Home / Romansa / Rahasia Gadis Mafia / Garuda Mediatama Indonesia

Share

Garuda Mediatama Indonesia

last update Huling Na-update: 2021-03-14 15:05:23

Suasana jalan raya kota Jakarta di hari yang masih pagi itu sudah padat dengan kendaraan. Kemacetan di setiap jalan sudah menjadi ciri khas kota metropolitan ini. Berbagai kepentingan para pengguna jalan membuat kemacetan bukan menjadi penghalang untuk tetap melakukan aktifitas.

Lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Seorang pengendara sebuah motor Kawasaki Ninja berwarna hitam berhenti di barisan paling depan. Ia mengenakan celana, jaket, dan helm berwarna hitam senada dengan warna motornya. Penampilannya yang lengkap tertutup itu tidak dapat menutupi bentuk tubuhnya yang ramping berisi. Ia membuka kaca gelap pelindung wajah helmnya, tampaklah sebaris wajah ayu dengan senyum tersungging dari bibirnya yang tipis.

Ketika lampu hijau menyala, ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Lalu berbelok masuk ke halaman gedung perkantoran megah berlantai tujuh yang berlokasi di Jl. HR. Rasuna said, Kuningan, Jakarta Selatan. Sebuah papan nama dengan tulisan 'Garuda Mediatama Indonesia' yang sangat besar berwarna biru mix hijau menempel pada dinding depan gedung itu.

Pengendara memarkirkan motornya di area parkir. Ia melepas helm yang dikenakannya, lalu mendekatkan wajahnya ke depan kaca spion motornya, merapikan rambutnya yang jatuh hingga tengkuknya dan mengusap wajahnya memastikan tidak ada bekas makeup yang menempel. Setelah semua ritual di depan kaca spion itu, ia berjalan memasuki gedung megah itu. Ia menggesek ID Card pada slot pintu, otomatis pintu itu terbuka, ia pun memasukinya dengan riang.

Dia adalah Mazaya Vienita yang sedang menyamar sebagai seorang pria yang bernama Hexel. Dia memiliki paras yang cantik, hidung mancung standar wanita indonesia, bibir tipis dan mata lentik. Tinggi badannya berkisar 160 cm dengan bentuk badan yang ramping.

Sebagai seorang wanita yang sedang menyamar sebagai pria, ia mengenakan pakaian pria tentunya. Mulai dari jaket kulit dengan model doble rider, bomber, duster, dan cattelman menjadi favoritnya dipadukan dengan celana jeans atau celana casual khas pria trendy.

Ia bekerja sebagai tim software developer sebuah aplikasi terbaru yang sedang dirilis oleh perusahaan Garuda Mediatama dengan nama New World di bawah pengawasan Jonathan, seorang pria dengan wajah tampan namun memiliki ekspresi sedingin es, oleh karena itu ia dijuluki si Muka Es.

Hari ini sesuai kesepakatan, adalah hari uji coba software aplikasi New World yang kedua kalinya setelah gagal pada uji coba pertama satu tahun yang lalu.

Hexel sengaja datang lebih pagi. Ia akan menjalankan misinya menyalin data aplikasi tersebut yang menjadi tugas besarnya di kelompok mafia tempatnya bernaung. Ia sebagai tim developer sangat mengetahui, kali ini software tersebut sudah 90 persen sukses. Hanya butuh waktu kurang dari 10 menit untuk menyalin data tersebut jika tidak ada hambatan.

Di ruang kerjanya belum ada seorang pun yang datang. Ia segera menyalakan komputer super tipis di mejanya. Lalu mulai mengetik beberapa kode unik, maka tampillah sebuah jendela baru bertuliskan 'Wellcome to New World panel'. Di sana terdapat banyak pilihan tombol, ia mencari sebuah tombol yang bertuliskan 'transfer'. Ketika menemukan tombol itu, ia dengan cepat hendak menekannya, namun tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya.

