“Putri Erika dan para peri mengikuti jejak langkah kaki raksasa yang terjiplak oleh tanah itu, perjalanannya lumayan jauh karena langkah kaki seorang raksasa dengan manusia sangatlah berbeda”.
Langkah kaki demi langkah kaki ia telusuri bersama para peri hingga mereka sampailah di Sebuah rumah dengan ukuran yang sangat fantastis, rumah yang sangatlah besar wajar rumah itu di tinggali raksasa yang mengejar mereka tadi.
“Putri Erika bersama peri mulai masuk ke lubang kecil yang berada di bawah pintu, dengan mudah mereka memasuki rumah si raksasa, mereka segera mencari tempat untuk bersembunyi dan sembari mengawasi keadaan sekitar. Putri Erika dan para peri bersembunyi di bawah kaki sebuah meja”.
Mereka seperti tikus yang sedang mencari makanan untuk di curi, karena Putri tidak menyangka bahwa ia sekecil ini. bahkan ukuran panci di rumah ini sama seperti rumah tetapi dua kali lipat dari rumah biasanya.
“Mereka sedang melihat sang raksasa yang sedang mengobati luka di matanya, yang Putri Erika lempar dengan sebuah batu tadi. Mereka mulai berfokus untuk mengambil petanya di rambut sang raksasa dengan menggunakan sihir dari kejauhan”.
Sebaiknya kau saja yang melakukannya peri Liana karena aku takut melakukan kesalahan, terlebih peta itu sangat penting bagi kita untuk melanjutkan perjalan untuk mencari hewan sihir.
“Baik putri, kau tenang saja biar aku yang melakukan, karena ini cukup mudah bagiku semoga aku berhasil”.
Peri Liana mulai menggunakan sihirnya untuk mengambil peta itu, dengan hati-hati Peri Liana mulai mencobanya sambil mengucapkan beberapa mantra. Dengan mantra sihirku kembalikan lah peta yang berada di rambut sang raksasa kembali kepadaku.
“Peta itupun mulai bergerak dan terangkat namun tersangkut di rambut sang raksasa membuat petanya menarik rambut raksasa. Mereka yang sedang bersembunyi dan melihat itupun langsung panik karena hal itu”.
Tidak peri Liana petanya tersangkut di beberapa helai rambutnya sang raksasa!
“Aku juga mengetahuinya putri! Kau jangan membuatku semakin gelisah karena ucapanmu itu!”
Oh baiklah maafkan aku peri Liana akupun panic melihat hal itu, jangan sampai kita tertangkap oleh sang raksasa.
“Peri Liana mulai berbincang dengan peri lainnya akan hal itu, Bagaimana apa yang harus kulakukan aku butuh pendapat kalian sekarang!”
Gunakan saja portal untuk mengambil petanya tanpa harus menggunakan sihir lain! Ucap peri syilla.
“Atau aku saja yang mengambilnya petanya langsung untuk mengambil petanya? Ucap peri clara”
Tidak clara itu sangat konyol mungkin kita semua akan tertangkap oleh raksasa itu sia sia saja kau melakukannya.
“Tapi aku akan menggabungkan ide kalian, Aku peri clra dan Putri Erika akan menggunakan sihir untuk membuka portal yang tepat berada di atas rambutnya si raksasa dan kau clara masuk ke dalam portal untuk mengambil petanya, apakah kalian setuju?”
Atas diskusi itu mereka pun sepakat untuk melakukan hal tersebut putri Erika, peri Liana, dan Peri syilla akan membuka portal sedangka peri clara akan masuk ke portal dan mengambil peta yang tersangkut di rambut sang raksasa, Merekapun mulai menggunakan sihir mereka masing-masing untuk membuka portal karena sihir yang harus di keluarkan sangat banyak oleh sebab itu harus di lakukan secara bersama-sama.
“Baiklah Peri Clara kau harus segera bersiap!”
Aku sudah siap untuk melakukannya dan sudah tidak sabar akan hal ini! Ucap peri Clara tersenyum.
