Share

Part 3

Author: LilyPut
last update Last Updated: 2021-05-20 09:33:04

"saya minta maaf karena sudah memeluk anda dengan lancang." Saat ini Arisa dan dokter Daniel memilih teras sebagai tempat mereka untuk berbincang.

Arisa tersenyum tipis. "Gapapa dok. Saya justru yang terima kasih karena dokter mau meluk saya." Ucapnya yang sedetik kemudian menyadari kesalahannya. "Eh, maksud saya bukan gitu dok. Anu..." 

"Ahhaha, gak papa. Saya ngerti kok."

"Oh, iya dokter gak tugas?" Tanya Arisa setelah sadar dengan kehadiran pria itu di tengah jadwal dinasnya.

"Saya cuti setengah hari. Kebetulan juga hari ini tidak ada jadwal operasi." Dan kalimatnya barusan membuat keduanya kembali terdiam. Daniel masih merasa bersalah dengan kejadian yang menimpa Arisa.

"Maaf." Lagi-lagi Daniel meminta maaf.

"Gak papa dok. Udah takdirnya memang begitu. Walaupun gak bohong kalau saya masih gak bisa menerima." Ucap Arisa dengan tatapan kosong kedepan.

Daniel menatap Arisa dalam seolah gadis itu memiliki daya tarik yang membuatnya enggan mengalihkan tatapannya ke tempat lain.

"Bentar ya dok. Aku ambilin minum dulu." Arisa baru akan bangkit namun dengan cepat ditahan oleh Daniel.

"Gausah. Kamu duduk aja tenang. Gausah pusing mikirin tamu."

"Tamu kan...."

"Enggak untuk saat ini." Arisa menatap wajah Daniel yang lagi-lagi membuatnya merasakan perasaan aneh.

Dengan segera ia menepis tangan pria itu dan kembali menatap kedepan, atau kemana pun selain kearah pria itu.

"Kalau gitu aku balik dulu, ya. Maaf gak bisa tinggal lama-lama." Daniel segera bangkit dan berpamitan dengan Arisa.

"Saya yang makasih karena dokter udah luangin waktunya untuk datang kesini. Padahal Ayah saya cuma pasien, sama dengan yang lain." Balas Arisa sambil ikut mengantar Daniel menuju mobilnya.

"Gakpapa." Jawabnya singkat lalu masuk kedalam mobil dan langsung meninggalkan wilayah rumah Arisa.

-

Seminggu telah berlalu, dan hari ini adalah hari pertama Arisa bekerja sebagai sekertaris di perusahaan milik Nicky. Perusahaan yang bergerak di bidang peminjaman modal ini sebenarnya tidak begitu besar dan terkenal seperti perusahaan yang lain dengan bidang yang sama.

Tapi bukan berarti perusahaan ini menjadi tertinggal akan tertinggal tentang perkembangan soal modal dan saham. Karena di ruangan Arisa, terdapat layar yang terpajang di atas dinding dan menampilkan grafik dari saham perusahaan dan perkembangan soal kenaikan dari emas dan saham. 

Arisa tercengan. Ia bahkan tidak berfikir bisa diterima bekerja disini dan sekarang dirinya sudah memiliki meja dan kursi sendiri di ruangan tersebut.

"Pagi mbak." Sapa Arisa pada wanita yang baru memasuki ruangan tersebut. Wanita tersebut terlihat lebih tua dari Arisa dengan perawakan yang tegas namun tenang. Pakaian yang digunakan juga sangat rapi, membuat Arisa refleks membenarkan pakainnya yang sebenarnya sudah rapih.

"Pagi. Kamu Arisa, bukan?" Tanya si wanita tersebut. Membuat Arisa refleks mengangguk.

"Eh iya mbak. Saya Arisa Nohara. Karyawan baru di kantor ini." Arisa segera merevisi jawabannya dengan ucapan agar tidak terlihat kurang ajar di hari pertama bekerja.

"Panggil Maya saja." Balas wanita itu singkat dan segera duduk di tempatnya. Membuat Arisa mengerjap dan memilih ikut duduk sembari menghela nafas pelan. 

