Home / Romansa / Psycho / Part 6

Share

Part 6

Author: Aryani Choi
last update Huling Na-update: 2021-04-03 20:39:57

Masyarakat Korea kembali digemparkan oleh penemuan jasad wanita yang kondisinya sama seperti korban kasus pembunuhan dan pemerkosaan yang sampai sekarang belum terpecahkan. Pipi korban dilukai, kemudian diperkosa dan setelahnya dibunuh bahkan lidahnya dipotong. Polanya sama, hingga pihak kepolisian membuat kesimpulan bahwa ini adalah pembunuhan berantai.

   Rachel melihat berita ini di TV. Ketakutan seketika terlihat di wajahnya. Pembunuh itu telah kembali setelah hampir 3 tahun tidak pernah membunuh. Ia yakin ini adalah orang yang sama jika melihat caranya menghabisi si korban. 

   “Dia kembali," Rachel bicara dengan sangat pelan.

   Sementara di kantor, Marcus juga sudah mengetahui berita itu melalui ponselnya. Cara pembunuhan yang sama, maka pastilah dilakukan oleh orang yang sama. Entah apa yang ada di dalam pikiran pembunuh itu sampai membunuh wanita. Ia memang benci pada wanita, tapi tidak sampai pada tahap membunuh karena rasa benci.

   “Rachel pernah mengatakan melihat pembunuhan seperti ini. Apa itu berarti psikopat yang hampir 3 tahun tidak melakukan pembunuhan kembali beraksi? Apa dia mengincar Rachel?” yang saat ini Marcus pikirkan adalah mungkin Rachel sedang ketakutan sekarang.

   Dan tersangka utama, Louis, sedang tersenyum melihat berita yang membuat semua orang ketakutan. Ada kebanggaan dalam dirinya saat apa yang ia lakukan berhasil mendapat perhatian banyak orang, tapi tidak ada satu pun yang berhasil menangkapnya. Louis menganggap dirinya sangat luar biasa.

   “Maaf membuat Anda menunggu. Silahkan nikmati makanannya.” 

   Louis langsung mematikan ponselnya dan tersenyum ramah pada wanita muda yang membawakan pesanannya. “Terima kasih. Kau bekerja sendiri?” tanyanya pada wanita bernama Yuna itu. 

   “Aku tidak bekerja, tapi hanya membantu Ayah. Ada dua pelayan dan mereka sedang di belakang. Aku permisi,” ucap Yuna ramah dan setelahnya pergi.

   “Apa Rachel tidak di sini? Lalu, di mana dia?” gumam Louis. Tidak mungkin ia datang jauh ke Busan hanya untuk makan semangkuk ramen. Ia datang karena mengira Rachel ada di sini. Tapi, sepertinya wanita itu tidak ada di sini. 

   Louis sudah mengawasi rumah Aaron dan tidak ada tanda keberadaan orang yang ia cari di sana. Lalu, ia datang ke restoran dan tetap tidak ada juga. Di mana Rachel-nya? Siapa yang berani mengambil wanitanya? 

   “Ibu Rachel meningggal saat aku di penjara, jadi tidak mungkin dia pergi dengan ibunya. Lalu, ada di mana dia? Mustahil dia bisa bersembunyi dariku. Pasti terjadi sesuatu sampai dia bisa menghilang tanpa jejak seperti ini.” 

   Setelah bicara seorang diri, Louis meletakkan uang di atas meja, dan pergi tanpa menyentuh makanannya. Tidak ada Rachel di tempat ini, jadi hanya akan membuang-buang waktu jika terus di sini. Ia akan menemukan Rachel tidak peduli di mana pun wanita itu berada. Ia pastikan itu.

••••

   Beberapa minggu kemudian ...

   “Selamat, Nona Rachel hamil. Program ini berhasil.” 

   Telinga Rachel rasanya seperti mendadak tuli, hingga tidak bisa lagi mendengar kelanjutan ucapan Dokter Park setelah menyatakannya hamil. Ini benar-benar terjadi, ia mengandung anak dari pria bernama Marcus Cho yang bahkan tidak jelas hubungannya dengan dirinya. Bagaimama jika Tian kembali? Apa yang akan ia katakan padanya? 

