Share

Bab 17. Tak Ingin Berpisah

Malam itu menjadi malam terpanjang dalam hidup Santoso. Istri yang selama ini kalem, lemah lembut, dan bertutur kata baik mendadak berubah seratus delapan puluh derajat.

Santoso merasa pening, ia merasa bahwa malam itu adalah malam terakhir bagi dirinya untuk hidup.

Pagi menjelang, berbeda dari sebelumnya Santoso merasa berat untuk membuka mata. Kali ini, jangankan tidur di kasur yang empuk dengan selimut hangat, Santoso justru disuruh tidur di teras rumah berbantalkan tangan.

Suara berisik yang kian mengganggu, membuatnya terpaksa bangun dari tidurnya di teras rumah. Pria itu mengerjap, matanya yang perih sengaja ia buka dan melihat keadaan.

Beringsut bangun, kini Santoso dihadapkan pada kenyataan dimana seluruh keluarganya telah datang dan merubungnya di teras rumah.

"Enak ya Mas tidur di teras? Enak?" Ratna membuka percakapan ketika Santoso perlahan mulai mengumpulkan nyawanya.

"Mau nambah lagi San?" Pakdhe Suryo turun bersuara.

Seluruh keluarga Santoso pagi itu hadir semua. Mulai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status