Home / Historical / Queen of Heart - Istri Sang Duke / 80. Pengumuman Pernikahan Politik

Share

80. Pengumuman Pernikahan Politik

Author: Amethyst re
last update Last Updated: 2025-06-22 23:06:25

…..

Kicau burung dari kebun bawah berpadu harmonis dengan denting halus cangkir porselen yang disentuhkan Cleo ke piring tatakan. Uap teh beraroma kamomil mengepul pelan di sela mereka.

Sander duduk bersandar ringan di kursi berlengan, mengenakan jubah tidur berwarna hitam dan kemeja tipis. Rambutnya masih berantakan, dan satu kancing di bagian atas bajunya dibiarkan terbuka, memperlihatkan sedikit kulit lehernya yang hangat tersentuh sinar matahari pagi. Sorot matanya tertuju pada Cleo yang tampak lebih gelisah dari biasanya, meskipun ia berusaha menyamarkan dengan senyum tenang dan tangan yang terampil menuangkan teh kedua untuknya.

Tanpa berkata apa-apa, Sander menyentuh jemari Cleo pelan, membiarkan punggung tangannya menyentuh punggung tangan sang istri. Sentuhan itu ringan—seperti isyarat bahwa ia ada, dan mendengarkan.

“Sepertinya sesuatu mengganggumu sejak kemarin,” ucap Sander pelan. Ia tidak menyuarakannya sebagai tuduhan, melainkan sebagai undangan untuk bicara.

Cleo menata
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   83. Percakapan di Balkon Kapal

    …..Ratu Shopie telah menetapkan jadwal ketat selama masa kehamilannya. Zelda tidak diperbolehkan menghadiri pesta dansa dan tidak diizinkan keluar tanpa pendamping resmi yang ditunjuk langsung oleh istana. Kebebasannya dirampas, dan kini, satu-satunya hiburan Zelda adalah menyapa para tamu lansia yang datang atas undangan sang ratu, mengajaknya bermain kartu, atau mengenang masa muda yang tidak pernah relevan dengannya.Sepanjang hari, Zelda hanya bisa tersenyum palsu sembari membelai perutnya yang mulai membuncit. Alden bahkan tidak tidur sekamar lagi dengannya. Sibuk. Terlalu banyak urusan parlemen, pertemuan diplomatik, dan persiapan kunjungan kenegaraan ke Anzoria untuk menjemput selir baru.Zelda gigit bibir, menahan rasa getir yang sudah berbulan-bulan mengendap. Seharusnya masa kehamilan seorang wanita menjadi momen paling berharga dalam hidupnya. Seharusnya ia dipuja, dimanjakan, dan dimuliakan. Bukankah ia sedang mengandung pewaris masa depan tahta Elinor?Sekarang, istana

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   82. Pesona Para Ksatria di Lapangan

    …..Cleo Dorian duduk bersila di atas permadani, dikelilingi lautan kain satin, renda-renda tua, dan beberapa kotak penyimpanan yang dibuka setengah hati. Di depannya, tergelar beberapa potong gaun malam warna pastel yang sudah tidak ia pakai lebih dari dua musim. Gaun-gaun itu masih cantik, tetapi sebagian besar sudah ketinggalan tren.“Sudah waktunya kalian mendapatkan pemilik baru.”Kewalahan dengan banyaknya gaun yang terlantar, Cleo memutuskan untuk beristirahat sejenak. Ia terlihat membaca katalog kain dan busana yang didapatkannya dari rumah mode terkenal yang biasa menjadi langganan bangsawan. Mendadak, Cleo merasa tergoda untuk memborong beberapa karya mereka setelah melihat koleksi dari sketsa gaun musim dingin.Ketika asyik membolak-balikan halaman katalog, mata Cleo tak sengaja menangkap bayangan seorang gadis di ambang pintu.Abby.Pelayan muda itu mengenakan celemek abu pucat. Begitu menyadari Cleo sedang memandanginya, Abby yang sempat gelagapan akhirnya melangkah maju.

