Share

Princess Reborn [Bahasa Indonesia]
Princess Reborn [Bahasa Indonesia]
Author: Penulis Lepas

1. Kehancuran

Langit semakin gelap, ditambah dengan rintik hujan mulai membasahi sang bentala. Seolah turut kasihan atas kemalangan dan kesedihan yang terjadi di kerajaan Cahaya hari ini. Di tengah lapangan, seorang gadis cantik berlutut lemah, memandangan kosong ke tanah. Baginya, semuanya terjadi begitu cepat.

"Atas perintah, Yang Mulia Kaisar. Seluruh keluarga kerajaan Cahaya dijatuhi hukuman mati karena berani melanggar perintah Kaisar. Putri Castarica Gene Leslie, akan menjadi keturunan terakhir yang hidup sebagai keluarga Gene Leslie," ucap seorang pria yang berdiri depan gadis tersebut. Seusai berbicara, pria mengenakan baju perang berwarna emas itu mengangkat pedangnya cukup tinggi.

Semua mata yang ada di sana masih tertuju pada gadis berusia 22 tahun, bernama, Castarica Gene Leslie, putri terhormat kerajaan Isaac. Tidak ada rasa belas kasih pasa pandangan mereka, meski mereka tahu tidak lama lagi gadis malang itu menemui ajalnya dengan cara mengerikan.

Castarica mengangkat wajahnya, menatap benda tajam yang akan mengambil nyawanya. Tiba-tiba tubuhnya bergejolak, marah, benci dan sedih, tubuhnya meluap seperti lava di dalam perut bumi. Dia menatap tajam pada pria di depannya, sembari mengingat kembali penderitaan yang dia dan keluarganya dapatkan.

"Kalian ...." Tenggorokannya tercekat, mungkin akibat terus menangis dan menjerit histeris setelah kejadian beberapa waktu yang lalu. "Kalian membunuh seluruh keluargaku. Kenapa kalian melakukan semua ini?" lanjutnya serak, lantaran kerongkongannya kering bak tanah tandus. 

Tangan pria itu berhenti, tidak jadi mengayunkan pedangnya. "Saya pikir, Putri Castarica, akan tetap diam sampai kematian menjemput." Pria itu menyeringai tipis, perlahan pedangnya kembali turun.

"Jelaskan pada saya!" pinta Castarica tegas, sorot matanya semakin tajam, sangat memaksa.

"Karena Anda adalah keluarga terakhir, Gene Leslie, yang masih hidup. Aku akan menjawab pertanyaanmu." Pria itu sedikit membungkuk, lalu berkata setengah berbisik, "Singkatnya, seluruh keluarga Gene Leslie adalah pengkhianat di wilayah kekuasaan Kaisar." Badannya kembali tegak setelah berkata, dengan seutas senyum sinis, lantas bangga telah mengejutkan Castarica.

Mendengar jawaban pria itu, Castarica tertegun. Tubuhnya luruh bagai kehilangan penyangganya, pandangnya kembali kosong, menyiratkan arti keterkejutan dan ketidak percayaan. Sungguh Castarica tidak percayai pada apa yang baru saja pria itu ucapkan. Terlalu mustahil untuk dipercaya.

"Pengkhianat? Hah? Hahaha ... apa kau bercanda?" Castarica memandang pria itu sinis. "Kau pikir kerajaan siapa yang paling patuh selama ini?" ucapnya lagi, menantang jawaban pria itu.

Wajah pria itu mendingin, senyum kebanggannya hilang. "Anda hanyalah perempuan manja yang tidak tahu apa-apa. Perempuan memang selalu begitu, bodoh.  Apalagi soal perasaan," timpalnya datar, tapi kesan menghina dan kesal terlihat jelas.

"Katakan padaku bagian mana Ayahku berkhianat pada, Kaisar! Sementara Ayahku selalu patuh kepada peraturan, Kaisar, selama ini!" Castarica menjerit, meminta penjelasan, dia masih belum mengerti. Ucapan pria itu terlalu berbelit-belit.

