Setelah Putri Erika menyelamatkan para peri dari kurungan sihir penyihir Rena ia kabur menggunakan portal sihir, namun penyihir Rena berhasil menrik Fina dengan sihirnya supaya tidak bisa kabur bersama mereka.
“Putri Erika yang melihat itu secara langsung menyalahkan dirinya karena tak mampu melindungi Fina, tapi dia percaya bahwa nanti Putri Erika akan membebaskan mereka semua dan mengalahkan penyihir jahat itu”.
Hal selanjutnya adalah dia harus menemukan para hewan yang memiliki kekuatan sihir untuk membantunya mengalahkan penyihir rena, Dengan hanya mengandalkan sebuah peta namun putri Erika dibantu oleh para peri yang selalu berada di sisinya dan bersiap untuk melindungi dari segala kejahatan yang ingin menyakiti peri Erika.
“Mereka bergegas ke hutan pedalaman untuk menemukan hewan tersebut, dan mulai memasuki hutan yang cukup menyeramkan tersebut. Putri Erikan di tuntun oleh para peri menelusuri dan berjalan melewati pohon-pohon yang lebat”.
Namun tiba-tiba ada suara yang membuat mereka sangat waspada, Suara langkah kaki yang besar dengan suara yang menggelegar. Mereka segera bersembunyi di bawah akar-akar pohon yang besar dan mulai melihat suara apakah itu.
“Ternyata suara itu berasal dari suara langkah kaki raksasa yang sedang mengawasi perbatasan hutan antara manusia dan mereka, jika mereka tertangkap maka habislah mereka menjadi santapan raksasa itu, kalaupun melawan raksasa itu sangatlah mustahil bagi mereka”.
Mereka hanya menghindar dan bersembunyi untuk saat ini supaya tidak ketahuan dan tertangkap oleh raksasa yang sedang berjaga itu. Entah sampai kapan mereka harus bersembunyi di bawah akar pohon itu.
“Karena hutan ini merupakan wilayah para raksasa, manusia, peri, dan raksasa punya wilayahnya masing-masing untuk itu. Para peri masih baik kepada manusia jika mereka berlaku baik juga kepada mereka. Tapi tidak untuk raksasa mereka sudah terlahir dengan perasaan yang egois dan mementingkan dirinya sendiri”.
Namun ada satu hal sifat yang baik dimiliki oleh raksasa yaitu mereka tidak akan merebut atau memperluas wilayah mereka, karena sudah memiliki wilayahnya masing-masing tetapi jika ada yang memasuki wilayah mereka tidak akan segan-segan untuk memakan mereka baik para peri maupun manusia.
“Maka itu sebabnya tidak ada yang memasuki hutan pedalaman tersebut karena sangatlah berbahaya dan beresiko besar”.
Dan saat raksasa itu pergi mereka haru melawan waktu untuk cepat berlari tau bersembunyi dari akar pohon ke akar pohon lainnya atau apapun itu yang bisa digunakan untuk mereka bersembunyi.
“Putri Erika raksasa itu sudah mulai pergi menjauh sebaiknya kita harus bergegas untuk keluar dari hutan yang berisi raksasa seperti itu, namun aku sendripun tidak tahu dimana hutan ini akan berakhir untuk kita berhasil pergi dari hutan ini”.
Kita tidak mungkin untuk menyerah saat ini karena kita sudah pergi sejauh ini!, Kita pasti bisa untuk pergi dari hutan ini, dengan kerja sama yang baik kita pasti berhasil!, Ayo! Sebelum raksasa mengetahui keberadaan kita sebaiknya kita terus berjalan.
“Putri Erika dan para peri mulai berjalan mengendap-endap dan mereka harus berhati-hati supaya tidak menarik perhatian raksasa untuk datang ke mereka, namun di saat mereka sedang berjalan dengan diam dan tak bersuara, secara tidak sadar Putri Erika kainya tertusuk dengan dahan pohon kering yang berada di tanah. Seketika ia berteriak kesakitan”
Ah sakit sekali! Putri Erika yang mengucap itu menyadari kesalahan besarnya karena ia telah bersuara. Tidak! Aku telah bersuara sebaiknya kita mencari tempat sembunyi agar tidak tertangkap oleh raksasa itu, Mereka mulai bersembunyi di dalam sebuah celah pohon dengan pohon yang berbeda.
