Berjam jam kemudian...
"Siapa yang bekerja hari pertama, langsung mendapatkan banyak sekali pekerjaan....aku!" Dumel Evelyn yang sambil mengetik. Bayangkan saja, sekarang jam di meja sudah menunjukkan '12.05' sudah jam makan siang. Tapi dirinya yang malang ini, belum menyeleselesaikan tugas dan bahkan masih stay depan komputer dengan rentetetan pesan yang masuk dari tadi. "Email Sialan! apa dulu sekretaris ku juga seperti ini? tapi dia tak pernah mengeluh padaku dan bahkan sama sekali tak pernah, lalu apa ini? aku mengeluh belum juga kerja 1 bulan di sini" gumam Evelyn yang terdengar mengkritik diri sendiri. tapi jujur saja, agak menyebalkan. dirinya juga manusia dan bukan robot yang bisa bekerja terus menerus, kan? sungguh hebat sekali. Terdengar Pintu terbuka tanpa permisi dan pemilik ruangan tak bisa menyadarinya saking fokusnya. terlihat pria membawa tumpukan dokumen yang sangat tinggi dan ia juga mendengar omelan sang sekretaris, yang sedang mengeluh tentang pekerjaan banyak. BRAKK "Astaga!" teriak Evelyn yang hampir terloncat. Sedangkan pria itu yang tak lain adalah Jake tertawa dengan puas, sayangnya hanya dihatinya dan tampangnya sekarang hanya memiliki sikap datar yang tak berperasaan, bagaikan jalan tol. lempeng tak ada jalan berbelok dan berlubang. sebenarnya Evelyn ingin teriak dan menojok Jake sekarang juga, karena datang dengan tiba-tiba, tapi apa dayanya sekarang, hanya seorang karyawan biasa yang butuh gaji, sungguh malang nasibnya. Evelyn melihat Jake langsung berdiri, karena termasuk juga atasannya "Tuan Jake" Ucap Evelyn penuh dengan hormat dan Jake hanya menganggukan kepala dengan sambil mengibaskan tangannya, Evelyn juga melihatnya. "Ada apa dengan tangan anda, Tuan Jake?!" Tanya Evelyn sesopan mungkin, yang senantiasa melihat Sang asisten ceo yang memijat tangannya. pertanyaan yang bodoh sekali bagi seorang Evelyn yang smart, tapi bagaikan lupa ingatan plus buta. tak melihat kejadian ini, ya karena membawa tumpukan buku buku sialan itu. "Tanganku pegel" kata Jake dengan melihat dokumen yang terletak di meja Evelyn yang menjulang tinggi dan membuat Evelyn paham menganggukan kepalanya. 'Siapa yang gk pegal bawanya, orang setengah badanku lebih. lalu apa guna tumpukan buku ini? dan sepertinya sudah sangat usang?' batin Evelyn bertanya penuh dengan rasa bingung. Jake melihat Evelyn melihat buku buku yang ia bawa pasti bertanya tanya untuk apa buku ini datang dalam ruangannya ini. "Pak James memerintahkan untuk memberimu semua dokumen tentang perusahaan ini untuk rapat besok, besok adalah rapat kerjasama besar kamu harus bisa meyakinkan kliennya!" jelas Jake yang membuat Evelyn awalnya biasa menjadi luar biasa. "Apa!!! tap- tap-i a-kku" "Itu adalah tugasmu!" kata Jake penuh tanpa rasa kasihan. 'tugas yang mana? tidak tertulis bahwa harus aku yang meyakinkan kliennya dan jujur saja jika presentasi adalah tugasku! tapi...meyakinkan klien apa aku bisa...sangat patut di ragukan, bukan?' "Sudahlah...aku kembali keruangan ku!" Kata Jake meninggalkan tempat dengan begitu saja dan tanpa menunggu jawaban Evelyn. Evelyn melihat kepergian Jake membuat terbungkam sampai tak bisa berkata kata. apa tidak bisa sabar sampai dirinya mengeluarkan 1 - 2 patah kata baru keluar, benar-benar bos dan karyawan sama-sama menyebalkan. kalau bisa harusnya baku hantam dulu, daripada memasang wajah sedingin es beku dari kutip Utara yang pernah mencair. "Hello beban and goodbye Kehidupan" gumamnya dengan suara ringisan dalam hatinya yang tak rela melakukannya. .... "Bagaimana?" ucap Pria yang masih fokus dalam dokumennya