Share

Bab 18. Nekat

Pagi itu Fatma memberesi seluruh pakaian yang ia punya ke dalam koper. Rencananya sudah bulat untuk pergi dari rumah itu dan meninggalkan segala kenangan yang ada. Meskipun ia sebatang kara, ia tidak begitu miskin hingga harus menumpang di rumah penuh dengan kenangan buruk.

"Dek kamu mau kemana dek?" Rupanya Santoso masih menunggu Fatma di teras rumah. "Kamu, kamu mau pergi kemana Dek? Tolong jangan tinggalin aku."

Mendengar permohonan Santoso, hati Fatma secepat kilat merasa jijik. Ia teringat bagaimana pria itu berselingkuh di belakangnya tanpa merasa menyesal.

Mengembuskan napas kasar di udara, Fatma memalingkan muka dari Santoso. "Aku mau pergi Mas. Tolong jangan halangi niatku."

"Please Dek, jangan seperti itu. Aku, aku masih mencintaimu Dek. Selama ini aku hanya khilaf, tolong maafkan aku Dek." Santoso kembali memohon, ia meraih tangan wanita itu lalu menggenggamnya.

Secepat kilat, Fatma menghempaskan tangan Santoso. Mata wanita itu menyorot tajam, "Kamu khilaf Mas? Aku rasa itu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status