“Raksasa yang mendengar itu mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang memasuki wilayahnya, dan mulai mencari ke sumber suara tersebut. Suara kaki si raksasa sangat terdengar keras, raksasa mulai mencari sesuatu dengan seksama mengandalkan dari penglihatan dan penciumannya”.
Ia sangat tahu betul bagaimana bau khas yang berada di manusia maupun sang peri, ia mencium aroma tubuh manusia dan peri di tempat yang berbeda, ia mulai mendekati persembunyian peri liana dan peri-peri lainnya.
“Bagaimana ini jika mereka tertangkap? Aku harus segera melakukan sesuatu supaya raksasa itu tidak mengetahui keberadaan para peri”.
Ia mulai menusuk nusuk batang pohon dengan ranting untuk mengambil getahnya gun mengaburkan penciuman sang raksasa dan langsung mengoleskan getah tersebut ke beberapa bagian tubuhnya.
“Ia mulai kelur dan berlari sembunyi di balik sebuah pohon besar yang berhadapan dengan si raksasa langsung, dan Putri Erika mulai mengambil sebuah batu untuk melemparkannya ke si raksasa tersebut, semoga berhasil mengenai raksasa itu! Ucap aura dan langsung melemparkannya”.
BUGHH
“Batu itu melambung dengan sangat tinggi dan mengenai kepala si raksasa itu, dan mulai menarik perhatiannya kepada si pelempar batu”.
Siapa yang berani melempar batu ini ke arahku! Beraninya dia melakukan itu! Awas saja jika tertangkap aku akan memasaknya dan melahapnya! Ucap si raksasa dengan penuh amarah.
“Dan Putri Eika memberikan lemparan batu lagi untuk yang kedua kalinya supaya perhatian rasasa itu penuh terhadap dirinya dan tidak menemukan persembunyian para peri di balik celah pohon”.
Dan untuk yang kedua kalinya pun lemparan batu itu mengenai rakksasa itu lagi namun lemparan batu ini mengenai matanya itu, AHH matakuu! Ucap sang raksasa berteriak kesakitan.
“Disaat itu juga putri Erika memberikan sinyal kode untu mereka terbang pergi dari tempat persembunyiannya untuk segera pindah”.
Dan para peripun mulai beterbangan dengan cepat untuk pergi ke samping putri Erika untuk bergegas pergi sebelum raksasa itu menyelesaikan masalah pada matanya tersebut.
“Ayo putri! Kitaa harus pergi, kita tak punya banyak waktu lagi!”
Baiklah ayo kita segera pergi dari sini!
“Merekapun berlari menjauh dari raksasa tersebut, Tetapi ia melihat kilauan dari sayap para peri yang terbang menjauh dari tempat persembunyiannya tadi”.
Raksasa menyadari ada peri yang masuk wilayahnya ini namun ia belum menyadari keberadaan putri Erika.
“Mereka mulai terus berlari menelusuri jalan di pepohonan sembari melihat peta itu, Namun terlihat dari kejauhn Nampak raksasa sedang mengejar mereka, mau tidak mau mereka harus sembunyi lagi. Putri Erika meperingatkan para peri untuk menggunakan apapun itu untuk menghilangkan bau khas mereka, dan para peri melakukan itu supaya mereka tidak tertangkap oleh raksasa itu dan merekapun mulai bersembunyi”.
Dan tibalah raksasa di tempat persembunyian mereka, Hembusan angin yang sangat kuat dari langkah besar si raksasa membuat peta yang di genggam peri liana itu terbang.
“Oh tidak petanya!”
