Chapter 6
Lots of Secret
Nyaris tanpa cela. Kecuali di bagian alisnya. Lexy palsu memiliki bentuk alis yang lebih tebal dan tegas, selain itu ia belum menemukan yang lain. Tetapi, ia akan menemukannya agar kelak ia tidak salah mengenali.
Andai saja beberapa menit yang lalu ia tidak keluar dari kamar yang ditempati Lexy, Sunshine pasti mengira jika Lexy memang telah bangun dari koma. Ia masih tidak mempercayai sepenuhnya jika pria yang menggantikan tunangannya memiliki kemiripan 95%.
Ketika Sunshine memasuki ruangan yang disediakan untuk menjalankan sandiwara pria itu hanya meliriknya sekilas. Tatapan dingin Lexy palsu juga sama dinginnya saat tatapan mata mereka sekilas bertemu.
Namun, Sunshine menerimanya dengan hati lapang. Bagaimana pun ia harus membiasakan diri diperlakukan dingin oleh dua orang pria yang sama tetapi berbeda.
Sesuai rencana yang diperlukan sesuai dengan rencana yang telah diatur oleh Dimitri, Sunshine hanya perlu berfoto berdua kemudian mengobrol secara alami agar mereka terlihat akrab di depan kamera.
Lexy palsu juga menjawab beberapa pertanyaan seputar kesehatannya paskah tersadar dari koma. Saat Lexy palsu berbicara, Sunshine merasakan jika suara pria itu sangat lembut, cara berbicaranya juga seperti Lexy. Ia semakin tidak habis pikir dari mana pria itu berasal? Dari mana Dimitri mendapatkan Lexy palsu dengan nilai sempurna?
Ketika sesi foto telah selesai Sunshine sengaja tidak buru-buru keluar dari ruangan itu, ia sengaja membiarkan orang-orang yang berkepentingan satu persatu meninggalkan tempat itu dan ia dengan hati-hati mendekati Lexy palsu.
"Terima kasih, telah bersedia membantu kami," ucap Sunshine lambat-lambat.
Nick tersenyum seraya memasang jaketnya. "Kita akan sering bertemu."
"Namaku Sunshine, kau bisa memanggilku, Sunny," ujar Sunshine memberitahu namanya.
Nick mengangguk, ia meraih topi dan kaca mata hitamnya. "Karena kau tunangannya, kau pasti banyak tahu tentang siapa saja yang harus kuhafalkan. Kau bisa membuatkan daftarnya agar aku tidak banyak melakukan kesalah saat kita tampil di depan umum nanti."
Ucapan itu seperti belati yang menghunjam dadanya. Tahu apa ia tentang Lexy? Tetapi, ia mengangguk karena tidak ada gunanya menjelaskan apa pun kepada orang lain bagaimana hubungannya dengan Lexy.
"Baiklah." Nick memasang topi. "Sampai jumpa lain kali."
Sunshine mengangguk. "Bagaimana aku memanggilmu? Maksudku, tidak mungkin, 'kan aku memanggilmu, Lexy?"
"Kau benar, apa lagi memanggilku, Sayang. Itu tidak dibenarkan karena aku beristri."
Entah kenapa Sunshine merasa sedikit kesal kepada Lexy palsu. Meski pria di depannya setampan Lexy, bukan berarti ia akan memperlakukan Lexy palsu seperti Lexy asli. Apa lagi memanggil, Sayang. Jelas tidak mungkin.
Ia belum pernah memanggil Lexy dengan panggilan semesra itu, apa lagi kepada orang lain yang beristri? Itu mustahil.
Besar kepala.
Congkak.
Terlalu percaya diri.
Kesan Sunshine terhadap pria di depannya seperti itu.
Ia berdehem. "Kau jangan khawatir, jika Lexy tidak bangun dari koma." Ia mengamati ruangan untuk memastikan jika tidak ada orang lain selain mereka berdua. "Aku tidak berencana menikahi orang lain," ucapnya dengan suara sangat pelan.
Nick tertawaan pelan. "Karena aku bukan calon Raja?"
