Rere menunggu kedatangan Robert di tempat yang sudah ditentukan oleh Robert sebelumnya. Hatinya sudah berdebar tidak menentu, seperti sedang menanti seorang kekasih.Robert terlihat tampan, kali ini dia menggunakan baju santai warna hitam dengan lengan digulung. Wajahnya masih bersinar seperti dulu, membuat Rere tergila-gila. Hal itu tidak berubah sampai saat ini.Awalnya Rere merasa bersalah karena mencintai kekasih sahabatnya sendiri. Tapi dia tidak bisa menolak pesona Robert, dia hanya ingin cintanya terbalas oleh kekasih sahabatnya.Rere juga tahu kalau sahabatnya Mauren tidak mencintai Robert sama sekali. Makanya dia biarkan rasa cintanya tumbuh sampai sekarang. Percuma saja dulu dia menyembunyikan perasaannya di depan Mauren, karena akhirnya dia semakin tersiksa sendiri."Bagaimana kabarmu Re? Lama ya kita ngga ketemu? " Robert mengawali perjumpaan mereka dengan pertanyaan yang biasa ditanyakan seorang teman yang sudah lama tidak pernah bertemu.Namun bagi Rere itu sangat membah
Pernikahan Marko dan Lisa akhirnya dipercepat. Mereka tidak mau keduluan putra putrinya, bahkan Leon kini sibuk menyiapkan pesta sederhana untuk perayaannya. Leon tentu saja dibantu oleh Laura, terlihat bagaimana Laura selalu menggoda papinya sampai Lisa ikut terpingkal melihat tingkah Laura dan papinya."Udah deh Laura jangan godain papi kamu terus, itu muka udah ngga bisa dikondisikan lagi deh! " Lisa mencoba menghentikan kegilaan Laura dan Leon terhadap mereka. Namun Marko menanggapinya hanya dengan senyum jenaka."Biar saja Bee, nanti mereka akan merasakan di saat yang sama seperti kita." Lisa mendelik tidak suka saat mengetahui rencana Marko untuk membalas anak-anaknya."Eh, jangan dong sayang. Mereka itu harusnya didukung bukannya dibuat seperti kita! " Lisa lagi-lagi tetap membela anak menantunya. Marko akhirnya hanya terdiam, dia kini mulai tidak nyaman."Bee, acara kita kan sudah selesai. Bagaimana kalau kita menghilang saja dari pandangan mereka." Bisik Marko ditelinga Lisa
Mauren kini meratapi nasibnya yang berakhir di penjara. Awalnya dia masih tidak terima dengan kenyataan ini. Bagaimana mungkin seorang Mauren menjadi seorang tahanan. Benar-benar memalukan, tanpa terasa pikirannya mulai mengulang beberapa peristiwa.Sesaat Mauren tersenyum ketika dia berada dalam peristiwa yang menyenangkan, kemudian bersedih ketika dirinya larut dalam peristiwa duka dan kehilangan kemudian tertawa terbahak-bahak saat merasa dirinya masuk dalam peristiwa yang lucu saat itu.Sikap aneh yang ditunjukkan Mauren membuat polisi disekitarnya mengernyitkan kening dan membentaknya. "Bu, sadar bu..! Tolong dijawab pertanyaannya dengan baik. Kami ingin membantu ibu agar masalahnya cepat selesai! "Mauren tersentak menatap sekelilingnya, kemudian tiba-tiba dia menangis. Awalnya polisi mengira Mauren hanya berpura-pura saja. Namun ternyata Mauren semakin berbicara ngawur, membuat mereka saling berpandangan satu sama lainnya."Marko sayang, dimana suami tercintaku? Dimanaaa...?? "
Surya kini semakin mantap ingin berpisah dari Kirey. Apalagi setelah melihat Ruby anaknya yang manis. Cintanya pada Kirey semakin menipis, apalagi kini Kirey semakin dingin dengannya."Sayang, kamu baik-baik ya di sini sama nenek.. Nanti papa sama mama balik lagi ke sini untuk menjemput Ruby dan tinggal bersama. "Ruby tentu saja mengangguk senang karena dia akan tinggal serumah dengan mama dan papanya. Sedangkan Kirey sedang marah-marah ngga jelas, dia merasa kebingungan karena Surya tidak pulang selama dua hari.Bahkan ponsel Surya juga mati tidak bisa dihubungi. Kini orang yang dicarinya sedang menikmati secangkir kopi panas dikantornya. Senyum selalu menghiasi bibirnya, perasaannya semakin membaik setelah bertemu dengan malaikat kecilnya.Surya sudah memutuskan akan mengakhiri pernikahannya dengan Kirey secepatnya. Perusahaan yang dibangunnya dari nol sudah berdiri dengan kokoh dan menunjukkkan kekuasaan kepemilikannya.Tidak ada yang perduli lagi dengan semua keinginannya. Kirey
