Share

4. Friends

last update Huling Na-update: 2021-06-03 23:20:19

Chapter 4

Friends

Sunshine menyilangkan kedua lengannya di depan dada, matanya menatap Lexy yang terbaring di atas ranjang pasien. Selang medis yang entah berapa jumlahnya berada di sana sini guna membantu pria malang itu mempertahankan nyawanya. Wajah tampannya menderita beberapa luka memar, juga alat bantu pernapasan dan monitor untuk memantau detak jantungnya membuat semakin membuat suasana batin Sunshine berawan. 

Andai ia tidak mendesak Lexy di malam penobatan dirinya sebagai ratu kecantikan di Spanyol, Lexy tidak perlu mengalami semua ini. Alexion Carloz yang tampan seharusnya masih segar bugar sekarang, paling tidak ia bisa menyaksikan tatapan dingin dari mata berwarna cokelat itu.

Sekarang, setelah tiga hari terbaring di atas tempat tidur, Lexy belum juga sadarkan diri. Dokter mengatakan jika efek dari berbagai macam operasi yang dijalaninya mungkin menyebabkan Putra Mahkota mengalami tidur lebih lama. 

Meskipun Lexy mengendarai mobil dengan sistem keamanan terbaik, tetapi karena kecepatan yang melampaui batas maksimal, sistem keamanan mobil akhirnya tidak mampu lagi bekerja optimal. Benturan di kepala Lexy cukup parah, beberapa tulang rusuk juga patah. Tangan kirinya juga telah di operasi karena cedera parah. 

Sungguh keajaiban Tuhan karena tubuh Lexy tidak remuk mengingat kondisi mobil hancur hingga nyaris tidak berbentuk. 

Sunshine menghela napasnya, ia mengulurkan tangannya menyentuh dinding kaca yang memisahkan diri dan Lexy. Meskipun ia dan Lexy tidak pernah berbicara secara akrab, tetapi menyaksikan calon suaminya terbaring di atas ranjang pasien, tidak urung hal itu membuat batinnya hancur. 

"Lexy akan segera sadarkan diri," ucap sahabat baik Sunshine, Poppy Zevarkis seraya mengusap pundak Sunshine. 

"Ya, kuharap," sahut Sunshine pelan. 

"Setelah ia bangun, kau harus memarahinya karena tidak berhati-hati mengemudikan mobil." Poppy menatap Lexy dengan perasaan hancur dan penuh sesal. 

Ia ingin menyentuh Lexy, atau mungkin berbagi rasa sakit dengan pria itu. Sekuat tenaga ia menahan air matanya agar tidak merangkak ke luar atau Sunshine akan curiga karena ia menangisi Lexy. 

Sunshine meletakkan satu telapak tangannya di atas telapak tangan Poppy yang berada di pundaknya. "Aku akan memarahinya." 

Batin Sunshine menjerit. Memarahi Lexy? Berbicara lebih dari lima kata kepada Lexy saja ia tidak pernah. Bagaimana mungkin ia memarahi Lexy? 

Ia merasa menjadi tunangan paling kaku di dunia atau mungkin ia adalah calon istri yang paling membosankan bagi Lexy. Memang sepantasnya ia mendapatkan perlakuan dingin dari Lexy karena sikapnya yang tertutup dan selalu berkesan menjaga jarak kepada Lexy.

Ya, pasti itu sebabnya. 

Batin Sunshine makin masam karena entah kapan ia bisa memperbaiki hubungannya dengan Lexy, atau mungkin tidak pernah ada kesempatan karena dokter mengatakan jika kemungkinan kesembuhan Lexy masih belum bisa diprediksi sebelum Lexy melewati masa kritis.

"Aku adalah tunangan yang buruk," gumam Sunshine.

Mendengar gumaman Sunshine yang lemah tetapi masih jelas di telinganya, Poppy mengerutkan kedua alisnya. "Sunny, apa yang kaukatakan?" 

Sunshine menghela napas dalam-dalam. "Tidak, aku hanya merasa selama ini kami terlalu jauh." 

