Share

Bab 3. Keluarga Taipan Kaya

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2024-09-09 17:20:03

Savanah terduduk di lantai belakang pintu dengan tubuh bergetar memeluk dirinya sendiri dan menangis.

Sesaat kemudian, dia merasa harus segera mandi dan mempersiapkan diri untuk jamuan makan siang di rumah Taipan kaya yang menjodohkan putra tunggalnya.

Savanah membuka pakaiannya perlahan. Semua tubuhnya penuh dengan bekas cumbuan. Savanah menegadahkan kepalanya dan melihat pantulan lehernya di cermin.

"Ini harus ditutup. A-aku harus memakai syal."

Setengah jam kemudian, Savanah sudah berada di tengah jalan menuju tempat makan siang keluarga calon suaminya.

Dengan kecepatan stabil, Savanah menekan gas pada sepeda motor tua miliknya untuk menuju ke perumahan Citraland Main City.

"Blok DD nomor 8," gumamnya sambil melihat ke kiri dan ke kanan. 

Savanah sudah sampai di persimpangan saat tiba-tiba sebuah motor sport berwarna kuning hampir menabraknya. "Eh!"

Citt!

Bang!

Sepeda motor milik Savanah terjatuh dan lututnya terantuk ke aspal yang keras.

"Aarghh!" Savanah memekik kesakitan, terengah-engah keluar dari sepeda motor yang menimpa kakinya. Matanya terpaku pada pemilik motor sport kuning yang hampir saja menabraknya.

Pemuda itu, dengan helm hitam mengkilap dan jaket kulit, turun dari motor dengan gerakan santai seakan tak peduli pada apa yang baru saja terjadi.

"Apa kau gila?! Hampir saja kau menabrakku!" ucap Savanah, suaranya penuh amarah dan gemetar.

Pemuda itu melepaskan helmnya, memperlihatkan rambut hitam yang acak-acakan namun entah kenapa terlihat menawan. Matanya, tajam dan dalam, menatap Savanah dengan sedikit kejengkelan bercampur kebingungan.

"Tidak perlu berlebihan," balasnya dengan nada dingin.

Savanah semakin naik darah. "Kau pikir ini berlebihan? Aku bisa saja terluka atau lebih buruk lagi! Kau hanya seenaknya mengendarai motor tanpa peduli pada orang lain!"

Pemuda itu mendekat, memandang sepeda motor Savanah yang tergeletak di jalan dengan knalpot yang masih mengeluarkan asap tipis tanpa berkata apa pun.

Savanah mendengus marah. "Kau pikir aku peduli tentang motorku? Aku lebih peduli tentang keselamatanku, kau sombong!"

Senyum tipis muncul di sudut bibir pemuda itu. "Sombong? Nama yang menarik. Mungkin kau perlu mengenal siapa aku sebelum berani berkata seperti itu."

Savanah melipat tangan di dada, menantang. "Dan siapa kau? Pangeran motor sport yang merasa dunia ini miliknya?"

Pemuda itu tertawa singkat, menahan tawa yang terdengar hampir mengejek. "Damian," katanya akhirnya, "Damian Pangestu."

Savanah mengangkat alis lalu menggelengkan kepalanya yang masih memakai helm. "Belum pernah dengar dan aku tidak peduli siapa kau atau keluargamu!"

Damian menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri. Savanah mendekat, jaraknya hanya sejengkal dari pria itu.

Tubuh Savanah yang setinggi 168 cm harus mendongkakkan kepalanya agar bisa menatap pria itu. Tiba-tiba sebuah perasaan aneh berdesir di dada Savanah, mengingat kejadian subuh tadi saat kesuciannya direngut. Wangi pria ini sangat ia kenal...

Savanah mundur selangkah tiba-tiba dan hampir terjatuh. Dengan sigap, Damian menahan pinggangnya yang ramping.

"Eh!" Savanah tersadar dan bayangan pria misterius itu semakin jelas. Dia segera menepis tangan yang memegangnya dengan kasar.

"Lepaskan tangan kotormu!" pekik Savanah.

Damian terdiam, menatap Savanah dengan mata yang sedikit menyipit, mencoba memahami sosok keras kepala di depannya. "Baiklah," katanya akhirnya, "Jika itu yang kau pikirkan. Tapi bila kau ingin memerasku, maka lupakan. Karena kulihat, kamu tidak mengalami kesakitan apa pun!"

"Permisi!" Damian memakai helm hitam full face miliknya lalu kembali naik ke motornya.

Savanah menatap tajam, tidak berniat mundur sedikit pun. "Dan pria sombong sepertinya selalu merasa benar! Pergilah, aku tidak butuh uangmu!"

