Ini …! Belum selesai!“Apa itu cukup dengan satu perlombaan saja?! Tidak!”Kembali ke acara yang berlangsung dalam mengusung kompetisi di antara Purbasari dan Purbararang, kini … keadaan semakin memanas dengan sang ratu pengganti yang mulai tidak dapat menyembunyikan amarah kekesalannya lagi.“Ayo sambung dengan lomba kedua!”Menggertak marah juga melepas secara kencang sanggul rambutnya, sampai ke titik di mana itu sudah menyebabkan helaian demi helaian menjuntainya bulu kepala yang keindahannya seperti benang berbahan campuran bubuk permata onyx, … Purbararang kembali melemparkan tantangan baru.“Siapa yang rambutnya paling panjang, paling halus, juga paling terawat ….”Dia yang percaya akan menang dengan mudah di babak kedua kali ini supaya dapat mengimbangi poin yang sudah adiknya dapati, karena berpikir Purbasari sudah menjalani hari yang buruk di pengasingan sampai-sampai membuatnya tak terjamin perawatan khusus semacam dirinya, … mengerutkan alisnya keki.“… Dia pemenangnya!”
Kecantikan yang membunuh?-“Ingat … Lita! Bagi perempuan itu, kecantikan adalah senjatanya.”-“Jangan takut! Selama ini, dia hanya sok bersikap kejam dalam melakukan penutupan untuk pembantaian yang dilakukan Duke of Jaya!"-“Karena itu, di saat-saat mendesak, manfaatkan saja setiap kecantikan yang terdapat pada dirimu.”-“Ya! Dia hanya berpura-pura bisa segalanya!”-“Entah itu tubuhmu, sifatmu, atau bahkan pakaianmu.”-“J*lang rendahan yang sok ku—!”—SRATSH!“Ya ….”-“Manfaatkan itu, … untuk menyerang musuhmu.”-“… Ibu.”Tersenyum menyeringai lebar sehabis menyabet leher orang yang hendak memakinya dengan kata-kata umpatan mengenakan besi payung yang gundul, … wanita yang digunjingkan oleh orang-orang itu, sang Countess of Jaya, Pelita, yang dikenal dengan kepelitannya, … memicingkan mata merah menyala.“Menggonggonglah, anjing tidak tahu malu.”Dia yang tadi tersenyum jahat dengan pipi yang merona merah, mendadak mengubah ekspresinya secara drastis, dengan raut muka yang dingin lag
BLUUPPP~ BLUPP~ BLUP!Pernahkah kalian mendengarnya?Rumor yang menyatakan di waktu seseorang tengah mengalami sekarat, … mereka akan melihat sekelebat kilasan balik terkait semua momen hidup paling penting yang sudah dialaminya itu?-“…?”-Ya! Yang semacam itu!Karena sepertinya, saat ini ….-“Nyai Eneng!”-… Pelita Jaya mengalaminya sendiri.Hari itu sangat cerah.Sama seperti hari-hari sebelumnya, Pelita remaja yang tengah menjalani rutinitas belajar tata krama kebangsawanan, supaya ibunya yang merupakan bangsawan tanpa titel berarti selain dari “Adik perempuannya Duke Jaya” merasa bangga terhadapnya, … dihampiri oleh satu pelayan berwajah akrab.-“Ha … h-hari ini juga.”-Seingatnya, pelayan itu adalah pelayan dirinya yang bekerja di bagian tukang rias penampilan. -“Saya izin pulang sebentar.”-Wajah berekspresi membosankan dan cenderung kaku seperti boneka itu bertoleh.Memalingkan muka dari sang pelayan yang memohon kepadanya bersama tubuh yang rela ditekukkan supaya bersimpuh,
Orang-orang bilang, bercinta itu adalah suatu pembuktian cinta yang paling puncak, benar kan?Akan tetapi, apa faktanya benar-benar begitu?-“Tidak apa-apa. Cukup dengan melihatmu sehat saja, itu lebih baik.”-Menikah pada usia muda, yakni 17 dan 18 tahun, Pelita yang melihat tingkah gugup Jeha, suaminya, … yang lagi-lagi meminta maaf karena belum bisa memberinya satu malam pertama pasangan suami-istri baru akibat dari larangan sang dokter pribadi, … walau mereka sudah menjalani satu tahun kehidupan pernikahan sekali pun, … terkekeh kecil.Jelas saja dokter akan melarang suaminya memaksakan diri untuk melakukan aktivitas panas yang menggebu-gebu, demi kesehatan juga kebaikannya pula.Dan Pelita pun, menyetujui itu.Namun, sepertinya ….-“Tetapi, itu ….”-… Tidak dengan si orang yang bersangkutan sendiri, Jeha.Menggerutu pelan di balik aksi manis favoritnya dalam mengelus juga mencium ujung rambut panjang Pelita, yang sangat halus lagi memesona selayaknya benang-benang sutra berbahan