Lagi pula Castarica mengetahui seberapa berbaktinya kerajaan Cahaya pada Kaisar, selama ini ayahnya selalu patuh kepada Kaisar tanpa melakukan kesalahan sedikit pun, bahkan kepercayaan Kaisar pada Ayahnya tidak bisa disepelekan. Tidak mungkin Kaisar mengeluarkan perintah membantai seluruh keluarga Ayahnya tanpa penjelasan pasti, sementara keluarga Ayahnya tidak pernah menimbulkan masalah.

"Seandainya begitu." Pria melirih sinis.

"Apa maksudmu?" Castarica mengernyit.

"Apa Anda masih belum paham?" Pria itu menyeringai tipis, lantas kemudian mengganti ekspresinya simpati, seolah tengah mengasihani Castarica. "Oh, bagaimana mungkin aku lupa kalau, Putri Castarica, tidak memedulikan keluarganya. Cintanya pada suaminya lebih utama dari segalanya, sehingga tidak sadar semua perbuatannya berdampak besar pada pada keluarganya sendiri."

Castarica semakin mengenyit sebab tidak mengerti. "Jangan basa-basi! Katakan saja intinya padaku!" Sungguh Castarica tidak sedang ingin mendengar pemborosan kata saat ini, dia lebih ingin mendengar fakta meski pun menyakitkan.

"Ah, Anda agresif sekali. Baiklah, karena kau begitu memaksa, aku akan mengatakan intinya." Sejenak pria itu terdiam, berbalik membelakangi Castarica. "Aku tidak mengerti, apakah sifat semacam itu memang tradisi yang diwarisi turun-terumurun atau tidak, atau mungkin semacam bencana kesialan. Memiliki hati yang baik di waktu yang salah, begitu lah yang terjadi pada Ayah dan ke dua Kakakmu. Mereka terlalu baik hati sebagai pemimpin, sehingga lebih mendengarkan suara rakyat dari pada diri mereka sendiri. Alhasil, begini akhir cerita keluarga bangsawan Gene Leslie."

Pria itu kembali berbalik, menatap Castarica datar. "Intinya, Ayahmu berkhianat demi membela rakyatnya yang menderita," ucapnya tenang, tapi menekan.

Castarica terdiam, mencerna ucapan pria itu. Setelah berhasil memahami maknanya, sesegera mungkin dia berbicara, cukup keras. "Itu tidak mungkin! Ayah dan Kakakku tidak mungkin melakukannya! Demi rakyat? Hah, bahkan Kakakku selalu menindas dan tidak peduli pada kemalangan rakyatnya."

Begitulah fakta yang Castarica lihat, sejak Kakaknya--Felix--berhasil menjadi Pangeran Mahkota, sikap semakin dingin dan keras, tidak ada empati pada siapa pun, bahkan kepada Castarica pun, meski Castarica adalah adiknya.

Jadi mana mungkin Felix membela rakyatnya, sementara Felix membenci rakyat yang lemah.

Mustahil!

Sekali lagi, dengusan keluar dari mulut pria itu. "Anda terlalu polos dan naif, Putri Castarica. Apa Anda lupa, manusia memiliki topeng masing-masing. Seperti Kakakmu, dia kejam hanya untuk mengalihkan perhatian, sementara di belakang, dia adalah sosok yang berbeda." Dia terdiam sejenak. "Aku cukup prihatin pada Anda, bahkan Kakak dan Ayah Anda tidak memberitahukan masalah, setidaknya untuk meminta solusi. Namun, tampaknya mereka tidak menganggapmu sebagai bantuan, melainkan ancaman."

"Ti-tidak mungkin, kamu ...." Castarica tertegun, menunduk tak percaya, merasakan bahwa ucapan pria itu ada benarnya.

"Masih ada satu hal lagi. Apakah Anda tidak penasaran dari mana, Kaisar, mengatahui pengkhianatan, Raja Aland?" Pria itu kembali berbicara membuat Castarica menengadah. Castarica bungkam, belum siap menerima semua kenyataan, terlalu memukul.

"Marquess Ackerley, Suami Anda, sungguh manusia bertopeng. Berbakti pada, Raja Aland, sementara di belakang dia berkhianat, memberitahukan rencana, Raja Aland, pada Kaisar."​

Penulis Lepas

Jangan lupa komen dan beri vote 💙

| 1
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Eni haerun
kayanya seru nih..
goodnovel comment avatar
D. Ardhio Prantoko
tanda baca diperhatikan, ya 😊
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status