Share

Bola Api

Author: Sri_Eahyuni
last update Last Updated: 2025-05-12 11:25:51

Rafiq tersenyum tipis mendengar pertanyaan itu. "Nah, itu yang menarik, Li. Memang, seharusnya tempat seperti ini bikin makhluk halus takut, tapi bukan berarti mereka nggak bisa muncul. Pesantren ini kan sudah ada sejak lama, bahkan sebelum ada bangunan yang sekarang, katanya tanah yang beginian sudah sering digunakan untuk acara-acara mistis oleh orang-orang terdahulu. Mungkin ada sisa energi atau ikatan yang masih menempel."

Ali mengangguk pelan, menyerap penjelasan Rafiq. "Jadi, tempat ini seperti punya sejarah panjang yang bikin makhluk-makhluk itu betah?"

Rafiq mengangguk. "Kurang lebih begitu. Belum lagi kalau ada santri yang melanggar aturan atau tidak menjaga ibadahnya dengan baik. Konon, itu bisa menarik perhatian mereka. Bukan karena pesantrennya yang salah, tapi karena godaan buat menguji iman santri di sini juga lebih besar."

Ali termenung sejenak, mencoba memahami maksud Rafiq. Ia merasa ada keinginan yang semakin kuat untuk menyelidiki hal-ha
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Halalin Dong

    Rafiq terus mengucapkan lafadz Allah tanpa henti, Ali yang tak bisa sama sekali hanya diam tak berani bersuara.Saat mereka sudah sampai di dalam masjid, bola api itu seakan-akan selalu terhempas saat ingin masuk mengikuti Ali dan Rafiq. Alhasil bola api itu hanya mutar-mutar saja di depan masjid.Ali dan Rafiq masuk ke dalam, keduanya duduk bersila di depan tempat imam. Tanpa mau menengok ke belakang lagi. Mereka berserah dan meminta perlindungan kepada Allah SWT.****"Bangun, Fiq. Ali, bangun."Mendengar ada seseorang yang membangunkan, Rafiq perlahan membuka mata."Allah hu Akbar...!" pekik Rafiq ketakutan."Astaghfirullah..!" Lelaki itu terjingkat kaget saat Rafiq menyebarkan sarung ke wajahnya."Ustadz Husain?" Rafiq mengucek kedua matanya. Ia memastikan bahwa penglihatannya tidak salah."Rafiq, ada apa? Kenapa kalian tidur di dalam masjid?" tanya Ustadz Husain penasaran.Mendengar orang berbicara Ali membuka mata, ia melihat sosok Rafiq dan ustadz Husain memandanginya."Bola ap

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Bola Api

    Rafiq tersenyum tipis mendengar pertanyaan itu. "Nah, itu yang menarik, Li. Memang, seharusnya tempat seperti ini bikin makhluk halus takut, tapi bukan berarti mereka nggak bisa muncul. Pesantren ini kan sudah ada sejak lama, bahkan sebelum ada bangunan yang sekarang, katanya tanah yang beginian sudah sering digunakan untuk acara-acara mistis oleh orang-orang terdahulu. Mungkin ada sisa energi atau ikatan yang masih menempel."Ali mengangguk pelan, menyerap penjelasan Rafiq. "Jadi, tempat ini seperti punya sejarah panjang yang bikin makhluk-makhluk itu betah?"Rafiq mengangguk. "Kurang lebih begitu. Belum lagi kalau ada santri yang melanggar aturan atau tidak menjaga ibadahnya dengan baik. Konon, itu bisa menarik perhatian mereka. Bukan karena pesantrennya yang salah, tapi karena godaan buat menguji iman santri di sini juga lebih besar."Ali termenung sejenak, mencoba memahami maksud Rafiq. Ia merasa ada keinginan yang semakin kuat untuk menyelidiki hal-ha

