Apa Bibi Tidak Akan Menyuapiku? "Bibi!""Lerina!"Sepasang ayah dan anak itu terkejut dan langsung berlari menghampiri Lerina. Han mengangkat kepalanya di atas pahanya."Lerina! Lerina!" Han menepuk-nepuk pelan pipinya."Daddy lihat tangan bibi terluka!" Sean menunjuk tangan Lerina yang lecet dan memar akibat cambukan dari Barbara.Han melihatnya, dia jadi tahu wanita ini sedang tidak baik-baik saja sekarang dan dia kembali memperhatikan wajahnya dan mendapati luka tipis di sudut bibirnya. Dia segera mengangkatnya dan membawanya ke mobil. Mereka menuju rumah sakit sekarang. Sean terus menatap Lerina dia sedih karenanya. Tidak butuh waktu lama mereka telah tiba dirumah sakit dan Lerina segera di tangani oleh tenaga medis di sana."Daddy, apa Bibi Lerin akan bangun!" Sean tidak dapat menahan kecemasan. Wanita itu begitu berarti buat dia. Han membelai surai putranya lalu mengangguk. Dia sedang memikirkan apa penyebab Lerina seperti itu.Han berinisiatif menghubungi Paman Peng, mengat
Robin Smith Yang MemerintahkankuBraaakPrangPrangSegala yang ada di dalam gudang itu menjadi sasaran amukan tangan Robin. Dia begitu kesal karena Lerina telah berhasil kabur dari gudang."Suamiku tenanglah!" Barbara mencoba menyantuhnya lembut.ArrrgghRobin menghempas tangan Barbara, hingga membuat wanit itu sangat terkejut, namun saat ini dia tidak berbicara lagi, dia melihat amarah suaminya benar-benar meledak."Para pemegang saham memberikan aku waktu sampai besok kalau tidak mereka akan mencabut saham mereka dari perusahaan, dan Kau suruh aku tenang!" Robin semakin tak terkendali.Barbara beringsut mundur selangkah. Dia takut Robin akan berlaku kasar padanya."Hanya menjaga perempuan seperti Lerina saja kalian tidak becus." Robin menatap istri dan putrinya bergantian. Selena baru saja bangun dan mendengar keributan dari arah gudang."Tidak mungkin Lerina bisa pergi dengan mudah, dari depan tentu dia akan melewati pos security, dan dari belakang, pintu itu terkunci," ucap Barba
Bab 27Jauhi Putraku! Han masuk kedalam ruangan Lerina dan mendapati Sean dan nany disana. Lerina sendiri sudah tidak berbaring lagi."Daddy!" Sean melompat dari sofa begitu melihat daddy nya datang.HupHan langsung mengangkat tubuh mungil itu ke atas."Daddy, bibi Lerina ingin pulang!" kata Sean. Han langsung menoleh pada Lerina.Lerina mengangguk. Han menurunkan Sean dari gendongannya."Sean, pergilah bersama nany dulu, daddy ingin bicara dengan bibi!" Han berjongkok mengatakannya."Aku juga ingin ikut bicara," katanya cemberut.Han mungusak kepala Sean. "Ini pembicaraan orang dewasa, cepatlah. Ayah tidak punya banyak waktu." Han memberi pengertian.Bibir Sean mengerucut. "Baiklah!" Dia, tetap menurut dan mengajak nanynya keluar."Bibi, aku hanya sebentar," pamitnya pada Lerina.Lerina tersenyum mengangguk. Bagaimana tidak, Sean begitu tidak ingin berpisah darinya.Sepeninggal Sean dan nany, Han mengajak Lerina duduk. "Ada yang ingin kukatakan. Aku sudah tahu apa yang Kau alami k
Bab 28Bibi, Aku Ingin Kau Menjadi Mommyku! Lerina pamit pada Bibi Annet dan meminta bantuannya untuk melihat kucing miliknya. Lerina akan mengirim uang untuk makanannya. Annet sedih harus kehilangan tetangga sebaik Lerina. Lerina keluar dengan satu koper besar miliknya. Dia melihat pria yang mencurigakan tadi. Dia masih setia berdiri di seberang jalan. Lerina mengambil arah berlawanan. Dia segera menarik kopernya dan akan menunggu taksi lebih jauh."Halo, Tuan!" Jinli yang sedang berada di dalam mobil rupanya telah di perintahkan Han sejak tadi. Dia mengawasi Lerina sudah saat mau masuk ke apartemen tadi, namun dia tidak menampakkan diri, dia hanya menunggu dan melihat apakah gadis itu aman."Nona Smith sudah masuk ke apartemen sekitar satu jam yang lalu, namun kini ada seseorang yang mencurigakan, keluar dengan topi, masker dan membawa koper besar. Posturnya persis Nona Smith!" Jinli berkata di telpon sambil memperhatikan wanita yang ia duga adalah Lerina."Alihkan ke vidio!" per
