Share

BAB 2. CURIGA

Author: Panda Gabut
last update Last Updated: 2023-05-21 15:00:44

"Ingat, aku satu-satunya yang mengetahui soal itu. Terus kenapa?" tanya Julia.

"Kenapa kata kamu? Kehamilan Vyolin, apa kamu gak curiga?" Kevin beranjak dari kursi dengan wajah memerah. Berdiri begitu saja sambil menatap tak jelas arah.

"Omong kosong! Apa kamu sudah kehilangan akal? Kamu mencurigai istri kamu tidur dengan laki-laki lain?" sahut Julia memasang wajah kesal.

Kevin diam saja lalu kembali duduk di tempatnya semula. Memegangi kepala seperti sedang menanggung kesakitan luar biasa.

"Kita tahu sebaik apa Vyolin. Gak seharusnya kamu berpikiran seperti itu. Ini adalah keajaiban, dan kamu harusnya sangat bersyukur pada Tuhan atas hal ini. Aku gak menyangka kamu akan menyimpan pikiran buruk. Apa selama ini kamu berputus asa dengan keadaan kamu?" ucap Vyolin sambil memegangi sebelah tangan Kevin. 

"Aku bahkan baru berencana untuk bayi tabung, dan sebenarnya … aku melihat sikap Vyolin agak aneh akhir-akhir ini, Julia," lirih Kevin dengan nada suara yang kembali mencoba tenang.

"Lupakan pikiran buruk kamu, keajaiban bisa datang kapan aja, Kevin. Dan mungkin Vyolin hanya sedang mengalami gangguan perubahan hormon. Masa hamil memang sangat mengganggu pikiran, ada banyak ketakutan akan terjadi sesuatu hal yang buruk. Tugas kamu untuk selalu berada di sampingnya," ucap Julia.

Julia mencoba untuk menenangkan Kevin dan memberinya semangat. Namun, tak mudah bagi Kevin untuk bisa begitu saja menerima keadaan. Hatinya masih dipenuhi rasa sakit karena kecurigaan. 

Malam semakin larut, Julia memutuskan untuk pulang setelah beberapa saat bisa menemui Vyolin. Julia selayaknya seorang Kakak yang selalu berusaha memberi semangat pada adiknya. Tak lupa dia juga mengucapkan selamat atas kehamilan Vyolin.

Ucapan Julia, mampu membuat Vyolin tersenyum untuk beberapa saat. Sampai akhirnya wajah cantik itu kembali murung sendirian, seperti mengabaikan keberadaan Kevin yang selalu siaga di sampingnya.

"Tidur, ya. Dokter bilang besok pagi kita bisa pulang," ucap Kevin sembari membenarkan kain selimut Vyolin.

"Kamu pulang aja, Mas. Kan besok harus pergi kerja," sahut Vyolin tanpa membalas tatapan Kevin.

"Aku sudah minta izin, kamu gak perlu mikirin itu," ucap Kevin.

"Maafin aku, Mas," lirih Vyolin.

"Sayang, jangan memikirkan hal berat. Kamu gak salah apa pun. Lupakan hal buruk dan jagalah apa yang ada bersama kita sekarang. Aku akan selalu bersama kamu," ucap Kevin.

Kevin bisa melihat air mata yang mengalir dari sudut mata Vyolin, membuat dirinya semakin merasa bingung dan serba salah.

Meski curiga dengan pengkhianatan Vyolin, akan tetapi Kevin tak bisa begitu saja mengabaikan perempuan yang sangat dicintainya itu. Demi kebahagiaan Vyolin, Kevin bisa melakukan apa saja.

Bahkan saat ini, Kevin merasa akan bisa menutupi rasa sakit dan kecurigaannya. Menemukan Vyolin pingsan saja sudah begitu membuatnya takut akan kehilangan.

"Aku mencintai kamu, dan akan selalu menjaga kamu," bisik Kevin di telinga Vyolin, sembari membelai lembut rambut Vyolin yang sudah akan tertidur.

Dinginnya rumah sakit dan tanpa selimut tebal, membuat Kevin merasa sulit untuk bisa tertidur. Dia mengubah posisi berbaring beberapa kali, dan memaksa memejamkan kedua matanya.

Semakin memejamkan mata, Kevin semakin gelisah. Di dalam pikirannya terus terngiang setiap ucapan Julia, lalu … dia pun terus memikirkan tentang bayi itu.

'Siapa ayahnya? Bagaimana nanti saat dia lahir? Apa aku harus menerimanya?' Kevin dibuat hampir gila oleh pikirannya sendiri.

Jarum jam di dinding bercat putih, telah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Kalau bukan karena hampir terjatuh dari sofa, Kevin mungkin akan terus tenggelam dalam tidurnya.