"Hai, Hexel, lo datang lebih pagi hari ini," Meta menyapa dan mendekat ke arahnya. Dengan sekali gerakan ia menutup jendela baru di layar monitor, lalu membuka aplikasi lain sedapatnya agar tidak ketahuan. Ia menutup matanya rapat-rapat untuk menetralisir jantungnya yang berdegup sangat cepat seperti sedang berlomba.

"Lo ngapain? serius amat," Meta duduk di sebelah hexel mengamati monitor yang menyala dan menampilkan sebuah tayangan video.

"Lo nonton film?" Hexel segera membuka mata, alangkah terkejutnya ia melihat tayangan yang muncul di layar komputer itu adalah video seorang pria sedang menunjukkan otot-otot bisepnya yang menonjol. Hexel segera menutup video itu.

"Eh, iya, kemaren lupa mau nonton, jadi gue datang lebih pagi hari ini, jangan bilang-bilang sama Yoga dan Gery ya, pliiiissss," Hexel menyempurnakan aktingnya.

"Tenanglah, gue bukan orang kaya gitu kok. Tapi ngomong-ngomong, lo ada kesibukan nggak akhir pekan ini?" Meta tersenyum sambil mendekat ke arah Hexel.

"Kesibukan? ah, ya, banyak kesibukan, banyak, gue harus menyelesaikan program ini, terus harus nganterin emak gue ke pasar, terus nganter pesanan temen, terus...," Hexel menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Banyak ya? hmmm..., baiklah. Gue mau ngajak lo makan kepiting di kafe baru temen gue, tapi kalo lo sibuk, ya, nggak apa-apa," wajah Meta menunjukkan kekecewaan. Ada penyesalan dalam hati Hexel mengatakan banyak kesibukan, padahal pasti asyik makan kepiting gratis.

Tidak lama kemudian ruangan itu menjadi ramai dengan kedatangan satu per satu tim. Wajah mereka ada yang ceria seperti habis dapat gebetan, masam seperti habis ditagih hutang dan masih banyak lagi. Komputer di setiap meja mulai menyala, masing-masing mulai mengecek kesiapan program yang telah di susun. Jika ada yang gagal, bersiap angkat kaki.

"Halo Meta, kenapa lo duduk di kursi gue, hah? lo mau pedekate sama Hexel? mending sama gue aja, udah jelas masa depan gue," Yoga yang baru datang langsung membuat keributan. Meta membuang muka sambil memonyongkan bibirnya.

"Maksud lo?" Meta berbicara sambil meninggalkan tempat duduknya, ia menendang kursi itu hingga bergeser jauh.

"Hei, jangan kasar sama kursi gue, kualat ntar lo!" teriak Yoga. Ia kembali menarik kursinya ke tempatnya semula.

Tidak lama kemudian Gery datang, ia langsung duduk dengan wajah lemas. Hexel menepuk punggungnya.

"Napa lo? pagi-pagi dah lemes gitu, emang habis ditagih utang lo?" seloroh Hexel.

"Diam lo! gue nggak tidur semalaman gara-gara program gue nggak jalan. Beruntung sebelum subuh udah kelar, jadinya gue begini sekarang," keluh Gery.

Belum sempat membalas ucapan Gery, Jonathan sudah memasuki ruangan dengan gayanya yang cool. Semua mata menatapnya, namun dia tidak sedikitpun menatap salah satu dari anggota tim itu.

"Selesaikan semua yang belum beres, 15 menit lagi kita akan uji coba di laboratorium. Ingat! jangan buat kesalahan!" ancaman yang selalu membuat takut siapa pun itu kembali terdengar.

"Setelah program ini berhasil, semua data privasi kalian akan di sadap," lanjutnya lagi. Hexel mulai memikirkan kata-kata Jonathan, setidaknya ia masih punya waktu untuk mempersiapkan semuanya.