itu. "tebak bagaimana Evelyn saat menerima dokumen itu" kata Jake yang langsung duduk di sofa tanpa permisi, mendengar penuturan sahabatnya membuat seorang james menutup dokumennya, dirinya sangat penasaran reaksinya. Jake menjelaskan ekspresi Evelyn dari awal kaget yang lumayan menggemaskan hingga rasa khawatir pada Jake, yang membuat Jake tertawa senang. tapi setelah menceritakan itu tak membuat seorang james bercahaya seperti biasa melainkan menghitam. tentu saja terbakar api cemburu, pria mana yang sanggup melihat wanitanya bercanda ria dengan pria lain, katakan mana ada! apakah perlu membuat jeruji emas untuk menahannya. 'apa aku salah bicara? sepertinya aku salah bicara...tapi apa?....Astagaaa!!!! aku benar-benar lupa kalau sahabat ku ini sangat pencemburu' batin Jake yang bisa tersenyum terpaksa. "Singkirkan senyum palsumu itu, Jake!" ungkap James dengan nada tak suka dan jangan tanya lagi raut wajah james seperti apa. tentu saja sangat menyeramkan ingin memekan orang dengan hidup - hidup. Mendengar itu Jake langsung menghilang senyumnya dan berdiri mendekat arah meja James dengan tatapan serius tapi berbeda dengan james yang ingin memakan mangsanya hidup hidup. "Aku tahu salah, okey! aku tak sengaja! sungguh aku tak bermaksud membuatmu berpikir tidak tidak, hanya ingin membantu saja" kata Jake meluruskan semua masalahnya. "alasan!" Balas dengan nada ketus. Sebenarnya Jake tak tahu sejak kapan ia menyukai Evelyn dulu, bahkan Jake selalu mengikuti james kemanapun bagaikan lem dan perangko, tak terpisahkan. Itulah yang membuat seorang Jake penasaran, tapi james juga menjawab dengan kata 'laut' tapi yang benar saja. Tit James menekan tombol merah bulat dekat dengan mejanya dan berkata "Datang keruangan saya untuk membahas konsep proyek kerjasama dengan perusahaan arab Saudi!" "Baik, saya segera kesana" Tak berselang lama, James memanggil sang sekretaris dan pujaan hatinya itu datang. dengan membawa dokumen serta ipad datang menghampiri sang bos ke ruangannya ke dua kalinya. "Selamat datang, Evelyn!" serunya tanpa mengangkat kepala. "Kita memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Mari kita mulai!" Evelyn hanya bisa mengangguk, mencatat bahwa Dr. james telah menyelesaikan tiga tugas sebelum dia bahkan duduk. "Silahkan duduk" ujarnya dengan dingin dan Evelyn menganggukan kepala. Di sampingnya ada Jake duduk dan tersenyum ke arah Evelyn tapi membuat Evelyn tak bisa, hanya bisa merespon dengan senyuman manis. Kenapa Evelyn merasa hal yang tidak mengenakan setelah duduk tapi apa boleh buat, sekarang hanya seorang karyawan saja. biasa apanya? Sekretaris utama ceo termasuk biasa? lalu kenapa tugasnya banyak jika ini pekerjaan yang terlalu biasa dan sangking biasanya sampe sekarang belum istirahat. Evelyn menyerahkan berkasnya pada james di meja, James tak melihat arah Evelyn tetapi langsung tertuju oleh dokumen yang dibawa. sebanarnya Evelyn tanpa di sadarinya, James mencuri pandang hanya saja hanya sekilas. sedangkan Jake melihatnya hanya bisa smirk dengan sekilas, sungguh mengenaskan. kenapa Harus diam diam, begitu membuang waktu, harusnya langsung pancat gas aja, kan? 'tidak buruk! aku pikir otaknya akan lemot setelah hampir mati tenggelam' batin James yang tertawa dalam hati dan pikirannya, setelah bolak balik dokumen yang berisi, tentu saja tulisan di dalamnya. Sedangkan Evelyn yang melihat bosnya itu mulai berpikir sesuatu. apakah dirinya membuat laporan yang salah? apa separah itu? Tiba-tiba KRUKKK suara hening yang menamani mereka sendari tadi, langsung pecah seketika, suara perut Evelyn membuat Jake tertawa dengan keras, sedangkan James tersenyum sedikit tak ada yang tahu tapi dalam pikirannya ia tertawa dengan begitu kencang. perut Evelyn tak memiliki urat malu sama sekali, sungguh menggemaskan. Evelyn langsung memunduk dan wajahnya merah padam, bukan marah melainkan sangat memalukan bagi karyawan bekerja di hari pertama. 