Share

Membaur dengan rakyat

“Pangeran,” panggil Ayodya.

Cantaka memutarkan tubuhnya, memandang Ayodya yang berdiri tepat di belakangnya. Ia berdiri berdampingan dengan pemuda petugas dari biro pemerintah.

“Ada apa?” tanya Cantaka.

“Apa Tuan ingin membahas terkait pungli yang dilakukan pejabat pemerintahan di biro tersebut?” tanya Ayodya.

Kedua mata Cantaka membelalak, ia yakin belum memberitahu siapa pun terkait pungli tersebut. Lirikan matanya langsung menyorot tajam pemuda yang berdiri di sisinya dengan pandangan marah.

“Apa kamu yang memberitahunya?” tanya Cantaka, tegas.

“M-Maafkan aku.”

Cantaka menghela napas panjang, kedua matanya masih memandang pemuda tersebut dengan kesal. Tak lama, kekesalannya berhenti ketika Ayodya justru membela pemuda tersebut.

“Akulah yang bersalah, karena akulah yang memaksanya berbicara,” jawab Ayodya, kini pandangan Cantaka beralih kepada Ayodya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status