Share

Menjadi Muse

Penulis: Lavien Wu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-18 22:05:57

"Komunikasi lebih lanjut?" Tentu saja Odelyn merasa keheranan. Bukankah setelah ini antara dirinya dan Michael sudah tidak ada urusan lagi? Lalu untuk apa tetap berkomunikasi?

"Iya. Untuk menambah relasi itu tidak ada salahnya kan?" Wajah Michael tetap terlihat tenang walaupun ekspresi wajah yang ditampilkan oleh Odelyn kebalikan dari Michael.

Odelyn yang mendengar alasan Michael kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya. Yah memang tidak ada salahnya sih untuk menambah relasi pertemanan. Odelyn juga merasa ini adalah hal yang benar-benar menyenangkan sekaligus keberuntungan untuknya. Bisa punya nomor anak dosennya merupakan relasi yang bagus bukan? Yah walaupun Odelyn sendiri tahu apakah relasi ini benar-benar bermanfaat atau tidak.

"Ini nomorku, mas." Odelyn kemudian menunjukkan nomor hp dirinya yang ada pada ponsel.

"Oke." Dengan segera Michael mencatat nomor itu.

Odelyn yang melihat Michael sudah mencatat nomornya kemudian segera memasukkan ponselnya ke dalam tas. "Nanti mas miscall aja nomor hp ku biar nomor hp nya mas Michael bisa aku simpan. Sekarang aku mau pamit pulang dulu ya. Nanti aku ada keperluan soalnya, takut terlambat. Tolong sampaikan salam ku ke bu Rieta ya, mas." Odelyn sebenarnya sangat ingin berpamitan langsung dengan bu Rieta. Tapi sayangnya bu Rieta sedang dalam masa perawatan dokter di dalam ruangan sana dan tidak boleh dikunjungi oleh siapapun. Yah kalau sudah begitu mau bagaimana lagi bukan.

"Eh, Odelyn. Mau aku antarkan pulang aja?" Melihat wajah Odelyn yang tampak tidak suka kemudian Michael meralat kalimatnya. "Aku bayarin ongkos kamu pulang ya. Hitung-hitung sebagai balas budi karena sudah menolong ibu aku." Setelah Michael meralat kalimatnya dengan segera wajah Odelyn berubah menjadi lebih baik.

"Nggak perlu, mas. Aku ikhlas nolong bu Rieta dan aku juga punya uang untuk ongkos pulang. Mending sekarang mas disini aja dan gak usah mikirin soal ongkos pulang ya. Ya udah mas maaf aku harus segera pulang, ada urusan soalnya." Kemudian tanpa menoleh ke belakang lagi dengan segera Odelyn pergi dari rumah sakit itu.

"Dingin juga anaknya." Michael bergumam dengan lirih.

*

"Odelyn, kata bu Rieta kamu disuruh untuk ke ruang jurusan." Salah satu teman sekelas Odelyn tiba-tiba mengatakan hal yang membuat Odelyn tertegun. Saat ini Odelyn sedang fokus mengerjakan sesuatu dan sekarang bu Rieta memanggil dirinya? Ada apa ini? Ini sudah satu bulan sejak kejadian itu dan harusnya bu Rieta sudah melupakannya bukan. Apalagi setelah hari itu ya seperti yang sudah Odelyn kira, relasi yang Michael katakan itu hanya sebatas menambah kontak di ponsel saja. Yah bukan hal yang penting lah.

"Oke, makasih ya." Kemudian Odelyn segera membereskan barang-barangnya dan pergi menuju ke kantor jurusan. Sekarang memang sudah waktunya pulang tapi karena di luar masih hujan lebat dan juga kelasnya tidak ada yang memakai, maka Odelyn dan teman-temannya memilih untuk bertahan di kelas.

Saat sudah sampai di depan kantor jurusan Odelyn masuk dengan sopan dan kemudian menuju ke tempat duduk bu Rieta. Dari kejauhan Odelyn melihat bahwa bu Rieta terlihat sangat sibuk. Apakah tidak masalah menghampiri bu Rieta disaat seperti ini? Bukankah kehadiran Odelyn hanya akan mengganggu bu Rieta? Jangan-jangan temannya tadi hanya iseng belaka karena bosan menunggu hujan reda?