   Berbeda dengan Rachel yang hanya terdiam, Marcus terlihat tersenyum senang mendengar ucapan Dokter Park. Calon anaknya telah hadir dan ia siap menguasai kekayaan ayahnya tanpa harus berbagi dengan Alex. Tidak akan ia biarkan Alex mendapat sepeser pun dari kekayaan ayahnya, meski pria itu adalah saudara kandungnya. 

   Bahkan saat di perjalanan pulang ke rumah Marcus, Rachel belum juga mengatakan sesuatu. Wanita itu hanya diam dan menangis. Ia tidak benci pada janin di rahimnya, tapi benci karena harus hamil dengan cara seperti ini. Rachel bermimpi tentang kehidupan pernikahan yang harmonis dan kehadiran anak yang akan menambah kebahagiaannya, bukan seperti ini. 

   “Hanya 9 bulan. Setelahnya, kau boleh pergi dan tidak perlu muncul di hadapanku lagi.” Marcus yang duduk di sebelah Rachel baru saja bicara.

   “Kau pikir, semua bisa selesai begitu saja? Benar, kau tidak berperasaan, mana mungkin memahami ucapanku? Aku tidak mengerti kenapa program ini bisa berhasil, padahal aku selalu berdoa agar tidak mengandung anakmu. Kau sudah merusak mimpi indahku tentang kehidupan.”

   Marcus nampak tersenyum sinis mendengar ucapan Rachel. “Jangan terlalu banyak bermimpi tentang hidup yang indah. Dunia ini kejam, memimpikan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan hanya akan membuatmu kecewa. Jalani saja yang ada, jangan terlalu banyak bermimpi. Dunia tidak akan begitu baik sampai mau mewujudkan semua mimpimu. Terima saja semua sampah yang dunia lempar padamu, lalu kau hanya harus membersihkan sampah itu, bukan terlalu banyak mengeluh.” 

   Siapa pun akan setuju bahwa ucapan Marcus sangat kejam, menyakitkan dan seenak hati. Memang seperti inilah Marcus yang sekarang. Sudah terlalu banyak sampah yang dunia lemparkan padanya dan ia tidak bisa lagi membersihkan sampah itu. Sampah dari masa lalu masih menyesakkan hatinya dan bertahan hingga detik ini. 

   Tepat saat itu, terjadi lampu merah. Mobil yang Marcus kendarai berhenti dan di sebelahnya terlihat seorang pria pengantar paket juga tengah berhenti. Louis, itulah nama dari kurir yang berhenti tepat di sebelah mobil Marcus.

   “Rachel? Kenapa dia bersama pria? Apa hubungannya dengan pria itu? Apa dia berani merebut Rachel-ku? Berengsek! Kau akan bernasib lebih buruk dari Tian jika berani memiliki Rachel.” Louis bergumam saat melihat Rachel satu mobil dengan seorang pria. Sudah berminggu-minggu ia mencari keberadaan wanitanya dan malah muncul pemandangan ini. Ia tidak bisa menerima hal ini. 

••••

   Cermin menunjukkan pantulan Rachel yang saat ini terlihat sedih, tapi tidak mengeluarkan air mata. Rasanya ia mulai lelah untuk menangis. Sudah banyak air mata yang ia keluarkan karena ada banyak masalah dalam hidupnya dan baru menyadari bahwa air mata tidak pernah menyelesaikan masalah. Pada akhirnya, ia harus berusaha keras untuk mengubah keadaan atau menerima takdir yang tidak bisa diubah.

   Sekarang, ia seperti berada di titik di mana harus menerima semuanya. Harus berhenti berharap seseorang akan membebaskannya dari semua ini. Tidak akan ada yang datang. Orang lain sibuk dengan hidup mereka, tidak akan ada waktu untuknya. Setiap orang harus hidup dengan cara mereka sendiri.

   Ceklek.

   Seseorang membuka pintu kamar, membuat Rachel menoleh kearah pintu dan untuk kesekian kalinya melihat Marcus masuk kemari dan pasti ingin tidur dengannya. Pria itu berulang kali mengatakan benci pada wanita, lalu kenapa selalu tidur dengannya? 

   “Tidur bersama lagi? Kau ingin memastikan apa? Sudah berminggu-minggu berlalu, kau belum juga mendapat kepastian?” ujar Rachel.

