"Dia yang selalu membuatku tersenyum ketika aku membayangkannya, dia yang sering membuatku tertawa dalam hati ketika mengingat percakapan bersamanya, dia yang membuat jantungku berdebar cepat saat mengingat senyum manis dari bibir menawan itu."
“Kecantikan seorang wanita tidak dilihat dari wajahnya, fisiknya, apa lagi dari bagusnya pakaiaan yang dikenakan. Tapi lihatlah dari matanya, wanita yang sederhana, tangguh, berwawasan, setia, mandiri, jujur, berakhlak baik, berprinsip, sungguh menyenangkan melihat bola matanya. Begitu menawan, membawa kedamaian, bahkan walau dengan tampilan yang sangat sederhana.”----------Hari-hari Nabilla sebagai siswi ditahun terakhir, berusaha ia lalui dengan sangat baik. Hari ini misalnya, Nabilla dengan percaya diri mengerjakan soal-soal uji coba yang di berikan dari sekolah.Saat Istirahat tiba, Nabilla, Jihan dan Olivia sedang di kantin. Sementara Narendra, ia sedang berlatih basket untuk persiapan turnamen yang akan dilaksanakan hari minggu lusa. Nabilla dan sahabat-sahabatnya sedang mengobrol, tiba-tiba ada seorang laki-laki datang dengan membawa bunga dan kotak berbentuk love hingga membuat Nabilla menjadi pusat perhatian.&l
“Tidak semua dari kita memiliki sosok ibu yang sempurna. Bahkan, mungkin sosok Ibu di hidupmu adalah sosok yang kamu benci karna tindak tanduknya yang menyakitimu sangat dalam hingga di relung hati. Sayangilah dia selagi masih ada waktu Karena walaupun sebenci apapun kamu akan dia, kamu akan merasa kehilangan.”----------Entah untuk ke sekian kalinya Nabilla harus bersabar saat pulang dan melihat sebuah mobil terparkir di halaman rumahnya. Ia tidak tahu, kapan ibunya itu akan bertaubat dan meningalkan pekerjaan menjijikan itu.“Nabilla…”Maya memanggil Nabilla yang baru saja hendak masuk ke kamarnya setelah menyalakan lampu ruang tengah. Ia membatalkan langkah dan menuju kamar ibunya, matanya membola saat melihat apa yang dilakukan ibunya. Maya sedang bersama laki-laki, lebih tepatnya ia sedang melayani laki-laki kurang belaian yang menjadikannya sebagai pemuas nafsu.“K
“Mungkin ini cinta atau ketertarikan sesaat. Aku tak tahu. Aku hanya merasa menemukan sosok yang ku cari. Laki-laki yang bersusah payah demi melindungi perempuan.”----------Diiringi isak tangis, Nabilla melihat kepergian ibunya dan mengambil satu-persatu buku yang berada di kubangan air itu. Dalam hati ia berharap, masih ada buku yang masih bisa dipakainnya.Saking larutnya Nabilla dalam
“Orang yang hebat ialah yang bisa tersenyum, saat semua berantakan. Sebab ujian bagi hati adalah kesulitan, dan kesulitan selalu datang setiap waktu. Dan senyuman yang layak disanjung dunia, adalah senyuman yang bersinar menembus air mata.”----------Nabilla melangkahkan kakinya menuju temat wudhu, setelah selesai wudhu ia membenahi jilbabnya dan segera masuk ke dalam mushola. Suasana tenang langsung menghampiri hatinya yang sedang bergemuruh. Memang tempat yang paling teduh dan menenagkan adalah rumah Tuhan nya, ia sangat nyaman berada di rumah Tuhan nya itu, tempat ia sering berkeluh kesah dan meminta.Setelah menghadapi Abidzar, Varo membawa Nabilla ke mushola GOR Satria. Sebelum jalan-jalan ke mall, Varo mengajak Nabilla dan teman-temannya untuk shalat dzuhur terlebih dahullu.Nabilla mengambil mukena dan memakainya kemudian duduk menghadap kiblat. Ia terpaku menatap punggung tegap di depan sana, di bagian
