Share

Bab 51

Penulis: Zaina Aulia
Andini kembali menjalani hari-harinya dengan mengurung diri di Paviliun Ayana. Dia menghindari pertemuan dengan siapa pun. Dia hampir tidak pernah keluar dari kamarnya kecuali saat pergi mengunjungi Ainun.

Alasannya, pertama luka di punggung Andini memerlukan waktu untuk penyembuhan. Kedua, dia benar-benar muak melihat orang-orang lain di kediaman itu, terutama Dianti.

Andini sangat khawatir kalau suatu saat lengah, Dianti akan muncul dan mulai mengusiknya dengan tipu muslihat yang tak ada habisnya.

Faktanya, beberapa hari lalu Dianti memang pernah datang. Dia berkata bahwa pohon prem merah terbesar di Paviliun Persik sedang berbunga. Bunga-bunganya sangat indah dengan aroma yang memikat.

Berhubung tahu bahwa Andini suka bunga prem, Dianti datang secara khusus untuk mengundangnya melihat bunga tersebut.

Namun kali ini, bukan hanya Andini yang tidak ingin mendengarnya, bahkan Laras tidak membiarkan Dianti masuk ke Paviliun Ayana. Laras hanya mengatakan bahwa nonanya sedang beristirahat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
yoenyoen
Tamat smp bab brp ya, serius ty ke author, krn smp bab 514 belum tamat ni lama skali
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Andini hrs hati2,,krn semua surat ssh di uka terlebih dl, hati2 nanti ada jebakkan utk mencelakakan kamu. Jd ssh pengalaman sm situasi, hrs waspada....sm kwluarga nya sendiri.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 922

    Mendengar ucapan Andini, sorot mata Ega dipenuhi ketakutan."Nona Andini, tolong bicara baik-baik .... Anda, Anda jangan menyulitkanku! Aku benar-benar nggak tahu kalau muridku itu seorang mata-mata! Keluargaku sudah tiga generasi menjadi tabib militer, semua itu tercatat jelas! Aku ini orang Negara Darsa, mana mungkin aku mengkhianati Negara Darsa dan menjadi mata-mata!"Namun saat berbicara, perut Ega tiba-tiba mulai terasa sakit yang menyiksa. Dia langsung sadar, ini pasti karena ramuan dalam mangkuk tadi. Padahal sebelum meminumnya, dia sudah mencium aromanya, tapi sama sekali tidak mendeteksi ada yang aneh!Mengingat bagaimana Andini bisa meracik ramuan yang mematikan dalam sekejap, Ega langsung pucat dan hampir menangis karena ketakutan.Sementara itu, Andini hanya duduk di samping dan menatapnya dengan dingin, tanpa belas kasihan sedikit pun."Hm, tiga generasi sebagai tabib militer ... berarti pengaruhmu di kalangan tentara sudah sangat besar! Kalau sampai tersebar kabar bahwa

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 921

    Andini membawa semangkuk ramuan obat dan masuk ke dalam tenda. Begitu tirai terbuka, tampak tabib militer sedang duduk di kursi, kedua tangannya terikat pada sandaran, sementara kedua kakinya juga diikat erat pada kaki kursi. Dia nyaris tidak bisa bergerak.Melihat kedatangan Andini, raut wajah Ega langsung berubah terkejut. "Nona Andini? Kenapa Anda datang ke sini?" Suaranya terdengar serak dan kering, seperti tenggorokan yang sudah lama tidak disentuh air.Andini mendekat sambil membawa mangkuk obat. Dia mengaduk perlahan, lalu menyendokkan sesuap dan mengarahkannya ke mulut Ega. "Kaisar dan Pasukan Harimau sedang berada di lapangan latihan. Aku memanfaatkan waktu ini untuk menjenguk Tabib Ega. Dapur sedang sulit menyediakan makanan, jadi aku memasak ramuan penguat tubuh ini. Semoga kamu bisa bertahan."Nada bicaranya tenang dan dingin, tidak terlihat emosi dalam ucapannya.Saat Andini berbicara, Ega mencium aroma ramuan itu dan segera bisa menebak beberapa bahan yang digunakan. Dia