"Hari ini, saya ada jadwal meeting di luar dengan Pak Nicky. Kamu bisa mencatat poin-poin penting dari meeting hari ini dan apapun yang penting tentang informasi dari perusahaan ini yang bisa kamu sampaikan pada Pak Nicky saat ia sudah tiba di ruangannya.

Arisa yang mengira hari ini dirinya belum akan mendapatkan pekerjaan berat terkejut dan dengan buru-buru mencatat ucapan dari Maya.

"Mmm, maaf mbak. Bisa di ulangi, yadi saya harus ngapain?" Tanya Arisa sopan karena dirinya tidak menangkap datu katapun yang di ucapkan Maya.

Maya tampak tersenyum sambil mengubah posisi duduknya menjadi tegap.

"Ingat ya, Arisa. Menjadi sekertaris bukanlah pekerjaan yang mudah. Kamu tidak bisa menggunakan waktu luangmu untuk menghayal apalagi bermain ponsel. Karena kamu akan tiba-tiba diberi pekerjaan bahkan saat kamu baru istirahat sedetik. Jadi, kamu harus fokus dan tidak terganggu dengan apapun disekitarmu yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Bahkan saat kamu pulang pun kamu masih harus siap jika diminta soal pekerjaan." Jelas Maya tetap tenang membuat Arisa kagum dengan perawakan wanita itu.

"Baik mbak. Saya minta maaf." Arisa menunduk sopan karena sadar akan kesalahannya.

Wanita itu tersenyum. "Tidak masalah. Ini hari pertamamu dan bahkan saya tidak bisa menemanimu di hari pertamamu. Semoga kamu bisa bertahan ya." Jelas wanita itu dengan senyumnya yang teduh.

Arisa ikut tersenyum dan selanjutnya Maya kembali menjelaskan tugas yang harus dikerjakan Arisa untuk hari ini karena dirinya dan direktur ada meeting diluar sampai sore dan baru bisa kembali kekantor pada malam hari.

Tiba pada malam hari, Arisa masih sibuk mencatat sesuatu di jurnalnya ditempat duduknya. Padahal semua karyawan sudah pulang. Arisa belum mau pulang sampai Maya dan bosnya kembali kekantor. Setidaknya dirinya tidak mau terlihat seenaknya karena pulang duluan padahal tidak ada larangan kalau dirinya tidak boleh sebelum bos kembali dari meetingnya diluar kantor.

"Loh, Arisa. Kok kamu masih disini?" Arisa tersentak dengan suara sang bos karena terlalu serius dengan pekerjannya. 

"Oh, selamat malam, Pak." Sapa Arisa dengan posisi berdiri tegak. Ia bahkan tidak sadar kalau dirinya bisa bergerak secepat itu.

Nicky mengangguk sambil memejamkan mata pelan. "Kamu kok masih disini?" Tanya Nicky kembali. 

"Oh itu. Saya nungguin Bapak sama mbak Maya balik ke kantor, Pak." Jawab Arisa tanpa mengubah pandangannya dari Nicky.

"Loh. Maya gak ngabarin? Saya udah nyuruh dia pulang duluan. Saya juga udah nyuruh dia kabarin kamu." Jelas Nicky yang juga masih berdiri di tempatnya.

Arisa terbelalak dan dengan segera memeriksa ponselnya. Dan benar saja. Disana ada pesan dari Maya yang menyuruhnya untuk pulang tepat waktu.

Arisa lalu menyeringai memperlihatkan giginya. "Hp saya mode silent, Pak. Jadi saya gak dengar kalau ada pesan yang masuk." 

Nicky menggeleng melihat kelakuan sekertaris barunya itu. "Yaudah. Kamu bisa pulang sekarang." Usul Nicky lalu berjalan menuju ruangannya.

"Bapak?" Tanya Arisa bingung karena melihat Nicky sudah membuka pintu ruangannya.

"Saya masih harus mengerjakan sesuatu. Berkas-berkas yang perlu di tandatangi, semuanya sudah ada di meja saya, kan?" Tanya Nicky lagi.

"Iya Pak. Saya sudah letakkan semuanya di meja Bapak."

