapa?”Sasha menyodorkan berkasnya. “Nyonya Romanoff? Oh, Tuhan! Kamu nggak akan kuat hadapi dia, Sha!” pekik Eva. Sasha mengernyitkan dahi. “Emang kenapa?”Eva memutar bola matanya. “Susah banget untuk memuaskan dia. Lima tahun sekali dia selalu memesan perhiasan dari sini.”Eva mencondongkan tubuhnya untuk berbisik. “Dan kamu tahu, nggak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status