Sangat jauh, mereka hanya bertemu saat waktu yang telah diatur di depan umum, mereka juga hanya berbicara jika diperlukan. Dan yang lebih mengerikan lagi, Sunshine tidak pernah memulai pembicaraan terlebih dulu setiap kali mereka bertemu bahkan saat duduk berdekatan. 

Ia hanya mengucapkan kalimat-kalimat pendek kepada Lexy dan tentunya tidak beragam. 

Terima kasih.

Maaf.

Ya.

Sampai jumpa. 

Sunshine bergidik membayangkan jika ia berada di posisi Lexy karena memiliki tunangan yang membosankan. Tetapi, ia melakukan semua itu karena ia merasa canggung, bukan karena ia adalah gadis pendiam yang tidak banyak bicara. Ia tidak tahu harus bersikap bagaimana di depan seorang pria, sedangkan ia tidak banyak bergaul dengan pria. Ia sekolah di sekolah khusus anak gadis sejak kecil. 

Baru ketika masuk ke sekolah menengah atas, ia bersekolah di sekolah umum. Tetapi, ia telah dijodohkan dengan Alexion Carloz, Putra Mahkota. Di sekolahnya, tidak satu pun siswa berani mendekati Sunshine, begitu pula para siswi. Mereka menjaga jarak karena statusnya padahal Sunshine sangat menginginkan bergaul dengan siwsa lain. Ia ingin diperlakukan seperti gadis biasa. Bukan sebagai calon Ratu. 

Hanya Poppy Zevarkis, satu-satunya gadis yang berbicara dengan normal padanya. Hanya Poppy, satu-satunya yang akhirnya menjadi sahabatnya. 

Poppy berdehem. "Apa kau masih ingin di sini?" 

Ia tidak tahan menyaksikan kemuraman yang menyelubungi tempat itu. Lexy yang terbaring di atas ranjang pasien, Sunshine yang biasanya berceloteh menceritakan apa saja kepadanya tidak banyak bicara. Ia merasakan jika udara di antara mereka berdua kali ini berubah sangat pekat.

Sunshine mengangguk. "Sepertinya aku akan berada di sini beberapa menit lagi." 

Pada faktanya, ia berdiri di sana menatap Lexy setiap hari. Sunshine menyelesaikan pekerjaan dengan terburu-buru agar bisa berada di sana dengan segera, ia bahkan berpikir ingin menunda seluruh pekerjaannya agar ia bisa berada di samping Lexy setiap detik. Ia ingin menemani Lexy di setiap detik terburuk dalam hidup calon suaminya. Atau jika memungkinkan terburuk terjadi, ia akan menyesal karena ia belum pernah memberikan yang terbaik untuk Lexy. 

"Kalau begitu, aku kembali lebih dulu," ujar Poppy. "Jaga kesehatanmu, tidak baik terlalu lama berdiri apa lagi kau masih menggunakan sepatu setinggi." Ia mengalihkan tatapannya ke kaki Sunshine yang masih menggunakan sepatu dengan hak tinggi. 

Sunshine menggigit bibirnya bawahnya, ia baru kembali dari acara wawancara di televisi dan langsung menuju ke rumah sakit untuk melihat keadaan Lexy. "Aku...." 

"Kau selalu seperti itu, kau melupakan apa saja saat terlalu bersemangat dan gugup," potong Poppy. "Di mana Mona?"

"Dia di luar."

Poppy menghela napas berat. "Aku akan memintanya membawakan sandal untukmu," ujarnya seraya kembali mengelus pundak Sunshine. 

Ketika Poppy hendak berbalik, Sunshine berkata, "Besok, maukah kau menemaniku lagi di sini?" 

Poppy tersenyum tipis seraya mengangguk. "Aku akan menemanimu, setiap kali kau menginginkannya." 

Poppy meninggalkan rumah sakit setelah berbicara pada Mona, mengingatkan Mona jika Sunshine seharusnya berganti sepatu. Ia terus mengusap air matanya sembari berjalan menuju tempat parkir. 

