Share

Rahasia Gelap Suamiku
Rahasia Gelap Suamiku
Author: Lavien Wu

Awal Pertemuan

Author: Lavien Wu
last update Last Updated: 2023-11-18 22:04:27

"Ya ampun, ibu!" Odelyn yang baru saja ingin berjalan menuju kos nya sangat terkejut mendapati salah satu dosen yang dia kenal terjatuh di sudut kampus yang tersembunyi dan kesulitan untuk berdiri lagi.

Dengan segera Odelyn menghampiri dosennya dan kemudian membantunya untuk berdiri. Hah? Tunggu dulu. Apakah membangunkan orang yang terjatuh memang sekaku dan sesulit ini?

"Ibu mohon maaf. Ini karena saya gak bisa membangunkan ibu, saya panggil bantuan ya. Gak akan lama kok." Jujur saja saat ini firasat Odelyn sudah tidak baik. Dosennya itu sepertinya tidak jatuh biasa. Masalah akibat terjatuh ini sepertinya akan berjalan terlalu jauh.

"Kamu siapa namanya?" Tiba-tiba saja dosen Odelyn bersuara. Odelyn pikir karena sakit sulitnya menahan rasa sakit makanya dosennya hanya diam saja.

"Saya Odelyn, bu. Odelyn Prameswari Purnama." Duh, ayo dong jangan tanya-tanya dulu. Tolong biarkan Odelyn mencari bantuan dulu agar dosennya ini bisa ditangani dengan baik.

"Odelyn, coba kamu telpon anak saya saja. Ini nomornya. Bilang saja kalau saya jatuh di lokasi ini." Dosen Odelyn kemudian memberikan sebuah ponsel kepada Odelyn.

Odelyn menerima pesan itu tapi resah di hatinya tidak kunjung hilang. "Ibu, mohon maaf. Tapi apa gak sebaiknya saya carikan bantuan di sekitar sini saja? Kondisi ibu kelihatan sangat tidak baik. Saya takut kalau anak ibu ternyata butuh waktu lama untuk datang kesini dan membuat semuanya jadi tambah buruk." Ayolah, Bukannya dosennya ini adalah orang yang cerdas. Masa sih tidak tahu bahwa cedera yang dia alami itu termasuk parah sehingga bisa sangat sulit untuk dibangunkan seperti ini. Kenapa sih dosennya ini sulit sekali untuk mengerti? Padahal setahu Odelyn dosennya ini adalah orang yang menyenangkan dan lagi-lagi perlu digaris bawahi adalah orang yang cerdas.

"Nak, percaya sama ibu. Kalau kamu telpon anak ibu sekarang juga, ibu akan baik-baik saja. Kamu gak mau sesuatu yang buruk terjadi ke ibu kan? Kalau begitu tolong telepon saja anak saya sekarang ya." Wajah dosennya itu terlihat lembut sekaligus tegas. Wajahnya memberikan kesan bahwa apa yang diucapkan itu harus dipatuhi.

Odelyn yang mendengar dosennya bicara seperti itu pun dengan cepat langsung menelpon nomor ponsel yang dimaksud. Odelyn sebenarnya merasa sangat ragu dan menganggap bahwa apa yang dia lakukan saat ini tidaklah benar. Tapi kalau dosennya sudah seyakin itu berarti sudah seharusnya kan tidak akan terjadi apa-apa? Atau bagaimana ya? Odelyn bingung dan sangat ketakutan untuk saat ini.

{Ya, halo, ma. Ada apa, ma?} Terdengar suara pria dibalik telpon itu. Oh, anak dosennya ini berjenis kelamin laki-laki ya.

"Maaf, mas. Ini ibu Rieta nya jatuh dan minta untuk menghubungi mas. Mas anaknya bu Rieta kan?" Odelyn benar-benar ingin memastikan apakah orang dibalik telpon ini memang sungguhan anaknya bu Rieta atau bukan.

{Ah, iya. Ya sudah saya akan segera kesana. Tolong kamu share lock ya.} Dengan segera telpon itu pun mati.

