Share

Sarah dan Zia

Pagi-pagi sekali Frikas sudah terbangun dari tidurnya, ia menatap kesal pada Amar yang mengganggu tidur gantengnya.

Sejak subuh Amar tanpa henti terus membangunkan Frikas, agar ia segera bangun dan pergi ke Sukabumi untuk mencari Aruna.

Amar kembali menatap Frikas tajam, "Cepatan mandi, lo mau pergi gak mau mandi dulu?"

"Ini masih pagi Hen," kesal Frikas dengan muka bantalnya.

"Gue gak mau tau, mandi sana!" suruh Amar.

Frikas dengan kesal bangun dari sofa karena sejak semalam ia memang tidur di sofa.

Lalu melangkah masuk ke dalam toilet, tak lama ia keluar tanpa menggunakan atasan.

Frikas segera membuka tasnya, mengambil pakaian baru yang sudah ia bawa sejak di Bandung.

"Lama amat," Omel Amar yang melihat Frikas masih memaki bajunya.

"Bentar elah, lagian ini masih pagi Hen," kesal Frikas.

Pintu terbuka memperlihatkan Ani yang datang sambil membawa dua bungkus bubur ayam di dalam cup.

"Makasih Bun," ucap Amar, tanganya terulur ke arah bubur ayam yang di bawa Ani.

"Bukan buat kamu," uc
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status