Share

2. Kenyataan Yang Tersembunyi

Seketika semua harapan dan kepercayaan Castarica mendadak runtuh. Jika benar Ayah dan ke dua Kakaknya berencana memberontak terhadap Kaisar, maka tidak salah jika Kaisar memberikan perintah menghancurkan keluarga Gene Leslie.

Pertanyaannya, kenapa? Mengapa Ayah dan ke Dua kakaknya rela melakukan semua itu hanya untuk orang-orang yang bahkan belum tentu membela atau membantu mereka ketika dalam kesulitan? Ini tidak adil. Tidak adil bagi Castarica yang telah kehilangan segalanya hanya untuk orang-orang yang tidak tahu terima kasih.

Namun, terlepas dari kebenciannya pada rakyat, Castarica bahkan lebih membenci Marquess Ackerley, suaminya sendiri. Sosok yang telah membeberkan rencana Ayah dan Kakaknya kepada Kaisar. Sementara Marquess Ackerley merupakan salah satu pejabat terpercaya kerajaan Cahaya, sekaligus menantu Raja Aland, ayahnya Castarica. Namun, dengan teganya dia berkhianat pada kerjaannya sendiri.

Castarica menggeleng, menampik kecurigaan di hatinya, tidak ingin mempercayai ucapan pria itu begitu cepat. Mana tahu jika pria itu sengaja memprovokasi agar Castarica semakin stress lantaran semua kebenaran sangat menampar.

"Tidak mungkin. Suamiku tidak mungkin melakukan semua itu. Dia tidak mungkin mengkhianati kerajaan Cahaya. Justru dia sangat mencintai kerajaan Cahaya." Castarica membantah. Dia yakin ucapan pria pasti sebuah kebohongan, tidak mungkin benar.

Ya, meski Castarica tahu, Ackerley merupakan sosok penuh ambisi besar, terutama pada kerajaannya, tapi tidak mungkin bukan Ackerley mengkhianati kerajaannya sendiri.

Mendengar ucapan Castarica, pria itu mendadak tertawa sebab tak sanggup menahan keprihatinannya pada Castarica, lugu dan bodoh sekali. "Hahaha ... sungguh cinta membutakan segalanya. Putri Castarica, mau sampai kapan Anda akan bertingkah bodoh? Sadarlah, Marquess Ackerley tidak pernah mencintaimu. Dia hanya menggunakanmu sebagai alat untuk mencapai tujuannya. Aku tahu, sebenarnya Anda sadar betapa berambisinya Marquess Ackerley? Apa yang diinginkan seorang Ackerley yang penuh ambisi pada seorang Putri tak berguna seperti Anda?"

Sesaat Castarica terdiam. Ucapan pria itu sanggup membuat kepercayaan bimbang. Di sisi lain ia ragu untuk mempercayai perkataan pria itu. Sebagai seorang istri, tentu dia akan lebih mempercayai suaminya. Namun, entah kenapa, di sisi lainnya terbesit juga rasa ragu di hati pada suaminya sendiri. Pasalnya, Marquess Ackerley tidak kunjung muncul sejak prajurit Kaisar menjarah kerajaan Cahaya.

"Tentu saja Tahta." Lanjut pria itu.

"Tahta?" Castarica mengulangi kalimat terakhir pria itu. Bersamaan dengan otaknya mencerna sesuatu. "Ya, tahta." Castarica berucap lagi, pada dirinya sendiri.  Dia telah menemukan kunci jawabannya.

Perlahan tangannya mengepal disertai raut wajah mendingin. Sekarang Castarica mengerti apa yang diinginkan Ackerley darinya. Pasti tahta. Tidak perlu berpikir lama, semua orang sudah tahu jawabannya.

Seseorang berambisi seperti Ackerley mana mungkin rela menghabiskan sisa hidupnya bersama perempuan bodoh seperti Castarica. Menikmati pernikahan hingga usia senja, hanya orang naif yang berpikir seperti itu, Castarica lah contohnya. Seharusnya dia sadar, semua sikap Ackerley selama memiliki arti dan tujuan tersendiri, yang pastinya bukan untuk Castarica. Pantas Ackerley sering bertanya tentang kegiatan Raja Aland dan ke dua Pangeran ketika Castarica berkunjung ke istana. Selain itu, Ackerley juga sering meminta Castarica mengamati gerak-gerik para pejabat terdekat Raja Aland, dengan alasan menghindari segala kemungkinan pengkhianatan.

Justru tanpa disadari, pengkhianat sebenarnya ada di dekat Castarica sendiri. Pada saat itu Castarica terlalu buta, hatinya telah tertutupi, di pikirannya hanya ada cinta dan pengabdian untuk Ackerley, hingga menjadikan dirinya sebagai pion ambisi suaminya sendiri.

"Ya, itu benar. Semua karena dia menginginkan tahta. Dia ingin menjadi Raja di kerajaan Cahaya. Namun, menikahi Putri kerajaan Cahaya saja masih belum cukup selama Pangeran Felix dan Pangeran Chris masih hidup. Untuk itu dia memilih berkhianat. Setelah keluarga Gene Leslie musnah, keluarga Lewece akan menjadi menggantinya," jelas pria itu dengan menekan kalimat akhir, agar Castarica sadar pada kesalahannya selama ini.

