Share

Bab 1.3 | Ziarah

last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-18 13:17:42

Anda istimewa pangeran, berbeda seperti kami yang memiliki tubuh avatar. Semenjak Kebijaksanaan Tertinggi menolong kita untuk bersembunyi dari manusia dengan tubuh ini, kita bisa berbaur dengan manusia, tetapi kau berbeda. Kau lahir dari rahim seorang manusia. Makanya itu tubuhmu sekarang sedang berada di antara dua sisi. Kau memilih jalan naga atau jalan manusia,” ujar Bandi menjelaskan tentang apa sejatinya diri mereka.

Ya, ya, ya. Kau sudah menjelaskannya berkali-kali. Aku campuran manusia dan naga,” ucap Aryanaga yang sudah bosan dinasihati berkali-kali oleh Bandi.

Bandi memang bukan saja sebagai gurunya, tetapi juga sebagai walinya. Dia sangat menghormati orang itu tentunya setelah ayahnya. Meskipun hanya beberapa kali bertemu dengan sang ayah, tetapi Aryanaga tak pernah lupa dengan Primadigda.

Mereka kemudian berjalan membelah hutan, melewati rumput-rumput liar serta tanaman-tanaman tinggi. Beberapa penghuni hutan seperti roh-roh, makhluk-makhluk astral tak kasat mata, serta hewan-hewan yang mendiami kegelapan menyambut mereka. Naga memang makhluk yang paling dihormati di hutan ini. Mereka menjadi penghubung antara Dunia Atas dan Dunia Bawah. Keduanya berhenti saat mendapati dua makhluk dengan tubuhnya yang menyala seperti api.

Kedua makhluk ini berwajah cukup menyeramkan. Kedua matanya menyala, tubuhnya terbakar api, hanya saja api tersebut tidak membakar apapun yang ada di sekitarnya. Tubuhnya tidak begitu jelas, apakah mereka laki-laki atau perempuan karena api menutupinya. Cahaya api itu cukup terang untuk menerangi kegelapan di hutan itu.

Salam kepada Pangeran,” ucap kedua makhluk tersebut. Mereka adalah dua Banaspati yang menjaga tempat itu. Di belakang Banaspati itu ada sebuah lorong gelap dengan dinding terbuat dari akar-akar pohon raksasa. Jauh di kegelapan sana ada sesuatu yang sangat dilindungi oleh keduanya.

Aryanaga dan Bandi membalas salam mereka dengan menyatukan telapak tangan. Bandi merogoh sakunya, kemudian memberikan dua keping emas kepada keduanya. Setelah menerima dua keping emas tersebut, kedua Banaspati menyingkir. Mereka mempersilakan kedua naga ini masuk ke dalam lorong hutan.

Aku heran, kenapa ayah tidak mencairkan saja balok es itu?” tanya Aryanaga.

Bandi tidak menjawab. Dia tetap terus berjalan hingga suasana mulai berubah. Hutan menjadi lebih dingin daripada biasanya. Kaki mereka mulai merasakan sesuatu yang lembut seperti kasur busa, kaki mereka juga merasakan dingin yang tidak biasa. Suhu menjadi turun dengan sangat drastis. Aryanaga mendengkus, membuat hidung dan mulutnya mengeluarkan uap air tebal. Keduanya berhenti di depan mulut gua setelah berjalan beberapa puluh meter ke dalam kegelapan.

Aryanaga menoleh ke arah Bandi. Orang tua ini masih terdiam tanpa bicara. Namun, seperti biasa ia akan tetap berada di tempat ia berdiri sementara Aryanaga akan masuk ke dalam mulut gua.

Aku heran, kenapa kau tak ikut saja masuk ke dalam?” tanya Aryanaga lagi.

Aku tidak pernah diizinkan oleh ratu untuk masuk ke dalam. Perintah itu masih tetap aku patuhi sampai sekarang,” jawab Bandi.

Meskipun aku yang memintanya?”

Bandi mengendik. Dia menatap Aryanaga seolah berkata “kau terlalu banyak bicara”. Aryanaga mengangkat bahunya. Setelah itu ia masuk ke dalam mulut gua.

Gua tersebut merupakan hasil bentukan alam secara natural dari lahar Gunung Semeru. Letaknya sangat tersembunyi karena dijaga oleh makhluk-makhluk gaib. Stalagmit dan stalagtit menjadikan gua ini sangat indah, ditambah lagi bebatuan unik warna-warni yang menempel di dinding-dindingnya. Di dalam gua ini hawa dinginnya lebih menusuk daripada di luar, sama sekali bukan tempat untuk menghangatkan diri.