"Sayang, kamu sudah bangun?"  Kevin terperanjat melihat Vyolin yang telah berganti pakaian dan terlepas dari infus.

"Gak apa-apa, Mas. Aku rasa kamu kecapek'an," sahut Vyolin.

"Apa dokter sudah datang pagi ini?" tanya Kevin sembari memasang jas dan membereskan tas berisi pakaian kotor Vyolin.

"Iya, kamu cuma perlu menyelesaikan administrasinya. Kita bisa pulang sekarang," jawab Vyolin lalu turun dari ranjang pasien.

"Hati-hati, pelan-pelan aja. Aku akan mengantar kamu dulu ke mobil," ucap Kevin yang langsung siaga memegangi tubuh Vyolin.

Kevin merasa lega, ketika bisa melihat lagi senyuman melengkung di wajah cantik istrinya itu. Dengan langkah perlahan-lahan, mereka tiba di depan rumah sakit. Kevin segera mengambil mobilnya dan membuat Vyolin bisa duduk dengan nyaman di dalamnya.

Setelah menyelesaikan administrasi, Kevin segera melajukan mobilnya. Cukup lama mereka hanya terjebak dalam diam, sementara jalanan kota Jakarta tengah sibuk-sibuknya.

"Sayang, apa kamu mau makan sesuatu? Kita belum makan pagi ini," ucap Kevin membuka obrolan sembari terus memperhatikan jalanan.

"Apa aja, deh. Lagi pula di rumah gak ada persediaan makanan," sahut Vyolin.

"Maafin aku, harusnya aku bisa memeriksa keadaan rumah. Kamu tenang aja, nanti aku akan pergi belanja," ucap Kevin.

"Aku yang harus meminta maaf, Mas. Beberapa hari ini aku merasa kurang baik," utas Vyolin.

Kevin melajukan mobilnya menuju ke sebuah cafe, dan langsung berhenti di sana. Digenggamnya tangan Vyolin dan mereka bersama-sama memasuki cafe dengan tulisan Toast Bakery Cafe di depan bangunannya itu.

"Duduk sini aja ya, Sayang," ucap Kevin setibanya mereka di salah satu meja yang ada di pojokan kafe.

"Rasanya kita sudah lama gak ke cafe ini, Mas," gumam Vyolin dengan senyuman penuh semangat di wajahnya.

"Biar aku yang pesan, ssmoga selera kamu belum berubah," lanjut Kevin.

Vyolin menatap suaminya dengan binar harapan, membuatnya merasa menjadi sedikit lebih baik. Kevin pun berpikir bahwa mereka berdua akan mampu melewati masalah dan kembali menjadi baik-baik saja. 

Tak lama setelah dipesan, segelas kopi americano dan segelas jus buah pun datang bersama seporsi roti bakar alpukat. Tak hanya itu, Kevin juga memesan seporsi pan cake strawberry segar dengan taburan bubuk gula putih di atasnya. 

Vyolin terlihat sedang berselera, segera saja jemarinya yang kurus mengambil garpu dan sendok untuk menyantapnya.

Semangat yang terpancar di wajah Vyolin tak bertahan lama, saat tiba-tiba saja seorang perempuan dengan pakaian kantor rapi berwarna merah cerah, mendatangi meja mereka.

"Hey, pasangan paling romantis di dunia, rasanya udah lama banget gak ketemu kalian," ucap perempuan itu yang langsung saja menciumi kedua pipi Vyolin.

Vyolin tiba-tiba saja terlihat gugup, hingga tak sengaja menjatuhkan pisau pemotong roti ke lantai. Sarah pun segera mengambilkan pisau itu dan meletakkannya kembali ke meja sambil menatap heran pada Vyolin.

"Sarah, bagaimana kabar kamu?" Sahut Kevin ramah.

"Kabarku baik, Kevin. Cuma sedikit pusing, karena harus sering ketemu sama atasan jutek di kantor," ucap Sarah sembari meletakkan bokongnya di kursi yang berdekatan dengan Vyolin.

Sarah menatap Vyolin lekat, sedangkan Vyolin memilih untuk menunduk saja memainkan roti di piringnya. Menghiris-hiris roti dengan tangan yang bergetar.

Kevin pun menjadi heran mengapa Vyolin terlihat aneh. Sarah adalah sahabat dekat Vyolin sejak mereka masih kuliah, dan setiap bertemu maka akan selalu terlihat heboh dan akrab. Tak seperti saat ini.

"Dompetku ketinggalan di mobil. Aku mau mengambilnya dulu," ucap Kevin lalu beranjak pergi meninggalkan meja makan.