“Mereka mulai menggabungkan sihir mereka untuk membuka portal dan portal pun mulai terbuka secara perlahan. Portal sudah terbuka kau harus berhati-hati untuk melakukan hal itu Peri Clara jangan sampai kau membuat kesalahan sedikitpun!”
Baiklah percayakan saja ini semua kepadaku!
“Peri Clara mulai memasuki portal itu untuk mengambil peta yang berada di rambut sang raksasa, sampai ia di atas rambut sang raksasa tersebut”.
Ia mulai melepaskan peta yang terlilit di helai-helai rambut sang raksasa, sang raksasa belum menyadari peri Clara yang berada di rambutnya itu.
“Perlahan helai demi helai rambut ia lepaskan dan peta itupun berhasil diambil kembali oleh Peri Clara, dan Peri clara kembali masuk kembali ke portal itu, portal perlahan mulai mengecil dan menghilang”.
Syukurlah kau berhasil peri Clara! Ucap putri dan para peri lainnya yang senang akan keberhasilan itu.
"Baiklah sebelum raksasa itu mulai menyadari keberadaan kita, kita harus segera pergi dari rumah sang raksasa ini. Namun kita harus berhati-hati jangan sampai raksasa itu melihat kita lagi".
Tiba-tiba raksasa itu mulai berdiri dan bergegas pergi keluar, Putri Erika dan para peri yang melihat itu langsung memiliki kesempatan yang bagus untuk keluar dari rumah ini.
"Namun disaat mereka pergi dari rumah itu, pintunya terbuka kembali dan raksasa itu berhadap-hadapan dengan sang putrid an para peri, disitu mereka mulai saling menatap satu sama lain dengan keheningan".
Dan putri Erika mundur perlahan sambil mengucapkan sesuatu dengan pelan, para peri kalian harus pergi dengan berpencar agar raksasa itu hanya memilih salah satu dari kita untuk di tangkap supaya raksasa itu tidak menangkap kita semua.
"Para peri yang mendengar hal itu mulai terbang memencar satu sama lain sedangkan sang putri berlari bersembunyi di tempat yang mungkin sulit terjangkau oleh raksasa itu".
Raksasa yang melihat mereka pergi berpencar secara acak, matanya hanya tertuju pada putri Erika saat ini, putri Erika berlari menuju sela-sela meja supaya raksasa sulit untuk menangkapnya. Raksasa di situ langsung berusaha menangkap sang putri namun gagal, ia mulai marah dengan penuh emosi.
"Kau tidak akan bisa lepas dariku manusia!"
Raksasa mulai membanting seluruh benda untuk mengenai sang putri yang sedang berlari di bawah kaki-kaki perabotan tersebut, ia tentu saja berhasil menghindar dari barang-barang yang berjatuhan maupun barang yang di lempar sang raksasa itu.
"Para peri yang melihat keadaan putri Erika yang jauh lebih berbahaya dari mereka mulai melakukan sesuatu kepada sang raksasa itu, mereka mulai melakukan rencana untuk menyelamatkan Putri Erika yang sedang dalam keadaan bahaya tersebut".
Putri Erika dalam keadaan bahaya kita harus segera melakukan sesuatuuntuk membantu putri Erika supaya bisa lepas dari kejaran raksasa itu!
"Kita mulai susun rencana, Putri Clara kau alihkan Raksasa itu dengan cara apapun !"
Aku dan peri syilla akan membawa pergi putri Erika untuk keluar dari rumah ini terlebih dahulu!
"Baiklah kita lakukan tugas masing-masing jangan sampai ada kesalahan!"
Merekapun segera melakukan apa yang harus mereka lakukan sesuai rencana mereka tadi, peri Clara mulai mengganggu raksasa itu dengan lemparan batu-batu kecil untuk mengalihkan perhatian raksasa itu dari putri Erika. Peri Clara berhasil mengalihkan perhatiannya dan raksasa itu mulai tertuju padanya. Karena si raksasa mulai kesal atas perlakuan Peri Clara ia mulai mengejar peri Clara dengan Emosi.
