Perantara? Sekarang apa lagi ini? Odelyn sungguh tidak mengerti apa yang Michael katakan. Ketika Michael mengatakan bahwa ibu tidak ingin hidup lebih lama pun Odelyn sulit mempercayai hal tersebut. Ibu adalah orang yang positif. Aura ibu sangat positif sehingga mustahil ibu memiliki pemikiran seperti itu. Saat ini pasti Michael hanya sedang bercanda bukan? Ah, menyebalkan sekali manusia satu ini."Kenapa? Kenapa kamu diam saja?" Michael mulai mempertanyakan keterdiaman Odelyn."Ah, itu. Aku hanya diam saja karena bingung dengan semuanya." Odelyn mengatakan hal yang sebenarnya. Odelyn kebingungan dengan situasi yang ada saat ini."Selama ini kamu pasti selalu memandang semua hal dengan positif ya? Aku terkejut karena kamu mampu berpikir seperti itu. Ah lebih tepatnya kamu selalu memandang ibu dengan pikiran yang positif kan? Kamu gak pernah punya pemikiran kalau barangkali ibu mengalami kesulitan kan?"Bukan begitu, Michael! Aku gak pernah berpikir seperti itu. Yang aku pikirkan adalah
Odelyn menghabiskan waktu semalaman untuk membaca semua dokumen milik ibu yang ada di folder itu. Isinya sungguh mencengangkan. Jadi selama ini siapa sosok yang Odelyn kenal? Benarkah ibu adalah orang yang seperti ini? Mengapa isi dokumen dan sosok yang ibu tampilkan dalam kehidupan sehari-hari adalah orang yang berbeda? Bagian mana yang sebenarnya keliru? Lalu selama ini mengapa ibu harus berpura-pura seperti itu?"Mbak, Pak Michael tidak sarapan terlebih dahulu tadi. Apakah hal itu tidak masalah?" Pengasuh Maura datang ke dalam kamar Odelyn untuk mengantarkan makanan. Saat ini memang belum ada asisten rumah tangga baru dan Odelyn kesulitan untuk menghandle pekerjaan yang ada. Untuk itulah sementara pengasuh Maura menjadi asisten rumah tangga juga dengan tambahan gaji. Namun Odelyn sadar kalau cara kerja seperti itu tidak bisa dilakukan secara terus menerus. Untuk itulah dalam waktu satu minggu ini Odelyn akan mencari asisten rumah tangga yang kompeten."Michael sudah dewasa, mbak. M
"Aku mau tanya sesuatu tapi tolong kamu jawab dengan jujur ya." Odelyn sudah menunggu cukup lama sejak Michael pulang dari kantor sore hari tadi."Kenapa? Kamu mau nanya apa?" Suara Michael terdengar datar. Dari suaranya sudah terdengar bahwa saat ini Michael merasa lelah. Namun Odelyn tidak bisa mundur karena baginya hal ini sangat penting untuk sekarang."Kenapa kamu gak bilang kalau kamu minta pengasuh Maura untuk membereskan dan memastikan dokumen di tempat ibu sudah rapi dan masih lengkap? Kamu juga gak bilang ke aku kalau setelah memastikan dokumen tersebut lengkap dan rapi maka pengasuh harus lapor ke aku. Kenapa hal-hal sederhana seperti ini tuh kamu susah banget sih ngomong ke aku. Apa susahnya buat ngomong dengan jelas sih? Kamu nih bikin aku kelihatan goblok banget tahu gak sih?" Odelyn sudah berusaha untuk bicara dengan perlahan namun karena perasaan marah yang dia pendam tiba-tiba kemarahan itu langsung keluar begitu saja. Odelyn kesulitan untuk mengendalikannya."Aku cum
Sebelum foto keluarga "Kamu yakin nih mau ikut?" Sebenarnya Odelyn merasa tidak nyaman kalau Michael juga harus ikut. Tapi mau bagaimana lagi kan, saat ini yang jelas Michael benar-benar punya niat yang kuat untuk bisa ikut."Kamu yakin nih mau tanya-tanya terus?" Sekarang malah gantian Michael yang bertanya pada Odelyn. Michael tidak menjawab pertanyaan Odelyn sesuai yang diinginkan oleh Odelyn tapi justru malah bertanya balik. Tentu saja hal itu membuat Odelyn sedikit kesal."Ya sudahlah kalau gitu. Ah, sekarang mending kita gak usah berdebat lagi deh." Odelyn tidak ingin terlihat terlalu kekanak-kanakan di depan orang lain. Sekarang ada supir taksi dan pengasuh Maura yang memperhatikan. Odelyn juga tidak ingin Maura malah melihat hal yang tidak penting seperti ini."Makanya itu sekarang mending kita langsung berangkat saja." Michael juga malas terlalu lama berdebat. Yah setidaknya sekarang Odelyn sudah terlihat lebih sadar bahwa pertengkaran ini tidak ada gunanya."Sudah bisa bera