Damian menyalakan motornya, suara deru mesinnya memecah ketenangan jalan. Lalu, dengan satu gerakan cepat, dia melesat pergi, meninggalkan Savanah yang masih berdiri dengan napas terengah.

Savanah mendengus, menatap punggung motor Damian yang semakin menjauh. "Pria berengsek!" gumamnya, sambil menahan napas.

Jantungnya masih berdetak kencang, campuran antara ketakutan dan kemarahan. Namun di balik semua itu, ada perasaan lain yang diam-diam menyelinap ke dalam hatinya — perasaan penasaran yang tidak bisa ia kendalikan.

Savanah masih berusaha menenangkan amarahnya saat dia berhasil memarkirkan sepeda motornya di depan rumah besar yang dituju.

Rumah itu sangat megah, hampir seperti istana, dengan gerbang besi hitam yang tinggi dan halaman luas yang dihiasi taman indah. Beberapa mobil mewah terparkir di depannya, membuat sepeda motor tua milik Savanah tampak sangat tidak cocok di sana.

Seorang pelayan menghampirinya dengan sikap sopan, "Nona Savanah? Silakan ikut saya, Tuan Pangestu menunggu di ruang makan."

"Pangestu?" Savanah mengernyitkan alisnya dan debaran jantungnya mulai berpacu dengan kencang. Dia baru saja bertemu dengan seseorang dengan kata 'Pangestu' di belakang namanya.

Savanah mengikuti pelayan. Sesampainya di ruang makan, dia semakin terpana. Meja makan panjang dari kayu mahoni gelap, dilapisi kain putih dan dihiasi dengan bunga segar serta peralatan makan perak.

Jason Pangestu, seorang pria paruh baya dengan rambut kelabu dan wajah tegas namun ramah, berdiri di ujung meja. Senyumnya hangat, tapi ada sesuatu dalam tatapan matanya yang tajam. "Selamat datang, Nona Savanah," sapanya. "Senang bertemu denganmu."

Savanah mencoba tersenyum sopan dan lega, masih merasa sedikit canggung di tengah kemewahan ini. Setidaknya pria itu tidak sama dengan pria muda yang hampir menabraknya tadi. "Terima kasih, Tuan Pangestu," balasnya.

Namun, sebelum dia sempat mengatakan lebih, Jason melanjutkan, "Aku ingin memperkenalkan seseorang kepadamu." Dia melambaikan tangannya ke arah pria yang baru saja masuk dan berada di belakang Savanah.

Savanah memutar tubuhnya, dan seketika wajahnya memucat. Mata mereka bertemu, dan dunia seperti berhenti sejenak.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Linda Malik
wah menarik Thor, Damian Savanah harus bersatu nih
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 238. Tamat

    Bab 238Saat bulan-bulan berlalu, Damian dan Savanah semakin mantap menghadapi masa depan bersama. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, tetapi dengan cinta dan komitmen yang telah mereka bangun, mereka merasa siap untuk menghadapi apa pun yang datang.Pada akhirnya, cinta mereka yang diuji oleh waktu dan rintangan akhirnya menemukan jalannya kembali. Mereka tidak hanya menjadi pasangan suami istri, tetapi juga menjadi keluarga yang utuh, siap menyambut anggota baru yang akan membawa kebahagiaan lebih besar dalam hidup mereka.Malam itu, mereka berdua tertidur dalam pelukan yang tenang tetapi penuh dengan emosi yang belum sepenuhnya terselesaikan.Damian merasa lebih yakin bahwa ia harus melindungi keluarga kecilnya, sementara Savanah berusaha menguatkan dirinya untuk menghadapi masa depan bersama pria yang ia cintai, meskipun penuh dengan tantangan dan keraguan.Dalam keheningan malam, hanya s

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 237. Keretakan hubungan

    "Dia mengandung anakku, dia istriku dan tidak ada bagian darimu di sana! Kau paham?!" Damian mengatakan semua gundahan hatinya dengan suara keras dan tegas.Roni menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya. “Damian, aku tidak ingin membuat masalah. Jika itu yang kau inginkan, aku akan menjauh. Tapi bukan karena aku takut padamu. Aku melakukannya karena aku peduli pada Savanah, dan aku ingin yang terbaik untuknya.”Cuih!Damian membuang salivanya ke samping dengan rasa jijik. "Akhirnya kau paham!""Ingat ucapanmu! Jangan pernah dekat dengannya lagi!"Roni mengangguk perlahan dengan perasaan terpuruk.“Bagus!" lanjut Damian. "Tapi ingat, jika aku melihatmu mendekati istriku lagi, kau tidak akan mendapatkan peringatan kedua.”Dengan itu, Damian berbalik dan meninggalkan gym, meninggalkan Roni dengan wajah penuh kekecewaan dan rasa sakit yang mendalam. Ke