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Sejarah Pondok

    Zahra dan Nisa menahan napas, menunggu apa yang akan diucapkan oleh Aisyah. Hati mereka mulai tidak enak mendengar betapa beratnya suara sahabat mereka yang terdengar lemah."A-aku... harus menikah sama lelaki tua juragan tanah," lanjut Aisyah, suaranya bergetar. Ia menunduk, tidak berani menatap wajah kedua sahabatnya.Ruangan seketika terasa lebih sunyi, hanya terdengar suara nafas mereka yang teratur. Zahra tampak terkejut dan langsung bereaksi, "Apa? Menikah? Sama lelaki tua?!" suaranya terdengar lebih keras dari yang ia maksudkan, dipenuhi keterkejutan dan ketidaksetujuan.Nisa yang duduk di samping Aisyah, mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan sahabatnya itu, "Kenapa harus seperti itu, Ais? Apa benar-benar tidak ada cara lain?" tanyanya dengan nada lembut, berusaha menenangkan Aisyah yang jelas-jelas sedang bergulat dengan perasaan putus asa.Aisyah menggigit bibirnya, berusaha keras menahan air mata yang hampir tumpah kembali. "Usa

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Ketika harus memilih

    Nisa, Zahra, Aisyah keluar dari kamar gotaan menuju ruang perpustakaan. Ali yang kebetulan sedang duduk di teras gotaan putra melihat keberadaan mereka.Ali tersenyum melihat Nisa yang sedang berjalan mengapit Aisyah bersama Zahra.'Cantik. Sungguh bidadari yang Tuhan ciptakan sangat indah, berjalan aja dia terlihat sangat anggun' batin Ali."Nisa memang sangat cantik, selain itu dia juga pintar, prestasinya sangat cemerlang. Sungguh gadis yang sempurna."Ali mendongak, mencari tahu siapa yang sedang berbicara sangat lirih itu. Ia melihat sosok Rafiq yang tengah berdiri di ambang pintu sambil menatap ke arah Nisa dan teman-temannya.Uhuk...!! Uhuk...!!Ali berpura-pura terbatuk, seketika itu Rafiq terkejut dan nampak gelagapan membuat Ali tertawa kecil."Elo suka ya sama Nisa?" tanya Ali."Hm, ah, eh...." Bukannya menjawab Rafiq justru merasa gugup.Ali geleng-geleng kepala lalu melanjutkan argumennya, "Kalau suka di sampaikan aja jangan di pendam sendiri. Kayaknya ustadz Mahfud juga

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Siasat Aisyah

    "Sepertinya tidak, Tante," balas Zahra sambil mencium punggung tangan wanita paruh baya itu yang terlihat nampak lelah dan kulit menghitam di wajahnya.Ibu Nisa menatap Zahra dengan penuh kasih, lalu meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya erat. "Sabar ya, Nduk. Mungkin ada kesibukan yang membuat Mamamu belum bisa datang. Jangan terlalu dipikirkan, yang penting kamu tetap semangat, ya," ucapnya lembut.Zahra tersenyum tipis, meski dalam hatinya masih terasa getir. "Iya, Tante. Terima kasih," jawabnya dengan suara lirih.Ibu Nisa kemudian merogoh tas dan mengeluarkan beberapa bungkus makanan. "Ini, Zahra. Ambil sedikit jajanan ini. Tante bawain lebih, siapa tahu ada yang bisa dibagi sama teman-teman."Zahra menerima dengan ragu, tapi tidak ingin menolak niat baik itu. "Terima kasih, Tante. Tante baik sekali," katanya sambil menundukkan kepala. Zahra merasa beruntung setiap kali bertemu dengan ibunya Nisa yang memiliki perasaan hangat dan perhati

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Cahaya dalam kegelapan

    Pagi ini, hari Jum'at, para santriwan dan santriwati bergotong royong membersihkan seluruh pondok. Setiap hari Jum'at sekolah pagi memang libur, tapi hari Minggu mereka akan masuk sekolah, sehingga para santri memanfaatkan waktu untuk membersihkan asrama dan lingkungan sekitar. Menjelang siang, biasanya para orang tua akan datang berkunjung menemui putra-putri mereka. Ada yang rutin datang setiap minggu, ada pula yang dua minggu sekali, bahkan ada yang sebulan atau dua bulan sekali.Menjelang siang asrama pondok sudah bersih, sudah ada beberapa orang wali yang berkunjung menemui anak-anaknya."Ra, kamu kok santai aja enggak buruan mandi sana tah. Ntar, orang tuamu berkunjung kamu masih bau asem gini," ujar Nisa yang sudah terlihat segar setelah selesai mencuci baju dan mandi."Malas ah, paling mereka hanya mentransfer duit aja lewat pengurus pondok kayak biasanya," ujar Zahra dengan sewot.Zahra tumbuh dalam keluarga yang sudah retak sejak lama. Perceraian orang tuanya terjadi ketika