Itu adalah pertanyaan yang paling sinis yang pernah ia terima, tidak seorang pun di muka bumi ini pernah berkata sesinis itu padanya. Baru saja Lexy palsu mengatakan jika ia beristri, bukankah sudah jelas? Karena ia bukan Lexy dan beristri.
Namun, ia dididik untuk menjadi wanita terhormat. Ia dibesarkan dengan peraturan dan tata karma yang sangat baik. Dan membosankan. Sunshine tidak terbiasa menjawab pertanyaan dengan serampangan.
Ia tersenyum ramah ke arah Lexy palsu. "Menjadi calon istri Putra Mahkota pasti diinginkan oleh semua gadis."
"Kau sungguh beruntung."
"Aku tersanjung."
"Baiklah, karena kau sangat sopan, kau bisa memanggilku, Nick, Calon Adik Ipar."
Sunshine memicingkan matanya. "Adik Ipar?"
Setahu Sunshine, Lexy adalah putra pertama. Oleh sebab itu ia mendapatkan gelar sebagai Putra Mahkota. Lexy juga putra tunggal, ia memiliki tiga adik perempuan. Adik pertama Lexy bernama Jessie, mereka berjarak dua tahun, sedangkan adik kedua dan ketiga berjarak cukup jauh. Mereka masih sekolah di sekolah menengah pertama dan sekolah dasar.
"Dimitri tidak mengatakannya?" Nick menaikkan kedua alisnya.
Sunshine menggelengkan kepalanya. Mungkinkah anak pertama Raja memiliki masalah lalu diasingkan?
"Aku, anak haram Dimitri. Sampai di sini, jelas?"
Kasar sekali. Apa tidak ada pilihan kata yang lebih baik untuk menyebutnya? Anak haram? Tidak ada anak haram.
Sunshine benar-benar ngeri, pria di depannya sangat mengerikan. Istrinya pasti wanita yang malang karena mendapatkan suami yang berperangai sinis dan kasar.
"Kau tidak pernah menjenguk Lexy," ucap Sunshine mengalihkan pembicaraan mencoba membangun percakapan yang lebih masuk akal dan tidak berat.
"Aku di sini jika dibutuhkan oleh Dimitri, selebihnya tidak," ucap Nick malas.
Ya ampun, memang kasar sekali.
***
Berita jika Alexion Carloz telah bangun dari koma telah beredar di mana-mana. Hampir semua media memberitakan hal itu. Masyarakat seolah bersuka cita karena calon Raja mereka akhirnya kembali.
Untuk hal itu tentu saja membuat Poppy merasa senang, ia bahagia karena kekasihnya telah kembali. Tetapi, hingga beberapa hari ia belum bisa menemui Lexy. Tepatnya Sunshine tidak memintanya untuk datang ke rumah sakit hingga akhirnya karena merasa tidak tahan lagi Poppy berbasa-basi kepada Sunshine mengajak sahabatnya untuk bertemu di luar.
Di sebuah cafe sederhana, benar-benar sederhana karena cafe itu hanya cafe yang biasa dikunjungi oleh pelajar dan mahasiswa. Tetapi, Sunshine selalu menyukai tempat itu. Terutama kopi di sana.
Ketika ia tiba di tempat itu, Sunshine telah berada di sana. Duduk di kursi paling ujung dengan pemandangan kota Madrid. Itu adalah tempat favorit Sunshine. Tetapi, ada yang berbeda hari itu karena Sunshine tidak datang sendiri. Memang, Sunshine secara harfiah tidak pernah sendiri ke mana pun dia pergi. Ada Mona dan pengawal lain yang menjaganya.
Kali ini berbeda karena Jessica Carloz yang biasa di sapa Jessie bersamanya. Gadis cantik yang usianya hanya terpaut dua tahun dengan mereka selalu berpenampilan glamor, berbeda dengan Sunshine yang meski akan menyandang gelar Ratu, tetapi lebih sering berpenampilan biasa di luar acara resmi.