Tak lama bu Rieta melihat Odelyn yang sedang terpaku ke arah dirinya dan dengan segera bu Rieta memberi isyarat agar Odelyn datang kepada dirinya.

Odelyn yang diberi isyarat seperti itu merasa bahwa memang dirinya dipanggil untuk datang kesini. Maka dengan segera Odelyn menghampiri bu Rieta.

"Ya ampun Odelyn, maafkan ibu yang merepotkan kamu untuk datang kesini ya." Raut wajah bu Rieta terlihat sangat tidak enak hati.

Odelyn yang mendapatkan permintaan maaf seperti itu kemudian langsung buru-buru membantah. "Nggak merepotkan kok, bu. Lagipula saya memang sedang bosan menunggu hujan lebat kalau mau pulang ke kos." Sebenarnya dibanding merasa kerepotan yang Odelyn rasakan saat ini adalah perasaan tidak nyaman. Odelyn tidak pernah bersinggungan dengan dosen atau siapapun petinggi di kampus itu ya karena dia benar-benar hanya mahasiswa biasa yang tak punya prestasi atau koneksi.

"Nah, jadi begini, Odelyn. Waktu itu Odelyn baik sekali sudah mau membantu ibu. Apa kali ini Odelyn mau membantu ibu lagi?" Wajah bu Rieta terlihat sangat damai dan teduh di mata Odelyn sehingga Odelyn merasa sedikit tenang.

"Membantu bagaimana ya, ibu?" Duh, Odelyn tidak tahu apakah kalimat yang keluar dari mulutnya ini sopan atau tidak. Yang jelas Odelyn merasa tidak nyaman jika dimintai bantuan lagi.

"Kamu tahu Michael kan? Anak saya kemarin itu. Nah dia itu pelukis dan butuh Muse untuk karyanya. Dia bilang butuh perempuan yang masih muda untuk jadi muse lukisannya. Nah tiba-tiba saja ibu jadi ingat sama Odelyn, wajah Odelyn ini sepertinya cocok sekali kalau dijadikan muse lukisannya Michael. Odelyn tenang saja, ini gak gratis kok. Odelyn akan dapat bayaran yang sepadan untuk waktu dan tenaga yang dikeluarkan. Bagaimana?"

Mendengar rangkaian kalimat yang diucapkan oleh bu Rieta jujur saja membuat Odelyn merasa payah seketika. Kenapa tiba-tiba menawarkan posisi muse seperti itu kepada Odelyn yang baru dikenal? Ayolah, walaupun bu Rieta adalah dosennya tentu saja bu Rieta tidak mengenal Odelyn karena Odelyn hanyalah satu dari sekian banyak mahasiswa yang diajar oleh bu Rieta.

"Alasannya apa ya, bu? Kenapa saya yang dipilih jadi muse? Maksud saya kan pasti mas Michael punya banyak kenalan lain dan begitu juga dengan ibu. Saya rasa wajah saya juga gak cocok untuk muse. Saya nggak cantik." Yah ini juga yang membuat Odelyn terheran-heran. Wajah Odelyn adalah wajah yang tidak cantik sehingga jelas tidak memungkinkan untuk jadi muse suatu lukisan. Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh bu Rieta sampai terpikirkan bahwa Odelyn cocok untuk menjadi muse dalam lukisan anaknya?

"Pertama, ibu mau bilang kalau Odelyn itu cantik. Kedua, kriteria muse itu tidak hanya sekedar cantik. Saya juga tidak paham bagaimana detailnya tapi pelukis punya kriteria-kriteria tertentu untuk menjadi muse dalam lukisannya dan saat ibu bilang mungkin saja Odelyn cocok, Michael setuju. Michael bilang Odelyn sangat cocok untuk menjadi muse lukisan dia. Jangan salah lho, Odelyn. Michael masih ingat dengan baik wajah kamu. Ingatan Michael itu termasuk kuat. Untuk bayarannya sendiri akan ibu kirimkan lewat chat ya rinciannya. Yang terpenting adalah Odelyn pikirkan dengan seksama dan akan ditunggu sampai dua hari ke depan. Bagaimana Odelyn?"

