Cris menatap tidak percaya, saat melihat orang yang dicintainya kini sedang terbaring lemah. Matanya mulai berkaca-kaca, melihat kondisi Yuri yang tubuhnya dipenuhi dengan peralatan medis.Mama Yuri menatap Cris dan memintanya untuk mendekat pada Yuri. Tentu saja Ridwan tidak terima karena kini status Yuri bukan siapa-siapanya Cris lagi. Pemandangan itu tidak lepas dari ayahnya Yuri, dia menjadi tidak enak karena sikap istrinya."Kalau semuanya sudah selesai, mari kita bicara di luar saja." Melihat Yuri masih juga belum bergerak, akhirnya merekapun keluar ruangan. Cris yang belum puas menatap mantan kekasihnya yang sampai kini masih dia cintai tidak ingin keluar saat itu.Namun karena ayahnya Yuri bersikeras melakukannya maka merekapun segera keluar. "Maaf karena Yuri juga sampai saat ini masih belum sadar, saya mohon doanya pada kalian." Ayah Yuri meminta dengan sopan kepada Ridwan maupun Cris agar mendoakan kesembuhan Yuri.Ridwan hanya melirik calon mertuanya, dia tidak bisa memaks
Mami Cinta terlihat panik, setelah mengetahui kondisi Cinta yang tidak baik-baik saja. Tiba-tiba Cinta terlihat menggigil dan demam, mami Cinta sontak kebingungan, "Pii, Cinta demam nihh.. Aduh kemana sih si Papi? Perasaan tadi masih di sini kenapa udah ngilang aja!"Mami Cinta meraih tubuh anaknya agar bisa pindah ke tempat tidur. Namun dia tidak bisa melakukannya sendiri, hingga akhirnya dia berteriak memanggil suaminya. "Papiii, tolongin mamih ngangkat Cintaaa...!"Akhirnya suaminya datang dengan tergopoh-gopoh. "Sabar dong mi, ini papi lagi telfon dokter keluarga kita dulu." Mata mami mendelik tajam, "Mendingan kita langsung bawa Cinta ke rumah sakit aja deh, mami khawatir Cinta kenapa-napa. Tuh liat dia udah lemah banget! "Kini mereka mencoba membawa Cinta menuju mobil dan segera membawanya ke rumah sakit. "Pi, tadi kita liat Cris kan? Itu anak ngapain kemari, trus liat Cinta lagi sakit ngga sih? Bukannya ditolongin malah ditinggal! "Sepanjang perjalanan, di mobil maminya Cinta
Cris menundukkan kepalanya, dia mulai ketakutan melihat reaksi kedua orangtua Cinta. "Maafin Cris Pi, mungkin Cris juga akan mengikuti keinginan Cinta yang sempat dilontarkan sebelum Cris pergi. Semoga Papi dan Mami memaafkan Cris!"Kedua orangtua Cinta tentu saja marah. Mereka benar-benar geram mendengar kata-kata Cris yang dengan entengnya ingin meninggalkan Cinta. "Pergilah, dan jangan muncul lagi dihadapan kami! "Kata-kata Papinya Cinta membuat Cris tersentak, kini dia mau tidak mau harus pergi saat ini juga dari hadapan mereka. Cris bangkit dari tempat duduknya, sekilas dia melirik Cinta yang masih tertidur dengan nafasnya yang teratur.Langkah kakinya terasa ringan setelah Cris mengeluarkan ganjalan hatinya selama bersama dengan Cinta. Perasaannya kini sangat lega, sekarang dia akan mengejar cintanya Yuri yang sampai kini masih terbaring di ruang ICU.Ternyata kondisi Yuri belum juga ada kemajuan, dia masih koma. Namun kini Cris bisa dengan leluasa mengunjungi Yuri tanpa khawat
Mata Cris terus memindai orang terkasihnya. Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan Yuri, terakhir kali pertemuan mereka di butik "QN" saat mencoba gaun pengantin.Ada rasa luka di hatinya mengingat semuanya itu. Dia tidak menyangka kalau itu pertemuan terakhirnya dengan Yuri sebelum kecelakaan itu terjadi. Cris masih menggenggam tangan Yuri dan terus berbicara.Namun Yuri tetap belum meresponnya juga. Setelah satu minggu Yuri tidak sadarkan diri tiba-tiba terlihat di monitor jika ada masalah detak jantung Yuri hingga Cris tersentak dan segera melesat pergi memanggil dokter.Kedua orangtua Yuri yang masih menunggu di luar juga tersentak kaget karena melihat Cris berlari memanggil dokter. Kini mereka sedang berharap cemas ingin segera mengetahui kabar dari dokter tentang putrinya.Mereka serentak menangis haru setelah mengetahui dari dokter jika Yuri telah melewati masa kritisnya. Kini mereka tinggal menunggu kesadaran Yuri pulih kembali. Hati Cris tentu saja tidak sabar ingin meni