Jonathan memasuki ruangannya. 15 menit waktu yang cukup bagi Hexel untuk kembali menyalin data. Ia membuka lagi situs yang tadi di tutupnya, lalu dengan cepat meng-klik tombol transfer, lalu ia menuliskan tujuan transfer data. Terakhir send! data itu pun terkirim. Hanya 5 menit proses transfer data selesai dilakukan. Hexel segera menghapus jejak transfer data berikut seluruh IP pengirim dan penerima. Kini semuanya aman terkendali, ia mengelus dada dan menarik nafas lega.

"Siapa yang berani mencuri data?" Tiba-tiba suara Jonathan kembali menggema dengan nada tinggi. Seisi ruangan terdiam membisu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Chierly Nakßanjar
kasih vote mksudnya
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Rahasia Gadis Mafia   Elegi Cinta

    Rafa akhirnya pergi mencari air minum untuk Mazaya yang tengahmegap-megapsambil mengipasi lidahnya yang terjulur, air matanya mengalir. Ia benar-benar tidak menyangka gadis itu tidak bisa makan makanan pedas. Setelah mendapatkan air minum, ia segera menyerahkan pada Mazaya dan membukakan penutupnya."Sorry, gue nggak tau kalo lo nggak makan pedes, gue pikir tadi sama pentolnya." Rafa memasak wajah iba. Rafa mengusap air mata di pipi Mazaya yang terus mengalir karena kepedasan."Udah, nggak apa-apa kok, ntar juga ilang.Thanksnyariin gue air," ucapnya sambil tersenyum -berusaha tersenyum lebih tepatnya-."Beneran lo nggak apa-apa? Kalo mau bales ke gue nggak apa-apa kok, asal lo jangan marah." Rafa memegang kedua pipi Mazaya dan menghadapkannya ke wajahnya agar mata mereka saling tatap."Apaan sih, nggak apa-apa, Raf.Swear!" Mazaya mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya sambil ters

  • Rahasia Gadis Mafia   Menjalani Dua Tugas

    Lewat tengah hari, Hexel kembali meminta izin untuk pulang lebih awal sekaligus meminta keringanan untuk ke depannya bisa selalu pulang lebih awal.Jonathan mengabulkan permintaan Hexel. Sebagai gantinya, ia harus membantu anggota tim lain yang belum selesai. Hexel menerima penawaran Jonathan, artinya dia harus lebih bekerja keras lagi ke depannya. Tetapi itu tidak masalah, yang penting ia bisa menyelesaikan kedua tugas besarnya tanpa masalah.Hexel memacu motor besarnya menuju ke markas untuk berganti pakaian, lalu melanjutkan perjalanannya ke kantor Adidaya Komputindo. Kini ia telah kembali menjadi sosok Mazaya Vienita yang cantik.Di sana, Mazaya di arahkan menuju sebuah ruang rahasia khusus untuk mengerjakan proyek-proyek tertentu, salah satunya New World. Sebenarnya, hati kecil Mazaya menolak melakukan semua itu, apalagi ia mengerjakan satu software untuk dua dua perusahaan yang berbeda dan tujuan yang berbeda.Mazaya mulai melakukan tugasnya. Di rua

  • Rahasia Gadis Mafia   Dobel Job Dobel Masalah

    Sore itu, di aula markas yang luasnya hanya 4 x 5 meter telah berkumpul beberapa orang. Mereka adalah para utusan dari Adidaya Komputindo yang dipimpin oleh Mr. Mark Louis, seorang pria berdarah Amerika, namun sudah menjadi warga negara Indonesia.Mr. Mark datang bersama seorang wanita dan dua orang pria. Mazaya menduga mereka pastilah asisten kepercayaannya.Mazaya diam tanpa bergerak di tempat duduknya, pandangan matanya lurus ke meja di hadapannya. Masih terngiang di telinganya persyaratan untuk terbebas dari masa skorsing adalah menyelesaikan proyek New World hingga 100% sesuai dengan model yang diinginkan pihak Adidaya Komputindo. Sebab dialah satu-satunya anggota terbaik yang paling membidangi pengembangan software."Well, let's start the meeting now. Bagaimana kelanjutan proyek?" Mr. Mark membuka topik pembicaraan dengan gaya bicara yang masih kental aksen Inggrisnya."Semua sudah siap, anak kami, Mazaya yang akan menyelesaikannya