Sangat aneh.Mengapa … orang-orang yang diberi pinjam uang, ketika berusaha meminjam akan bersikap sangat menyedihkan juga memelas kepada si peminjam yang ragu-ragu dengan permohonan itu?… Lalu, ketika masanya untuk ditagih telah tiba, orang yang meminjam justru akan jadi lebih garang dibandingkan sang peminjam yang menginginkan uang miliknya yang telah dipinjam supaya dapat segera dikembalikan? BRASHH!-“…!”-Walau dalam beberapa masa tubuhnya mengeluarkan reaksi syok akibat sedang asyiknya bersimpuh memohon-mohon untuk uang pinjaman darinya diberikan balik, … tiba-tiba diguyur oleh air comberan yang dingin lagi berbau tak sedap dari pengutang lain selain yang menyuruhnya untuk mencium kakinya terlebih dahulu, … Pelita mengepalkan tangannya erat.-“Pergilah! Orang kaya yang ingin memeras orang miskin seperti kami!”--“Dasar licik! Menggunakan cara memelas begitu hanya untuk mendapatkan kembali sedikit uang yang kami pinjam.”-Memang kenapa kalau ia ingin uangnya dikembalikan?Toh,
-“Nyai! Nyai!”-Memusingkan.-“Saya dengar … Nyai kembali mendapatkan rezeki lebih.”-Dasar orang-orang yang tidak tahu diri.-“Boleh Anda bagi sedikit saja berkahnya untuk kami?”-Bisa-bisanya mereka yang dulu sudah mengabaikan permintaan tolong darinya, datang untuk meminta tolong kembali kepadanya lagi?-“Sedikit~ saja.”--“Fuhh.”-Asap rokok terkepul.Dari bibir Pelita Jaya, si janda muda yang segera mengubah penampilan manisnya berupa berambut panjang, bermata berbinar-binar, ber-bibir merah muda alami, juga berpakaian tertutup dengan gaun mengembang yang lengkap dihiasi oleh banyak renda dan pita, … menjadi penampilan yang terkesan sulit tuk dijangkau.-“Pergi sana, pengutang sialan.”-Melalui penampilan dari rambutnya dipotong pendek, matanya digaris matai gelap, bibirnya dihiasi lipstik kelam berwarna ungu, raut mukanya diekspresikan judes, juga gaya berpakaiannya yang tidak terlihat manis lagi selain terasa sangat panas, … Pelita formasikan, dengan tujuan beralaskan dirinya …
Diberi gelar Countess dan mendapatkan kehormatan secara langsung dengan ditunjuk oleh sang ratu, Purbararang, dalam mengelola keuangan negara, … apakah Pelita berniat menyalahgunakan kekuasaannya dan mengantungi semua uang untuk keuntungannya sendiri?Eh, tentu saja tidak.Karena dengan alasan bahwa dia pernah merasakan seperti apa ruginya uang milik kita diambil secara tidak bertanggung jawab oleh orang-orang yang tak tahu malu, … tentu saja telah membuatnya menjadi orang yang tak ingin melakukan tindakan merugikan seperti itu.Apalagi, terhadap orang mulia yang sangat-sangat ia hormati, yaitu sang ratu. BLUP~ BLUP~!Ah~ air yang indah.Mata merah yang biasanya akan menyala terang di bawah silaunya sinar matahari, kini … tampak meredup di bawah menggenangnya air banyak yang keluar secara ajaib, dari mantra sihir yang dilemparkan kakek tua tukang ikut campur ke arah dirinya dan kediamannya ini. Apakah ini hukuman?BLUP~!Pelita Jaya, sang janda kaya raya yang sebetulnya masih memili
BOOM!Ledakan besar dari peraduan pedang dahsyat yang mana masing-masing ukiran gagang pedang milik mereka mempunyai ciri mencolok, berupa ukiran pohon tak berdaun juga matahari bersisi dua belas, … tercipta sampai menimbulkan kepulan asap tebal.“Master!”Dari pihak sang Ratu Kerajaan Pasir Batang, si komandan ksatria kepercayaan bernamakan Tumang, menyadarkan majikannya, Purbararang, … untuk segera pergi menjauh dari kawasan berbahaya di dekatnya, dengan menyarankan tuk melarikan diri bersama tuan lamanya, … Indra Jaya.Akan tetapi, ternyata, ….WHOSHH!… itu tidak semudah rencananya.“Rarang!”TRANNG!Menyembunyikan istrinya dengan segera di belakang punggung, sementara ia sendiri berusaha untuk tetap tenang dalam menghadapi serangan kejutan dari monyet jadi-jadian yang kini sudah berubah menjadi manusia luar biasa, … yang melompat dari kepulan asap kabut juga memunculkan pedang sihir hanya dalam satu hentikan jari saja, … agar pedang di tangannya ini tak terlepas dengan mudah jika