Di dunia ini, semua orang akan menganggapnya sebagai gadis paling kejam karena mengkhianati Sunshine. Sahabatnya. 

Poppy berteman dengan Sunshine sejak hari pertama masuk sekolah menengah atas. Begitu pula Lexy, ia mengenal Lexy karena mereka bertiga satu kelas hingga lulus. 

Siapa yang tidak tahu Lexy, Sunshine, dan Poppy. Di kelas, ketiganya bersaing dalam semua nilai mata pelajaran. Tetapi, Sunshine adalah satu-satunya orang yang tidak bisa digeser oleh Lexy dan Poppy. Sunshine bukan hanya selalu menempati rangking pertama di kelas, ia juga selalu menjadi juara umum setiap tahun.

Cinta yang tumbuh di antara Poppy dan Lexy, juga bukan cinta pada pandangan pertama, benih-benih cinta itu tumbuh perlahan karena seringnya mereka bergaul. Puncaknya adalah saat festival budaya di sekolah yang rutin diadakan setiap tahun. Poppy dan Lexy tergabung dalam satu tim, tetapi Sunshine tidak. 

Sejak saat itu, mereka mulai menjalin hubungan secara diam-diam setelah Lexy terus mendesaknya hingga Poppy tidak mampu berkelit lagi karena pada faktanya ia merasakan getaran-getaran di dadanya. Getaran yang nyaris membuat lututnya terasa lemah saat menatap mata Lexy, bahkan hanya dengan mendengar nama Lexy disebut saja jantungnya terasa mencelus. 

Bersambung....

Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan RATE!

Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.

🍒

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Queen for the King   Epilogue

    Dua tahun telah berlalu setelah pernikahan mereka di Ainsa yang digelar dengan megah dan mewah, Lexy dan Sunshine menjalani rumah tangga yang manis meski terkadang terjadi pertengkaran kecil di antara mereka. Tetapi, itu mereka anggap hal lumrah karena setiap rumah tangga memiliki masalah sendiri."Suamiku, tolong ambilkan tali kekang León," seru Sunshine dari balik walk in closet-nya.Lexy yang sedang mencari ponsel di antara tumpukan buku-buku mengalihkan pandangannya dan memanjangkan lehernya berusaha melongok keberadaan istrinya yang seharusnya berada di atas tempat tidur. Tetapi, istrinya tidak lagi berada di sana. Sambil menggelengkan kepalanya, Lexy bangkit dari duduknya dan melangkah menuju arah suara."Amor, untuk apa kau mencari tali kekang León?" Lexy memandangi istrinya yang telah berdandan. "Kau berencana keluar?""Ya, aku ingin berjalan-jalan bersama León," sahutnya dengan acuh.Lexy mengerutka

  • Queen for the King   58. End

    Chapter 58EndTiga puluh dua Minggu Sunshine mengisi waktunya tanpa Lexy, rasanya waktu berjalan begitu lambat, ia bahkan memilih tinggal di kediaman orang tuanya karena enggan merasakan kesepiannya yang mendalam di tempat tinggal pribadinya. Rasa rindu ternyata sangat menyiksanya meskipun setiap hari mereka bertukar kabar melalui panggilan video. Justru setiap kali selesai melakukan panggilan video, rasa rindu semakin menderanya seolah ia harus menunggu seribu tahun lagi agar dapat kembali menyentuh Lexy.Namun, penantiannya hari ini seharusnya berakhir. Lexy dijadwalkan kembali dari Inggris dan ia tidak sabar untuk memeluk kekasihnya.Musim panas akan segera berakhir, tetapi cuaca masih cukup hangat dan pastinya mengenakan dress yang terbuat dari bahan tipis dan lembut adalah pilihan yang tepat. Dress sepanjang mata kaki tanpa lengan dan krah setinggi leher berwarna nude terlihat menawan di tubuh Sunshine.Ia keluar dari kamarnya dan mendapati ibu