Sunshine selalu berpenampilan pada tempatnya. Poppy mengakui jika Sunshine sempurna dalam segala hal dan tentu saja manusiawi jika terkadang ia merasa iri kepada sahabatnya yang memiliki keberuntungan, keberuntungan yang menjadi dambaan setiap gadis di Spanyol.
"Sudah sangat lama kita tidak duduk di sini," ujar Poppy setelah berbasa-basi menyapa Sunshine dan Jessie.
Ia berusaha bersikap setenang mungkin meski ia merasa sangat tidak nyaman karena keberadaan Jessie. Tatapan Jessie terkesan dingin, sedikit sinis, dan seakan meremehkannya. Sedikit pun tidak ada keramahan di sana.
"Ya, terakhir kali mungkin tahun lalu," ujar Sunshine.
Saat itu ia belum mempersiapkan diri untuk mengikuti kontes Ratu Kecantikan di Spanyol. Ia memiliki waktu untuk sekedar duduk bersantai di cafe menikmati kopi atau sekedar menunggang kuda dan menonton pertunjukan matador.
Poppy mengangguk mengiyakan ucapan Sunshine. "Bagaimana kabar Lexy?"
Sunshine tersenyum. "Dia baik, Dokter masih memantau perkembangannya."
"Syukurlah, apa Lexy telah kembali ke istana?"
Sunshine menggeleng. "Meski telah bangun, tetapi ia tidak diizinkan pergi ke mana pun. Ia masih harus menjalani banyak pemeriksaan dan Yang Mulia membatasi orang yang ingin bertemu Lexy."
Bagi Sunshine, Poppy bukanlah orang lain. Tetapi, dalam hal rahasia keluarga istana, Poppy adalah orang luar. Ia tidak akan membocorkan apa pun kepada Poppy, ia lebih memilih Poppy menganggapnya tidak lagi membutuhkan bantuan sahabatnya dibandingkan mempertaruhkan rahasia istana di tangan orang luar.
"Syukurlah," desah Poppy. "Apa Lexy sudah tahu jika kau memiliki banyak sketsa gambarnya? Kau harus menunjukkannya."
Jantung Sunshine terasa mencelus hingga ke perut. Saat Lexy bangun nanti, satu-satunya yang sedang ia persiapkan adalah menerima kembali sikap dingin Lexy jika ia mencoba mengajak Lexy untuk saling mengenal lebih dalam. Tidak ada rencana menunjukkan sketsa ataupun lukisannya. Jika Lexy masih bersikap dingin, lukisan atau pun sketsa buatannya tetap tidak berarti di mata pria itu.
"Aku belum sempat menunjukkannya, aku sibuk menceritakan banyak hal yang terjadi selama ia tertidur," ujar Sunshine kembali berbohong. Ia menghela napas untuk menyembunyikan kegugupannya karena berbohong. "Sepertinya aku memerlukan kamar kecil," ujarnya. Lalu dengan gerakan anggun meninggalkan kursinya diikuti oleh Mona menuju kamar kecil.
Sementara Poppy, ia tidak berusaha membuka pembicaraan dengan Jessie yang sedari tadi terlihat sibuk dengan ponselnya. Ia merasa canggung untuk memulai pembicaraan karena ia dan Jessie memang hanya beberapa kali bertemu, dan itu juga karena Jessie bersama Sunshine. Secara pribadi ia sama sekali tidak mengenal Jessie.
Menikmati kecanggungan, Poppy juga mengambil ponselnya. Ia membuka galeri foto dan menatap fotonya bersama Lexy. Ia tersenyum karena mungkin dalam waktu dekat ia akan bertemu Lexy kembali.
"Kau pikir ayahku akan tinggal diam? Ayahku bahkan tidak akan segan kepada kami, apa lagi kau, orang lain," cetus Jessie dengan nada dingin tanpa mengalihkan tatapannya dari layar ponsel.
Poppy menatap Jessie. "Maaf, apa maksudmu?"
"Apa kau pikir, kami tidak tahu jika sebelum kakakku kecelakaan, dia berada di tempat tinggalmu?" Jessie mengalihkan pandangannya ke arah Poppy. Ia tersenyum sinis. "Ponselnya bahkan masih di sana."
