"ALBERT!" teriak Rai yang sekarang sudah duduk di singgasananya.
Albert yang baru saja tiba langsung menjawab panggilan tersebut, "Ya, Rai?"
"Besok pagi, bawa wanita itu. Kembalikan dia ke tempat kau menemukannya," perintahnya dingin.
"Baik. Saya mengerti."
Albert pun pergi dengan menghela napas sangat dalam. Dia sangat tahu, pasti wanita ini tidak akan selamat. Rai memang terkenal kejam dan sadis, dia tidak akan segan-segan menghisap darah korbannya sampai habis.
Padahal hal tersebut sangat tabu dilakukan oleh seorang vampir. Vampir tidak boleh membunuh manusia. Jika kejadian ini ketahuan oleh pihak manusia, keberadaan mereka akan terancam.
Mereka akan diburu lalu dibinasakan. Kekuatan vampir tentu jauh lebih kuat dibandingkan manusia, tapi manusia tetap tidak bisa diremehkan. Mereka memiliki berbagai senjata canggih yang dapat menyamai kekuatan para vampir, dan jangan lupa bahwa manusia adalah makhluk yang sangat licik.
Namun, terlepas dari hal tersebut. Rai tidak peduli. Baginya, membiarkan korbannya hidup sama saja mencoreng namanya sebagai pemimpin Klan Haltz, klan vampir terkuat. Hal ini tentu akan membuatnya terlihat lemah karena berbelas kasih memberikan kesempatan hidup kepada korbannya.
***
Esok paginya, Al sudah melangkahkan kaki menuju kamar tempat wanita itu berada. Dibukanya pintu tersebut dengan perlahan. Terlihat tubuh wanita ini sudah terbujur kaku, luka gigitan di lehernya pun sudah menghilang.
Al kemudian merapikan tampilannya seperti semula, sama seperti saat dia menemukannya. Lalu membawanya ke tempat dia menemukannya yakni di tengah hutan dan menaruh tubuh kakunya di sana.
"Semoga kau bisa tidur dengan tenang," kata Al dengan wajah yang terlihat kusut.
Melihat tubuh kaku wanita ini membuatnya menjadi simpati. Bukan tanpa alasan, karena di dalam tubuhnya masih mengalir darah manusia. Al memang seorang vampir, namun lebih tepatnya vampir hibrida. Setengah darah yang mengalir di tubuhnya adalah darah vampir dan setengahnya lagi adalah darah manusia.
Walaupun ia adalah vampir hibrida, Al adalah orang kepercayaan Rai, seorang tangan kanan dan juga sahabatnya. Selama hidupnya, dia tidak pernah dianggap oleh para vampir lainnya karena statusnya ini.
Dia adalah satu-satunya vampir hibrida yang ada. Ibunya diperkosa oleh seorang vampir yang sedang patah hati, dan vampir ini menjadikan ibunya sebagai pelampiasan kekecewaan.
Hasil dari hubungan yang tidak diinginkan ini tentu saja adalah ibunya mengandung Albert. Dibandingkan menggugurkannya, ibunya lebih memilih merawat kandungannya dan melahirkan Al. Karena baginya, janin tidak pernah bersalah, yang bersalah adalah orang yang membuat janin tersebut.
Namun, ada hal yang tidak diketahui Ibu Al. Seorang manusia yang mengandung anak vampir memiliki konsekuensi yang sangat tinggi. Kekuatan yang tidak seimbang antara janin vampir dan ibunya akan membuat fisik ibunya menjadi lemah, karena vampir memiliki kekuatan tujuh kali lebih kuat dibandingkan manusia.
Konsekuensi inilah yang terjadi pada Ibu Al. Setelah melahirkan, kondisi fisiknya terus saja menurun, dan membuatnya hanya mampu bertahan selama lima belas tahun saja sebelum akhirnya dia menghembuskan napas untuk terakhir kalinya.
Hari saat ibunya meninggal, Albert yang saat ini berumur lima belas tahun pergi ke Hutan Silver. Di sebuah danau yang terletak di pedalaman Hutan Silver, tempat yang biasa dia datangi, Al menumpahkan semua kesedihannya.
Ia menangis pilu atas kematian ibunya. Tangisan yang cukup kencang, hingga Rai yang sedang berada tidak jauh dari sana mendengarnya. Al mengenang hari ini dan juga peristiwa yang terjadi. Hari ini adalah hari saat ibunya meninggal, hari saat ia bertemu dengan Rai, dan juga hari saat ia menjadi anggota Klan Haltz sekaligus tangan kanan Rai.