Aryanaga sampai juga di tengah gua. Dia tepat berdiri di depan balok es raksasa. Bukan balok es biasa, karena di dalamnya ada wanita dengan gaun berwarna putih serta mahkota di kepalanya membeku. Matanya terpejam, rambutnya panjang selutut, di kedua lengannya ada gelang emas serta kalung di lehernya. Wajahnya yang cantik tak akan ada satupun wanita di dunia ini yang bisa mengalahkan kencantikannya. Saat menatap balok es tersebut ada perasaan bahagia pada diri pemuda naga ini.

Ibu, anakmu datang,” ucap Aryanaga.

Dia lalu menyentuhkan telapak tangannya ke balok es tersebut. Dari sana ia bisa merasakan hawa dingin yang kemudian merambat ke telapak tangan, lalu lengannya hingga seluruh tubuhnya. Namun, Aryanaga dengan mudah bisa menyingkirkan hawa dingin tersebut dengan panas yang ada di tubuhnya. Panas itu menjadikan hawa dingin tersebut menjadi netral.

Aryanaga menghela napas. Dia kemudian duduk bersandar di balok es tersebut. Kepalanya disandarkan ke benda dingin itu. Sudah belasan tahun ibunya terkurung di dalam balok es ini atas kehendaknya sendiri. Aryanaga tak mengerti kenapa dan bagaimana semuanya bisa terjadi. Sang putra naga hanya bisa berharap suatu saat ia yang akan mencairkan balok es abadi ini. Ia tak bisa mengharapkan ayahnya lagi, maka dari itulah ia terus berlatih untuk menjadi kuat setiap hari, setiap saat. Agar Dewi Es—sang ibundanya bisa terbebas dari kurungan ini.

Aku pasti akan membebaskanmu, ibu. Aku berjanji. Napasku api, jiwaku api. Dengan api ini pula siatu saat nanti aku akan mencairkan es abadimu.”

* * *

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab E-2 | Pangeran Yang Terbuang

    Ternyata serangan tersebut tidak hanya dari satu sisi bumi saja. Daratan lain pun sudah mulai diserang. Para naga tersebut mulai memasuki pantai dari daratan yang lain, hingga setiap manusia yang mereka temui pun dimangsa. Mereka tidak melihat apakah itu orang dewasa atau anak-anak. Lelouch dan pasukan naganya tak mampu berbuat apa-apa selain menghalau apa yang mereka bisa. Hari itu mereka kalah, meskipun memenangkan pertempuran.Lelouch bertengger di atas bukit. Dari kejauhan dia melihat bangkai-bangkai naga bergelimpangan di tepi pantai. Sesaat dia mendongak ke atas, seolah-olah meminta bantuan kepada Sang Pencipta. Setelah itu dia menunduk, menutup sayapnya, berada dalam kebimbangan.“Yang Mulia,” panggil salah satu naga yang mengampirinya.“Aku sedang ingin sendiri,” ucap Lelouch.“Tidak, bukan begitu Yang Mulia. Lihat ke atas!” ucap naga tersebut.Lelouch mendongak. Tidak pernah disangka sebelumnya oleh Lelo

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bag E-1 | Pangeran yang Terbuang

    “Bagaimana awalnya kita, para naga bisa menempati bumi ini?” tanya sesosok naga bersirip hitam dan putih. Di depannya tampak naga-naga kecil sedang duduk mendengarkan petuah-petuahnya. Hari ini adalah hari rutin untuk anak-anak naga mendapatkan pelajaran dari naga Lelouch. “Kita adalah makhluk yang dikutuk, tetapi sebagian dari kita dimaafkan. Bapak kita, adalah naga yang membuat bumi ini jadi ditempati oleh manusia. Namanya Azrael, dia penguasa lautan, sedangkan kita penguasa daratan,” lanjut Lelouch. “Yang Mulia, apakah kita akan terus bertempur dengan mereka?” tanya salah seekor naga kecil. “Pertempuran ini akan terus berlanjut sampai akhir zaman. Kita hanya bisa mengusirnya agar tidak sampai menguasai daratan. Daratan adalah tempat para manusia dan makhluk-makhluk lainnya, lautan adalah tempat kekuasaannya. Sebab, di sana dia bersama Iblis dan menjadi kaki tangannya,” jawab Lelouch. “Apakah dia bisa dikalahkan?” tanya naga kecil yang lain.