"Bagus. Kalau begitu kamu bisa pulang sekarang." Jelas Nicky lalu memasuki ruangannya dan menutup pintu ruangannya. Tidak menyadari kalau Arisa masih berdiri di tempatnya. 

Saat akan menandatangani berkas pertama, Nicky terkejut dengan suara ketukan dari luar pintu ruangannya, memperlihatkan Arisa dari jendela ruangannya. Matanya mengernyit bingung.

"Masuk." Ucapnya dan sedetik kemudian gadis itu memasuki ruangan tersebut. "Ada apa? Kok kamu belum balik?"

"Mmm, apa saya bisa tetap disini sampai pekerjaan Bapak selesai?" Tanya Arisa takut-takut. Dirinya bahkan tidak melewati pintu ruangan tersebut.

Nicky semakin mengernyit mendengar saran gadis tersebut. Padahal biasanya karyawan lain akan senang jika disuruh pulang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Puzzle of heart   Part 46

    Sudah sebulan sejak Daniel dan Arisa menikah dan selama itu tidak ada yang berubah di dalam hubungan mereka. Daniel dengan kesibukannya di rumah sakit, dan Arisa yang punya kesibukan baru yaitu membantu Mama Daniel saat wanita di dapur. Arisa bahkan belajar makanan kesukaan Daniel dari mertuanya. Selain itu, kehidupan asmara mereka semakin terlihat biasa-biasa saja. Bahkan, untuk melakukan rutinitas 'malam' pun mereka hampir tidak pernah melakukannya karena Daniel yang justru lebih sering bermalam di rumah sakit. Jadi keduanya sama sekali tidak pernah berhubungan setelah menikah. "Gimana, Ris? Udah ada tanda-tanda hamil belum?" Tanpa sadar Arisa meneguk liurnya kasar setelah mendapat pertanyaan itu dari sang mama mertua. Dalam hati Ariaa lalu berceloteh 'gimana mau dapat kalau kita aja gak pernah ngapa-ngapain habis nikah". Tapi wanita itu segera tersenyum dan mengabaikan ucapannya yang terlontar dalam hati itu. "Sabar ya, Ma. Kita juga lagi usaha kok." Jawab Arisa asal. Setidaknya

  • Puzzle of heart   Part 45

    Sudah 4 hari berlalu, tapi permasalahan antara Daniel dan Arisa belum juga mereka selesaikan. Entah karena Daniel yang justru semakin sibuk dengan pekerjaannya di rumah sakit, dan Arisa yang sudah tidur ketika Daniel mendatangi rumahnya tengah malam dengan harapan masalah mereka bisa terselesaikan.Dan beruntung hari ini keduanya memiliki waktu luang karena harus memastikan semua persiapan pernikahan mereka terselesaikan dengan baik. Dan sepanjang perjalanan mereka balik dari urusan, keduanya tidak ada yang berbicara. Hanya suara radio atau bunyi kendaraan dari luar mobil yang menemani keberadaan mereka disitu. Sampai saat keduanya tiba di rumah Daniel, keduanya masih belum memutuskan untuk bersuara. Bahkan untuk keluar dari mobil menjadi terasa berat bagi mereka."Aku kasih kamu kesempatan buat jelasin semua yang perlu kamu jelasin. Aku tidak akan berkomentar apapun." Suara Arisa yang dingin membuat Daniel segera berbalik menatap Arisa yang ternyata hanya memand

  • Puzzle of heart   Part 44

    Padahal seminggu lagi acara pernikahan Daniel dan Arisa, tapi keduanya justru terlibat dalam pertengkaran hebat, yang murni adalah kesalahan Daniel. Tapi dirinya tidak pernah menyangka kalau hari itu Inez akan melakukan hal tidak pernah ia bayangkan sama sekali. Dan lebih parahnya karena ia ketahuan oleh Arisa.Daniel sudah berusaha untuk menjelaskan semuanya pada Arisa. Namun wanita itu memilih untuk tidak peduli dengan penjelasan Daniel. Menurutnya, apa yang ia lihat di depan matanya saat itu sudah cukup jadi bukti kalau Daniel selingkuh dari dirinya. Kesimpulan yang ia ambil setelah melihat Daniel yang hanya diam di dalam mobil saat wanita bernama Inez melakukan perbuatan menjijikkannya. Arisa sedikit menyesal karena tidak menampar wanita itu kemarin. Padahal dirinya punya banyak kesempatan untuk melakukan hal itu, tapi ia justru memilih untuk kabur dan meninggalkan dua orang itu. Arisa bahkan tidak peduli dengan Daniel yang berusaha mengejar dan memanggil namanya. K