#bersambung ke BAB 1 - Raizel Harrison de Haltz (Bagian 3)
Kilas balik saat Rai dan Al pertama kali bertemu."Kau ini sedang menangis atau berteriak? Kenapa kencang sekali?" tanya Rai kecil yang saat itu berusia tiga belas tahun.Albert terkejut mendapati sosok vampir kecil berada di hadapannya. "K-kau siapa?" tangisannya pun langsung berhenti seketika."Beraninya kau tidak menjawab dan malah bertanya padaku! Kau tidak tahu siapa aku?!?" serunya dan Al hanya menggelengkan kepalanya tanpa rasa bersalah."Aku Raizel Harrison de Haltz! Aku adalah pemimpin klan vampir bernama Haltz! Kau sudah lancang bertanya tanpa seizinku!!" jelas Rai dengan angkuhnya.“Maaf—” ucapnya datar, “—aku tidak tahu siapa dan apa Klan Haltz ini karena aku tinggal di dunia manusia. Namaku Albert... Albert Valentino. Aku juga seorang vampir, lebih tepatnya—“"—vampir hibrida, huh?" potong Rai."Bagaimana kau tahu?" tanya Al bingung.Rai meng
Tubuh Al kini telah dipenuhi oleh luka-luka berdarah hitam akibat serangan yang terus dilancarkan oleh para vampir ke dirinya maupun Rai. Dia bisa saja menang karena meskipun Albert adalah vampir hibrida, dia tetap memiliki kekuatan yang sangat besar.Entah mengapa, kekuatan yang dimilikinya hampir setara dengan para pimpinan para klan, dan dia juga memiliki mental dan fisik yang kuat. Inilah yang menyebabkan Al masih bisa bertahan di tengah cacian, hujatan, dan serangan yang dia terima selama ini.Namun, di perkelahian kali ini dia lebih memilih melindungi Rai. Vampir kecil ini tidak tahu apa-apa. Ia akan merasa sangat bersalah jika sesuatu terjadi padanya. Oleh karena itu, Al melindunginya mati-matian, membuat kekuatannya menurun signifikan.Sedangkan Rai, dia masih saja diam berdiri di tempatnya, mengamati perkelahian yang terjadi. Sudah berkali-kali dia diminta pergi oleh Al, namun dia mendadak tuli dan tidak menaati perkataannya.&nb
"Yang Mulia Harrison. Apa yang Anda lakukan di sini?" tanya sosok vampir dewasa sambil memberikan hormat yang diikuti oleh sepuluh orang pria di belakangnya. "Bukankah itu kepala keamanan Kastel Haltz, Vero de Haltz!?" ucap para vampir penyerang menyadari siapa yang datang. "Ah... rupanya kau, Vero. Hampir saja aku membunuhmu karena mengganggu waktu bermainku," jawab Rai seraya menoleh, membuatnya Vero yang melihatnya langsung gemetar. Bagaimana tidak? Dia sangat tahu arti dari iris merah darah ini, aura membunuh ini, dan seringai yang menakutkan. Saat ini, Rai sedang benar-benar marah. Senyuman di wajahnya bukan senyuman yang hangat. Itu adalah senyuman kematian. "Maafkan hamba, Yang Mulia," balas Vero membungkuk hormat diikuti oleh para prajuritnya yang juga terlihat gemetar. "Aku jadi kehilangan selera untuk bermain," ujar Rai. "Ck! Kenapa aku harus bertemu dengannya saat seperti ini," batin Vero menyadari
Di dunia ini hanya terdapat tiga klan vampir yaitu, Haltz, Raltz, dan Waltz. Semua berada di wilayah berbeda dengan batasan kekuasaan wilayah masing-masing. Klan yang pertama adalah klan Haltz.Haltz adalah klan yang memiliki lima puluh persen darah vampir murni di keluarga utamanya. Kekuatan para keturunannya sangat luar biasa, dan merupakan klan yang paling ditakuti.Pemimpin klan ini adalah orang yang sangat berpengaruh, dan Haltz memiliki kekuasaan wilayah di bagian selatan. Walaupun ada penegak hukum atau komite vampir yaitu Harawaltz, yang terdiri dari perwakilan para vampir senior yang diajukan dari setiap klan. Namun tetap saja, pemimpin Klan Haltz memiliki pengaruh tersendiri, karena darah vampir murni yang dimilikinya paling besar.Berikutnya, klan yang kedua adalah Raltz. Klan yang memiliki tiga puluh persen darah vampir murni di keluarga utamanya. Para keturunannya memiliki kekuatan di bawah para keturunan Klan Haltz. Mereka memiliki