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 236. Menghadapi Roni

    Damian tidak terpengaruh. “Kau bebas mencoba, Keisha. Tapi aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan keluargaku lagi.”Keisha meninggalkan lokasi pertemuan dengan wajah penuh amarah, tetapi Damian merasa lega. Untuk pertama kalinya, ia merasa telah mengambil kendali penuh atas hidupnya.***Setelah mengetahui kebenaran tentang malam di Salvastone, Damian masih merasakan amarah yang tertahan di dalam dirinya. Ia tidak hanya marah kepada Keisha yang mencoba memanipulasi kenyataan, tetapi juga kepada Roni, pria yang berani mendekati istrinya dan bahkan mengklaim hubungan yang tidak pernah ada.Damian memutuskan untuk menghadapi Roni secara langsung. Ia tahu di mana pria itu biasanya berada—gym kecil di pinggiran kota tempat Roni melatih tubuhnya.Dengan langkah cepat, Damian melajukan motornya ke sana, wajahnya mencerminkan ketegasan dan kemarahan yang ia rasakan.Ketika

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 235.Menghadapi Keisha

    Savanah tersenyum kecil, meskipun wajahnya masih memerah. “Ya, Damian. Kau tidak melepaskanku bahkan sesudah berulang kali kamu mendapatkan pelepasan, dan aku… aku tidak bisa mengatakan tidak. Aku tanpa sadar sudah mencintaimu, bahkan saat itu.”Damian menarik napas panjang, rasa bersalah yang selama ini menghantui dirinya perlahan menghilang, digantikan oleh kelegaan dan kebahagiaan yang tak terkira.“Aku bodoh,” katanya dengan suara rendah. “Aku membiarkan Keisha memanipulasiku dengan kebohongannya, sementara wanita yang aku cari selama ini adalah kamu, istriku sendiri.”Savanah menggeleng. “Semua sudah berlalu, Damian. Yang penting sekarang adalah kita tahu kebenarannya.”Damian kembali memeluk Savanah, membiarkan air mata kecil jatuh di pipinya. “Aku mencintaimu, Savanah. Aku tidak akan membiarkan siapa pun memisahkan kita lagi. Kamu ad

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 234. Keisha mengambil shift pagi saat itu

    Damian menyebut tanggalnya, dan Savanah membekap mulutnya sendiri. Hatinya berdebar keras."Damian… itu aku. Aku juga berada di sana malam itu. Aku… aku merasa semuanya begitu aneh, tapi aku ingat. Aku mengalami pelecehan. Lalu Roni mengaku bahwa dia yang melakukannya. Tanggal dan harinya sama! Itu aku.""Kau?""Keisha tidak hadir di malam itu, dia mengambil shift pagi!" pekik Savanah tak percaya.Damian menatapnya dengan penuh kebingungan. "Apa? Savanah, maksudmu…""Ya," potong Savanah dengan tegas. "Wanita itu adalah aku. Aku bahkan memiliki bukti. Petugas sekuriti yang berjaga malam itu melihat kita. Dia mencatat bahwa aku masuk ke ruang ganti untuk mengambil sesuatu. Selain itu, aku menemukan cincin di kantung kemeja kerjaku. Lalu Keisha merampasnya dan saat itu kamu datang lalu...""Astaga!" Savanah menutup bibirnya dengan tangan, dia baru mengerti bahwa Damian mengira Keisha adalah wanit

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 233. Rahasia yang terbongkar

    Savanah mencoba melawan, tetapi kekuatan Damian terlalu besar. Bibir pria itu sudah mencium lehernya dengan rakus, kembali lagi meninggalkan jejak merah yang tidak mungkin disembunyikan.Gigitannya yang intens terasa seperti tanda kepemilikan yang ingin ia tunjukkan kepada dunia. Tangannya memeras bagian depan Savanah dengan kuat sehingga Savanah merasa kesakitan.“Damian, berhenti!” Savanah memohon, suaranya gemetar. “Ini terlalu banyak. Cukup!”Namun, Damian tidak mendengarkan. Tubuhnya terus menekan tubuh Savanah, seolah-olah ia ingin memastikan bahwa wanita itu tidak pernah lupa siapa yang memiliki dirinya sepenuhnya."Damian, ini menyakitkanku!" teriak Savanah, berusaha melepaskan diri dari tangan Damian yang menyakiti beberapa bagian sensitif miliknya.Dengan cepat, Damian membuka kemeja tidurnya sehingga bagian depannya terekspos dengan indah dan Damian segera melahapnya denga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status