  • Queen for the King   57. The King is Mine

    Chapter 57The King is MineLexy telah mahir meluncur di atas arena ice skating dan pria itu juga sering dengan sombongnya menunjukkan kepiawaiannya berakrobat kepada Sunshine yang membuat Sunshine kadang memekik karena merasa ngeri saat Lexy bermanuver seperti seorang profesional.Lexy memang dengan cepat menguasai teknik bermain ice skating dan semua itu tidak didapatkan dengan cara autodidak karena ia menyewa guru profesional untuk mengajarinya juga Sunshine.Lengan Lexy berada di pinggang ramping Sunshine, mereka meluncur dengan lembut dan dengan gerakan selaras mereka merentangkan satu kaki ke depan kemudian Sunshine mengangkat satu kakinya dan menumpukan berat badannya kepada Lexy yang mencondongkan tubuhnya dengan gerakan lentur ke arah belakang.Mereka meluncur membentuk lingkaran di tengah arena beberapa kali lalu Lexy menahan pinggul Sunshine yang dengan lembut berbalik ke menghadap ke arahnya dan mengangkat tubuh ringan Sunshine. Mem

  • Queen for the King   56. Can You Feel it?

    Chapter 56Can You Feel it?Dua Minggu kemudian.Poppy meraih gagang telepon yang ada di depannya dengan cara yang sangat tenang. Di depannya, Clara menatapnya dengan tatapan sinis juga meraih gagang telepon."Apa maumu?" tanya Clara dengan suara enggan dan terdengar berat.Poppy tersenyum mengejek. "Aku mengunjungi ibu angkatku, apa aku salah?""Jalang!" desis Clara."Jangan mengataiku karena kita sama," ucap Poppy dengan nada yang sinis.Clara menatap Poppy yang terhalang oleh sekat kaca dengan tatapan penuh kebencian. "Pergi kau dari sini!""Aku tidak akan berlama-lama di sini, aku hanya ingin memastikan keadaan Ibu angkatku. Kuharap kau tidak terancam hukuman mati karena telah merencanakan pembunuhan."Wajah Clara memarah dan dadanya bergerak naik turun karena amarah karena ucapan Poppy. Malam itu Clara memerintahkan Poppy mengangkat gelasnya untuk bersulang dengan Lexy sebagai aba-aba kepada pembunuh bayara

  • Queen for the King   55. Misunderstand

    Chapter 55MisunderstandSunshine ternganga atas apa yang dilakukan oleh Jessie. Apa lagi Beck, belum pernah dalam hidupnya di tampar oleh seorang gadis menggunakan bunga."Jessie, dia...." Sorot mata Sunshine memancarkan rasa iba kepada Beck. "Beck, maafkan Jessie, dia adalah adik Lexy."Darah Beck yang menggelegak oleh amarah seketika harus dikesampingkan, tetapi bukan berarti mereda. Gadis yang menurutnya tidak memiliki sopan santun itu ternyata merupakan adik Lexy, dan ia belum pernah melihatnya. Atau mungkin ia yang terlalu acuh pada dunia hingga ia tidak mengenali seluruh wajah anggota kerajaan di negaranya?Ia menjepit bunga yang dilemparkan Jessie ke dadanya menggunakan lengannya dan dengan gerakan santai mengusap wajah yang terkena tamparan buket bunganya dan bersyukur tidak ada duri yang melukai kulitnya.Beck menaikkan sebelah alis dan tersenyum miring. "Oh, jadi ini Tuan Putri? Senang sekali bisa bertemu dengan Tuan Putri yang sangat sopan."

  • Queen for the King   54. Our Baby

    Chapter 54Our Baby Vanilla menyerahkan bayi di dalam gendongannya kepada Lexy dan berujar, "Aku tidak ingin kau terlalu memanjakannya.""Aku tidak memanjakannya." Lexy menerima bayi yang diberi nama Marcello Knight. "Aku hanya terlalu antusias menyambut generasi Carloz."Vanilla menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Marcell benar-benar beruntung memiliki Paman yang sangat menyayanginya.""Dia beruntung memiliki Paman setampan aku, bukan begitu, Cariño?""Stop berbicara omong kosong, aku lebih tampan darimu," ucap Nick seraya membantu Vanilla melepaskan ikatan rambutnya kemudian dengan hati-hati mengikat rambut Vanilla.Vanilla tersenyum menyaksikan keakraban antara Nick dan Lexy. Batinnya bersorak puas karena akhirnya Nick mendapatkan keluarga kandungnya. Dimitri telah tersadar dan Nick mengunjungi Dimitri secara rutin. Suaminya juga dengan antusias menceritakan apa saja yang dibicarakan bersama Dimitri, tidak ada lagi nada enggan