Kirey pulang dengan hati yang dongkol, dia benar-benar marah karena merasa dipermainkan oleh sepasang suami istri itu. Saking kesalnya dia memukul setir mobilnya dengan keras. "Brakk..!! Dasar sialan mereka itu, padahal aku sudah merendahkan diriku agar mereka mau membantuku! "Kirey tidak bisa menahan emosinya lagi. Kini dia harus mencari cara lain agar bisa menghentikan kegilaan suaminya. Kirey mencoba menghubungi Surya, kali ini sepertinya ponsel suaminya sudah aktif kembali."Halloo, mas Surya.. Kamu ada dimana sekarang mas, kita harus bicara! " Kirey langsung meminta bertemu dengan Surya, dia tidak akan membiarkan Surya bersikap seenaknya pada dirinya dan anak-anaknya."Aku ada di perusahaan, memangnya kenapa?" Mendengar jawaban suaminya rasanya Kirey ingin meluapkan amarahnya saat itu juga. Namun dia khawatir Surya akan menghilang lagi."Baiklah aku ke perusahaan sekarang ya mas? " Kirey sudah tak sabar lagi ingin meminta penjelasan pada Surya. "Maksudmu, mau ke perusahaan seka
Kini Surya pergi dengan melangkah ringan, ternyata keputusannya yang dia ambil dulu salah. Saat ekonominya terpuruk Kirey sudah mengajukan gugatan cerai ke pengadilan Agama.Surya memohon pada Kirey untuk membatalkannya dan memaafkan dirinya. Surya berjanji akan melepaskan Gea dan menalaknya, bahkan tidak akan lagi bertemu dengannya.Karena Kirey masih mencintai Surya akhirnya Kirey memaafkan Surya dengan sederet syarat yang harus dipenuhi oleh Surya. Begitu pula dengan kedua orangtua Kirey, menyetujui keinginan anaknya dengan syarat yang bermacam-macam.Surya menerima dengan pasrah, namun seiring berjalannya waktu ternyata Surya kini dijadikan sapi perah oleh keluarga Kirey. Termasuk Kirey sendiri sebagai istrinya sudah tidak lagi menghargai dia sebagai suaminya. Hubungannya semakin hambar dan dingin, bahkan Kirey membatasi berhubungan intim dengannya.Meskipun sakit hati Surya tetap menjalankan perannya sebagai suami meskipun kini tidak dipandang sebelah mata. Surya bersabar karena
Kirey pulang dalam keadaan kacau, dia kini kebingungan. Usahanya untuk mempertahankan rumah tangganya ternyata sia-sia. Kini Surya benar-benar meninggalkannya, padahal cintanya yang dulu sempat hilang untuk suaminya kini sedang mulai mekar kembali.Kali ini rasanya benar-benar menyakitkan, karena ditinggalkan tanpa bisa mencegahnya. Kirey sedang menangisi nasibnya di dalam kamar. Ditatapnya kamar yang menjadi saksi bisu saat mereka berbagi peluh, dan meluapkan rasa cinta mereka.Meskipun kini tidak serutin dahulu tapi Surya tidak pernah menjauh darinya. Kini hatinya justru lebih sakit dari pada sebelumnya. Dia tau kalau tuntutannya terlalu banyak pada Surya, tapi apakah salah kalau itu dia lakukan demi Surya tidak lari darinya ?Terkadang cinta memang gila, begitupun cinta dalam diri Kirey karena mempertahankan rumah tangganya tidak semudah yang dia bayangkan selama ini. Kirey terisak pilu, kebersamaannya dengan Surya ternyata hanya sampai di sini.Masih terbayang dalam ingatannya ba
Rayyan terlihat enggan mengikuti kemauan adiknya. Biarlah ini jadi pelajaran untuk mama dan kakek neneknya meskipun sepertinya mereka masih juga tidak menyadari kesalahan mereka.Tiba-tiba ponselnya di nakas terdengar nada deringnya berbunyi memanggil. Rayyan melirik penelfonnya ternyata Vira kekasihnya. "Halo sayang, tumben telfon biasanya kirim pesan doang? "Vira terkekeh geli, "Sayang, kamu bisa ke caffe Brown ngga? Aku tadi mampir ke sini sekalian ada yang mau omongin ke kamu, penting loh.. Aku tunggu ya? ""Lah, kalo mau ngomong mah ditelfon aja neng, ngapaian harus ke caffe? " Rayyan memang sedang dalam mode malas bertemu siapapun termasuk Vira kekasihnya yang sudah dia pacari selama satu tahun ini."Ishh.. Kamu mah kebiasaan mager aja, sebentar kesini pokoknya aku tunggu, awas kalo ngga datang! " Kini Rayyan terkekeh, "Dih, bisanya ngancam. Bentar lagi ngambek deh..! ""Rayyan..!! Kebiasaan pisan kamu tuh bikin orang kesel aja. Udah deh, sekarang ke sini ditunggu ngga pake lam