  • Puzzle of heart   Part 43 (21+)

    Entah sejak kapan, keduanya sudah berada di atas kasur milik Arisa dan saling beradu kenikmatan. Padahal sebelumnya, Daniel hanya berniat mengantar Arisa pulang dan langsung kembali ke rumahnya. Namun, rasa rindunya pada Arisa dan juga perasaan bersalahnya karena membiarkan Arisa terjebak dalam perasaan kecewa, membuat Daniel tidak sanggup menahan perasaan itu. Dan Arisa juga sama. Seolah keduanya sudah menunggu untuk melakukan kegiatan itu lagi.Arisa terus mendesahkan nama Daniel di sela-sela pria itu memberikan kepuasan pada liang Arisa, membuat Daniel tidak bisa menahan diri untuk tidak terus menghujam wanitanya. Sesekali pria itu menyedot gundukan milik Arisa, atau meremas benda tersebut seolah enggan untuk membiarkannya menganggur. Sementara Arisa hanya bisa mendesah dan menerima meski sesekali dirinya menarik pundak Daniel untuk berbagi tautan bibir saat dirinya akan keluar.Padahal mereka sudah sering melakukannya, namun sepertinya keduanya tidak pe

  • Puzzle of heart   Part 42

    Sudah hampir sebulan Daniel dan Arisa disibukkan dengan pengurusan untuk pernikahan mereka. Sebelumnya mereka juga sudah mengenalkan Daniel pada keluarga kedua orang tuanya dan untung saja mereka tidak mempermasalahkan apapun. Toh bagaimanapun Arisa sudah dewasa dan bisa mengambil keputusan sendiri. Jadi setelah meminta izin, keduanya mulai mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibutuhkan saat pernikahan mereka. Mereka juga berencana untuk tidak mengundang banyak orang selain teman dekat Daniel, teman Arisa, dan tentu saja keluarga besar mereka. Namun bukannya berjalan lancar, keduanya kadang dihadapkan dengan permasalahan sepele yang selalu berakhir dengan pertengkaran. Seperti sebelumnya, Daniel sudah berjanji untuk menemani Arisa untuk ke KUA karena ada beberapa berkas yang harus mereka setor. Namun sampai sore, Daniel bahkan tidak memberi kabar pada Arisa yang membuat gadis itu akhirnya mendiami Daniel selama beberapa hari. Sama seperti hari ini juga. Kedu

  • Puzzle of heart   Part 41 (21+)

    Permainan tubuh Daniel dan Arisa masih berlangsung setelah hampir 3 jam mereka melakukannya. Arisa bahkan sudah berpindah posisi dan berada diatas tubuh Daniel sambil terus mengeluar-masukkan milik Daniel ke dalam miliknya. Kadang memijat benda panjang dan berurat itu. Tangannya bahkan tidak tinggal diam karena keduanya sibuk bermain dikedua dada miliknya sambil terus mendesah. Sementara Daniel dibawah sana membantu Arisa dengan ikut menggoyangkan pinggulnya dan sesekali meraih pinggang gadis itu untuk sekedar melumat bibir Arisa. Membuat keduanya tidak ada yang ingin berhenti dari permainan tersebut. Bahkan peluh yang sudah menetes dari tubuh mereka tidak membuat mereka untuk berhenti. Daniel kembali membuat Arisa berada dibawahnya karena perasaan ingin meledak yang kembali muncul dari dirinya membuatnya harus segera menyelesaikannya. Membuatnya menghujam Arisa tanpa ampun seolah ini adalah terakhir kalinya mereka melakukan hal tersebut. Ar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status