Share

Bab 5

Hari-hari Pun berlalu dengan cepat, akhirnya hari pernikahan Devana dan Raka pun telah tiba. Sesuai dengan syarat yang Devana dan Raka ajukan yaitu sebuah pernikahan sederhana tanpa Resepsi dan hanya dihadiri oleh keluarga dan sanak saudara saja. Tentu tanpa satu pun orang-orang dari kampus mereka yang tahu. Karena Raka dan Devana benar-benar ingin merahasiakan pernikahan mereka.

Pernikahan pun berjalan dengan khidmat semuanya pun lancar tanpa hambatan. kini Devana benar-benar sudah menjadi nyonya Raka Aditya Prayoga. Seorang dosen killer, mamun menjadi idola para mahasiswinya dan rekan sesama Dosen-dosen wanita dikampus tempat dia mengajar. beberapa wejangan pun telah diberikan oleh orang tua Devana dan Raka, serta kakek dan nenek mereka.

"Sekarang putri Mommy ini sudah menjadi seorang istri. Mommy berharap kamu akan menjadi istri yang baik dan menuruti perintah suamimu sayang, kamu juga harus belajar bersikap dewasa, buang sikap egois dan manjamu itu, ingatlah sekarang Deva sudah menjadi seorang istri." Anna pun memeluk dan mengelus punggung putrinya yang kini sudah dalam pelukannya. Devana pun mengangguk sambil terisak dalam pelukan sang Ibu tercinta, membuat sang mommy ikut menitikan air mata karena akan kehilangan sosok putrinya yang akan diboyong suaminya ke rumah baru Devana. lebih tepatnya apartemen milik Raka, yang selama 5 tahun dia tempati karena ingin mandiri, semenjak dia mulai mengajar di Universitas.

"Daddy titip putri Daddy ya, Nak. Tolong jaga dia, bimbing dia dalam hal apapun, jika dia bersikap manja dan egois tolong maklumi dan ajari dia menjadi wanita yang dewasa, karena itulah tujuan Daddy menikahkan putri Daddy dengan kamu. Untuk membuatnya bersikap dewasa dan menjadi perempuan yang bisa diandalkan. Jadi Daddy mohon, jangan berbuat kasar padanya. Karena dia putri Daddy satu-satunya, kebahagiaan dia adalah kebahagiaan Daddy, jadi Dad titip dia ya, Nak Raka."

Setelah berpesan menitipkan putrinya pada Raka. Devan pun memeluk Raka dengan mata yang berkaca-kaca.

"Iya Dad, Raka pasti akan menjaga Deva dan membahagiakan dia. Jadi Dad gak usah khawatir. Raka akan menjaga dan melindungi Devana. Seperti Daddy dan Mommy menjaga dan melindunginya selama ini,” Ucap Raka lalu mengeratkan pelukannya pada sang ayah mertua.

Setelah berpamitan dengan keluarganya juga keluarga Devana. Raka pun mengajak Devana untuk pulang ke apartemen mereka, sedangkan ayah dan bunda Raka, mengantar nenek dan kakek Raka untuk pulang setelah memberi restu pada pasangan pengantin baru itu. Ratih dan Radit pun sudah setuju prihal keinginan Raka untuk tinggal di apartemennya sendiri bersama istrinya.

Kini Raka pun membawa Devana ke apartemennya, tentu saja tidak lupa dengan barang-barang dan beberapa bajunya. Devana membawa sebagian barangnya, dibantu oleh Raka yang kini sudah berstatus sebagai suaminya. Devana sudah menyiapkan mental untuk menghadapi suami yang adalah dosen killer pembimbingnya itu. Devana menghela nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya seolah melepas sedikit beban, karena harus menjadi istri seorang dosen. dan jujur dia sedikit stres karena kesibukannya untuk mengurus skripsinya. Dia kini juga harus bersikap seperti seorang istri yang  harus melayani sang suami.

Setelah melakukan perjalanan beberapa jam dalam keheningan, akhirnya Devana dan Raka pun sampai di apartement milik Raka, yang kini akan menjadi tempat tinggal Devana yang baru. Raka pun mengajak Devana masuk dengan membawa koper milik Devana. Pria yang Gentle bukan karena tidak membiarkan sang istri keberatan membawa koper yang lumayan besar itu.

"Masuklah!" Perintah Raka setelah membuka pintu apartemennya dengar SIM cardnya. Devana pun masuk meski dengan tagu-ragu. Namun, dia terperangah saat melihat didalam apartemen yang terlihat rapi dan dekorasi yang menakjubkan untuk seorang pria. Disana juga terdapat perpustakaan kecil, yang langsung menarik perhatian Devana, dan gadis itu pun menuju tempat rak-rak buku yang tertata Rapih.

"Wah ternyata Bapak mengoleksi beberapa novel Romance juga ya?” tanya Devana yang kini tengah melihat-lihat buku yang berada dirak buku yang tersusun Rapih.