Kami Ingin Surat Asli Robin tidak bisa menahan amarahnya saat Selena putrinya mengatakan bahwa Lerina telah kabur.Kesempatannya telah berakhir. Hari ini para pemegang saham akan mengundurkan diri, mereka mencabut saham mereka.Betapa bodohnya mereka, menangkap Lerina saja tidak bisa."Bagaimana ini suamiku? Aku tidak siap hidup miskin seperti dulu!" ucap Barbara. Dia sedari tadi hanya bisa berjalan mondar-mandir sambil menggigit ujung jari.ArggghRobin mengerang frustasi, bersamaan dengan ponselnya yang berdering. Tertera nama Jack di layar. "Halo Tuan! Para pemegang saham sudah mulai menarik saham mereka!" lapor Jack. Dia pun sudah berusaha mencegah dan minta waktu, namun para pemegang itu sudah tidak berminat lagi. Tanpa membalas apapun Robin mematikan ponselnya. Dia terduduk lalu mengusap wajahnya kasar. Dia telah kehilangan kemewahannya. "Apa yang terjadi suamiku?" Barbara tidak bisa menahan diri untuk bertanya. "Mereka sudah meninggalkan perusahaan," jawab Robin pelan nya
Lerina Itu Gadis Lemah Dan Miskin"Bisa aku bertemu dengan Nona Lerina pemilik asli perusahaan ini?" Han membuka suara setelah selesai membaca isi surat itu."I-itu masalahnya Tuan, keponakan saya itu menghilang sejak enam tahun yang lalu." Robin memang tidak berbohong sepenuhnya."What? Kenapa tidak mencarinya?" tanya Han. Dia sedang bermain-main saja saat ini."Su-sudah, tapi dia menghilang bagai di telan bumi." Robin mengarang. Satu hal yang tidak dia ketahui, Lerina adalah sekretaris Han Zoku.Selena memang tidak jadi mengatakan hal itu padanya, dia hanya mengatakan Lerina tinggal di apartemen saja."Kurasa kekayaan Smith tidak akan berkurang bila mencari seorang gadis," tambah Han lagi.Robin mulai tidak nyaman, Han terlalu berkelit menurutnya."Dengan terpaksa aku harus membatalkan rencanaku Tuan Robin, aku hanya ingin bertemu dengan pemilik aslinya." Han melipat map itu dan meletakkannya di meja."T-tuan Zoku, apakah penting dengan kehadiran gadis itu? Bahkan ini sudah enam tah
Perempuan Tidak JelasDua minggu telah berlalu, Sean terus merengek ingin bertemu dengan Lerina, bahkan dia mengurung dirinya di kamar."Astaga Sean! Apa istimewanya wanita itu? Ck" Laura begitu pusing menghadapi cucunya yang sering menyebut nama itu. Setiap hari hanya Lerina-Lerina dan Lerina. Entah apa yang sudah diberikan oleh wanita itu pada anak dan cucunya? "Laura, apa Kau tak bisa tenang? Aku pusing melihatmu seperti setrikaan," kata Philip yang merasa terganggu dengan gerakan istrinya yang mengulang.Laura berhenti tepat di depan suaminya. "Astaga! Kau sama saja dengan mereka, sangat menyebalkan!" sungut Laura."Hubungi daddynya, biar Han yang mengurusnya!" perintah Philip."Tidak, aku sudah janji akan membawanya belanja dengan Sween. Aku ingin mendekatkan mereka," tolak Laura tegas. Dia sudah punya rencana.Philip memutar bola mata malas. "Laura, ternyata Kau belum menyerah juga, ck." Philip memilih meninggalkan istrinya yang terlalu berambisi terhadap perjodohan tersebut.
Ah, Maaf! Aku Terbawa Perasaan Han tersenyum menatap kepolosan Lerina. Dia berjalan mendekatinya. "Lerina, kenapa menghindariku? Aku adalah suamimu?" tanya Han lembut mengalun di telinga. "Tu-tuan, ini terlalu mendadak buatku, a-aku tidak ...," Cup Han mengecup pipi Lerina dan itu mampu membuat pipinya merona merah, namun kegugupan masih mendominasi. Han tersenyum, dia mengira Lerina tidak akan siap dengan hal yang di inginkannya, tapi Han tidak akan memaksa wanita ini, dia akan mengambil hatinya terlebih dahulu. "Aku menemui pamanmu," kata Han. Inilah salah satu tujuannya datang ke sini. "Pa-man Robin?" Lerina mengernyit. "Dia sudah di tinggalkan oleh para pemegang saham, dan sekarang dia sedang membutuhkan bantuan besar. Aku datang menawarkan bantuan, dengan syarat ingin bertemu pemilik aslinya," lanjut Han. "A-apa benar perusahaan itu masih atas namaku?" Lerina cukup penasaran dengan hal ini dia ingin lebih yakin. "Iya, dan aku mensyaratkan dirimu." "Apa maksudmu?" Lerin