Odelyn kemudian dengan segera melakukan share lock kepada nomor ponsel itu dan tiba-tiba saja bu Rieta bersuara. "Terima kasih ya, Odelyn. Terima kasih sudah peduli dan menolong saya." Wajah teduh itu kemudian muncul lagi di wajah bu Rieta.

"Saya belum memanggil bantuan apapun, ibu. Jadi saya gak membantu apa-apa. Lalu apa benar ibu gak perlu saya panggilkan bantuan di sekitar sini?" Odelyn khawatir sekali dengan dosennya ini. Bagaimana kalau dengan menunggu kedatangan anaknya malah akan berdampak buruk? Bagaimana Odelyn akan bisa menanggung rasa bersalah apabila terjadi hal yang tidak diinginkan nantinya?

"Nak, ini bukan hanya terjadi kali ini. Kamu percaya saja pada ibu. Kalau anak ibu datang maka semua akan baik-baik saja. Kamu paham kan?" Rupanya bu Rieta juga belum lelah untuk terus mengingatkan Odelyn bahwa semua akan baik-baik saja. Selain dari ucapannya, tingkah laku Odelyn juga menunjukkan bahwa saat ini dia sedang ketakutan setengah mati.

Setelah akhirnya menunggu sekitar sepuluh menit yang mana bagi Odelyn seperti bertahun-tahun lamanya, anak bu Rieta datang menghampiri bu Rieta dan Odelyn. Odelyn yang melihat kehadiran pria itu langsung bernafas lega. Akhirnya penyelamat bu Rieta yang telah ditunggu-tunggu datang juga.

"Ibu! Harusnya ibu nggak usah nungguin aku! Kenapa sih ibu keras kepala gini?" Suara dan raut wajah pria itu langsung membuat Odelyn tersentak. Jadi benar kan bahwa seharusnya Odelyn memanggil bantuan terlebih dahulu untuk bu Rieta? Astaga, jadi bu Rieta bahkan tidak paham dengan keadaannya sendiri dan Odelyn seperti orang yang tidak punya akal dan hanya menurut pada bu Rieta? Bagaimana kalau Odelyn akan turut disalahkan? Apalagi sekarang wajah putra dosennya ini kelihatan seperti ingin mengamuk.

"Michael, kamu ini seperti tidak mengenal ibumu saja. Sudah ayo bantu ibu duduk di kursi roda dan kita ke rumah sakit. Odelyn, ayo ikut ibu ke rumah sakit ya. Tolong temani ibu." Berbeda dengan Michael yang wajahnya sudah panik setengah mati, wajah bu Rieta terlihat sangat santai.

Michael yang mendengar ada nama asing yang disebut ibunya langsung menoleh ke arah Odelyn. "Oh ya ampun, maafkan saya ya. Maaf saya gak menyapa terlebih dulu." Kemudian dengan segera Michael juga membantu ibunya untuk duduk di kursi roda.

Odelyn yang masih panik dan juga ketakutan pun akhirnya menjawab seadanya saja. "Iya, gakpapa. " Selanjutnya Odelyn pun fokus pada bu Rieta dan ikut membantu untuk mendudukkan di kursi roda.

Setelah semuanya selesai akhirnya mereka bertiga pun menuju mobil dan berangkat ke rumah sakit. Lagi-lagi Odelyn tidak menolak permintaan bu Rieta yang mengajaknya itu dan akhirnya berkutat dengan kecanggungan di dalam mobil.

*

"Ibu saya sakit. Belum diketahui sakit apa tapi kalau ibu telat minum obat dan terlalu lelah ya beliau akan langsung jatuh seperti itu. Untuk bangun jelas butuh bantuan orang lain dan memang gak semua orang bisa membangunkan ibu karena memang sekaku dan sekeras itu badan ibu saat terjatuh dan hendak dibangunkan." Michael tiba-tiba mengajak Odelyn bicara.

Odelyn yang sedari tadi fokus mengamati orang yang berlalu lalang di rumah sakit kemudian memfokuskan dirinya pada Michael. "Terus kenapa tadi bu Rieta kekeuh mau nunggu mas Michael?" Odelyn juga punya pikiran kok kalau dia akan memanggil bantuan dengan jumlah yang cukup untuk bisa membantu bu Rieta. Apakah bu Rieta tidak percaya pada Odelyn?