Hidup Odelyn dan Michael perlahan-lahan benar-benar tertata ke arah yang mereka inginkan. Sekarang ini hanya ada kebahagiaan dan itu jelas membuat mereka berdua bahagia. Ah, bahkan bahagia saja tidak cukup untuk menggambarkan betapa leganya mereka saat ini. Ah, memang benar ya bahwa kesedihan ataupun kebahagiaan itu tidak ada yang permanen. Ini semua adalah tentang bagaimana cara mereka bertahan."Odelyn, menurut kamu apa rumah ini terlalu besar untuk kita tempati? Kamu mau rumah yang lebih kecil atau tetap disini saja?" Saat ini Odelyn dan Michael sedang bersantai. Ah, Michael perlu waktu yang cukup lama untuk bisa bersantai dengan tenang seperti ini sejak kematian ibu. Sekarang sudah tiga tahun semenjak kematian ibu."Kamu tiba-tiba nanya begitu kok aneh banget sih. Bukannya disini saja sudah nyaman ya. Buat apa harus pindah rumah. Yang ada nanti malah boros karena uang yang ada malah untuk biaya rumah." Odelyn merasa aneh karena Michael kan bukan orang yang boros. Lalu mengapa seka
Odelyn pikir ketika suatu saat dia mendengar kabar bahwa orang tua Edelyn meninggal, dia akan kegirangan. Pada kenyataannya adalah Odelyn justru tidak merasakan apapun. Rasanya kosong dan hampa. Ini benar-benar tidak ada artinya. Odelyn jadi bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apakah ini akhir yang dia inginkan? Bukankah kematian orang tua Edelyn sudah selayaknya dirayakan?"Mbak, kamu kok bisa dapat info soal kematian mereka?" Odelyn tidak paham sejauh apa pengasuh Maura tahu mengenai hubungan buruk antara keluarga ini dengan orang tua Edelyn. Tapi sepertinya melihat dari bagaimana pengasuh Maura itu memberitahukan hal tersebut kepada Odelyn dan Michael, pengasuh Maura kelihatan bahagia. Apakah ini hanyalah asumsi Odelyn yang tidak berdasar? Ah, entahlah. Odelyn juga malas jika harus memikirkan hal yang tidak penting seperti itu."Dari teman saya yang kebetulan kerja dekat sana, bu. Tetangga itu pada kenal ke mereka itu sebatas mereka orang tua Edelyn. Gak ada yang tahu nama mereka
Tentu saja Odelyn mulai memahami bahwa saat ini Michael bukan hanya sekedar merasa takut atau tidak tenang karena kematian orang tuanya di rumah ini. Rumah ini menyimpan banyak kenangan entah kenangan yang buruk atau yang baik. Sayangnya kenangan yang baik itu tidak bisa menutupi kenangan yang buruk. Apalagi salah satu penyumbang kenangan buruk itu adalah orang yang baru saja meninggal dunia karena kejadian yang mengerikan. "Kenapa kita gak tinggal di rumah yang lama saja, Michael? Maksudnya daripada kita harus survei rumah dan melakukan hal-hal lain yang merepotkan terkait pembelian rumah ini." Odelyn bisa melihat bahwa Michael terlalu bersikeras agar mereka bisa pindah rumah tapi tidak di rumah lama mereka. Michael ingin pindah ke rumah lain pokoknya. "Kamu tahu sendiri kan kalau sekarang kita sudah punya anak. Kalau tetap di rumah itu tentu saja tidak bagus dong. Rumah itu terlalu sempit untuk Maura yang aktif bergerak kesana kemari. Aku gak mau gerak Maura jadi terbatas karena r
"Bukannya mama sudah bilang untuk hati-hati ya. Ini kamu sampai lecet begini lho." Odelyn tidak bisa tidak mengomel ketika melihat lutut dan pergelangan kaki Maura dipenuhi dengan luka lecet. "Ma, tolong obatin aku dulu dong. Aku nih sakit lho." Maura rupanya bisa mencari celah agar tidak terlalu dimarahi oleh Odelyn. Lihatlah sekarang bagaimana cara dia berkilah. Sungguh Odelyn tidak bisa berbuat apa-apa kalau sudah begini. "Iya sini mama obatin. Kamu gak minta mama obatin pun pasti bakal mama obatin kok. Mama tuh cuma gak tega lihat kamu begini. Lagipula kamu tuh sudah 10 tahun lho, Maura. Harusnya kan kamu tahu gimana untuk berhati-hati. Tapi lihat nih kamu sekarang." Odelyn sudah berusaha keras kok untuk tidak terlalu mengomeli Maura. Tapi apalah datanya saat ini. Odelyn terlalu gemas dengan Maura yang seringkali tidak mengerti bahwa bahaya itu pasti bisa menjemput jika tidak berhati-hati. Ah, tapi sudahlah. Saat ini Odelyn tidak mau mengomel terlalu banyak. Bisa-bisa nanti Maur