"Ternyata dia beda banget ya, saat di kampus dan dirumah, hemm..., apa dia punya kepribadian ganda?" batin Devana yang kini melihat Raka sedang duduk disofa dekat rak buku-buku yang berjejer dan tersusun sangat Rapih.

"Jangan berpikir yang aneh-aneh, karena aku tidak memiliki kepribadian ganda. Hanya saat di kampus aku ingin membuat para mahasiswaku disiplin dan bisa menghargai dan menggunakan waktu dengan baik, itu juga demi kesuksesan mereka kelak.”

Raka seperti cenayang yang bisa menebak apa yang Devana pikirkan.

"Eh, ke-kenapa bapak bisa tahu apa yang aku pikirkan? Eh. Ups...."

Kini Devana bicara dengan gugup, sambil pura-pura melihat-lihat buku yang berada dihadapannya itu.

"Sudahlah jangan dibahas, aku akan belanja stok makanan dulu. Apa kau mau sesuatu? biar aku belikan sekalian."

Raka menatap Devana membuat Devana kembali gugup karena kembali ditatap oleh Raka.

"A-aku ingin makan mie instan," Sahut Devana yang kini masih terlihat gugup.

"Tidak baik kalau terlalu sering makan mie instan. Aku akan belikan kamu makanan yang lain saja,” ucap Raka menolak keinginan Devana.

"Dasar pria aneh tadi nanya mau apa? tapi aku bilang mau mie dia sendiri yang menolak,” Gerutu Devan sambil mengerucutkan bibirnya karena kesal keinginannya tidak terpenuhi.

"Jangan merajuk, itu juga demi kesehatanmu, terlalu banyak makanan mie instan tidak baik untuk kesehatan usus dan lambungmu,” ucap Raka sambil beranjak dari duduknya. Namun sebelum melangkah pergi, Raka pun mendekati Devana yang masih asyik melihat-lihat novel milik Raka.

"Kamu beresin baju dan barang-barang kamu. Kamarnya ada diujung sana," tunjuk Raka pada sebuah pintu, memang hanya ada satu pintu dipojok yang tidak jauh dari ruang televisi.

"Hanya ada satu kamar. Jadi kita akan tidur satu kamar lalu akan terjadi sesuatu nantinya. tapi kalau kamu keberatan, kamu boleh tidur diruang televisi kebetulan disana ada sofa,” bisik Raka tepat didekat telinga Devana. bisikan Raka yang tepat didekat telinga Devana, membuat Devana menegang. Karena jarak yang begitu dekat dengan Raka membuat jantung Devana berdetak lebih cepat seperti habis lari maraton.

"Ba-biklah a-aku akan membereskan baju ku dulu." Devana lalu bergegas pergi menuju kamar untuk menghindari Raka, saat Raka melihat Devana pergi dengan membawa kopernya menuju kamar. Raka hanya terkekeh karena melihat kegugupan istrinya yang terlihat sangat menggemaskan.

"Dasar gadis manja,” gumam Raka. Lalu dia pergi keluar dari apartemennya menuju pusat perbelanjaan, untuk membeli stok makanan yang sudah menipis. Tentu saja setalah menggoda istri manjanya itu, dia pun pergi dengan senyuman yang sulit diartikan. Entah apa yang terjadi pada Raka. Karena dibibirnya terukir senyuman meski hanya senyuman tipis.

Sedangkan dikamar Devana lagi-lagi dibuat kagum dengan dekorasi kamar yang sangat indah dengan suasana dan warna abu-abu dan putih juga aroma mint yg begitu sejuk dan menenangkan. Devana pun memejamkan mata sambil menghirup aroma mint yang diyakini wangi kesukaan Raka suaminya. Namun, tiba-tiba Devana kembali membuka matanya dan mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

"Ya Tuhan, kenapa aku jadi gugup begini saat dekat-dekat dengan pak Raka. kenapa jantung ku berdegup tak beraturan. tidak Deva tidak mungkin lo jatuh cin-“

“Aarrgghh...! Ini benar-benar gila," Teriak Devana sambil mengacak rambutnya. Setelah membereskan bajunya ke lemari yang besar yang berada dikamar itu, dia pun meletakan barang-barang perlengkapan mak'upnya dimeja rias disamping ranjang king size milik Raka. Tapi betapa terkejutnya dia, saat dia melihat rambutnya yang berantakan karena ulahnya sendiri.

"Astaga rambutku! kenapa jadi seperti ini?” Lagi-lagi Devana yang terkejut kembali berteriak untung saja Raka tidak ada, jadi meski Devana berteriak kencang pun tidak akan ada yang memarahi atau memprotesnya, karena apartemen milik Raka kedap suara. Lalu dia mengambil sisir dan kembali menyisir rambutnya agar rapi, sebelum Raka kembali. Setelah selesai merapihkan semuanya, Devana pun kembali ke perpustakaan mini milik Raka. Lalu dia mengambil satu novel. Setelah itu Devana pun duduk di sofa dan membaca novel. Sambil menunggu dosen killer, eh suaminya pulang dari pusat perbelanjaan yang membeli kebutuhan dapur dan juga beberapa stok makanan yang sudah mau habis.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status