"Bagus Clara kau berhasil mengalihkan perhatian raksasa itu! Ucap peri Liana"
Kita harus membawa Putri Erika segera dari rumah ini dan secepat mungkn keluar dari hutan ini!
"Bagaimana dengan peri Clara?"
Tinggalkan saja dia, aku percaya bahwa peri Clara bisa lolos dari kejaran raksasa itu!
"Peri liana dan Peri syilla pun membawa Putri Erika dari rumah ini dengan membawanya terbang keluar dari rumah itu. Mereka bertiga pun terbang sudah cukup jauh dari rumah itu, dan sambil terus mencari jalan keluar dari hutan itu".
Sampai akhirnya ada sebuah cahaya yang menyinari mereka, yaitu cahaya matahari dan jalan keluar sudah berhasil mereka temukan.
“Putri Erika dan para peri sedang menunggu peri Clara di perbatasan dengan rasa khawatir yang amat sangat karena Peri Clara masih berhadapan dengan raksasa di rumah raksasa itu”.Bagaimana ini? Sampai sekarang Peri Clara belum terlihat, apa yang terjadi dengannya! Ucap peri Syilla dengan pikirannnya yang kacau itu.“Kau jangan berpikir yang macam-macam Peri Syilla! Aku yakin bahwa peri clara berhasil lolos dari kejaran raksasa itu!”Aku juga khawatir dengan keadaan peri Clara, apa sebaiknya kita kembali ke rumah itu lagi? Ucap Putri Erika dengan sedih.“Tidak Putri! Kita tidak tahu apa yang telah terjadi di sana, mungkin saja raksasa itu menyiapkan jebakan untuk kita, karena dia tahu kalau kita akan kembali kesana!”
“Putri Erika yang tertidur nyenyak mulai mengalami mimpi yang buruk di dalam tidurnya itu, ia bermimpi sedang melawan penyihir rena namun ia mengalami kekalahan dan orang tuanya meninggal di tangan penyihir rena yang jahat itu, atas kekalahan itu para penduduknya mulai menderita akan penyihir rena yang menerapkan aturan-aturan yang membuat para rakyat menderita, dan ia hanya sebatas melihat itu tanpa melakukan sesuatu untuk membantu mereka, karena putri pun terkurung dalam penjara tanpa adanya makanan dan minuman yang membuat ia menjadi kurus kering dan kelaparan”.Karena itu dia seperti bukan seorang putri kerajaan, tampak seperti gelandangan. Penyihir rena membuat ia merasakan tersiksa dan di buat mati secara perlahan oleh penyihir rena.“Sampai akhirnya ia terbangun dari mimpinya itu dengan penuh keringat di badannya, ia memikirkan mimpinya
“Putri Erika bersama teman-teman barunya sedang berkeliling desa di temani oleh lampu cantik yang terang benderang di sepanjang jalan. Sembari menatapi langit yang bertabur bintang”.Memangnya selanjutnya ada perayaan apa setelah teater tadi? Tanya putri Erika“Selanjutnya akan melakukan tarian tradisional diiringi dengan alat musik yang berasal dari tempat ini”.Mereka terduduk dan memakan kue yang di bawa tadi sambil melihat orang yang berlalu lalang pergi dengan tujuannya masing-masing.Candra mulai membuka percakapan kepada Putri Erika yang melamun melihat Orang yang sibuk dengan urusannya masing-masing.“Erika kau dalam perjalanan jauh untuk kemana? Tanya candra”
“bawah cahaya bulan Candra dan putri Erika berciuman namun hanya beberapa detik saja, Putri Erika marah dan langsung menampar candra karena melakukan hal yang seperti itu kemudian ia pergi meninggalkan Candra di bawah cahaya bulan”.Candra mengejar Putri Erika, namun putri Erika tidak memperdulikan Candra dan terus berlari hingga Putri Erika bertemu dengan Hana dan juga yang lainnya.“Erika kau kenapa? Kenapa kau berlari terengah-engah Tanya Hana”Aku tidak apa-apa kau tak perlu menghawatirkanku Hana, apakah acaranya sudah selesai? aku cukup lelah untuk malam ini bisakah kita pulang Hana?Ouh tentu saja nampaknya kau sudah sangat lelah sekali, sebaiknya aku cepat membawamu pulang kerumah Erika ucap Hana.
