Happy reading!
*******"Engghh," Cla menggeliatkan tubuhnya.Silau cahaya matahari pagi dari celah gorden jendela kamar yang terbuka menganggu tidur cantiknya. Cla perlahan membuka kedua matanya yang terasa berat dan berdenyut.Ia bangkit perlahan dari rebahannya, duduk memperhatikan sekeliling dengan seksama."Kenapa kamar Vaye jadi besar sekali ya." gumamnya masih belum sadar dimana ia berada sekarang."Seperti rumah Stev." kekehnya saat menyebut nama pria yang ia rindukan."Eeh, Stev?" kagetnya melotot sempurna seraya turun dari ranjang.Tepat saat ia berdiri, Stev masuk ke dalam kamar dengan membawa nampan berisi makanan di tangannya. Cla terdiam di tempatnya berdiri saat ia melihat sosok pria yang selama ini telah mengacaukan pikiran dan hidupnya."Selamat pagi, kau sudah bangun." sapa Stev tersenyum sembari meletakkan nampan itu di nakas samping ranjang.Stev menatap Cla intens saat wanita itu tak menjawaCla tambah kesal saat mengetahui jika Vaye dan Jerry tidak masuk kantor hari ini, padahal Cla ingin menanyakan perihal soal kemarin malam di club dan juga Stev.Cla mencoba menghubungi nomor ponsel Vaye berulang kali, tapi tak kunjung juga wanita itu angkat. Cla pun mencoba mengirimi pesan padanya, berharap jika wanitu itu membalas setelah membaca pesannya.Di lain tempat...Sepasang tubuh berbeda jenis kelamin tengah mendekap saling erat di atas ranjang. kehangatan begitu kentara sekali, menguar dari tubuh polos masing-masing.Kedua manusia itu bahkan tak menghiraukan matahari di luar sana yang sudah terbit tinggi. tak malu pada hari yang perlahan berganti siang.Sayup-sayup suara dering ponsel yang berbunyi pun tak di gubris sama sekali. sepertinya kebersamaan mereka tak ingin di ganggu oleh apapun juga."Enghh," salah seorang dari mereka menggeliatkan badannya.W
Anne mendekati Stev yang duduk di hadapannya, perlahan wanita itu duduk di atas pangkuan Stev. memeluk leher pria itu dengan sangat mesra, mata mereka saling menatap intens.Stev membalas senyuman Anne dengan sangat manis, sebelah tangannya membelai mesra pipi Anne."Apa Andrew tidur?" tanya Stev yang di angguki Anne.Saat ini mereka bertiga tengah berada di rumah Anne, setelah capek menemani Andrew yang bermain di sebuah wahana tempat bermain. Anne mengajak untuk ke rumahnya, dan anehnya Stev menyetujui ajakan wanita itu."Stev, hari ini kenapa kau sangat berbeda sekali sayang." tanya Anne membelai wajah Stev dengan sangat lembut."Kenapa? kau tidak suka aku yang begini?" tanya balik Stev datar.Kepala Anne menggeleng manja, Anne mencondongkan wajahnya mendekat ke wajah Stev."Aku suka kau yang begini Stev, itu artinya kau mau menerima ku kembali." Anne menyu
"Hei, bangunlah!" titah Stev membangunkan Anne.Anne yang mulai terusik menggeliatkan badannya, kedua mata Anne terbuka. mengerjap memastikan penglihatannya."Selamat pagi Stev." sapa Anne tersenyum sangat manis.Stev tak bergeming, ekspresi wajah pria itu terkesan dingin dan sangat menakutkan."Stev? kau kenapa?" tanya Anne heran.Stev menggeleng seraya mendekati Anne yang masih berbaring di ranjang."Sebaiknya kau bangun, lalu kita bertiga sarapan bersama. An sudah menunggu di meja makan." ucap Stev berlalu pergi.Di meja makan terlihat jika Andrew tengah duduk manis menunggu kedatangan kedua orang tuanya. bocah itu tersenyum senang melihat kehadiran Stev."Daddy, Mommy mana?""Masih di kamar, sebentar lagi juga kemari." Stev menarik kursi di samping Andrew."An, sudah sangat lapar?" tanya Stev yang melihat
"Ayo Cla kita bermain!" ajak Andrew memegang sebelah tangannya.Cla otomatis menatap Stev, seakan bertanya apa yang harus ia lakukan. menyetujui ajakan anaknya atau menolaknya."Bermainlah disini, ok!" titah Stev membuat Andrew manyun.Setelah mengatakan itu Stev melangkah membuka pintu ruangannya."Cla!""Iya An?" tanya Cla menatap pada Andrew."Apakah kau menyukai Daddy?"Pertanyaan Andrew membuat Cla terdiam seketika, bagaimana caranya Cla untuk menjawab pertanyaan bocah ini."Eh, apa yang sedang kau tanyakan ini sayang?" tanya Cla gemas mencubit pipi Andrew."Tidak usah mengalihkan pertanyaan ku Cla, aku bisa melihatnya dari tatapan matamu pada Daddy ku."Cla tergelak mendengar ucapan Andrew, betapa hebatnya tebakan bocah berusia 10 tahun ini hanya dengan tatapan mata Cla dan ayahnya.
