Lava menyerang dengan cepat ke arah anak perempuan yang sedang dirasuki Chofa di hadapannya tersebut, sementara Vee masih tidak tega jika harus benar-benar membunuh anak itu untuk mengalahkan Chofa, ia masih memutar otak.
Sebuah pukulan dahsyat dilancarkan Lava dengan kepalan berlapis es, namun sebuah benda hitam yang sedari tadi menyelimuti anak perempuan itu menahannya, malah Lava dibuat terpental jauh hingga menabrak pembatas lapangan. Tapi seperti Lava yang biasanya, dia tersenyum karena mendapatkan lawan yang kuat. “Sepertinya, kau lawan yang cocok untukku,” kata Lava sembari kembali berdiri. Kemudian dia kembali menyerang, kali ini semua lengannya dilapisi oleh es, lengan kanannya memiliki es yang runcing setajam pedang. SLASH! Lava berusaha menebas ke arah anak perempuan itu, namun masih digagalkan oleh benda hitam yang selalu melindunginya. Lagi, Lava terpental karena sebuah hantaman dari benda hitam. Lelaki dari keluarga Ice itu belum menyerah, ia kembali
Siang begitu terik, matahari bersinar tanpa ragu, tak ada awan hitam yang mengganggunya. Hal itu membuat kebanyakan manusia beristirahat dari aktivitas harian, atau sekedar menikmati teduh dengan mampir di warung-warung pinggir jalan yang menyediakan minuman dingin.Vee sedang asik mencatat di buku hariannya, buku harian yang berisi penuh petualangan si Gadis Tengkorak itu saat malam. Terutama apa yang terjadi malam ini di mana baru pertama kali ia bertemu dengan Chofa yang merasuki tubuh manusia, meski sebelumnya sudah sering diceritakan oleh sang ayah atau beberapa keluarga lain, tetap saja: Pengalaman melihatnya langsung yang paling berkesan. Vee menulis apa yang dirasakan juga dilihatnya, termasuk kematian anak perempuan, juga kejadian setelah seorang nenek mengetahui cucunya meninggal dengan mengenaskan yang tidak Vee ketahui kelanjutannya karena lekas meninggalkan tempat.Sebenarnya Vee merasa tenang karena adiknya sudah tidak lagi dipulangkan siang ini, itu bera
Vee mulai serius pasca dia tahu jika Chofa yang dia hadapi bukanlah Chofa biasa. Chofa tersebut sudah memakan puluhan jiwa, dan mendapatkan kekuatan yang luar biasa dari jiwa yang ia makan. Vee memulai fokusnya, ia kini bisa menyamai kecepatan serangan dari Chofa tersebut. Meski Vee terpukul mundur, ia selalu mencari celah untuk melawan balik Chofa tersebut. Pertarungan mereka berdua begitu sengit, Vee terus menerus menghindar sementara serangan Chofa begitu cepat meski terus menerus memukul angin karena Vee bisa menyamai gerakannya.SLASH! Vee berhasil melancarkan satu serangan tepat mengenai lengan Chofa itu, membuat lengan tersebut terpotong. Namun Vee melihat sesuatu hal yang belum pernah ia lihat, regenerasi Chofa itu begitu cepat. Dalam tiga detik, lengan besar itu kembali, lalu lekas menyerang Gadis Tengkorak yang masih tercengang dengan kemampuan regenerasi Chofa di hadapannya. Alhasil, Vee terkena serangan itu, tubuhnya lagi-lagi terpelanting dan menabrak sebuah poho
Ras Iblis memang terkenal dengan keserakahannya, namun di balik itu semua, ada ras lain yang membuat suatu desa di Dunia Iblis bisa hancur seketika, ini adalah kisah mengapa Azamy sangat benci dengan senjata saat bertarung.Saat kecil, Azamy tinggal di sebuah desa terpencil di mana seluruh penduduknya sebagian besar bekerja sebagai peternak. Hewan-hewan seperti sapi, kambing, ayam dan banyak ternak lainnya dapat ditemukan di desa tempat tinggal Azamy tersebut. Tidak semua tentang iblis itu selalu perihal kekuatan yang gelap atau semacamnya, di dunia mereka juga terdapat iblis-iblis yang memilih untuk hidup biasa nan damai, tidak ingin terlalu menggunakan kekuatan mereka. Meski di desa itu terlihat damai, namun ada salah satu keluarga yang selalu mempunyai andil besar dalam setiap pertempuran Ras Iblis melawan ras lain. Mereka adalah Keluarga Mi. Mi memiliki kekuatan turun-temurun dari leluhur, yaitu menyatukan diri mereka dengan alam, hal itu membuat alam memihak mereka, mesk
