Share

Bab 6

Saat Raka pulang, Devana tengah asyik dengan novelnya. Raka pun langsung menuju dapur untuk membereskan barang belanjaannya ke dalam kulkas, setelah selesai manata makanan dikulkas Raka menghampiri Devana yang sedang asik membaca Novel sehingga dia tidak menyadari kedatangan Raka yang kini menghampiri nya.

Cup tiba-tiba Raka mengecup kening Devana. Dan itu membuat Devana terkejut dia pun refleks menutup mulutnya yang menganga karena keterkejutan nya atas sikap Raka padanya yang tiba-tiba mengecup keningnya, namun dengan santai Raka  duduk disamping Devana tanpa rasa canggung sedikit pun.

"Baca apa?” Tanya Raka. Sambil melihat kearah novel yang Devana pegang.

"Ba-baca ini," Jawab Devana menujukan buku yang dia pegang, tentu saja dengan rasa gugupnya. Sementara Raka hanya mengangguk setelah melihat judul novel yang Devana baca.

"Suka Novelnya?” tanya Raka lagi sambil menyandarkan kepalanya dikepala Sofa.

"Su-suka, ce-ceritanya bagus. Ini Novel yang rencananya aku mau beli," Jawab Devana masih dalam keadaan gugup.

"Hem, baguslah kalau kamu suka, masih banyak novel yang sengaja aku siapkan untuk kamu. Aku tahu kamu sangat suka baca Novel,” ujar Raka sambil memejamkan matanya dan bersandar ke sandaran Sofa.

"Ja-jadi. Novel-novel ini Bapak siapkan untuk aku? Bapak tahu dari mana kalau aku suka Novel-novel ini?" Tanya Devana yang tak percaya kalau Raka menyiapkan semua novel-novel itu untuknya.

"Mommy kamu yang bilang. Dan dia juga yang memberi daftar novel apa saja yang belum sempat kamu beli karena sibuk dengan kuliahmu, jadi kamu minta tolong mommy untuk membeli novel-novel itu, tapi mommy juga gak sempat jadi beberapa hari yang lalu sebelum kita menikah Mommy minta tolong padaku. Karena kasihan aku akhirnya menolong mommy. Itu juga demi calon istriku, dan aku beli secara online semua buka yang ada dalam daftar pesanan novelmu, dan kemarin itu semua datang jadi aku susun bersama buku-buku milikku," Jawab Raka. Sambil membuka matanya dan kembali duduk lalu menatap Devana yang menatap Raka dengan penuh haru, dia tidak pernah menyangka kalau dosen killernya itu bisa peduli dan bersikap romantis padanya.

"Sudah jangan menatapku seperti itu, sudah tugas seorang suami membahagiakan istrinya. Kalau cuma novel itu masalah gampang, apa kamu masih mau beli Novel yang lainnya lagi? Yang masih belum kamu punya?”  Raka yang kini menatap Devana dengan senyuman manisnya. Namun, tiba-tiba berhambur memeluk Raka. Lalu menangis terisak karena merasa sangat terharu atas apa yang sudah Raka lakukan, dan pelukan Devana membuat Raka terkejut tapi langsung membalas pelukan Devana kemudian tersenyum dengan apa yang istri kecilnya lakukan.

"Makasih hiks..., Makasih banget karena sudah membuat aku sangat bahagia. Perhatian yang bapak berikan sangat berharga untukku. Terimakasih banyak Pak,” Ucap Devana sambil terisak dalam pelukan Raka.

"Sudahlah, ini hanya sebagian kecil perhatianku untuk kamu Deva, kamu kan istriku. Orang tua kamu sudah memercayakan kamu padaku. Jadi itu adalah sebuah amanat dari mommy dan daddy kamu. Dan aku akan berusaha memberikan yang terbaik untuk kamu, jadi berhentilah jangan menangis lagi,”  Ucap Raka sambil mengelus rambut panjang Devana.

"Iya Pak, makasih ya. Ternyata bapak tidak seperti yang orang-orang bilang. Galak dan sangat disiplin juga dingin," Ujar Devana masih dalam pelukan Raka.

"Hem, itu hanya berlaku saat dikampus, dan kamu bisa tidak kalau dirumah panggil biasa saja jangan panggil bapak, kesannya aku tuh kayak bapak kamu aja," Ucap Raka membuat Devana melepaskan pelukannya dan menatap Raka dengan penuh tanda tanya.

"Lalu Deva harus panggil Pak Raka apa?” tanya Devana dengan wajah polosnya, membuat Raka gemas melihat expresi wajah Devana yg menurutnya sangat menggemaskan.

"Terserah, mau Mas, Kakak atau sayang kalau gak honey Atau hubby juga boleh," Ucap Raka dengan kekehannya saat melihat Devana cengo karena mendengar ucapan Raka. Dan itu membuat Raka merasa semakin gemas karena lagi-lagi melihat ekpresi wajah Devana yang menurutnya lucu.

"Jangan memasang ekpresi begitu sayang, kamu tau dengan ekpresi seperti itu membuatku ingin menciummu saat ini juga," Ucap Raka sengaja menggoda Devana. Dan ucapan Raka sontak membuat mata Devana melotot seperti akan keluar dari tempatnya

"Ma-maksud Bapak apa?" Tanya Devana dengan kembali memasang wajah polosnya, dan itu kembali membuat Raka lagi-lagi terkekeh untuk kesekian kalinya, lalu merangkul pundak Devana dengan senyuman manisnya dan menatapnya intens.