  • Rahasia Gadis Mafia   Punggung

    Mazaya muncul dari balik bunga-bunga yang rimbun sambil mengebaskan lengan bajunya yang tampak basah. Rafa memandanginya dengan perasaan khawatir."Lo dari mana aja? gue panik pas kembali lo nggak ada." Rafa tidak sabar menyusul Mazaya yang masih agak jauh."Oh iya, sorry, Raf, tadi habis dari toilet. Jadi gimana copetnya, ketemu?" Mazaya berbicara sambil terus berjalan tanpa memperhatikan Rafa yang sangat khawatir."Iya udah, tasnya ibu tadi juga sudah dibalikin, copetnya dibawa ke kantor polisi." Rafa menjelaskan dengan penuh semangat berharap Mazaya tentang aksi heroiknya tadi. Namun harapannya pupus karena gadis itu tetap terus berjalan tanpa berkata apa pun."Syukurlah kalo gitu. Yuk, cari tempat lain yang lebih sejuk." Mazaya berjalan cepat lebih dulu meninggalkan Rafa.Memperhatikan punggung Mazaya, Rafa merasa pernah melihat sebelumnya, namun ia lupa di mana. Ia berjalan mengikuti di belakan

  • Rahasia Gadis Mafia   Jalan-Jalan Ke Taman

    Pagi-pagi sekali Rafa sudah memarkirkan mobilnya di depan rumah Mazaya. Ia sangat bersemangat menjemput Mazaya sepagi itu.Bu Maimunah yang sedang menyapu halaman menyambut kedatangannya dengan senyum ramah."Rafa datang lagi," sapa Bu Maimunah."Iya, Bu, mau ngajak Zaya jalan-jalan biar dia semangat. Semalem kusut banget mukanya." Rafa menjawab dengan sopan.Bu Maimunah masuk ke dalam memanggil putrinya. Rafa menunggu di halaman, lalu bersandar di depan mobilnya. Telepon berdering, ia segera mengambil ponselnya."Jonathan, ngapain dia nelpon hari libur begini." Rafa membatin, ia menggeser layar ponselnya."Halo, Bro," Rafa menjawab panggilan."Lo di mana? gue di rumah lo, katanya lo keluar." Suara lantang Jonathan terdengar dari seberang."Ganggu aja sih lo. Udah ya, ntar gue telpon kalo mau balik." Rafa menutup teleponnya. Lalu membuka-buka pesan

  • Rahasia Gadis Mafia   Di Skors

    Mazaya dan Zeta tiba di markas menjelang subuh. Mereka langsung menuju ke ruangan Bigboss yang pasti sedang menunggu mereka.Sesampainya di ruangan Bigboss, mereka duduk di sofa di sudut ruangan. Mereka mulai melepas sarung tangan, topi, dan penutup wajah. Bigboss memperhatikan mereka tanpa berkedip."Zaya, harus berapa kali gue ingetin ke elo supaya menahan sedikiiit saja --amarahmu. Oke, semua tau lo hebat, tapi... apakah semua membaik kalo diselesaikan begini?" Bigboss mengusap rambutnya, lalu membuang muka. Raut wajahnya menunjukkan rasa kesal.Mazaya hanya tertunduk menggigit bibirnya yang tipis. Digenggamnya jemarinya erat-erat."Gue harap ini terakhir kali lo begini. Ke depan pekerjaan semakin banyak, profesionalisme harus ditingkatkan.""Ma-maafkan gue, Bigboss." Terbata ia mengeluarkan suaranya."Setiap pelanggaran hukuman tetap berlaku. Lo di-skors satu minggu. Gaji dipoto

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status