Keluarga Mi sangat dirahasiakan, identitas mereka benar-benar disamarkan, bahkan satu desa yang ditinggali Azamy itu pun tak ada yang tahu jika ada keluarga Ami yang tinggal dengan mereka.Kenapa keluarga Mi itu disembunyikan?Kekuatan mereka dalam menyatu dengan alam itu mengerikan, bisa disalahgunakan pihak yang bertanggung jawab seperti yang sedang menyandera seorang wanita di tengah desa kini. Kemungkinan besar, mereka berniat memanfaatkan kemampuan keluarga Mi itu untuk tujuan yang buruk. Oleh arena itulah, data Keluarga Mi tak bisa diungkap dengan jelas kecuali dikenali oleh anggota keluarga itu sendiri.“Kalau kalian tidak mau mengaku… baiklah, aku akan bertanya hal lain. Apa di sini ada yang merasa keluarga Mi?” tanya iblis lelaki berbadan besar dengan penuh senjata di belakang tubuhnya. Kalimat tersebut sukses membuat seluruh warga desa yang berkumpul saling berpandang satu sama lain, saling curiga.“Di data desa, tidak a
Matahari pagi menyinari desa yang baru saja dibantai itu, terang bagi dunia namun ratusan mayat tergeletak begitu saja di desa tempat Azamy tinggal. Azamy keluar dari pohon yang melindunginya, namun semua sudah tamat, mayat-mayat iblis bergeletakkan dengan kepala terpisah, darah-darah mereka yang kehitaman juga hampir mencemari semua sisi, Azamy begidik ngeri melihat sesuatu yang tidak seharusnya ia lihat pada usia sekecil itu.Ayah.Azamy tiba-tiba mengingat lelaki yang paling dekat dengannya, gadis tersebut mencari ke seluruh penjuru desa, ia tak tahu keberadaan ayahnya. Yang Azamy temukan hanya mayat-mayat iblis bergeletakkan tak teratur, bahkan beberapa di antara kepala-kepala yang terpisah itu adalah wajah yang dapat dikenali sang Gadis sepuluh tahun tersebut, membuatnya kini meneteskan air mata namun tetap mencari sang ayah yang entah di mana.Satu keliling desa sudah gadis iblis tersebut lalui, ia sama sekali tidak di mana ayahnya berada. Dengan
Malam mulai memunculkan gelapnya, sinar sore sudah redup dan sang mentari telah menyusup. Vee sudah bersiap di kamarnya dengan jubah hitam yang biasa ia gunakan setiap malam. Tubuhnya menjadi panas, api membakar dan dengan sekejap, wajah cantik rupawan itu kini berubah menjadi tengkorak dengan api biru yang menyala-nyala. Lagi-lagi Vee menghadap cermin, melihat dirinya yang mengerikan ketika malam. Ia kemudian teringat saat sebelum berusia lima belas tahun, di mana belum ada iblis yang masuk ke dalam dirinya dan menjalin kontrak. Saat itu, Vee sedang senang-senangnya dengan wajah cantik muda, mata lentik dan hidung mancung serta rambut lurus indah idaman semua wanita. Namun semua itu sirna ketika ayah membawanya untuk menerima kontrak dengan iblis sebagai keluarga Avalon. Vee menggeleng-gelengkan kepalanya, mengusir penyesalan-penyesalan dalam dirinya, ia harus berpikir untuk menerima semua kehidupan yang ada dalam dirinya. Menjadi keluarga Avalon, itu berarti harus bisa membuang wa
Keluarga Ice mempunyai beberapa kemampuan sensor seperti yang sudah Lava lakukan, ia menghujani satu desa dengan hujan es yang bisa memberikan informasi setiap sentuhan es ke suatu benda, baik benda hidup maupun mati. Karena itulah Lava bisa menemukan Chofa di suatu rumah yang baru saja meledak tersebut. Namun, kekuatan yang memengaruhi tempat yang besar seperti satu desa adalah kekuatan yang tidak biasa.“Bagaimana kau bisa menghujani satu desa ini dengan es-mu itu?” Vee masih tercengang dengan kekuatan yang dimiliki Lava. Ia juga mengerti jika menggunakan kekuatan yang memiliki radius besar itu bukan perkara mudah.Sementara rumah yang terbakar pasca ledakan itu masih diurus beberapa warga dengan hanya menggunakan peralatan sederhana seperti ember atau gayung, pemadam kebakaran belum juga datang.“Aku mengerti lebih banyak tentang rahasia keluarga Ice melebihi siapa pun,” jawab Lava. “Dia keluar!”Sesosok manusia kelu
Malam semakin dingin, Chofa yang telah mendapatkan wujud sebagai ular itu melilit perlahan sebuah rumah di belakangnya. Matanya sangat tajam ke arah Vee yang sudah berjalan mendekatinya. Gadis tengkorak itu mulai memasang kuda-kuda dengan pedang berasungnya dan membuat ular besar di hadapannya tersebut semakin siaga.Vee mencoba melompat untuk menyamakan tingginya dengan kepala ular, pedangnya sudah siap dihunuskan namun pukulan ekor ular itu lebih dahulu mengenai Gadis Tengkorak, membuatnya terpelanting cukup jauh hingga menghancurkan satu rumah warga. Vee bangkit dengan cepat, ia kembali melancarkan serangan ke ular besar mengerikan tersebut, kali ini pedangnya bergerak cepat hingga bisa menembus kepala si ular. Kemudian Vee dengan sigap mencabut pedangnya lalu turun karena sangat berbahaya jika terlalu lama berada di atas tubuh si ular.“Tidak ada, inti Chofa itu tidak ada di kepalanya,” Vee bergumam namun bisa didengar oleh Lava yang masih duduk karena