"Vyolin, bagaimana kabar kamu?" tanya Sarah yang terlihat antusias meski Vyolin berusaha menghindari tatapannya.

"A-aku, baik, Sarah," jawab Vyolin dengan terbata-bata.

"Tapi kenapa gak kelihatan kayak baik-baik aja, ya?" tanya Sarah lagi.

"Gak, semua baik-baik aja, kok," jawab Vyolin cepat.

"Vyolin, kamu benar-benar bikin aku heran. Sejak kita pulang liburan bersama Anna dan Selena, kamu menjadi begitu tertutup. Bahkan, Anna dan Selena bilang kalau kamu gak pernah lagi menghubungi mereka," ucap Sarah sembari memandangi serius wajah Vyolin.

Vyolin pun terdiam, melepaskan garpu dan pisau yang dipegangnya. Tatapannya menjadi kosong, dengan bola mata yang mulai berkaca-kaca.

"Kamu cuma pura-pura gak tahu, kan, Sarah?" lirih Vyolin.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Iin Romita
Duh thur...aku gak bisa bygkan akan bagaimana nanti kelanjutan cerita ini.... hik hikz hikz
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Rahasia Bayi yang Dikandung Istri Manajer Dingin   Bab 113. Akhir Bahagia.

    Langit seketika mendung, saat Vyolin dan Kevin baru saja membawa Vyona memasuki mobil. Mereka berencana untuk makan malam di sebuah restoran mewah, bertepatan dengan hari jadi pernikahan mereka yang ke delapan tahun. Karena khawatir pada cuaca takut semakin buruk, Vyolin pun mengatakan pada Kevin untuk di menunda rencana mereka."Aku sudah booking mejanya, Sayang," ucap Kevin menyesal."Gak apa-apa, Mas. Mungkin bukan rejeki kita," sahut Vyolin."Jadi? Gimana?" tanya Kevin sambil menggendong Vyona masuk ke rumah."Kamu bawa Vyona ke kamar, aku akan siapkan makan malam," jawab Vyolin sambil lalu menuju dapur.Kevin membawa Vyona ke kamar, memberikan susu dan menggendong bayi kecilnya itu sampai akhirnya tertidur. Saat Vyona telah tertidur, Kevin pun langsung pergi ke dapur.Area makan tampak gelap, hanya ada penerangan dari tiga lilin yang menyala di meja makan. Asap masih mengepul dari dua piring berisi spagheti dengan saus tomat bertoping keju. Kevin tersenyum, melihat hasil kerja Vy

  • Rahasia Bayi yang Dikandung Istri Manajer Dingin   Bab 112. Mabuk

    Pukul delapan pagi, tepat di pertengahan musim dingin. Masjid Jami Tokyo, tampak ramai menggelar acara pernikahan Tomo dan Donita. Keluarga inti Tomo datang, juga beberapa teman lamanya yang asli tinggal di Jepang. Donita hanya mengundang Hendrik dan Brandon, sedang pernikahannya akan diwakilkan wali hakim.Menggunakan gaun pengantin serba putih, Donita terlihat begitu cantik. Dengan kerudung warna senada berhiaskan renda-renda rajutan sederhana, Donita menjadi pusat perhatian semua yang datang. Tomo terus tersenyum melihat gadis cantik yang kini duduk di sampingnya, sosok yang akan mendampinginya menjalani sisa waktu seumur hidup."Nih, tissu," ucap Brandon menjulurkan sebungkus kecil tisu saku."Ish, kain serbet aja kalau ada," sahut Hendrik ketus."Hahaha. Gak nyangka, ya. Donita akan nikah ngeduluin kita," ujar Brandon sembari menikmati kue cemilan manis yang disediakan keluarga pengantin."Cewek kan memang gitu, selalu pengen ngeduluin," sahut Hendrik."Kita pulang dari sini, har

  • Rahasia Bayi yang Dikandung Istri Manajer Dingin   Bab 111. Ahli Waris Baru

    Sebulan setelah melalui perawatan intensif di rumah sakit, Ayah Mike telah sadarkan diri dan bisa kembali ke rumah. Shock berat membuatnya tak lagi bisa bergerak bebas seperti dulu. Air matanya tumpah lagi, saat mengetahui menantu dan calon cucunya telah tiada.Ibu Mike menyimpan nomor ponsel Vyolin, dan sering meminta Vyolin untuk datang berkunjung. Seperti hari ini, Vyolin membawa Vyona datang ke rumah keluarga besar Baskoro Group. Menghibur orang tua Mike yang masih merasa berduka."Kalian orang-orang yang baik," ucap Ayah Mike saat Vyolin mengupaskan buah jeruk untuknya."Anda juga, Pak," sahut Vyolin lalu tersenyum."Di mana suamimu?" tanya Ayah Mike. Sudah beberapa kali dia menanyakan Kevin. "Masih di kantor, Pah. Sudah dibilang dari tadi," sahut Ibu Mike dengan raut kesal karena Ayah Mike terus mengulang pertanyaan.Sesuatu terjadi pada saraf otak Ayah Mike, membuatnya sulit konsentrasi dan mudah lupa. "Ah, iya. Mau kah suamimu melanjutkan bisnis kami?" tanya Ayah Mike tiba-t

