Arisa berdiri di pinggir jalan depan gedung kantornya. Menunggu ojek online yang baru saja ia pesan untuk kembali ke rumahnya sambil memperhatikan lalu lalang kendaraan di depannya. Sesekali satu dua mobil berjalan perlahan karena pengendara motor yang ugal-ugalan. Gadis itu lalu melirik ke atas kepalanya sambil tersenyum. Untung ada pohon jadi setidaknya dia bisa berteduh dari panas matahari sore yang kadang sangat menyengat dikulit kalau terkena cahayanya.
Sore ini dirinya terpaksa harus pulang sendirian karena Nicky masih ada kerjaan di luar dan tidak membutuhkan bantuannya.
Baru saja dirinya ingin mengambil earphone di dalam tasnya, sebuah klakson motor mengalihkan perhatiannya.
"Ibu Arisa?" Tanya pengendara motor yang menggunakan helm dan jaket hijau tersebut.
Arisa buru-buru menutup tasnya dan berjalan mendekati pengendara tersebut. "Iya Pak." Serunya sambil meraih helm yang baru saja disodorkan oleh pria tersebut. Dan tanpa pikir
Daniel melepas snellinya dan menggantung benda tersebut pada sandaran kursinya dan bergegas pergi meninggalkan ruangannya yang saat itu hanya berisi dirinya sendiri. Dokter Anggara sedang memeriksa pasien sementara Dokter Inez memiliki jadwal libur pada hari ini.Saat ini ia terpaksa harus izin beberapa jam kedepan untuk menustaskan janjinya pada Mamanya yang sudah memutuskan untuk mengenalkan dirinya pada seorang wanita kenalan Mamanya itu. Walaupun sebenarnya dia enggan untuk mengikuti usulan Mamanya yang tidak menurutnya sangat tidak masuk akal itu, tapi dirinya tidak mungkin menolak tawaran Mamanya itu. Toh dia sudah berencana kalau sampai disana dia hanya akan menyapa Mamanya dan wanita itu lalu kembali ke rumah sakit. Dan dirinya tidak berencana untuk tinggal lama-lama ditempat janjian mereka.Beruntung perjalan ke cafe yang di maksud Mamanya tidak begitu macet jadi dia bisa tiba lebih cepat dari dugaannya.Segera ia memarkirkan mobilnya
Tidak terasa sudah 3 bulan sejak Nicky dan Arisa menjalin hubungan dan selama itu pula masih belum ada yang mengetahui hubungan mereka di kantor kecuali Maya. Arisa selalu berusaha bersikap biasa saja di depan Nicky saat mereka sedang rapat agar tidak ada yang menyadari tentang hubungannya dengan Nicky. Walaupun mungkin saja tidak akan ada yang peduli kalau karyawan di perusahaan tersebut jadi tau hubungan mereka. Tapi Arisa selalu menganggap kalau urusan pribadinya tidak perlu di ketahui oleh orang banyak. Termasuk tentang hubungannya dengan Nicky.Dan dirinya juga menyadari, selama 3 bulan ini Daniel betul-betul menghilang dari kehidupannya setelah meninggalkan pernyataan yang sempat membuat Arisa hampir goyah. Tapi iapun memutuskan untuk tidak terlalu peduli karena dirinya tidak merasa rugi. Dan itu berkat Nicky.Saat ini di kantor sedang mengadakan acara untuk merayakan hari jadi perusahaan itu yang ke-5. Jadi sejak beberapa hari yang lalu semua karyawan suda
Arisa memandangi punggung Nicky yang sedang berjalan didepannya. Acara di kantornya telah berakhir sejam yang lalu, dan gilirannya untuk pulang lebih akhir bersama dengan Maya yang sibuk menyusun susunan rapat yang akan dilakukan Nicky 2 hari kedepan. Tapi, wanita itu sudah pulang 10 menit yang lalu dan berakhirlah Nicky dan Arisa yang pulang belakangan. Sejak mendengar percakapan Nicky dan tamunya yang bersama Maria itu, Arisa terus kepikiran. Bahkan saat akan saling tukar hadiah, Arisa sempat melamun karena tidak bisa mengabaikan rasa penasarannya tentang hubungan Nicky dengan Maria. Dan sampai mereka pulang saat ini, Arisa belum juga mempertanyakan rasa penasarannya. Tanpa terasa mereka sudah tiba diparkiran mobil dengan keadaan yang hanya saling diam. Membuat Arisa sedikit merasa canggung. "Kamu sakit? Kok diem mulu dari tadi?" Tanya Nicky menyadari keanehan dari sikap Arisa. Arisa yang semula hanya memperhatikan jalan, segera be