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   81. Kesepakatan Bersama

    …..Ketukan ringan terdengar dari arah pintu. Cleo yang sedang asyik berdandan segera bangkit untuk membukanya sendiri. Wanita itu tampak terkejut melihat siapa yang berdiri di ambang pintu kamarnya. Lady Adelaine Denta Leander datang berkunjung.“Selamat pagi, Lady Austin,” sapanya santun.“Selamat pagi, Lady Denta,” jawab Cleo. “Silakan masuk.”Adelaine mengikuti Cleo dan berhenti tak jauh dari meja teh yang belum dibereskan pelayan. Di tangannya, ia memegang sebuah kotak kayu. Kotak itu tampak tua, tetapi terawat dengan sangat baik.“Saya tahu waktu Anda terbatas,” ujar Adelaine, matanya masih enggan menatap langsung. “Dan saya bukan orang yang pandai bicara. Sebelum Anda berangkat, saya ingin menyampaikan permohonan maaf.”Cleo kembali terkejut. “Ya?”“Jika selama ini saya bersikap kasar atau menutup diri, itu semua bukan karena saya membenci Anda.” Adelaine menyodorkan kotak yang dibawanya. “Ini... untuk Anda. Hadiah perpisahan.”Kotak itu segera diterima Cleo dengan dua tangan.

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   80. Pengumuman Pernikahan Politik

    …..Kicau burung dari kebun bawah berpadu harmonis dengan denting halus cangkir porselen yang disentuhkan Cleo ke piring tatakan. Uap teh beraroma kamomil mengepul pelan di sela mereka.Sander duduk bersandar ringan di kursi berlengan, mengenakan jubah tidur berwarna hitam dan kemeja tipis. Rambutnya masih berantakan, dan satu kancing di bagian atas bajunya dibiarkan terbuka, memperlihatkan sedikit kulit lehernya yang hangat tersentuh sinar matahari pagi. Sorot matanya tertuju pada Cleo yang tampak lebih gelisah dari biasanya, meskipun ia berusaha menyamarkan dengan senyum tenang dan tangan yang terampil menuangkan teh kedua untuknya.Tanpa berkata apa-apa, Sander menyentuh jemari Cleo pelan, membiarkan punggung tangannya menyentuh punggung tangan sang istri. Sentuhan itu ringan—seperti isyarat bahwa ia ada, dan mendengarkan.“Sepertinya sesuatu mengganggumu sejak kemarin,” ucap Sander pelan. Ia tidak menyuarakannya sebagai tuduhan, melainkan sebagai undangan untuk bicara.Cleo menata

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   79. Pertemuan Sahabat Lama

    …..Kereta kuda melaju pelan di jalanan menurun, dibayangi pohon-pohon pinus yang tinggi menjulang di sisi kanan dan kiri. Embun pagi masih menggantung di udara, menyelimuti segala sesuatu dengan kelembapan lembut yang menenangkan. Di kejauhan, kabut mulai terangkat dari aliran air perak yang membentang seperti pita raksasa—Sungai Luminari, garis perbatasan alami yang selama berabad-abad memisahkan dua dunia, Dorian di barat dan Elinor di timur.Cleo menyingkap tirai kereta dan menatap keluar. Matanya menangkap pemandangan jembatan batu yang terbentang megah melintasi sungai itu. Struktur kokohnya berdiri tegak di atas arus yang deras. “Apakah itu Luminari?” tanyanya dengan suara tertahan.Sander mengangguk. “Ya, dan seberangnya nanti adalah tanah Leander Dukedom.”Kereta berhenti di kaki jembatan. Sander turun lebih dulu, lalu menawarkan tangannya pada Cleo. Mereka berjalan hingga tengah jembatan, membiarkan angin membawa suara riak sungai dan aroma basah dari rerumputan di kejauhan.

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   78. Festival Lentera

    …..Langit malam di Pegunungan Adler tampak benderang oleh cahaya bulan yang menggantung utuh, membasuh lembah dengan sinar keperakannya yang lembut. Udara dipenuhi aroma rumput basah dan kayu pinus, menguar dari rimbunnya hutan di sekeliling. Seolah alam pun tengah bersiap menyambut sesuatu yang sakral dan tak terucapkan.Dari villa yang berdiri anggun di lereng bukit, Cleo melangkah turun bersama Sander. Gaun musim panasnya yang sederhana tersembunyi sebagian di balik mantel ringan berbahan wol. Rona keemasan dari lentera di halaman memantulkan kilau halus pada rambutnya, yang ia biarkan terurai malam itu.“Saya mendadak merasa gugup,” bisiknya, setengah kagum saat pandangannya tertuju ke seberang lembah. Nyala obor dari rumah-rumah penduduk desa tampak seperti kunang-kunang yang merayap menuruni lereng, membentuk alur cahaya yang hidup.Sander tersenyum kecil, menyesuaikan langkahnya agar selaras dengan Cleo. “Festival lentera dimulai setelah matahari benar-benar tenggelam,” ujarny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status