  • Queen for the King   53. Jealous of León

    Chapter 53Jealous of León Nick tidak ingin melihat wajah Clara lagi andai wanita itu bukan ibunya. Setelah membuat malu di depan Beck dan keluarganya, Clara juga membuat Nick kini kehilangan wajah di depan Lexy. Untungnya Beck tidak pernah menaruh dendam kepadanya, juga Lexy yang bersikap bijaksana. Lexy bersedia merahasiakan siapa dalang dibalik rencana pembunuhan yang menargetkan dirinya.Dengan berat hati ia meraih gagang telepon di atas meja, matanya menatap Clara dengan tatapan penuh kepedihan. "Apa salah Lexy padamu?"Lexy tidak salah, tetapi Dimitri. Ini adalah kali kedua ia berurusan dengan polisi. Tetapi, tidak ada penyesalan baginya karena Clara ingin membuat Nick mendapatkan haknya sebagai putra mahkota. Ia berusaha melakukan yang terbaik untuk putranya.Clara tidak menyangka jika ia akan tertangkap dengan cepat. Ia telah memperhitungkan dengan teliti, saat eksekusi Lexy dilakukan Clara berada di bangku pesawat yang sedang lepas

  • Queen for the King   52. She Deserved

    Chapter 52She Deserved Lexy menghampiri Sunshine yang berdiri di depan dinding yang terbuat dari kaca yang memisahkannya dengan Poppy."Amor," sapa Lexy seraya memberikan kecupan di pipi Sunshine.Sunshine tidak bereaksi. Entahlah, perasaannya berkecamuk menyaksikan Poppy yang nyaris kehilangan nyawanya. Beberapa bulan yang lalu Poppy bersamanya di rumah sakit untuk Lexy dan sekarang keadaan justru berubah, ia berdiri bersama Lexy untuk menatap Poppy yang terbaring di atas ranjang pasien.Namun, bukan hanya sampai di sana yang membuat hatinya terasa hancur. Pemberitaan yang beredar di media sosial dan media massa, Poppy menghadang peluru untuk melindungi Lexy. Meski kenyataannya Lexy yang berada di tengah acara adalah Nick, tetap saja batin Sunshine terasa dihujani rasa bersalah. Lebih dari itu, Poppy kembali mendapatkan proyeknya. Entah ada campur tangan Lexy atau tidak.Namun, menurutnya Cinta Poppy lebih besar dari cintanya kepada L

  • Queen for the King   51. Father

    Chapter 51Father Fernando memeriksa jam di pergelangan tangannya kemudian berucap, "Kurasa pembicaraan kita selesai."Lexy setuju dengan hal itu. "Ya. Tapi, kuperingatkan padamu sekali lagi, kau sebaiknya berpikir seribu kali jika ingin bermain-main denganku karena aku, kau tidak akan pernah menyangka bagaimana sepak terjangku jika menyangkut keluargaku.""You have my words."Dibandingkan skandalnya terbongkar dan ia tidak akan lagi memiliki wajah di depan seluruh manusia di muka bumi ini, Fernando lebih baik kehilangan ambisinya. Ia lebih baik mengubur keinginannya untuk menumbangkan keluarga kakaknya dari pada citranya sebagai pria baik dan suci hancur menjadi kepingan-kepingan yang tidak berarti. Baginya jika kehilangan memiliki citra baik di muka umum, sama halnya memakai topeng yang terbuat dari kotoran."Kurasa pilihanmu tepat untuk tidak berada di tengah acara," ucap Fernando saat Lexy menekan kunci mobil untuk membukanya.Le

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status