   Marcus belum menemukan kepastian tentang kenapa ia bisa tidur nyenyak dengan Rachel. Awalnya, ia tidak yakin kualitas tidurnya membaik karena bersama Rachel, tapi saat tidak bersama wanita itu, ia sungguh tidak bisa tidur dan saat bersama dengannya, ia bisa tidur dengan nyenyak.

   “Diamlah! Aku tidak pernah menemukan kepastiannya. Kenapa aku bisa tidur nyenyak dan merasa nyaman bersama wanita, makhluk yang paling kubenci?” Marcus benci mengakui ini. Namun, memang begitulah adanya. 

   Rachel terkejut baru memgetahui bahwa Marcus nyaman bersamanya. Tidak, mungkin juga dengan wanita lain. Ini seharusnya tidak mengherankan, sebab Marcus pastilah pria kesepian jadi gampang merasa nyaman, hanya sayang selama ini dia menutup diri dari wanita.

   “Kalau begitu, mulailah berkencan, lalu menikah. Kau bisa tidur nyenyak setiap hari bersama istrimu.” Rachel memberi saran, walau tidak yakin Marcus akan menuruti sarannya.

   Marcus masih terdiam setelah Rachel memberi saran padanya. Berkencan dan menikah. Itu tidak masuk daftar hal paling ingin ia lakukan, bahkan terpikirkan saja tidak pernah. Tapi, jika mengingat bagaimana nyenyaknya ia tidur bersama wanita rasanya berkencan dan menikah mulai ia pikirkan. 

   “Kenapa kau tidak mulai berkencan denganku? Aku sedikit terbiasa dengan kehadiranmu. Aku tidak terbiasa dengan wanita lain, jadi dari pada aku harus repot berapdatasi akan lebih mudah jika denganmu. Aku tidak masalah berkencan denganmu,” ujar Marcus santai.

******

Bersambung ....

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Psycho    Part 52

    Setelah banyak waktu berlalu, kini Marcus tidak dapat menahan senyuman bahagianya saat bersama wanita yang berhasil mengubur dalam-dalam kebenciannya. Saat ini, Marcus menidurkan Rachel di atas ranjang, lalu naik ke atas tubuh wanita cantik itu. Marcus membelai pipi Rachel, sedangkan bibirnya mulai mencium hangat bibir wanita itu. Ini adalah ciuman menuntut, Rachel bisa merasakannya. Tidak masalah, karena Rachel akan memberikan apapun yang Marcus inginkan. Tangan Marcus yang tadi membelai pipi Rachel, kini perlahan turun untuk membuka kancing baju sang istri dan bibirnya pindah ke dada Rachel yang mulai terlihat karena kancing bagian atas bajunya sudah terbuka. Marcus menatap Rachel saat satu tanganya membuka satu persatu kancing baju istrinya, lalu pria ini memberikan senyum nakalnya setelah berhasil membuka semua kancing baju Rachel. Marcus membisikan sesuatu di telinga Rachel yang membuat mata wanita cantik itu membulat. “Jangan main-main! Jukyung

  • Psycho    Part 51

    Pada akhirnya, Hong Seung Jo dan Jang Min Ji dijatuhi hukuman mati atas kejahatan mereka. Tidak hanya Seung Jo dan Min Ji, tapi pria yang memperkosa korban juga telah ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara. Itu setimpal untuk segala perbuatan mereka. Min Ji hanya bisa menangis ketika dirinya dijatuhi hukuman mati. Kalau saja waktu bisa diulang, maka Min Ji tidak akan pernah terlibat dalam kejahatan Seung Jo. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Mengulang waktu adalah hal yang tidak mungkin bisa dilakukan. Sedangkan Seung Jo hanya memperlihatkan ekspresi datar saat dibawa keluar dari ruang sidang. Walau terlihat datar, bukan berarti Seung Jo tidak merasakan apa-apa. Mata Seung Jo terlihat sembab karena menangis semalaman setelah membaca buku diary milik ibunya yang dikirim oleh Aaron. Seung Jo tidak pernah mengira jika ibunya ternyata merasa sangat bersalah padanya. Kalimat di lembar terakhir yang membuat air mata Seung Jo tumpah dan akhirnya menangis semalaman pa