Karena tidak ada unsur pemaksaan disini, maka Odelyn pun akhirnya menyetujuinya. "Baik, ibu."

*

"Sudah siap kan, Odelyn?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rahasia Gelap Suamiku    Happy Ending

    "Ya ampun, Maura! Kamu kenapa lagi ini?!" Odelyn terkejut melihat penampilan Maura yang jauh dari kata bersih dan rapi. Sebenarnya Maura pergi kemana lagi dan apa yang dia lakukan sampai penampilannya bisa sehancur itu?"Maaf, mama. Aku tuh beneran gak sengaja tahu. Aku gak mengira kalau akan jadi seperti ini." Maura seakan meminta belas kasihan dari Odelyn. "Kamu jatuh dimana lagi ini? Mama benar-benar gak habis pikir deh dengan kamu." Odelyn sudah memastikan bahwa Maura sudah dalam kondisi yang layak ketika berangkat sekolah. Odelyn tentunya berharap Maura juga akan pulang dengan keadaan yang sama. Tapi apa ini? Kenapa malah seperti ini jadinya? "Tadi aku gak sengaja deh, ma. Aku serius ini. Lagipula siapa sih yang pengen jatuh. Aku rasa gak ada yang pengen jatuh deh. Aku ini umurnya 17 tahun, ya kali aku sengaja jatuh. Itu namanya tindakan yang gak dewasa kan." Maura kesal karena di tengah kondisinya yang sedang luka seperti ini pun Odelyn seperti menyalahkan dirinya. Padahal ka

  • Rahasia Gelap Suamiku    Peringatan

    Michael dan Odelyn yang mendengar hal seperti itu jelas langsung terguncang. Maura mengalami hal mengerikan seperti itu di luaran sana dan Michael serta Odelyn malah tidak tahu apa-apa. Mereka berdua merasa tidak becus sebagai orang tua. Harusnya tidak boleh seperti ini. "Sayang, kamu gak perlu denger omongannya Helena. Orang yang mempunyai kesalahan memang bisa masuk penjara. Tapi kamu gak ada kesalahan apapun lho. Kamu gak perlu takut masuk penjara karena Helena pun gak punya hak untuk menakut-nakuti kamu masuk penjara. Mama harap Maura paham akan hal itu ya. Yang Maura perlu tahu adalah memang benar bahwa orang tuanya mama tinggal di tempat yang jauh tapi memang belum bisa menemui kita. Orang tuanya mama masih punya urusan yang masih harus diselesaikan. Kalau Helena menanyakan soal hal ini kamu bilang saja bahwa mama dan ayah gak ngasih tahu apa-apa. Kamu paham kan maksudnya mama?" Odelyn berusaha keras untuk tidak menangis di hadapan Maura. Saat ini hati Odelyn benar-benar hancur

  • Rahasia Gelap Suamiku    Cerita Maura

    Odelyn sampai jatuh terjerembab karena terkejut dengan suara yang tiba-tiba terdengar. Sialnya suara itu adalah suara yang tidak ingin didengar oleh Odelyn untuk saat ini. "Sayang, kamu kok sudah bangun? Ayo mama antar ke kamar lagi ya untuk tidur." Odelyn memilih untuk berlagak tidak terjadi apa-apa di depan Maura. Saat ini jantung Odelyn benar-benar berdegup dengan kencang. Michael yang tahu bahwa kondisi saat ini benar-benar tidak kondusif langsung berusaha untuk menenangkan Maura. "Nak, ayo kita ke dalam kamar dulu ya. Ini sudah malam jadi harusnya kamu sudah tidur bukannya malah berkeliaran begini." Michael juga sama terkejutnya dengan Odelyn saat Maura tiba-tiba ada disini. Barangkali Maura sudah mendengar semua pembicaraan tapi langsung tertarik di poin soal penjara. Sungguh Michael pun sampai sulit untuk berkata-kata. Saat ini yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana bisa mengalihkan perhatian Maura. Kalau diperlukan adalah bagaimana cara membuat Maura lupa akan apa yang di