Stev duduk termenung dalam diam di ruangannya, ucapan Cla tadi menggangu pikarannya. Darrel? darimana dia bisa mengenal Darrel?Tentu saja dari Andrew! Cla menanyakan perihal Darrel karena ucapan bocah kecil tampan itu.Tapi untuk apa anaknya itu menceritakannya pada Cla, Stev mengelus rahang kokohnya yang sedikit di tumbuhi bulu halus.Darrel, Darrel. nama itu terus berputar di kepala Stev. pria itu yang selama ini Stev tahu adalah kekasih Anne, lebih tepatnya pria selingkuhan dari saat ia dan Anne masih menjalin hubungan.Steven menggeram marah, kenapa harus nama lelaki itu lagi yang muncul. sungguh, sikap Anne pada Andrew begitu berpengaruh pada anaknya."Daddy!" teriakan suara anak kecil yang masuk ke dalam ruangan Stev.Andrew berlari masuk dengan wajah girang, Stev tersenyum melihat putranya yang begitu tampak bahagia."Daddy.""Ya sayan
"Aku pulang!" teriakan ceria Vaye membuka pintu rumah.Cla yang masih memasak untuk hidangan makan malam pun mematikan kompor, berlari heboh menyambut kepulangan sahabatnya."Va__Andrew!" kaget Cla melihat sosok putra Stev bersama Vaye."Hai Cla, kita ketemu lagi." cengir Andrew."Vaye, bagaimana bisa Andrew ada bersamamu?" tanya Cla masih heran.Vaye tersenyum melirik ke arah Andrew. "dia ingin ikut bersamaku katanya, ya udah, aku bawa aja dia ikut pulang bersamaku.""Lalu bagaimana dengan Stev, ehm maksudku Daddy-nya?""Tenang saja Cla, Daddy lagi sibuk di kantor." jawab Andrew tersenyum."Stev masih di kantor?" Vaye mengangguk."Ya sudah, kalau begitu Andrew sama tante Cla dulu ya. tante Vaye mau mandi." Vaye mencubit pipi Andrew gemas, membuat wajah anak itu memberengut kesal."Kemarilah!" panggil Cla meny
Vaye, Cla, dan Andrew sudah sampai kantor perusahaan milik Stev. Cla melirik ke samping tempat duduknya dan terkejut. Kaget menemukan bocah kecil itu tengah tertidur nyenyak."Andrew, An bangun." ucap Cla mengguncang bahunya agar terbangun.Hasilnya sia-sia karena Andrew tak berpengaruh sedikit pun. Cla terlihat sangat gusar."Vaye, Andrew tertidur.""Coba di bangunkan lagi." titah Vaye menyuruh Cla agar membangunkan Andrew kembali."Andrew, bangun sayang." dan percobaan Cla yang kedua kali berhasil, terlihat Andrew yang mulai menggeliat bangun."Udah sampai Cla?" tanya Andrew mengucek kedua matanya."Sudah, kau dan Vaye masuklah ke dalam. aku menunggu di dalam mobil saja." ucap Cla yang kentara sekali jika dia enggan bertemu dengan Stev."Tidak mau! aku mau kau ikut masuk ke dalam bersama kami berdua Cla."Penolakan ker
"Stev, aku...."Stev menunggu dengan cemas jawaban yang akan di lontarkan Cla, wanita itu seperti sengaja menggantungkan kalimatnya."Ayo Cla jawab iya!" ucap batin Andrew yang juga harap-harap cemas menunggu jawaban calon ibu tirinya."Bagaimana bisa Stev?" tanya Cla yang seketika menghancurkan senyuman Stev."Maksudmu Cla?""Yah, aku kaget dengan yang kau katakan. selama ini kau selalu menggantungkan hubungan yang terjadi di antara kita, dan tiba-tiba saja mendadak kau mengajak ku menikah." jelas Cla mengungkapkan semuanya.Stev menarik nafas beratnya kemudian menghembuskan secara perlahan, ia butuh waktu sejenak untuk bicara pada Cla."Dengar Cla!" ucap Stev serius, terlihat sekali dari raut wajahnya. "Apakah bagimu selama ini aku terlihat seperti menggantungkan hubungan kita?""Ya, aku menganggapnya begitu. Memang kau selalu berkata