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Akhlaqul Karimah

    Hari sudah beranjak siang, angin sepoi-sepoi sesekali berhembus membawa aroma makanan dari kantin sekolah. Nisa, Aisyah, dan Zahra duduk santai di bangku panjang, menikmati jajanan mereka. Nisa memegang segelas es teh, Aisyah dengan pisang goreng di tangannya, dan Zahra sibuk membuka bungkus cilok sambil menatap teman-temannya."Aku selalu heran kenapa banyak orang yang merasa malu kalau punya cita-cita sederhana," Nisa membuka obrolan sambil mengaduk es tehnya perlahan. "Kayak misalnya cuma pengen jadi ibu rumah tangga atau kerja di tempat yang dekat rumah. Padahal itu juga nggak kalah mulianya, kan?"Zahra mengangguk setuju. "Iya, kayak ada tekanan dari lingkungan buat punya karier yang dianggap keren. Padahal nggak semua orang cocok dengan definisi sukses yang sama. Aku sih pengen jadi pelukis aja," katanya dengan santai. "Meskipun dibilang nggak menjanjikan, tapi kalau itu bikin aku bahagia, kenapa enggak?"Aisyah, yang selama ini mendengarkan, te

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Antara Ilmu dan Ridho

    Pagi-pagi keadaan pesantren tak seramai pada siang hingga malam, sebab kebanyakan para santri dan santriwati bersekolah umum. Rata-rata mereka sekolah di tingkatan MTs dan MA. Para mbak-mbak yang ngandi ndalem sibuk dengan kegiatan ibu rumah tangga, seperti menyapu, memasak, dan mencuci pakaian keluarga Kiyai. Sementara itu, kang-kang yang membantu di pesantren terlihat sibuk merawat halaman, menyiram tanaman, atau memperbaiki peralatan yang rusak.Rahmat, Matno, dan Ridwan sedang menjalankan hukuman membersihkan masjid. Pagi itu, ketiganya sibuk menyapu lantai, mengepel, dan mengatur sajadah yang berantakan. "Ya Allah, kalau begini tiap hari bisa-bisa kita jadi marbot masjid, nih," keluh Matno sambil mengusap peluh di dahinya.Ridwan hanya tertawa kecil. "Itung-itung belajar, Mat. Kita harus jadi orang yang berani berbuat harus berani bertanggung jawab," balas Ridwan santai sambil terus menyapu.Rahmat menghela napas. "Sudahlah, kita s

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Hukuman

    Pagi-pagi para santri setelah selesai mengaji akan di sibukkan dengan rutinitas sekolah umum. Bagi yang tidak bersekolah umum mereka bisa bersantai, termasuk kegiatan mencuci baju dan mandi."Eh, keren banget loh tubuh Ali. Perutnya kotak-kotak,""Iya, kotaknya ada berapa tadi ya?""Enggak tahu, enggak sempet ngitung. Malu.""Andaikan enggak dosa, udah ku lihat terus tuh keindahan Allah yang sangat subhanallah,"Haa.... Haaa..."Astaghfirullah hilladzim,"Haaa haaa....Tawa kelima santri yang baru memasuki gotaan itu membuat atensi Zahra, Nisa, dan Aisyah teralihkan."Kalian ngapain ketawa-ketawa gitu?" tanya Zahra penasaran."Itu loh, kang santri baru, lagi buat tontonan gratis," balas Ginah dengan tertawa."Iya, mana cuma pakai boxer lagi," sahut Bella."Ali?" tanya Zahra penasaran."Iya, siapa lagi. Btw, sumpah ganteng banget kalau kek gitu, pasti di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status