"Kan kalian tadi masih di lingkungan kampus. Ibu saya itu punya harga diri yang tinggi dan gak mau ketahuan kalau punya penyakit. Oh, ya Odelyn. Bisa kasih nomor hp kamu? Saya rasa kita bisa berkomunikasi lebih lanjut ke depannya."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahasia Gelap Suamiku    Happy Ending

    "Ya ampun, Maura! Kamu kenapa lagi ini?!" Odelyn terkejut melihat penampilan Maura yang jauh dari kata bersih dan rapi. Sebenarnya Maura pergi kemana lagi dan apa yang dia lakukan sampai penampilannya bisa sehancur itu?"Maaf, mama. Aku tuh beneran gak sengaja tahu. Aku gak mengira kalau akan jadi seperti ini." Maura seakan meminta belas kasihan dari Odelyn. "Kamu jatuh dimana lagi ini? Mama benar-benar gak habis pikir deh dengan kamu." Odelyn sudah memastikan bahwa Maura sudah dalam kondisi yang layak ketika berangkat sekolah. Odelyn tentunya berharap Maura juga akan pulang dengan keadaan yang sama. Tapi apa ini? Kenapa malah seperti ini jadinya? "Tadi aku gak sengaja deh, ma. Aku serius ini. Lagipula siapa sih yang pengen jatuh. Aku rasa gak ada yang pengen jatuh deh. Aku ini umurnya 17 tahun, ya kali aku sengaja jatuh. Itu namanya tindakan yang gak dewasa kan." Maura kesal karena di tengah kondisinya yang sedang luka seperti ini pun Odelyn seperti menyalahkan dirinya. Padahal ka

  • Rahasia Gelap Suamiku    Peringatan

    Michael dan Odelyn yang mendengar hal seperti itu jelas langsung terguncang. Maura mengalami hal mengerikan seperti itu di luaran sana dan Michael serta Odelyn malah tidak tahu apa-apa. Mereka berdua merasa tidak becus sebagai orang tua. Harusnya tidak boleh seperti ini. "Sayang, kamu gak perlu denger omongannya Helena. Orang yang mempunyai kesalahan memang bisa masuk penjara. Tapi kamu gak ada kesalahan apapun lho. Kamu gak perlu takut masuk penjara karena Helena pun gak punya hak untuk menakut-nakuti kamu masuk penjara. Mama harap Maura paham akan hal itu ya. Yang Maura perlu tahu adalah memang benar bahwa orang tuanya mama tinggal di tempat yang jauh tapi memang belum bisa menemui kita. Orang tuanya mama masih punya urusan yang masih harus diselesaikan. Kalau Helena menanyakan soal hal ini kamu bilang saja bahwa mama dan ayah gak ngasih tahu apa-apa. Kamu paham kan maksudnya mama?" Odelyn berusaha keras untuk tidak menangis di hadapan Maura. Saat ini hati Odelyn benar-benar hancur

  • Rahasia Gelap Suamiku    Cerita Maura

    Odelyn sampai jatuh terjerembab karena terkejut dengan suara yang tiba-tiba terdengar. Sialnya suara itu adalah suara yang tidak ingin didengar oleh Odelyn untuk saat ini. "Sayang, kamu kok sudah bangun? Ayo mama antar ke kamar lagi ya untuk tidur." Odelyn memilih untuk berlagak tidak terjadi apa-apa di depan Maura. Saat ini jantung Odelyn benar-benar berdegup dengan kencang. Michael yang tahu bahwa kondisi saat ini benar-benar tidak kondusif langsung berusaha untuk menenangkan Maura. "Nak, ayo kita ke dalam kamar dulu ya. Ini sudah malam jadi harusnya kamu sudah tidur bukannya malah berkeliaran begini." Michael juga sama terkejutnya dengan Odelyn saat Maura tiba-tiba ada disini. Barangkali Maura sudah mendengar semua pembicaraan tapi langsung tertarik di poin soal penjara. Sungguh Michael pun sampai sulit untuk berkata-kata. Saat ini yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana bisa mengalihkan perhatian Maura. Kalau diperlukan adalah bagaimana cara membuat Maura lupa akan apa yang di