Arisa baru selesai membersihkan diri dan wajahnya. Ingatannya kembali pada saat di mobil beberapa jam yang lalu. Lagi-lagi dirinya hampir kelepasan. Walau sebenarnya bisa saja Nicky memaksanya untuk melakukan yang sempat dirinya bayangkan akan terjadi. Beruntung dia segera sadar dan kembali menghindar.Tapi ia sedikit penasaran, apakah mereka benar akan melakukan hal 'itu' di dalam mobil kalau dirinya tidak menolak? Gadis itu memejamkan mata, mengutuk dirinya yang terlalu bodoh.Baru saja ia akan beristirahat ketika dering ponselnya menginterupsi kegiatannya. Ia segera meraih barang yang sedang ia isi daya tersebut, melepaskan sambungan kabelnya dan segera menempelkannya di telinga kiri setelah menekan layar hijau pada ponselnya."Halo?" Tanyanya pelan pada si penelpon yang belum ia ketahui namanya tersebut karena layarnya hanya menampilkan nomor baru yang tidak ia kenali."Ris, gue Dante." Sahut disebelah dengan nada ceria. Membuat Aris
Setelah acara makan siang dan makan-makan lainnya, semuanya kembali sibuk dengan diri mereka masing-masing. Dan Arisa juga memutuskan untuk menepi ke ruang tamu setelah dirinya membantu pama Daniel cuci piring.Ia belum ingin pulang karena merasa tidak enak. Masa sudah di undang makan langsung pulang. Itu bukan etika yang baik dalam bertamu. Apalagi dirinya tidak punya janji apapun dengan siapapun. Nicky? Dia cuma mengatakan ada urusan penting di rumah seseorang tanpa memberitahukan nama. Walaupun bisa saja dia mengatakan nama Dante, tapi entah kenapa dirinya lebih memilih tidak mengatakannya. Toh Nicky juga tidak bertanya lebih jauh.Ketika dirinya berniat memainkan ponselnya, kursi disebelahnya bergerak, membuatnya segera berbalik dan mendapati Daniel yang sudah duduk di sebelahnya dengan 2 gelas minuman dingin yang baru saja ia letakkan di atas meja."Makasih." Hanya itu yang bisa diucapkan Arisa. Entah kenapa, tidak bertemu dengan Daniel selama 2
Sudah seminggu lebih sejak ulang tahun perusahaan Nicky dan pria itu tampak sibuk dengan pekerjaannya. Semenjak perayaan hari jadi ke 5 perusahaannya, beberapa orang dari perusahaan lain menghubunginya untuk membangun relasi atau sekedar membeli saham perusahaan tersebut karena banyaknya informasi yang muncul tentang baiknya kinerja perusahaan yang bekerja di bidang distribusi makanan tersebut. Banyak juga yang mulai berlomba-lomba untuk menjadi reseller perusahaan tersebut.Dan semenjak kejadian tersebut, dirinya jadi lebih jarang bertemu dengan Arisa. Beberapa kali dirinya harus menemui tamu yang ingin membahas soal kerjasama antar perusahaan. Dan tentu saja tidak bisa ia tolak karena hal itu menyangkut masa depan perusahaannya. Dan Arisa hanya muncul saat dia harus membawakan minuman untuk tamunya.Kali ini Nicky sedang duduk di dalam kantornya dengan seorang pria yang sibuk membaca berkas kerjasama mereka."Sepertinya ada beberapa poi
Daniel sudah kembali menjalankan mobilnya setelah mengambil sample obat di tempat yang ia maksud. Tidak begitu lama karena Arisa tidak perlu ikut turun kali ini. Daniel benar-benar hanya turun untuk mengambil sample obat dan segera kembali ke mobil setelah mendapatkan barang tersebut.Pria itu kini membawa mobilnya memasuki area jalan raya yang cukup padat kendaraan. Sementara Arisa menyibukkan dirinya dengan bermain diponselnya. Tidak memedulikan Daniel yang juga termakan pada fokusnya ke jalan raya.Tidak ada yang bersuara selama 5 menit terakhir kecuali suara dari radio yang di setel, membuat Arisa gemas sendiri. "Habis ini kamu mau kemana?" Tanya Arisa berusaha tidak terdengar kepo."Kamu maunya kemana?" Tanya Daniel balik."Kok malah nanya aku?""Ya iya, kamu maunya kemana? Mumpung kita masih diluar." Tawar Daniel lagi membuat Arisa berfikir sejenak."Aku belum kepikiran mau kemana sih. Oh, kamu sempet gak kalau
Suara ketukan pintu rumah Arisa membuat gadis itu buru-buru keluar setelah dirinya baru saja selesai mandi. Ia bahkan belum sempat memakai baju dan hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian badannya.Saat membuka pintu, dirinya terkejut saat melihat Nicky yang sudah berdiri dengan senyuman yang tidak bisa Arisa tebak."Loh, Nick. Ngapain kesini?" Tanya Arisa bingung dan sedikit gugup.Mendapat pemandangan asing dihadapannya membuat Nicky hanya bisa menatap Arisa tanpa berkedip."Nick!" Panggil Arisa saat mendapati Nicky yang tidak bergeming dihadapannya. Membuat dirinya semakin gugup."Ah, ooh. Gak. Aku cuma kangen sama kamu." Jelas Nicky dengan suara yang terdengar rendah dan serak ditelinga Arisa."Kalau gitu bentar ya. Saya pakai baju dulu." Kata gadis itu dan langsung meninggalkan Nicky yang tanpa ia sadari sudah mengikuti dirinya setelah menutup pintu rumah gadis tersebut."Ris!" Panggilan Nicky membuat