  • Rahasia Gelap Suamiku    Selisih Pendapat

    Odelyn terdiam sambil menatap dengan mata yang membesar ke arah Maura. Anak ini tahu kata penjara dari mana? Dari mana dia bisa punya spekulasi bahwa tempat yang jauh itu adalah penjara? "Penjara? Kamu kok bisa nebak gitu sih, sayang? Mama jadi takut deh kamu ngomong kayak gitu." Odelyn mencoba bercanda kepada Maura. Odelyn sangat takut tapi dia harus menyembunyikan ketakutan itu dengan baik. Pokoknya Maura tidak boleh mencurigai apapun dari Odelyn. "Loh tapi katanya Helena dulu memang keluarga ayah dan mama gak akur tuh. Nah karena gak akur itu makanya orang tuanya mama masuk penjara. Aku tuh bingung deh kenapa orang gak akur bisa sampai masuk penjara. Makanya aku nanya ke mama soal kemana orang tuanya mama. Aku tuh penasaran aja deh soalnya Helena bilang gitu. Tapi mama kok mama malah menghindar terus. Aku jadi bingung deh." Wajah Maura terlihat seperti orang yang diombang-ambing oleh kenyataan yang ada. Pada dasarnya yang terjadi adalah adalah fakta bahwa memang benar orang tuany

  • Rahasia Gelap Suamiku    Hening

    Odelyn sudah sering mendapatkan pertanyaan yang tidak menyenangkan dari orang-orang di sekitarnya. Tapi baru kali ini Odelyn mendapatkan pertanyaan yang tidak hanya tidak menyenangkan namun juga mengerikan. Bagaimana Odelyn akan menjawab pertanyaan semacam ini? Odelyn benar-benar kehilangan akal. "Tumben banget kamu nanyain orang tuanya mama." Odelyn menjawab dengan santai dan nada bicara yang bercanda. Tapi siapapun tahu bahwa detak jantung yang kencang ini bukanlah candaan. Saat ini Odelyn benar-benar merasa tidak nyaman. Saat ini Odelyn benar-benar tidak tahu lagi harus bagaimana. "Soalnya kalau aku main di rumah Helena tuh pasti orang tua mamanya ada lho. Sebutannya itu kakek dan nenek ya kan. Nah kalau orang tua ayah kan memang sudah meninggal. Tapi kalau orang tua mama kemana? Aku kok gak pernah tahu apa-apa tentang mereka." Wajah Maura benar-benar menunjukkan betapa besar rasa penasarannya saat ini. Odelyn sampai tidak mengerti lagi harus menjawab apa. Odelyn tidak tahu bagai

  • Rahasia Gelap Suamiku    Pertanyaan Maut

    "Bukannya mama sudah bilang untuk hati-hati ya. Ini kamu sampai lecet begini lho." Odelyn tidak bisa tidak mengomel ketika melihat lutut dan pergelangan kaki Maura dipenuhi dengan luka lecet. "Ma, tolong obatin aku dulu dong. Aku nih sakit lho." Maura rupanya bisa mencari celah agar tidak terlalu dimarahi oleh Odelyn. Lihatlah sekarang bagaimana cara dia berkilah. Sungguh Odelyn tidak bisa berbuat apa-apa kalau sudah begini. "Iya sini mama obatin. Kamu gak minta mama obatin pun pasti bakal mama obatin kok. Mama tuh cuma gak tega lihat kamu begini. Lagipula kamu tuh sudah 10 tahun lho, Maura. Harusnya kan kamu tahu gimana untuk berhati-hati. Tapi lihat nih kamu sekarang." Odelyn sudah berusaha keras kok untuk tidak terlalu mengomeli Maura. Tapi apalah datanya saat ini. Odelyn terlalu gemas dengan Maura yang seringkali tidak mengerti bahwa bahaya itu pasti bisa menjemput jika tidak berhati-hati. Ah, tapi sudahlah. Saat ini Odelyn tidak mau mengomel terlalu banyak. Bisa-bisa nanti Maur

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status