Namun di saat itu raksasa sedang berada di depan pohon yang tepat dimana mereka sedang bersembunyi saat ini, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi mereka berhasil bersembunyi dan tidak tertangkap oleh raksasa.
“Para peri mulai keluar dari tempat persembunyiannya dan menemui putri Erika.Maafkan aku Putri, pada saat ada angin besar itu datang petanya terbawa terbang oleh angin saat ini aku tidak tau di mana peta itu berada”.
Aku tahu dimana peta itu berada aku melihat peta itu terbang dan menyangkut di rambut raksasa, kita harus mengambilnya segera! Ucap putri Erika
“Merekapun mencari si raksasa untuk mengambil peta pada rambutnya, mereka menemukan si raksasa berada di dalam rumahnya itu”.
“Putri Erika dan para peri mengikuti jejak langkah kaki raksasa yang terjiplak oleh tanah itu, perjalanannya lumayan jauh karena langkah kaki seorang raksasa dengan manusia sangatlah berbeda”.Langkah kaki demi langkah kaki ia telusuri bersama para peri hingga mereka sampailah di Sebuah rumah dengan ukuran yang sangat fantastis, rumah yang sangatlah besar wajar rumah itu di tinggali raksasa yang mengejar mereka tadi.“Putri Erika bersama peri mulai masuk ke lubang kecil yang berada di bawah pintu, dengan mudah mereka memasuki rumah si raksasa, mereka segera mencari tempat untuk bersembunyi dan sembari mengawasi keadaan sekitar. Putri Erika dan para peri bersembunyi di bawah kaki sebuah meja”.Mereka seperti tikus yang sedang mencari makanan untuk di curi, karena Putri tidak menyangka ba
“Putri Erika dan para peri sedang menunggu peri Clara di perbatasan dengan rasa khawatir yang amat sangat karena Peri Clara masih berhadapan dengan raksasa di rumah raksasa itu”.Bagaimana ini? Sampai sekarang Peri Clara belum terlihat, apa yang terjadi dengannya! Ucap peri Syilla dengan pikirannnya yang kacau itu.“Kau jangan berpikir yang macam-macam Peri Syilla! Aku yakin bahwa peri clara berhasil lolos dari kejaran raksasa itu!”Aku juga khawatir dengan keadaan peri Clara, apa sebaiknya kita kembali ke rumah itu lagi? Ucap Putri Erika dengan sedih.“Tidak Putri! Kita tidak tahu apa yang telah terjadi di sana, mungkin saja raksasa itu menyiapkan jebakan untuk kita, karena dia tahu kalau kita akan kembali kesana!”
“Putri Erika yang tertidur nyenyak mulai mengalami mimpi yang buruk di dalam tidurnya itu, ia bermimpi sedang melawan penyihir rena namun ia mengalami kekalahan dan orang tuanya meninggal di tangan penyihir rena yang jahat itu, atas kekalahan itu para penduduknya mulai menderita akan penyihir rena yang menerapkan aturan-aturan yang membuat para rakyat menderita, dan ia hanya sebatas melihat itu tanpa melakukan sesuatu untuk membantu mereka, karena putri pun terkurung dalam penjara tanpa adanya makanan dan minuman yang membuat ia menjadi kurus kering dan kelaparan”.Karena itu dia seperti bukan seorang putri kerajaan, tampak seperti gelandangan. Penyihir rena membuat ia merasakan tersiksa dan di buat mati secara perlahan oleh penyihir rena.“Sampai akhirnya ia terbangun dari mimpinya itu dengan penuh keringat di badannya, ia memikirkan mimpinya