Bersambung....
Jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan RATE!Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.
🍒Bersambung....
Jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan RATE!Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.
🍒Hola, Mi Amor!
Chapter 7 A Naive Girl Sunshine memasuki kamar di mana Lexy masih terbaring, ia menghentikan langkahnya karena mendapati Jessie berada di sana. Sesuatu yang asing karena Jessie sangat jarang meluangkan waktunya untuk datang ke rumah sakit meski kakaknya telah berbulan-bulan berada di sana. Sederhana saja, ia beralasan aroma desinfektan di rumah sakit sangat mengganggunya. "Jessie," desah Sunshine seraya melangkah mendekati Jessie yang duduk di tepi ranjang pasien. "Aku tidak tahu jika kau di sini." Jessie tersenyum seraya mengulurkan satu tangannya ke arah Sunshine. "Aku merindukan kalian." Sunshine juga tersenyum, ia menyambut uluran tangan Jessie. "Kau rindu padaku?" "Ya." Jessie meng
Chapter 8 Anger & Jealously Charlotte mengerutkan kedua alisnya karena menyadari jika Beck terlihat tegang mendapati mantan tunangannya di depan pintu. Ia yakin, jika asa yang tidak beres. Apa lagi perut Sophie yang buncit membuatnya langsung menebak jika ada sesuatu yang mereka sembunyikan. "Aku harus bicara dengan Beck," ujar Sophie tanpa menatap Charlotte. Ia menatap langsung mata Beck dengan tatapan mengintimidasi. Charlotte mengedikkan bahunya. "Silakan saja." Ia hendak berbalik meninggalkan Beck dan Sophie. Tetapi, Beck menangkap pergelangan tangannya. "Aku tidak akan mencampuri kepentingan kalian," ucapnya dengan nada sangat santai. Beck benar-benar hanya bisa bernapas menggunakan sebelah paru-parunya. Sepertinya begitu karena oksigen yang ia hi
Chapter 9 End of a Friendship Sunshine merasa aneh dengan sikap Poppy yang tidak seperti biasanya, Poppy menatapnya seolah mereka adalah musuh. Dan aura ketegangan yang menyelubungi keduanya membuat Sunshine semakin tidak nyaman. Ia berdehem. "Poppy, apa kau baik-baik saja?" "Aku sangat baik andai aku ada di posisimu," jawab Poppy ketus. "Maaf, maksudmu?" Poppy justru tertawa. "Kau tegang sekali. Aku hanya bercanda." Sunshine menghela napas karena lega lalu tertawa seperti Poppy. "Jadi, apa pertemuan ini sangat penting?" "Menurutmu?" Sunshine tersenyum. "Aku yakin penting. Jika tidak, kau bisa berbicara lewat telepon." Poppy tersenyum, ia menekan bel untuk memanggil pelayan seraya berucap, "Kurasa kita harus memesan sesua
Chapter 10 broken Heart Beck menggeram seraya menutup laptopnya dengan kasar, ia konsentrasinya benar-benar payah hingga ia tidak bisa bekerja dengan benar. Padahal semua pekerjaannya harus selesai hari ini karena ia akan menikah besok kemudian berbulan madu. Masalahnya dengan Sophie belum selesai karena tadi malam saat Charlotte memberikan kesempatan untuk berbicara berdua dengan Sophie, mantan kekasihnya tidak mengambil kesempatan itu untuk menjelaskan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Sophie justru berbalik dan melarikan diri dan membuat Beck semakin yakin jika ia adalah korban permainan Sophie. Beck bersumpah ia akan membuka kedok Sophie dengan tangannya sendiri, akan ia buktikan kepada Charlotte jika janin di dalam kandungan Sophie bukan miliknya bagaimanapun caranya. Sophie pernah bersamanya lebih dari lima tahun, Sophie kehilangan pekerjaan ju