  • Psycho    Part 50

    Seung Jo sadar jika dirinya diikuti oleh Tae Woo. Ini membuatnya mengumpat, lalu menambah kecepatan mobilnya. Namun, Seung Jo harus mengakui bahwa Tae Woo sangat handal dalam mengemudi hingga sangat sulit untuk melarikan diri darinya. Saat ini, Tae Woo masih terhubung dengan Marcus untuk memberitahu pria itu harus ke arah mana. Dan Marcus yang satu mobil dengan Seo Woo memacu mobilnya dengan kecepatan sangat gila. Sejujurnya, Seo Woo takut dengan kecepatan mobil Marcus, tapi kondisi saat ini sangat darurat. Memacu mobil dalam kecepatan pelan bukanlah pilihan terbaik. Marcus tidak mengerti kenapa selalu ada saja yang berhasil membawa Rachel menjauh darinya saat segala usaha sudah ia lakukan agar Rachel baik-baik saja. Sudah ada empat pengawal, mana mungkin Rachel bisa dibawa pergi oleh seorang pria tua? Lagipula, apa masalah pria itu dengan Rachel? Marcus sudah mengetahui ke arah mana mobil yang membawa Rachel pergi, jadi ia tahu bagaimana cara agar bisa cepat

  • Psycho    Part 49

    3 bulan kemudian .... Hari pernikahan itu akhirnya tiba. Hari di mana Marcus akan menjadikan Rachel sebagai satu-satunya wanita yang akan ia cintai seumur hidupnya. Ini adalah keajaiban bagi Marcus, karena tidak pernah sekalipun ia ingin menikah setelah mendapatkan trauma itu, tapi Rachel telah mengubah segalanya. Tidak ada banyak orang yang hadir, hanya teman Marcus, psikiater yang menangani pria itu, Seo Woo serta anggota timnya, keluarga Rachel dan tentunya keluarga Marcus. Dibanding mengundang banyak orang, Marcus lebih memilih memperbanyak pengamanan yang dibantu oleh pihak kepolisian. Marcus tidak ingin Seung Jo mendapat kesempatan untuk melakukan kejahatan karena yakin pria itu pasti selalu mengawasi semua yang ia lakukan. Benar, Seung Jo memang selalu mengawasi semua yang dilakukan oleh Marcus dan selalu mencari celah agar pernikahan ini tidak terjadi. Seperti ucapan Seung Jo sebelumnya bahwa Rachel akan tewas sebelum pernikahan terjadi. Wanita itu ti

  • Psycho    Part 48

    Waktu terus berlalu dan tidak ada yang berubah, yaitu pencarian William tidak menemukan titik terang. Min Ji mulai kehilangan harapan bahwa William akan datang menyelamatkannya, sedangkan di sisi lain hukuman telah berada di depan matanya. Tidak ada pilihan lain bagi Min Ji, selain mengatakan yang sebenarnya. Setelah keluar dari rumah sakit, Min Ji langsung dibawa ke kantor polisi bahkan langsung masuk ruang interogasi. Sudah tidak ada lagi jalan keluar, karena William telah membuangnya, Min Ji sadar akan hal itu. Tapi, kenapa William seperti tidak memiliki rasa takut jika semuanya akan terbongkar? Baiklah, jika William memang ingin semua ini terbongkar, maka Min Ji akan membongkar semuanya. Min Ji mulai dari siapa William sebenarnya. “William bukanlah identitas aslinya. Dia adalah Hong Seung Jo, anak haram Hong Min Jeong, ibu dari Rachel dan Yuna.” Min Ji menceritakan bahwa kedua orang tuanya mengangkat Seung Jo sebagai anak saat dia berusia 12 tahun, lalu 6