  • Rahasia Bayi yang Dikandung Istri Manajer Dingin   Bab 110. Mengenang Kebersamaan

    Kembali ke dalam sel, Mike disambut wajah duka teman-temannya. Hampir semua orang di sel juga sudah mengetahui perihal nasib malang yang dideritanya. Mike langsung membaringkan tubuhnya ke pojokan sel, menghadap dinding. Tidak ada yang berani mengajaknya bicara. Dalam tatapan kosongnya, Mike terus bertemu dengan bayang-bayang Rianti. Senyum istrinya, bahkan keributan-keributan yang dulu terjadi, Mike merindukan masa-masa itu."Apa kurangnya aku, Mike? Sampai kamu harus begitu ingin mendapatkan anak dari istri orang lain!" Mike kembali teringat pertengkaran mereka saat itu.Mike kembali menyalahkan dirinya sendiri, tentang mengapa semuanya terjadi. Dia langsung beranjak duduk, dan perlahan-lahan membenturkan kepalanya ke dinding. Semakin lama semakin keras."Bos, berhenti, Bos," ucap seorang teman Mike di sel yang langsung mencoba menghentikan Mike.Mike tak bergeming, terus mencoba membenturkan kepalanya dengan keras ke dinding. Semua orang akhirnya menahan tubuhnya, hingga menjauhi

  • Rahasia Bayi yang Dikandung Istri Manajer Dingin   Bab 109. Kenyataan Paling Pahit.

    Rianti masih berada di kamar jenajah, tepatnya di sebuah lemari pendingin khusus. Jasadnya telah dibersihkan dari peluru, hanya tertinggal bekas luka yang membuat merinding siapa saja yang melihatnya.Ibu Mike mengumpulkan keberanian dan kekuatan untuk pergi ke penjara, tempat Mike ditahan. Bersama dengan dua orang pengacara keluarga mereka. Sedangkan Ayah Mike masih dirawat karena koma, serangan jantungnya tak pernah sehebat ini sebelumnya.Mendengar kedatangan Ibunya, Mike merasa senang. Orang tuanya belum pernah datang sebelumnya, walau selalu menanyakan kabarnya pada Rianti. "Mamah, senangnya aku lihat Mamah mau datang," ucap Mike dengan senyum lebar."Ma-maaf, Mamah baru sempat datang," sahut Ibu Mike dengan suara yang begitu berat."Gak apa-apa, Mah. Mamah apa kabar?" tanya Mike.Ibu Mike langsung merasakan sesak di dadanya, mengingat kabar buruk yang saat ini menimpa keluarganya. Segera dia beranjak dari kursi, meninggalkan meja pertemuan dengan Mike dan menangis di luar ruang

  • Rahasia Bayi yang Dikandung Istri Manajer Dingin   Bab 108. TERJADINYA TRAGEDI

    Rianti begitu marah dengan sikap Andrew yang diterimanya pagi ini, tak menunggu waktu lama dia pun segera pergi ke kediaman Ayah mertuanya, CEO Samudera."Mungkin dia pikir, aku gak akan berani mengadu!" ucap Rianti saat melangkah keluar rumah.Sopir pribadi pun langsung melajukan mobil, mengantarkan Rianti ke rumah CEO Samudera. Dengan perasaan gugup,.Rianti mencoba menyusun kalimat yang akan disampaikannya nanti di hadapan Ayah mertuanya.Meski pun kinerja Andrew bagus untuk perusahaan, nyatanya Andrew punya attitude yang buruk. Andrew bahkan sudah berani merendahkan Mike di hadapan Rianti."Menantu, tumben datang ke sini," ucap CEO Samudera yang kebetulan sedang bersantai minum teh di taman depan rumah. Rianti langsung menuju ke sana setelah diberitahu pelayan."Ada apa, Rianti? Perut kamu sakit?" tanya Ibu Mike yang juga ada di sana."Bu-bukan, Mah. Bukan perut yang sakit, tapi hati," jawab Rianti dengan mata berkaca-kaca.Rianti langsung duduk di kursi kosong sebelah Ibu Mertuany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status