Al kemudian pergi menyelusuri Hutan Silver, berharap menemukan mangsa untuk menjadi santapan tuannya. Sebagai tangan kanan, Al memang menjadi orang kepercayaan Rai, hanya dia satu-satunya vampir yang dipercayai untuk mencari makanannya.Rai memang bisa meminum darah siapa pun, entah perempuan atau laki-laki, baik tua ataupun muda. Tapi, ia lebih memilih meminum darah seorang perempuan yang masih perawan. Bukan tanpa alasan, darah perawan memiliki rasa yang sangat manis dan aroma yang juga manis, persis seperti madu.Hal inilah yang membuat Rai menyukai darah mereka. Namun, permasalahannya adalah sulit untuk menemukan wanita yang masih perawan. Ini adalah Hutan Silver. Dengan legenda vampir yang ada, para perawan biasanya enggan untuk datang ke sini.Di satu sisi, Al tidak mungkin menculik seorang perawan dari dunia manusia, sebab jika ia ketahuan maka habislah nasib dunia vampir. Selama ini dia hanya menculik perawan yang tersesat di dalam hutan
"Tunggulah di sini," ucap Al.Kini, wanita ini sudah berada di kamar khusus tempat Rai biasa menyantap makanannya. Dia berjalan menuju jendela, membukanya, dan terdiam di sana. Dia hanya mengamati langit gelap berawan ini tanpa ada suara sedikit pun yang keluar dari mulutnya."Jangan harap kau bisa kabur, di bawah sana banyak prajurit yang berjaga, dan tentunya jika kau memilih untuk meloncat, kau akan mati dengan mengenaskan. Tersangkut di pohon-pohon, dan mungkin tubuhmu akan tertembus dahan runcing yang dimiliki pohon tersebut," ucap Al memperingati.Hening. Wanita ini hanya diam tidak membalas. Ini sangat aneh namun Al tidak mau lagi memikirkannya, ia pun segera pergi dari sana dan menemui Rai di singgasananya."Rai, saya sudah kembali," ucap Al sesampainya di ruangan singgasana seraya membungkuk hormat."Mana makananku?""Seperti biasa, di dalam kamar."Tanpa membalas ucapannya, Rai langsung pergi ke kamar. Dibuk
Rai yang baru saja memasuki kamar benar-benar terkejut melihat apa yang ada di depannya. Al memang tidak bercanda. Wanita ini benar-benar masih hidup. Dia dapat dengan jelas mendengar detak jantung manusia!Wanita itu terduduk diam di atas tempat tidur. Tatapan matanya kosong, entah apa yang dia pikirkan. Kakinya menekuk dan dipeluk erat oleh kedua tangannya. Rambut berwarna merahnya terurai, menyembunyikan sebagian wajahnya."Ini tidak mungkin terjadi! Bagaimana bisa!? Taringku mengandung racun, biarpun aku tidak menghisap darahnya sampai habis, dia akan tetap mati! Dia akan mati karena racunku! Tapi apa ini!? Kenapa dia masih hidup!? Bahkan dia dalam posisi seperti itu!? Mustahil!!!" batin Rai terus berbicara."Rai..." panggil Al karena Rai hanya terdiam menatap wanita aneh itu dari tadi.Rai pun tersadar. "Kau! Kenapa kau masih hidup!? Aku sangat yakin telah menghisap habis darahmu semalam! Seharusnya kau sudah mati! Jik
Tiga hari sudah berlalu sejak kejadian yang menghebohkan itu dan seperti katanya, Rai sama sekali tidak peduli dengan wanita itu. Tapi kabar mulai menyebar di kastelnya, para pelayan dan juga prajurit mulai membicarakan keberadaan wanita itu.Tentu saja hal ini membuat Rai gerah, mau tidak mau dia harus memikirkan cara untuk menghentikan omong kosong ini sebelum menyebar lebih luas, atau parahnya menyebar ke Klan Raltz dan Waltz."Albert!" seru Rai."Ya, Rai," balasnya."Bagaimana dengan wanita itu? Dia belum mati juga?" dan Al pun menggelengkan kepalanya."Sial! Bagaimana bisa dia tetap hidup! Sekuat apapun tubuhnya, dia tidak akan bisa menghadapi racun dari taringku, dia akan tetap mati dalam waktu tiga hari! Tapi ini sudah lebih dari tiga hari dan dia masih hidup!?""Bahkan sistem tubuhnya kembali normal, benar-benar tidak bisa dipercaya," ucap Al menambahi kenyataan bahwa wanita itu memang aneh."Cepat bawa dia ke