  • Psycho    Part 47

    Saat ini, Rachel sedang menatap Byeol yang masih mendapat perawatan intensif dan Marcus berdiri di belakang kursi roda wanita cantik karena ikut menatap putri kecilnya. Sebenarnya, keadaan Rachel belum begitu baik, tapi dia sangat ingin melihat Byeol, dan Marcus tidak bisa menolaknya. “Dia sangat cantik, kan?” ucap Marcus yang kini berjongkok di sebelah kursi roda Rachel. “Ya, dia sangat cantik. Kita harus memikirkan nama yang bagus untuknya. Dia lahir lebih cepat dari yang diperkirakan. Byeol sungguh akan baik-baik saja, kan?” Rachel menoleh pada Marcus dengan wajah khawatirnya. Ibu mana yang tidak khawatir jika anaknya terlahir prematur. Semua ibu pasti akan sangat khawatir. “Byeol akan baik-baik saja. Dia masih butuh perawatan intensif karena lahir sebelum waktunya dan setelah beberapa waktu kita bisa membawanya pulang. Jangan khawatir.” Marcus percaya bahwa anaknya adalah anak yang kuat, walau lahir prematur. Byeol memiliki harapan hidup sangat tinggi.

  • Psycho    Part 46

    Sudah 48 jam berlalu dan tidak ada tanda kalau Rachel akan sadarkan diri. Sedangkan Byeol keadaannya membaik walau lahir dalam kondisi prematur. Saat ini, Rachel dan Byeol sedang berjuang untuk bertahan hidup, sedangkan Marcus bolak balik ke tempat perawatan Byeol juga Rachel. Itu adalah rutinitas Marcus selama dua hari ini. Tidak pernah sekalipun pria ini pergi dari rumah sakit karena sang ibu selalu membawakan semua keperluannya. Sementara William, pria itu terakhir terlihat di sebuah apotek setelah terlibat kecelakaan. Itu diketahui dari rekaman kamera pengawas yang ada di sana. Sampai detik ini, belum diketahui lagi keberadaannya. Lalu, Min Ji, wanita itu masih belum mengatakan apa-apa, jadi belum ada kepastian apa yang sebenarnya terjadi dua hari yang lalu, juga tentang kenapa video pemerkosaan dari beberapa wanita yang menjadi menjadi korban pembunuhan ada dalam laptop Min Ji. “Aku ingin bertemu dengan Min Ji.” Marcus bicara pada Seo Woo yang datang menemuinya.

  • Psycho    Part 45

    Mobil yang dikendarai oleh Min Ji melaju dengan kecepatan tinggi, sedangkan di kursi belakang, William sedang berusaha mengikat kedua tangan Rachel, lalu menutup mulutnya dengan lakban. Dari tempat pertama ke tempat kedua setidaknya butuh waktu 25 menit. Sebentar lagi, kira-kira 10 menit lagi mereka akan sampai, tapi vertigo Min Ji kambuh di saat yang tidak tepat. “Kau kenapa? Vertigo?” tanya William khawatir. “Aku rasa ...” Min Ji belum selesai menjawab pertanyaan William dan mobil sudah tidak bisa lagi ia kendalikan, hingga akhirnya terguling di jalan raya. Rachel adalah orang yang mengalami luka paling parah, sebab sebelumnya sudah terluka. Dengan kedua tangan yang terikat Rachel menyentuh perutnya. “Byeol ...” Rachel berucap dalam hati dan akhirnya tidak sadarkan diri. William melirik ke arah Min Ji yang masih sadarkan diri, tapi tidak bisa bergerak karena sepertinya meng

  • Psycho    Part 44

    Mobil Marcus berhenti di depan sebuah rumah dan pria ini tidak langsung turun dari mobilnya, ia tampak diam selama beberapa saat karena belum punya cukup keyakinan untuk melakukan ini. Namun, ia tidak ingin menyesal karena tidak memperhatikan ibunya. Setelah hampir 10 menit Marcus hanya diam di dalam mobil, kini ia keluar dari dan berjalan menuju ke rumah ibunya. Rasa marah itu belum hilang dari hatinya, tapi Marcus tidak ingin terus terjebak dalam rasa marah. Ia juga perlu meminta restu atau Rachel tidak akan mau menikah dengannya. Baru saja Marcus akan menekan bel, pintu sudah lebih dulu terbuka. Memperlihatkan Seo Yi yang terkejut melihat kehadiran Marcus. Seo Yi baru saja akan mememui putranya itu untuk menanyakan hasil autopsi Alex, tapi dia sudah muncul di sini. “Ibu baru akan menemuimu dan kau ....” “Tinggallah denganku.” Marcus menyela ucapan ibunya, hingga membuatnya sangat terkejut. “Apa?” tanya Seo Yi yang takut salah dengar.

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status