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 920

    Andini tertegun, sama sekali tak menyangka bahwa Surya bisa sekejam dan setegas itu. Dia pun langsung mengerutkan alis. "Apa nggak terlalu gegabah? Mungkin saja dia punya rekan. Kalau bisa diinterogasi lebih jauh ....""Nggak mungkin bisa." Surya segera menjelaskan, "Semalam Danbo dan Arok sudah menginterogasi semalaman. Segala cara sudah dipakai, tetap saja nggak bisa membuatnya buka mulut. Sepertinya dia memang sudah dilatih sejak kecil sebagai pembunuh bayaran, siksaan semacam itu bukan apa-apa bagi mereka."Karena itu, Surya memilih membunuhnya.Mendengar ucapan Surya, hati Andini mencelos. Dia benar-benar tak bisa memahami, seperti apa orang-orang yang sejak kecil dilatih dengan cara sekeji itu. Wajahnya perlahan memucat.Surya segera menangkap perubahan itu dan berkata dengan lembut, "Dunia persilatan begitu luas, segala hal mungkin terjadi. Yang perlu kita lakukan hanyalah fokus pada apa yang ada di depan mata."Andini mengangguk, tentu saja dia paham hal itu. Dia bertanya, "Kal

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 919

    Saat ini, yang lain masih belum kembali dari pesta api unggun, jadi tenda besar itu hanya diisi oleh Abimana sendiri. Melihat Surya membuka tirai tenda dan masuk, Abimana menyapa, "Pangeran."Namun, dia tidak berdiri untuk menyambut, hanya mengangkat cangkir di depannya dan meminum satu teguk.Surya meliriknya sekilas, lalu bertanya, "Itu arak atau air?"Abimana mengangkat cangkirnya sedikit. "Air."Surya mengangguk, lalu berucap, "Andin nggak apa-apa. Dia sengaja bertingkah seperti itu untuk menjebak si pembunuh. Jadi ....""Aku tahu." Abimana menyela ucapan Surya.Kapan dia tahu? Mungkin saat melihat Andini yang tampak mabuk berat digiring oleh Laras, sementara Surya tetap duduk tenang di depan api unggun. Saat itu, dia menyadari bahwa mereka sedang menyembunyikan sesuatu darinya.Pertama, Surya tak akan membiarkan Andini mabuk seperti itu. Kedua, sekalipun mabuk, mana mungkin Surya membiarkan Laras mengantar Andini sendirian?Hanya saja, meskipun mabuk itu hanya pura-pura, ucapan An

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 918

    Sebelumnya, orang di hadapan ini sering terlihat mengikuti Ega. Namun, hari itu saat naik gunung untuk mencari obat, dia tidak ikut. Kemungkinan besar, itu supaya dia punya kesempatan untuk membunuh Andini!Melihat bahwa hari ini dia tak bisa lolos, orang itu mengernyit dan mencoba menggigit hancur pil racun di dalam mulutnya. Namun, belum sempat menggigit sepenuhnya, Surya sudah melangkah maju dan mencengkeram rahangnya hingga mengalami dislokasi."Arghhh!" Teriakan kesakitan yang teredam kembali terdengar. Air liur menetes dari sudut bibirnya.Andini mengernyit. Sementara itu, Surya menginstruksi, "Bawa dia pergi, sekalian tahan Tabib Ega. Interogasi baik-baik.""Baik!" Uraga dan Darya langsung menyeret orang itu pergi.Setelah itu, Surya menoleh ke arah Andini. Dengan alis berkerut, dia bertanya, "Kamu nggak terluka, 'kan?"Andini menggeleng. "Nggak.""Baguslah." Setelah itu, suasana di dalam tenda menjadi hening.Surya berdeham, lalu berkata, "Belum tentu dia sendirian. Kamu tetap

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 917

    "Ya!" Laras menghela napas dengan pasrah. "Nona terus-terusan minta arak! Hamba mau ambil air untuk membersihkan wajah Nona. Apa ada urusan, Tabib Ega?"Ega menggeleng. "Nggak ada yang penting. Aku hanya melihat Nona Andini mabuk tadi, jadi ingin memeriksa keadaannya. Begini saja, aku buatkan teh pereda mabuk. Nanti kasih dia minum sedikit.""Baik, terima kasih banyak.""Nggak masalah!" jawab Ega sambil melambaikan tangan dan pergi.Sementara itu, Laras mengambil baskom untuk menimba air.Di dalam tenda, Andini masih berbaring sambil terus meracau, "Mau minum arak ...."Entah sudah berapa lama berlalu, tirai tenda perlahan terbuka. Sepasang kaki besar melangkah masuk, mendekati ranjang."Nona Andini?" Suara lembut itu tidak mendapatkan balasan apa pun. Orang itu kembali berucap, "Nona Andini, aku bawa teh pereda mabuk. Mau minum sedikit?"Andini hanya mengecap bibir, tak merespons. Orang itu meletakkan teh di samping ranjang, lalu maju dan mendorong bahu Andini dengan lembut. "Nona And

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status