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 32.2 | Pangeran Yang Terbuang

    “Penjara apa?” tanya Aryanaga. “Eee… sebentar yang Mulia, apa tidak bisa diringankan hukumannya? Itu Penjara yang mengerikan. Tidak ada satupun yang keluar dari penjara itu sampai sekarang!” ucap sang Pembela. “Penjara apa? Apa itu?” “Pangeran Aryanaga, Penjara Tujuh Pintu adalah Penjara yang berada di kegelapan bumi. Kau tak akan bisa menghirup udara bebas. Di dalamnya ada tujuh pintu yang mana semuanya mewakili tujuh dosa mematikan. Selama jiwamu ada dosa itu, kau tak akan bisa keluar.” Aryanaga terkekeh. “Masukkan aku ke penjara itu. Aku tak keberatan.” “Sudah diputuskan, bawa dia!” ucap seseorang anggota Dewan Kehormatan Naga. Palu pun diketok dan sang pembela tak bisa meringankan hukuman Pangeran Aryanaga. Arya

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 32.1 | Pangeran Yang Terbuang

    Aprilia berada di depan dua gundukan tanah. Air matanya terus berderai seperti tak akan pernah habis. Bandi menepuk pundaknya, berusaha menenangkan Aprilia, bagaimana pun Aprilia adalah wanita dan hatinya lembut. Kepergian Raja Primadigda dan Asri membuatnya sedih. Keduanya dikuburkan di tanah terbaik dan tempat terbaik, yaitu di pemakaman para raja. Di tempat ini juga ada makam para raja sebelum Raja Primadigda.Orang-orang banyak yang menghadiri pemakaman itu. Mulai dari para prajurit, menteri dan juga para pejabat kerajaan. Hari itu rakyat berkabung atas gugurnya Raja Primadigda. Rumor pun cepat menyebar kalau Raja Primadigda dikalahkan oleh anaknya sendiri. Orang-orang mulai bertanya-tanya tentang motif pembunuhan ini. Aprilia dan Bandi sengaja tidak memberitahu, karena saat ini Antabogolah yang berkuasa. Nyaris semua lini kekuatan militer sekarang di pegang oleh Antabogo, sehingga mustahil baginya membuat su

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 31.3 | Jiwa Yang Hampa

    Aryanaga sama sekali tak bercanda. Dia kembali mengeluarkan tombak elemental dari telapak tangannya, kali ini warnanya kekuningan dengan percikan energi listrik di sekitar ujung tombaknya. Menyadari ada bahaya, Pangeran Bagar menjauh. Aryanaga tetap fokus kepadanya. Setiap pergerakan Pangeran Bagar, bisa dilihatnya. Dan ternyata, Aryanaga tak hanya mengeluarkan satu tombak, tapi lagi, lagi dan lagi hingga sepuluh tombak dengan energi listrik melayang di atasnya. Aryanaga mengambil satu per satu tombaknya, melemparkannya dengan kuat.Pangeran Bagar tak bisa kabur dari serangan itu. Sepuluh tombak beruntun menghantam di sekitarnya. Sepuluh kali petir menyambar-nyambar, jutaan volt menghantam tanah hingga menimbulkan ledakan listrik yang menggelegar.Aprilia dan Bandi yang menyaksikan pertarungan itu dari jauh cukup ngeri dengan kekuatan yang dimiliki

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 31.2 | Jiwa Yang Hampa

    Bandi masih menangis, tetapi ia juga harus membawa jenazah Raja Primadigda. Dengan tersedu-sedu dia menggendong jenazah tersebut. Aprilia juga melakukannya. Aprilia sekarang yang gantian bermandikan darah Asri. Dia dan Bandi pergi dari tempat tersebut, meninggalkan Aryanaga yang tak terkendali.Pangeran Bagar menjauh. Kini ratusan prajuritnya menghadapi Aryanaga. Mereka terdiri dari ras naga pilihan yang dilatih dengan ilmu perang yang cukup andal. Pangeran Bagar, tidak pernah salah dalam memilih anak buah. Mereka ahli pedang, tombak dan panah. Para prajurit membentuk formasi mengepung Aryanaga. Aryanaga mengamati mereka. Tombak-tombak terhunus ke arah Aryanaga, setiap tombak ini tentu saja ada bagian dari tubuh para naga, sebagian lagi adalah besi yang ditempa oleh para peri, sehingga bisa melukai para naga.Aryanaga sama sekali tak gentar. Ia mengeluarkan kekuatan yang san

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status