Share

Bab 18: Pelajaran Pertama

"Hei, bagaimana ini???" Luna langsung bereaksi panik. Bukan karena apa, tetapi dia sudah berjanji kepada pengikutnya di media sosial bahwa dia menerima tantangan untuk berfoto di ruangan khusus Istana itu.

"Ah, tidak berguna." Sahut anak laki-laki lain menunjuk Aiko.

"Hei! Jangan sembarangan, ya!" Omel Aiko tidak terima. "Aku masih harus menunjukkan siapa Ayahku, mungkin saja mereka lupa atau tidak mengenalinya."

"Itu sih, parah." Balas Era.

Grup masih terus berlanjut ramai dengan saling tuduh, mengejek, bahkan bertengkar virtual karena masing-masing memiliki gengsi yang tinggi. Bella, seperti biasanya, diam saja menyaksikan tulisan-tulisan itu semua di layar. Kali ini sambil meminum dari gelasnya dan duduk santai menikmati perjalanan.

"Benar, kan." Gumamnya. "Tidak ada dari kalian yang tulus dalam pertemanan."

Dia melamunkan hal itu cukup lama hingga kalimat Luna terngiang di pikirannya. Bahwa Ilham sebenarnya telah memendam rasa pada

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status