  • Rahasia Gelap Suamiku    Selisih Pendapat

    Odelyn terdiam sambil menatap dengan mata yang membesar ke arah Maura. Anak ini tahu kata penjara dari mana? Dari mana dia bisa punya spekulasi bahwa tempat yang jauh itu adalah penjara? "Penjara? Kamu kok bisa nebak gitu sih, sayang? Mama jadi takut deh kamu ngomong kayak gitu." Odelyn mencoba bercanda kepada Maura. Odelyn sangat takut tapi dia harus menyembunyikan ketakutan itu dengan baik. Pokoknya Maura tidak boleh mencurigai apapun dari Odelyn. "Loh tapi katanya Helena dulu memang keluarga ayah dan mama gak akur tuh. Nah karena gak akur itu makanya orang tuanya mama masuk penjara. Aku tuh bingung deh kenapa orang gak akur bisa sampai masuk penjara. Makanya aku nanya ke mama soal kemana orang tuanya mama. Aku tuh penasaran aja deh soalnya Helena bilang gitu. Tapi mama kok mama malah menghindar terus. Aku jadi bingung deh." Wajah Maura terlihat seperti orang yang diombang-ambing oleh kenyataan yang ada. Pada dasarnya yang terjadi adalah adalah fakta bahwa memang benar orang tuany

  • Rahasia Gelap Suamiku    Hening

    Odelyn sudah sering mendapatkan pertanyaan yang tidak menyenangkan dari orang-orang di sekitarnya. Tapi baru kali ini Odelyn mendapatkan pertanyaan yang tidak hanya tidak menyenangkan namun juga mengerikan. Bagaimana Odelyn akan menjawab pertanyaan semacam ini? Odelyn benar-benar kehilangan akal. "Tumben banget kamu nanyain orang tuanya mama." Odelyn menjawab dengan santai dan nada bicara yang bercanda. Tapi siapapun tahu bahwa detak jantung yang kencang ini bukanlah candaan. Saat ini Odelyn benar-benar merasa tidak nyaman. Saat ini Odelyn benar-benar tidak tahu lagi harus bagaimana. "Soalnya kalau aku main di rumah Helena tuh pasti orang tua mamanya ada lho. Sebutannya itu kakek dan nenek ya kan. Nah kalau orang tua ayah kan memang sudah meninggal. Tapi kalau orang tua mama kemana? Aku kok gak pernah tahu apa-apa tentang mereka." Wajah Maura benar-benar menunjukkan betapa besar rasa penasarannya saat ini. Odelyn sampai tidak mengerti lagi harus menjawab apa. Odelyn tidak tahu bagai

  • Rahasia Gelap Suamiku    Pertanyaan Maut

    "Bukannya mama sudah bilang untuk hati-hati ya. Ini kamu sampai lecet begini lho." Odelyn tidak bisa tidak mengomel ketika melihat lutut dan pergelangan kaki Maura dipenuhi dengan luka lecet. "Ma, tolong obatin aku dulu dong. Aku nih sakit lho." Maura rupanya bisa mencari celah agar tidak terlalu dimarahi oleh Odelyn. Lihatlah sekarang bagaimana cara dia berkilah. Sungguh Odelyn tidak bisa berbuat apa-apa kalau sudah begini. "Iya sini mama obatin. Kamu gak minta mama obatin pun pasti bakal mama obatin kok. Mama tuh cuma gak tega lihat kamu begini. Lagipula kamu tuh sudah 10 tahun lho, Maura. Harusnya kan kamu tahu gimana untuk berhati-hati. Tapi lihat nih kamu sekarang." Odelyn sudah berusaha keras kok untuk tidak terlalu mengomeli Maura. Tapi apalah datanya saat ini. Odelyn terlalu gemas dengan Maura yang seringkali tidak mengerti bahwa bahaya itu pasti bisa menjemput jika tidak berhati-hati. Ah, tapi sudahlah. Saat ini Odelyn tidak mau mengomel terlalu banyak. Bisa-bisa nanti Maur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status