Share

5. Membatalkan

"Anne, aku menginginkan kue pai lagi, bisakah kau mengambilkannya untukku?" Castarica menatap Anne berbinar, terlihat sangat berharap.

Entah kenapa, setelah memikirkan rencana membalas dendam terhadap keluarga Qimberly membuatnya lapar, bahkan perutnya bergejolak cukup kuat, seperti tidak pernah makan selama beberapa hari, padahal baru beberapa menit yang lalu dua piring kue pai telah habis dia lahap.

Anne mengiyakan perintah Castarica, memerintah dua pelayan di belakangnya mengambil kue pai keinginan Castarica.  "Kalian, ambil kue pai lagi untuk, Putri."

"Baik, Anne." Serempak dua pelayan itu menjawab, membungkuk sejenak lalu pergi menjalankan tugas mereka.

Anne berbalik, kembali menatap Castarica yang sedang termenung, seperti awal gadis itu datang ke taman ini, diam dan kembali memikirkan sesuatu. Sebenarnya sikap Castarica hari cukup aneh, sejak tiba di taman, Castarica lebih cenderung diam dan merenung, seperti ada masalah yang sedang dia pikirkan. Tidak seperti biasanya selalu ceria, tertawa lepas jika melihat taman kesukaannya, lalu membahas tentang betapa tampan dan hebatnya pria yang dia kagumi.

Namun, hari ini, Castarica terlihat berbeda, seperti bukan dirinya saja.

'Ini aneh, biasanya, Putri, selalu membahas tentang, Tuan Ackerley. Setidaknya bertanya apa yang sedang dilakukan, Tuan Ackerley hari ini. Apakah, Putri, memiliki rencana lain lagi?'

Baru beberapa menit memikirkan tentang Castarica, Anne segera menggeleng, menepis pikiran buruknya. 'Astaga apa yang aku pikirkan? Bagaimana mungkin aku bisa berpikiran buruk tentang, Putri. Putri, kan baru saja sembuh dari sakit, tentu dia jadi lebih pendiam.'

Menampik pikirannya itu, Anne tidak ingin berprasangka buruk pada Castarica. Meski pun sangat aneh rasanya jika hari ini Castarica tidak membahas apa pun tentang Ackerley, pemuda yang berhasil memikat hati Castarica sepenuhnya. Sejak dua hari tidak sadarkan diri, akibat jatuh dari pohon demi mengambil buah persik kesukaan Ackerley. Castarica berbeda, seolah sudah melupakan Ackerley. Bahkan sikapnya tidak lagi senergik dulu, sekarang lebih terlihat anggun, tenang, dan berbahaya. Apalagi kilatan kebencian di matanya, Anne bisa merasakan ada dendam yang amat besar di sana. Siap mencabik dan membunuh kapan saja.

"Apakah aku memiliki kegiatan hari ini, Anne?" Castarica bertanya, sedikit mengejutkan Anne yang sedang bergulat dengan pikirannya.

"Tidak ada, Putri. Selain mengunjungi barak pelatihan sore ini. Sedangkan siang nanti, anda hanya akan sibuk mempercantik diri," jawab Anne cepat dengan nada setenang mungkin. Kembali bersikap profesional sebagai pelayan pribadi Putri terhormat kerajaan Cahaya.

'Barak Pelatihan?' Castarica mengenyit heran, lantaran balasan Anne terdengar asing. Jika diingat-ingat, sepertinya Castarica tidak pernah belajar ilmu bela diri di usianya yang sekarang, bahkan menyentuh senjata pun enggan. Seharusnya Castarica lebih terfokus pada kegiatan wanita bangsawan, melukis, menari, dan mempercantik diri. Begitu yang Castarica ingat.

Lalu, untuk apa dia mengunjungi barak pelatihan? Apakah ada acara penting? Sepertinya tidak ada.

"Untuk apa aku mendatangi barak pelatihan? Apakah aku akan ikut berlatih di sana?" Castarica bertanya, polos. Lantas membuat Anne menatapnya dengan pandangan sulit diartikan. Sepertinya ada yang salah. Castarica lekas berdehem, lalu mengganti pertanyaannya. "Maksudku, apakah, Kak Felix dan Kak Chris, juga ada di sana?"

Pertanyaan Castarica yang ke dua lebih membingungkan lagi bagi Anne. 'Tidak mungkin bukan, Putri, melupakan betapa pentingnya hari ini bagi Pangeran Felix dan Pangeran Chris?' Anne menatap Castarica lekat, sedang menelisik sesuatu.

"Tentu saja. Apakah, Putri, lupa bahwa Jenderal Melvin dan Yang Mulia mengadakan pertandingan pedang antar bangsawan?" Anne menjawab sekaligus mengingatkan lagi pada Castarica tentang pentingnya hari ini bagi ke dua Pangeran. Mana mungkin Pangeran Felix dan Pangeran Chris tidak datang ke barak pelatihan.

Castarica nyaris terkejut lantaran baru memahami sesuatu. 'Ah, aku ingat sekarang, hari ini adalah hari pertandingan pedang. Bagaimana mungkin aku melupakan hari penting ini?'

Castarica melenguh pelan, memaki dirinya lantaran melupakan pentingnya hari ini. 'Terlalu fokus pada dendam, aku sampai melupakannya.'