“Putri Erika yang mengalami kecelakaan pada saat itu menyesalinya karena ia tidak berhati-hati pada saaat berjalan sehingga ia tetap berada di desa ini, karena semenjak Candra melakukan hal yang tidak sepatutnya ia lakukan membuat ia tak betah berlama-lama di desa ini”.Seharusnya kemarin aku sudah pergi dari desa ini, sekarang aku harus tinggal untuk beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu disini! Putri Erika yang sedang berdebat di hatinya itu.“Tuan putri apakah lukamu itu sakit? Oh putri maafkan aku tidak menolongmu, karena kita bertiga tidak mungkin untuk bertemu dengan orang-orang itu!”Tidak apa para peri, aku menyesali kenapa aku tidak hati-hati saat berjalan, yang membuat kita harus tinggal disini kembali“Tak apa Putri Erika unt
“Malam telah berganti pagi dan matahari telah terbit menyinari rumah-rumah para penduduk dengan hangatnya. Putri Erika sudah bersiap untuk membantu Hana untuk berkebun di kebunnya begitu juga dengan para peri mereka sedang menunggu di ruang tamu sambil memakan sebuah gandum untuk sarapan pagi ini dia juga telah menyiapkannya untuk Hana”.Erika apakah kau benar-benar ingin membantuku di kebun, bagaimana dengan luka di kakimu nanti? Tanya HanaTak apa Hana kau tidak usah memikirkan luka yang berada di kakiku ini, lagi pula ada para peri yang senantiasa menemaniku dan menjagaku! Sebelumnya aku sudah mempersiapkanmu “sarapan untuk pagi ini Hana! Sebaiknya kau makan terlebih dahulu sebelum kita pergi berangkat ke kebunmu”.Wah… Terimakasih Erika kau seharusnya tidak perlu repot-repot untuk
“Di sebalik pintu sepasang mata sedang memandang ke arah Candra ia melihat tingkah laku orang itu dengan sangat perhatiannya kepada seseorang yang baru saja di kenalnya sedangkan ia yang sudah kenal lama bahkan bertahun-tahun tidak mendapatkan perhatian yang lebih. seperti ia lihat saat ini dengan perasaan yang tidak karuan betapa cemburu dan irinya Nicky terhadap Putri Erika yang mendapatkan perlakuan spesial dari orang yang ia sukai semenjak kecil sampai saat ini. Namun Candra tidak mengetahui perasaan Nicky terhadap dirinya dan Candra menganggap Nicky hanya sebagai adiknya. "Walaupun Candra sudah berulang kali mengatakan seperti itu Nicky tetap saja mencintai Candra dan menginginkan hatinya candra bukan hanya Raganya saja”.Nicky melihat mereka hanya terdiam dengan tatapan yang tajam, Namun ia masih
"Hari ini hujan turun dengan derasnya, air mengalir dari sebuah kaca jendela cuacanya menjadi sangat dingin dan berembun, setetes demi setetes air hujan turun dengan irama yang menenangkan". cuaca yang dingin ini sangat cocok untuk membuat makanan atau minuman hangat di kala hujan ini."Putri Erika dan para peri hanya duduk terdiam sambil memandangi hujan yang sedang turun di sebuah kaca jendela dan mereka mulai terbenam dalam pikirannya masing-masing, entah apa yang mereka sedang pikirkan saat ini. Namun satu hal yang pasti mereka memiliki tujuan yang sama".Namun di dalam keheningan itu, ada suara Hana yang memecahkan keheningan yang membuat mereka kembali sadar bahwa mereka tadi sedang terjebak dalam pikirannya sendiri."TOK TOK TOK Bolehkah aku masuk?"