"Oh astaga sudah ku bilang panggil aku dengan sebutan lain Deva. Oh ayolah Deva, aku belum setua itu. Jadi Panggil aku Kakak, sayang, honey atau hubby saat dirumah, kecuali saat dikampus kau baru boleh panggil aku bapak," Ucap Raka sambil mengedipkan matanya membuat jantung Devana kembali berdetak tak beraturan.

"Ya-ya sudah aku panggil Mas saja,” Jawab Devana dengan kegugupannya, dan kini mulai menetralisirkan jantungnya yang selalu berdetak tak beraturan.

“Ya Tuhan ternyata dia sangat tampan jika dilihat sedekat ini," Batin Devana sambil menatap Raka tanpa berkedip sedikit pun.

"Oke, bagus kalau gitu,” ucap Raka yang membuat Devana memalingkan wajahnya kearah lain, saat dia akan ketahuan kalau dia sedang menatap wajah tampan suaminya itu.

"Jadi mulai sekarang saat dirumah kamu panggil aku Mas saja, dan saat dikampus kamu panggil aku seperti biasa yaitu Bapak mengerti sayang?!" Lanjut Raka lalu kembali mengedipkan sebelah matanya membuat Devana semakin gugup dibuatnya.

"Kenapa dia selalu memanggilku sayang, astaga apa dia salah makan hari ini? Kenapa dia selalu bersikap manis padaku," Batin Devana dan kini wajahnya mulai merah merona karena dia kembali medengar ucapan sayang dari suaminya, untung saja Raka tidak melihat wajah merona Devana karena kini wajahnya menunduk tidak menatap wajah Raka.

"Deva ayo kita masak, perutku sepertinya sudah demo ingin diisi,” ajak Raka pada Devana untuk memasak.

"Ba-baik Pak eh, Mas. Maaf aku belum terbiasa hehe," Cicit Devana merasa masih canggung pada suaminya itu.

"It's Oke, tidak masalah nanti juga lama-lama akan terbiasa, ayo sekarang kita masak sesuatu, karena aku sudah sangat lapar," Ajak Raka lalu menggandeng tangan Devana dan membawanya ke dapur.

"Ternyata Mas Raka bawel juga ya kalau dirumah. Tidak seperti saat dikampus Dingin dan bicara pun irit banget seperlunya." Ucap batin Devana sambil tersenyum saat menatap wajah Raka, sebelum akhirnya sampai didapur. Kini Devana dan Raka pun mulai mempersiapkan bahan-bahan yang akan dimasak untuk makan malam mereka karena saking asyiknya mengobrol mereka jadi lupa waktu dan tak terasa sore pun akan menjelang malam. Setelah beberapa menit bergelut di dapur akhirnya, Devana dan Raka pun selesai memasak, mereka berdua pun menyiapkannya dimeja makan tentu saja untuk makan malam mereka berdua. Sangat romantis bukan untuk pasangan pengantin baru itu, meski belum ada rasa cinta yang tumbuh dihati mereka tapi dengan saling menerima itu sudah menjadi awal yang baik untuk membentuk komitmen menuju keharmonisan keluarga kecil mereka. Tidak ada drama surat kontrak pernikahan dan drama lainnya. Mereka akan menjalani semuanya dengan membiarkan mengalir apa adanya.

Setelah menyantap makan malam, akhirnya mereka pun memutuskan untuk istirahat, tentu saja mereka tidur dikamar yang sama dan juga ranjang yang sama, karena memang seperti itu lah suami istri yang sesungguhnya.

"Mas. Mas sedang mengerjakan apa? " Tanya Devana saat melihat Raka fokus mengotak ngatik laptopnya.

"Tugas untuk besok, kamu harus persiapkan materi untuk pelatihan skripsimu karena itulah tugas untuk besok, dan jika hasilnya contohnya bagus tanpa typo, kau bisa langsung fokus pada skripsimu,” ucap Raka sambil kembali fokus pada layar laptopnya.

"Enak juga ya punya suami dosen, jadi udah tahu apa-apa saja tugas untuk kelas nanti,” ucap Devana dengan tersenyum. Namun, tiba-tiba sebuah pensil mendarat dikening Devana.

"Aww sakit Mas," pekik Devana yang langsung mengerucutkan bibirnya

"Jangan asal ngomong, aku tidak akan memberi tahu semua soal untuk ujian nanti, jadi kau harus belajar sendiri sayang. Sudah jangan cemberut ayo tidur, udah malem kamu pasti ngantuk dan cape kan, jadi kita tidur," Ujar Raka lalu menutup dan menaruh laptopnya dinakas, Devana pun mengangguk setelah Raka menutup tubuhnya dengan selimut

"Mas." Devana pun kini menghadap Raka yang sudah memejamkan matanya.

"Hemm...," Sahut Raka masih dengan memejamkan matanya

"Emm..., bukankah malam ini, malam pertama kita," Lanjutannya, yang memberanikan diri mengatakan hal itu.

"Iya, lalu?” Tanya Raka yang masih anteng dengan matanya yang terpejam.

"Apa.. Apa Mas tidak ingin melakukan malam pertama kita?” Tanya balik Devana, mendengar ucapan itu sontak saja langsung membuka matanya dan menatap Devana yang kini tengah menatapnya.

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status