Tak bisa ditahan atau dihentikan, air mata Castarica meluruh sangat deras. Dia memang benci dan marah, tapi rasa sedih dan sakit lebih mendominasi jiwa raganya. Hati dan pikirannya terlalu sakit menerima kenyataan bahwa suaminya adalah dalang di balik kehancuran keluarganya. Tidak ada yang lebih menyakitkan dari pada dikhianati oleh orang yang dicintai, sepertinya kata-kata itu sesuai untuk perasaan Castarica saat ini.

"Hiks, kenapa? Kenapa dia tega melakukan semua ini padaku, sementara aku adalah istrinya?" Castarica bertanya pada dirinya sendiri sembari memegangi dadanya yang terasa sangat sakit. Sakit tak berdarah, tetapi mampu membunuh hingga ke jiwa, menghancurkan segala yang ada.

"Anda terlalu dibutakan oleh cinta. Karena cinta, keluarga Anda binasa," timpal pria itu. Seolah tengah menyalahkan semua yang terjadi pada kerajaan Cahaya, karena keegoisan dan kebodohan Castarica sendiri.

Andai saja saat itu Casta tidak memaksa Ayahnya untuk menjodohkan dirinya dengan Ackerley, mungkinkah keluarganya tidak akan berakhir seperti sekarang?

Casta melirik ke kanan, menatap mayat Kakak ke duanya yang berjarak tidak jauh darinya. Jasad Kakaknya itu tidak lagi utuh, kepala dan satu tangannya terlepas dari tempatnya. Semua karena pria di depan Castarica terlalu kuat.

Tidak!

Mungkin jika Casta tidak membuat perhatian Kakaknya itu terbagi, bisa jadi Kakaknya mampu mengalahkan pria itu.

Sementara untuk jasad Ayah dan Kakak pertamanya, Castarica tidak tahu ada di mana. Namun, yang pasti mereka semua telah mati di tangan pria di depan Castarica. Semua karena pemerintah Kaisar dan pengkhianatan Ackerley.

Miris sekali, Castarica baru menyadarinya hari ini. Ackerley tidak pernah cinta padanya. Sebenarnya Castarica sadar akan hal itu, tapi dia menutup semuanya, bersikap seolah tidak tahu perasaan suaminya. Dan sekarang Castarica merasa seperti dipukul oleh sesuatu yang memaksanya harus sadar, bahwa suaminya tak pernah mencintainya. Lantas perasaan menyesal mulai menggerogoti hatinya.

"Heh! Hahahaha!!" Castarica tiba-tiba tertawa. Menarik perhatian para prajurit serta pria di depannya. "Aku benci rakyat kerajaan Cahaya! Aku benci, Marquess Ackerley! Aku benci, Kaisar! TERKUTUK LAH KALIAN!!!"

Seketika berbagai senjata diarahkan padanya, siap untuk merobek tubuh Castarica jika diperintahkan. Lihatlah, baru saja dia membentak, ratusan senjata langsung diarahkan ke arahnya. Mereka semua sungguh tak menaruh rasa kasihan kepada Castarica, padahal Castarica juga merupakan korban di sini. Dia tidak tahu apa-apa.

"Kamu dan keluargamu sama bodohnya! Kalian memang sengaja mencari kematian." Kesal mendengar hinaan yang keluar dari mulut Casta. Pria itu mengangkat pedangnya lagi.

"JIKA ADA KEHIDUPAN SELANJUTNYA. AKU CASTARICA GENE LESLIE, AKAN MEMBALAS SEMUANYA. UNTUK KELUARGA GENE LESLIE." Sebelum senjata pria itu memotong lehernya, Castarica sempat berteriak, bersumpah pada Langit akan membelas semuanya.

Jedar!!

Terdengar sambaran petir, disertai hujan semakin lebat. Seolah-olah turut menjadi saksi sumpah Castarica kepada Langit hari ini. Castarica menunduk dengan perasaan pasrah, membiarkan hujan membasahinya dalam kesedihan.

"Lakukan jika bisa, tapi saya sarankan jika ada kehidupan selanjutnya, jadilah manusia yang baik dan patuh," balas pria itu dingin. Kemudian pedangnya turun begitu cepat, memisahkan kepala Casta dari tempat dalam sekali tebas.

Srash!

Jedar!!

Kehidupan marga keluarga Gene Leslie di kerajaan Cahaya sudah berakhir. Castarica sebagai keluarga Gene Leslie terakhir yang hidup telah menghentikan nafasnya, mengikuti keluarganya menuju gerbang akhirat. Pada saat yang sama, hujan turun semakin deras, dan petir mulai menyambar di mana-mana. Mungkin turut kasihan atas kesedihan dan penderitaan yang dialami Castarica di akhir hidupnya.

Satu hal yang terlewat. Sebelum Castarica meninggal, secara tidak sengaja ia melihat seorang pria bermata coklat, yang kebetulan sedang menatapnya dari kejauhan dengan tatapan dingin. Castarica mengenal pria itu, pria itu lah suaminya, sosok yang mengkhianati cinta tulusnya hanya untuk kekuasaan. Castarica bersumpah, dia akan membalas pria itu dengan cara yang paling kejam jika dipertemukan lagi di kehidupan selanjutnya.

Penulis Lepas

Jangan lupa komen dan beri vote ya 😚

| Sukai
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Kikiw
petirnya di sini, tapi suaranya di rl ...
goodnovel comment avatar
Dhimas Ardhio
Baguus. nanti aku lanjut baca lagi. 😊
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status