“Putri Erika bersama teman-teman barunya sedang berkeliling desa di temani oleh lampu cantik yang terang benderang di sepanjang jalan. Sembari menatapi langit yang bertabur bintang”.Memangnya selanjutnya ada perayaan apa setelah teater tadi? Tanya putri Erika“Selanjutnya akan melakukan tarian tradisional diiringi dengan alat musik yang berasal dari tempat ini”.Mereka terduduk dan memakan kue yang di bawa tadi sambil melihat orang yang berlalu lalang pergi dengan tujuannya masing-masing.Candra mulai membuka percakapan kepada Putri Erika yang melamun melihat Orang yang sibuk dengan urusannya masing-masing.“Erika kau dalam perjalanan jauh untuk kemana? Tanya candra”
“bawah cahaya bulan Candra dan putri Erika berciuman namun hanya beberapa detik saja, Putri Erika marah dan langsung menampar candra karena melakukan hal yang seperti itu kemudian ia pergi meninggalkan Candra di bawah cahaya bulan”.Candra mengejar Putri Erika, namun putri Erika tidak memperdulikan Candra dan terus berlari hingga Putri Erika bertemu dengan Hana dan juga yang lainnya.“Erika kau kenapa? Kenapa kau berlari terengah-engah Tanya Hana”Aku tidak apa-apa kau tak perlu menghawatirkanku Hana, apakah acaranya sudah selesai? aku cukup lelah untuk malam ini bisakah kita pulang Hana?Ouh tentu saja nampaknya kau sudah sangat lelah sekali, sebaiknya aku cepat membawamu pulang kerumah Erika ucap Hana.
“Putri Erika yang mengalami kecelakaan pada saat itu menyesalinya karena ia tidak berhati-hati pada saaat berjalan sehingga ia tetap berada di desa ini, karena semenjak Candra melakukan hal yang tidak sepatutnya ia lakukan membuat ia tak betah berlama-lama di desa ini”.Seharusnya kemarin aku sudah pergi dari desa ini, sekarang aku harus tinggal untuk beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu disini! Putri Erika yang sedang berdebat di hatinya itu.“Tuan putri apakah lukamu itu sakit? Oh putri maafkan aku tidak menolongmu, karena kita bertiga tidak mungkin untuk bertemu dengan orang-orang itu!”Tidak apa para peri, aku menyesali kenapa aku tidak hati-hati saat berjalan, yang membuat kita harus tinggal disini kembali“Tak apa Putri Erika unt
“Malam telah berganti pagi dan matahari telah terbit menyinari rumah-rumah para penduduk dengan hangatnya. Putri Erika sudah bersiap untuk membantu Hana untuk berkebun di kebunnya begitu juga dengan para peri mereka sedang menunggu di ruang tamu sambil memakan sebuah gandum untuk sarapan pagi ini dia juga telah menyiapkannya untuk Hana”.Erika apakah kau benar-benar ingin membantuku di kebun, bagaimana dengan luka di kakimu nanti? Tanya HanaTak apa Hana kau tidak usah memikirkan luka yang berada di kakiku ini, lagi pula ada para peri yang senantiasa menemaniku dan menjagaku! Sebelumnya aku sudah mempersiapkanmu “sarapan untuk pagi ini Hana! Sebaiknya kau makan terlebih dahulu sebelum kita pergi berangkat ke kebunmu”.Wah… Terimakasih Erika kau seharusnya tidak perlu repot-repot untuk
“Di sebalik pintu sepasang mata sedang memandang ke arah Candra ia melihat tingkah laku orang itu dengan sangat perhatiannya kepada seseorang yang baru saja di kenalnya sedangkan ia yang sudah kenal lama bahkan bertahun-tahun tidak mendapatkan perhatian yang lebih. seperti ia lihat saat ini dengan perasaan yang tidak karuan betapa cemburu dan irinya Nicky terhadap Putri Erika yang mendapatkan perlakuan spesial dari orang yang ia sukai semenjak kecil sampai saat ini. Namun Candra tidak mengetahui perasaan Nicky terhadap dirinya dan Candra menganggap Nicky hanya sebagai adiknya. "Walaupun Candra sudah berulang kali mengatakan seperti itu Nicky tetap saja mencintai Candra dan menginginkan hatinya candra bukan hanya Raganya saja”.Nicky melihat mereka hanya terdiam dengan tatapan yang tajam, Namun ia masih