'sangat memalukan! kenapa harus sekarang bunyinya? kenapa tak bisa rem dikit! ....huh, emang mobil apa bisa di rem segala!' batin Evelyn menahan malu. Rasanya beneran deh, Evelyn ingin menghilang sekarang juga, bagaimana mungkin. sangat malu apalagi depan bosnya dan menatapnya lagi, Mahkluk mana yang tidak akan malu. "Sekretaris Ev, apa belum makam siang?" tanya Jake di sela sela mencoba menenangkan diri, karena di tatap tajam bos serta sahabatnya itu. Evelyn dengan rasa malu ingin menjawab tapi langsung terjeda "Aku belum makan, bagaimana kalau makan di kantin perusahaan. ku dengar rasanya tidak buruk" ucap James sudah berdiri ingin pergi. tapi Evelyn hanya diam berdiri mengikuti arah kemana James pergi tanpa melangkah. "Kenapa diam? ayo!" merasa tidak yang mengikutinya 'Sejak kapan dia tertarik makan di kantin? katakan padaku aku sedang mimpi, bukan?' batin Jake yang terheran heran dengan tingkah sahabatnya berubah drastis. "Ahhh-ha iya...." ucap Evelyn dengan terbata bata dan langsung saja Evelyn mengikuti James berjalan sejajar dengan Jake.Evelyn duduk di kursi kecil dengan di sekitarnya kain putih menjutai kebawah dengan hembusan angin yang membuatnya berterbangan, dengan bunga bermekaran dan Evelyn menutup matanya sejenak lalu menghiruap bunga disekitar.‘wangi’ batinnya kemudian membuka matanya dengan perlahan hingga didepannya ada james membawa sesuatu di tangannya dengan rangkain bung sekitarnya.Evelyn langsung berdiri depan james yang menatapnya dengan begitu tulus dan penuh rasa cinta dari matanya, evelyn saat itu tujuan kali ini entah sedikit akan goyang mendengarnya.“james…” panggilnya pelan James hanya tersenyum dan melangkah ke arah evelyn lalu memberikan susuatu di tangannya “untukku?” tanya evelyn “buat siapa lagi?” kata james dan eveleny melihat ada 2 kotak di dalam sana.Evelyn langsung membuka 1 kotak berwarna biru tua dan yang berisi sebuah kalung liontin berwarna biru langit yang ada tulisan inisial E. evelyn hanya tersenyum melihat kalung itu dan
James berkaca depan cermin dengan mengenakan pakaian casual, atasan kaos panjang dan celana panjang berwarna hitam.James kemudian menyisir rambut dan memakai lipbam di bibirnya tak lupa menyemprotkan minyak wangi di area yang sulit terjangkau agar bau harumnya tahan lama.toktoktok"masuk" James yang memakai jam yang cocok hari ini dan memilih kendaraan yang cocok kencan untuk hari ini."Tuan anda harus segara pergi" pria tua yang tengah berdiri untuk memperingatkan tuannya agar segara pergi.James hanya menganggukan kepalanya dan langsung menyambar tasnya, lalu meninggalkan kamarnya dan di ekori oleh kepala pelayannya disana.....sedangkan Evelyn yang bercermin, menatap dirinya dengan perasaan campur aduk, harus senang atau sedih.Evelyn mencoba tersenyum depan cermin dengan paksa tapi air matanya langsung berjatuhan tanpa bilang - bilang.tiba-tiba suara notifikasi muncul di handphonenya hingga membuat handphonenya menyala dan memberitahu siapa pengirimannya.My Boy : Babe, aku