Castarica sudah ingat dengan jelas, hari ini adalah hari pertandingan pedang para bangsawan pria, yang memang biasanya diadakan 3 bulan sekali untuk mengamati perkembangan latihan mereka. Sekaligus ajang menunjukkan bakat pedang siapa yang paling hebat selama berlatih 3 bulan.

Kenapa Castarica mengatakan hari ini sangat penting? Itu karena Kakaknya Felix akan memenangkan pertandingan, keluar sebagai juara pedang terbaik untuk bulan ini setelah berhasil mengalahkan Ackerley. Lalu, di hari ini juga hubungan Castarica dan Felix dinyatakan runtuh, semua karena Felix melukai lengan Ackerley, menyayat luka hingga mendapat 10 jahitan di sana. Castarica yang pada saat itu sedang jatuh-jatuhnya kepada Ackerley tentu melonjak marah, mengatakan bahwa Felix sengaja melukai Ackerley. Alhasil terjadilah pertengkaran antara mereka berdua yang berakibat perpecahan.

Castarica tidak lagi memanggil Felix dengan sebutan 'Kakak', membuat kebencian Felix pada Ackerley semakin dalam.

'Jadi hari ini adalah hari semua masalah di mulai.' Castarica menghela nafas pelan, menutup matanya sejenak, menenangkan perasaannya. 'Aku tidak akan mengulanginya lagi.' Tekad Castarica sudah bulat, dia akan merubah takdir buruk kerajaannya dan menjauhkannya dari kehancuran. Meski harus mengorbankan sebagian anggota tubuhnya. Di sini, hanya Castarica mengenal jelas apa yang akan terjadi nanti ke depannya, jadi hanya pada dirinya dia bisa berharap.

Castarica membuka matanya, menatap Anne sesaat lalu berbicara dengan entengnya. "Batalkan kegiatanku mengunjungi barak pelatihan."

"Eh?" Anne tersentak, wajahnya memaparkan keterkejutan di sana. Tidak hanya Anne saja, dua pelayan yang baru saja datang membawa kue pai pesanan Castarica pun ikut terkejut. Terdiam dua pelayan itu di belakang Anne.

"Bukankah, Putri, sangat menunggu-nunggu hari ini?" Anne bertanya, tidak percaya Castarica membatalkan kunjungannya ke barak pelatihan semudah ini. Sedangkan di hari-hari yang lalu, Castarica menunggu tidak sabar agar hari ini tiba. Tapi tiba-tiba saja Castarica membatalkannya. Bukankah aneh?

Castarica meraih cangkir teh, lalu menyesap sedikit isinya. "Kau benar, Anne, tapi sekarang aku sudah tidak berminat," balas Castarica, meletakkan kembali cangkir teh.

Dan lagi, ucapan Castarica semakin mengejutkan Anne dan dua pelayan di belakangnya.

"Tapi kenapa, Putri?" Anne bertanya lagi, masih belum percaya. Terlalu mengejutkan jika Castarica tiba-tiba membatalkannya. Sebagai pelayan yang paling dekat dengan Castarica, Anne paham betul seperti apa dan bagaimana perangai Castarica selama ini, dan dia tahu betul betapa pentingnya hari ini bagi Castarica. Namun, kenapa Castarica mendadak berubah? Anne tidak tahu dan tidak mengerti.

"Kenapa?" Alis Castarica naik sebelah, tersenyum tipis sembari membuang pandangannya. Dengusan pelan terdengar disertai mimik wajah tersenyum pahit. "Aku hanya tidak sedang ingin mengunjungi barak pelatihan. Tubuhku masih terasa sakit, apa kau ingin aku datang dengan keadaan sakit?" balas Castarica.

Anne lantas menggeleng keras. "Tentu tidak, Putri. Bagaimana mungkin saya tega melihat Anda datang dalam keadaan sakit. Baiklah, saya akan membatalkan kunjungan." Anne menyesal, seharusnya dia tidak bertanya tentang hal ini. Seharusnya dia ingat bahwa kondisi Castarica sekarang tidak terlalu baik, membutuhkan waktu istirahat. Lagi pula kunjungan Castarica ke barak pelatihan tidak terlalu penting juga, selain memperhatikan Ackerley.

Castarica mengulum senyum tipis, puas mendengar balasan Anne. 'Ya, sebaiknya dibatalkan saja.'

Sebenarnya bukan itu alasan Castarica tidak ingin mengunjungi barak pelatihan, jika dulu dia selalu menantikan acara ini agar bisa melihat kegagahan Ackerley dalam bermain pedang. Maka sekarang lebih baik Castarica menghindari Ackerley dari pada terjebak lagi dalam perasaannya. Ketahuilah, meski Castarica sangat membenci Ackerley, tapi perasaannya pada mantan suaminya itu masih belum hilang sepenuhnya. Bahkan sedikit perasaan rindu mulai muncul di hatinya. Karena mau bagaimana pun Castarica pernah jatuh hati sangat dalam pada Ackerley, mustahil baginya bisa melupakan pria yang disukai selama 7 tahun dalam waktu cepat. Paling tidak, Castarica membutuhkan sedikit waktu untuk menenangkan perasaannya ini, sampai dia benar-benar membenci Ackerley sepenuhnya.

Penulis Lepas

Perempuan kan identik dengan perasaan lemah 😥 huh, jangan sampe deh suka lagi sama Ackerley! Vote! Vote! Vote! Komen!!! Jangan pelit dung sama aku 😣😝

| 1
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Iin Istiana
mampir kak ..
goodnovel comment avatar
Jovita Juita
cerita baru bermula
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status