“Jika merasa ini berat, menangislah. Tidak perlu merasa paling tegar dan memaksa diri untuk baik-baik saja. Berdamailah dengan keadaan, karena hal itulah cara terbaik untuk bertahan.”----------Nabilla tidak bergeming, hatinya ngilu melihat kakaknya diperlakukan demikian. Namun bagaimana lagi ia memang salah. Hatinya semakin sakit saat mendengar pengakuan kakaknya yang menjadi sugar baby. Beruntungnya tadi, orang yang beberapa waktu lalu ia temui dan ia tolong, membantu meredakan emosi wanita hamil yang tidak lain adalah bundannya. Ya, perempuan muda yang beberapa waktu lalu bertemu dengannya di halte dan meminjam uang itu teryata ayahnya adalah sugar daddy kakaknya.Sungguh Nabilla tidak habis pikir, kakaknya tega berbuat seperti itu. Menjadi peliharaan pria yang sudah beristri dan mempunyai anak, terlebih istri dari pria itu sedang hamil. Entah, Nabilla tidak tahu apa alasanny
“Berbagi tidak selamanyaa harus dengan sebuah barang yang besar atau berupa harta, kita juga dapat berbagi canda dan tawa dengan mereka yang sedang dalam keadaan bersedih.” ----------- Tiga hari berlalu begitu saja, senyum bahagia tidak pernah absen dari bibir seorang gadis jelita. Sejak siang tadi, senyuman dari bibir gadis itu seakan menghapus kesedihan yang menyapa hidupnya akhir-akhir ini. Selepas senja, Nabilla dan dua temannya yang mengikuti olimpiade berbincang sambil menikmati indahnya malam di Queenstown Singapura. Malam ini merupakan malam terakhir mereka di negara singa itu. Saat Nabilla dan temanya tengah asik mengobrol, tiba-tiba bel kamar mereka berbunyi menandakan ada seseorang yang ingin bertemu. Tok..tok…tok… “Siapa?” Tanya Anggia teman Nabilla yang berteriak dari dalam, karena setelah bel berbunyi mereka tidak langsung membukakan pintu, sehingga orang yang ada di luar kamar tidak sabar hingga m
“Pemikiran adalah bayangan dari perasaan kita, selalu lebih gelap, lebih kosong, dan lebih sederhana.”----------Varo mengajak Nabilla duduk di sebuah kursi yang ada di sekitar Marina Bay , “Ayo duduk, Billa.” Lalu, meletakkan tubuh Nabilla di kursi dan Nabilla terus memegangi kepalanya sangat keras hingga Varo juga ikut memegangi kepala gadis jelita itu, sembari memijatnya lembut. Saat itu, Nabilla merasa begitu nyaman dan lambat laun rasa sakitnya sedikit berkurang. Nabilla yang lemah akibat rasa sakit yang baru pertama ia rasakan, memilih untuk meletakkan kepalanya pada pundak Varo.Nabilla menatap wajah Varo lekat-lekat. Baru pertama ini ia bisa menatap wajah menawan Varo dalam posisi sedekat ini. Dan Nabilla baru menyadari bahwa pria menawan yang sedang menjadi sandaranya saat ini, terlihat tidak asing baginya.“Sebenarnya kamu siapa bang, kenapa aku begitu nyaman saat bersam
Mohon maaf ya, untuk part sebelumnya sedikit mengecewakan. Tapi jika ada waktu, aku bakal revisi, kok. Terimakasih juga, udah mampir diceritaku. Happy reading and happy nice weekend!*****“Sesungguhnya bagian terindah dalm hidup ini adalah saat kita bisa berbagi hal positif, kebaikan dan kebahagiaan dengan orang lain”----------Pukul 3 dini hari, seorang pria tampan yang masih terlihat super duper tampan di usianya yang hampir memasuki 40 tahun, telah selesai manyapa Rabbnya. Kebiasaan yang sudah menjadi rutinitasnya sembilan tahun terakhir ini. Cobaan hidup yang menghampiri keluarganya kerap kali membuat dirinya frustasi. Jabatannya yang merupakan seorang Presdir di Agustaf company, tidak membuat Dinnar melarikan diri dari ujian kehidupan dengan menyentuh hal yang di haramkan. Seperti minum-minuman, narkoba atau pun yang lainya, yang akan menambah ujianya semakin bertambah berat.Kehilangan putri kesayangan