Evelyn menjatuhkan tubuhnya di kasur yang telah lama tak ia cumpai, selama beberapa hari. dan saat itu Evelyn selalu berada di dekat James hingga jarang sekali dikasur, sering di sofa atau di karpet.taulah mereka ngapain...tapi saat itu, Evelyn juga tahu kalau james begitu mencintainya hingga hanya bernafsu dengannya saja, tapi tiba-tiba ada pertanyaan ganjil di hatinya.'cinta dan nafsu apakah sama?' batin Evelynkemudian Evelyn langsung meraih Handphonenya itu dan mengetik di web bernama 'gemini ai' yang bisa mempersingkat waktu untuk mencari informasi.dan hasilnya .....Cinta, Nafsu, dan Seks: Bukanlah Hal yang SamaSeringkali, kita cenderung mencampuradukkan ketiga konsep ini, terutama dalam konteks hubungan. Padahal, cinta, nafsu, dan seks memiliki makna yang berbeda dan saling melengkapi.Cinta adalah perasaan mendalam yang melibatkan emosi saling menghormati dan saling menyayangi satu sama lain.Nafsu lebih bersifat fisik dan emosional. Ini adalah dorongan yang kuat, seringk
Di dalam mobil "emm James..." tanya Evelyn yang mengalihkan dirinya dari handphonenya ke James, tiba-tiba sebuah pertanyaan yang aneh terlihat di pikirannnya. Tanpa tahu ini pantas di pertanyaan atau tidak. sedangkan James yang mendengar, kekasihnya tiba-tiba berbicara. yang Sebanarnya dari tadi fokus memainkan beda favoritenya itu. "ummm..." jawab James hanya gumamnya dan fokus menyetir saat itu. yang di mana jalanan hari ini sangat tidak ramah, terlalu ramai. Evelyn mendekati James dengan tiba-tiba, hingga mata mereka bertemu dan itu membuat James kaget sekaligus salting pada waktu bersamaan. sejak kapan kekasihnya itu begitu nempel padanya, bahkan dekat dekat dalam mobil saja harus ada perang bacot dulu. "K-kenapa melihat ku gitu, sayang?!" Tanya james dan jujur saja agak gugup saat itu. dan mencoba menfokuskan pandangan ke depan. Evelyn langsung menjauh James dan duduk dengan santai. 'perlu tidak bilang yang itu?! kalau bilang, nanti dia kepedaan lagi' batin Evelyn yang teng
Mixuel saat ingin mengejar istrinya tiba-tiba terhenti, mendengar pintu utama di dobrak hingga terpampang nyata ada wanita dengan pakainya yang sexy menatap dengan aura pembunuh. 'siapa lagi?!' batin Mixuel langsung berbalik badan. saat melihat sorotan mata yang ia kenali langsung menelan ludahnya dengan kasar dan merasa meringis di waktu ini. James dan Evelyn melihat respon Mixuel yang tak takut apapun, bisa muncul ekspresi yang seperti menatap hantu. lalu ikut melihat arah ke arah pintu dan ... "Mixuel!!!!" teriak seorang gadis yang datang penuh bara api hijau dari neraka, bisa membakar apapun yang ia ingin 'Mixwell terkutuk lah kau! pasti kau cari gara - gara dengan monster betina ini, 'kan?' batin Mixuel yang tanpa sadar memundurkan langkahnya. "Lisaa, itukah kamu?!" tiba-tiba Evelyn bersuara Benar itu Lisa, kemudian aura amaran tadi tiba-tiba padam saat mendengar suara saudaranya yang sudah di culik om om hin
Di ruang makan Mixuel fokus arah buku dengan begitu tenang tanpa mengeluarkan aura dingin permusuhan. hal seperti jarang sekali terjadi. "ada apa dengan Tuan muda hari ini?" tanya maid disana "Memang kenapa?" "emmm, biasanya Tuan muda lebih suka makan siang diluar, dari pada di rumah bukan? bahkan sepertinya sedang menunggu dan Tuan tak suka menunggu!" tanyanya lagi. bibi Amel yang di sampingnya hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya dengan gemas sendiri, mendengar celotehan anak gadis yang bekerja disini baru setengah tahun itu, memang benar tapi, kan ada alasannya. Tuan muda sudah menemukan gadis yang dulu pernah menolongnya dan jatuh cinta pandangan pertama, hingga sekarang kebiasaan harus berubah hanya orang spesial. Bibi Amel adalah ibu asuh Mixuel dan tahu akan cerita balik sifat yang kejam dari Tuan mudanya yang sudah dianggap anaknya sendiri. "Kau benar-benar tak tahu?" tanya wanita tua