Abas mulai tidak nyaman melihat kebucinan Ridwan kepada Daniar. Padahal dia sudah mengingatkan Ridwan berkali-kali. Abas melihat sendiri senyum jahat dari Daniar saat melihat Ridwan bisa dia perdaya."Wan, kamu kok masih ngotot ngebelain Daniar sih? Kamu ngga liat kalo dia cuma mau manfaatin kamu aja!" Abas masih terus mengingatkan Ridwan, dia tidak mau sahabatnya semakin terikat dengan kejahatan Daniar.Suatu hari Abas pernah melihat Daniar tersenyum saat dikunjungi oleh seseorang. Abas secara tidak sengaja melihat Daniar menyerahkan sesuatu pada orang itu.Awalnya Abas tidak terlalu memperhatikan, namun setelah diamati ternyata benda itu sebuah kalung permata. Mata Abas saat itu langsung membelalak lebar. Dari mana Daniar mendapatkan kalung itu?Jika dia taksir harga kalung itu bisa mencapai 1 milyar, itu bukan kalung biasa. Abas juga bisa membedakannya, tapi bagaimana bisa Daniar memiliki kalung tersebut.Ridwan hanya terdiam saat Abas menceritakan tentang kalung tersebut. Dia tida
Cris sangat marah melihat sikap Ridwan yang seenaknya dan tidak memperdulikan perasan Yuri sama sekali. Hatinya ikut sakit saat melihat Yuri menangis tadi. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa karena posisi dia saat ini hanya sebagai orang luar.Saat ini Cinta merasa dirinya sangat terpuruk karena pernikahannya gagal dilaksanakan. Gaun pengantin yang sudah dia pesan kemarin teronggok begitu saja di tempat tidurnya. Cinta sempat mencoba gaun itu dan memandang dengan takjub.Gaun pengantinnya benar-benar sempurna, Queen benar-benar membuatnya puas dengan hasil rancangannya. Namun sayangnya gaun itu akan terus teronggok seperti sampah di sana.Mami dan Papi Cinta hanya bisa melihat kesedihan putrinya tanpa bisa berbuat apapun. Mereka juga ikut larut dalam duka dan rasa kecewa putrinya. Tidak disangka dalam sekejap mata semuanya jadi berantakan.Meskipun undangan belum tersebar namun acara pesta pernikahan putrinya sudah tersebar dalam kalangan teman-teman dan keluarga besarnya. Sambil me
Ridwan akhirnya pergi bersama Abas sahabatnya dari penjara. Awalnya Ridwan tersenyum penuh luka dihatinya, namun akhirnya Abas mendengar Ridwan membuang nafasnya dengan kasar."Bas, aku ingat kata-katamu yang terakhir jika Daniar itu seperti ular. Saat itu aku benar-benar marah karena kamu membandingkan Daniar dengan binatang yang sangat aku benci. Tapi sekarang aku tau kalau Daniar memang nyatanya seperti ular bahkan sangat berbisa! "Abas menghentikan langkahnya dan menatap sahabatnya. Dia tau Ridwan saat ini sedang terluka dan hancur, tapi menurutnya itu yang terbaik dari pada harus melihat sahabatnya memuja orang munafik seperti Daniar."Maafkan aku Wan, aku juga tidak ingin melihat sahabatku terluka. Aku sudah sering mengingatkanmu tapi sering kamu abaikan. Kini kamu liat sendiri kan, kalau apa yang kukatakan selama ini adalah kebenaran? "Ridwan mengangguk dan menepuk pundak Abas perlahan. Kemudian dia melangkahkan kakinya lagi, kini hatinya terasa ringan. Memang itulah gunanya
Karina setengah berlari ingin memeluk Glen yang sedang berdiri melihatnya. Saat itu tangan Glen masih memeluk pinggang rampingnya Naira. Mata Glen melotot tidak senang dengan sikap Karina."Gleeen, kita ketemu lagii..! " Tangan Karina sudah membentang ingin mendapat pelukan dari Glen. Namun secepat kilat Glen menarik tubuh Naira untuk menjauhi Karina. Tentu saja Naira kaget dengan sikap Glen sehingga dia semakin mempererat pelukannya khawatir terjatuh.Karina juga terkejut melihat Glen langsung menghindarinya. Langkah kakinya kini terhenti, dia menatap sedih ke arah Glen yang sudah meninggalkannya."Glen..!" Lirihnya, sambil menatap kepergian Glen dengan Naira sedangkan Rafael yang berada tepat di belakang Karina hanya bisa tersenyum kecut.Rafael juga memiliki harapan yang sama dengan Karina, namun harapannya tidak sebesar Karina sehingga dia tidak terlalu kecewa saat ditinggalkan Naira dan Glen.Rafael membuang nafasnya dengan kasar, dia tidak mau perjalanannya dengan Karina sia-sia