Chapter 11 The Real Queen Lamunan Sunshine terjeda karena Jessie masuk ke dalam ruangan, Jessie memberitahu jika Raja ingin bertemu. Lima belas kemudian Sunshine kembali ke ruang rawat dan mendapati Nick sedang berbincang-bincang dengan Jessie, bukan hanya Jessie karena di sana juga ada Ratu. Ada yang menarik menurut pandangan Sunshine, keakraban di antara mereka terlihat tidak dibuat-buat. Cara Ratu memperlakukan Nick, seperti layaknya seorang ibu. Sedangkan Jessie, caranya bersikap selayaknya seorang adik perempuan kepada kakak laki-laki. Berbanding terbalik dengan sikap Raja yang cenderung dingin terhadap Nick, juga tatapan sinis Nick terhadap Raja. Bahkan untuk berbicara menanyakan kabar saja, Raja lebih memilih berbicara secara pribadi dengan Sunshine padahal beberapa kali Raja berada di ruang rawat yang ditempati Lexy bersamanya, mengobrol seperti biasa selayaknya c
Chapter 12 Bad Experience Charlotte melirik cangkir berwarna putih dengan tangkai bercorak mawar. Ia mengangkat lepek dan mendekatkan cangkir ke hidungnya. "Kenapa bukan rumput saja yang kau masukkan ke dalam sini?" Sunshine terkekeh. Ia tahu Charlotte sangat kesal setiap datang ke rumah pribadinya yang sedikit tidak normal. Seluruh isi rumahnya bercorak mawar dengan warna merah, merah jambu, dan putih. Ia bahkan menghidangkan teh mawar kepada Charlotte, juga kukis berbentuk mawar. "Apa tidak ada sesuatu yang normal di sini?" gerutu Charlotte sambil meletakkan cangkir ke tempat semula tanpa berniat mencicipinya. "Kedatanganmu membuatku terkejut," ujar Sunshine, ia menatap Charlotte dengan tatapan penuh pertanyaan. "Ya Tuhan," erang Charlotte sembari menutupi wajahnya. "Aku pasti kehilangan akalku." Sunshine
Chapter 13 Good News Charlotte mendekati Sunshine yang sedang menggunting bunga mawar untuk dimasukkan ke dalam vas. "Kulihat kau melakukan hal yang sama setiap hari," ucap Charlotte. Ia mengambil satu tangkai mawar berwarna merah yang tangkainya masih utuh. "Aku menikmatinya," ujar Sunshine seolah tidak terusik dengan ucapan Charlotte yang bernada ejekan. "Menggunting mawar setiap pagi." Charlotte menggoyangkan tangkai mawar di tangannya. "Melukis, membaca buku, dan...." "Pergi berkuda," pungkas Sunshine. Charlotte memberikan mawar di tangannya kepada Sunshine. "Kurasa itu satu-satunya yang paling menyenangkan dalam hidupmu." Sunshine mulai memasukkan satu persatu tangkai mawar yang telah ia seimbangkan ukuran panjangnya ke dalam vas bunga berisi air. Air di dalam v
Chapter 14 Got Amnesia Sebenarnya Sunshine sama sekali tidak peduli tentang Lexy yang telah sadarkan diri. Ia tidak memiliki niat sedikit pun untuk berjumpa dengan tunangannya. Bahkan jika perlu ia tidak perlu bertemu pria itu untuk selamanya. Lagi pula Lexy diketahui mengalami amnesia, itu berarti Nick masih akan menggantikan posisi Lexy. Menurut Sunshine itu jauh lebih baik. Ia lebih senang bekerja sama dengan Nick dibandingkan bertemu Lexy. Nick terlihat sangat mencintai istrinya, Pria seperti itu yang sepantasnya menjadi Raja. Seorang pria yang memperlakukan wanitanya sebagai Ratu. Bukan pria yang bermain gila dengan gadis lain di belakang calon istrinya dengan bingkai persahabatan. Beberapa hari berlalu setelah pertemuannya dengan Jessie, Sunshine masih bisa berkelit. Ia mengemukakan sejuta alasan setiap kali ibu dan ayahnya menanyakan kabar Lexy padanya. Sunshine juga masih bisa m