Share

Bab 2. Penjara

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2024-09-09 17:15:12

Savanah berdiri di depan kantor sipir penjara dengan keringat yang membasahi keningnya dan wajahnya terlihat sedikit pucat dengan napas yang menderu. Dia terlambat! Waktu berkunjung sudah selesai.

"Tolong, izinkan aku melihat Ibuku sebentar," ucap Savanah sambil menyodorkan sedikit uang kepada sipir penjara tersebut.

Sipir penjara melirik Savanah dengan tatapan dingin. Sebuah syal murahan berwarna merah diikatkan pada leher Savanah, membuat penampilan wanita itu terlihat kacau. Tidak ada yang tahu, Savanah mengikat lehernya untuk menutupi bekas cumbuan yang dia dapatkan.

"Baiklah. Kamu punya dua menit."

Savanah menaikkan kedua jarinya dengan senyum manis, "Dua menit cukup. Terima Kasih."

Sambil menahan nyeri pada perutnya karena dia belum memakan apa pun sedari pagi. Waktu perjalanan dari bar tempat dia bekerja ke penjara adalah dua jam. Dia tidak mungkin sempat untuk sarapan.

Savanah mengikuti langkah sipir penjara menuju ke ruang temu lalu duduk dengan sabar.

Tidak lama kemudian, Suzie Brown muncul dengan pakaian tahanan.

"Ibu." Savanah segera memeluk sang ibu dengan air mata yang tercurah.

"Aku sudah mendapatkan pinjaman. Ibu akan keluar besok pagi," lanjutnya.

Savanah merasa harus mengabari sang ibu mengenai pinjaman yang baru diperolehnya semalam. Walau rentenir itu memberikan bunga yang cukup mencekik, selama dia tetap bekerja di bar Salvatone dan mengambil shift malam, maka dia akan bisa melunasi semua hutangnya. Yang penting ibunya bisa segera keluar dari penjara.

Suzie Brown memberikan sebuah senyuman kepada anak gadisnya pada saat bertemu. "Maafkan Ibu, tapi semua yang Ibu lakukan adalah untuk kebaikanmu, Nak."

Savanah mengerutkan keningnya karena tidak mengerti, tetapi Suzie segera mengalihkan pembicaraan, "kamu terlihat pucat, apakah kamu sudah sarapan?"

Savanah menggelengkan kepalanya pelan, "aku hanya ingin segera melihat Ibu."

Tiba-tiba, sipir penjara muncul dan berseru, "waktu berkunjung habis!"

"Eh, tapi ini belum satu menit!" Savanah merasa tidak adil.

"Kamu harus menambah sedikit bila ingin lebih lama atau-" penjaga itu menelusuri lekuk tubuh Savanah dengan matanya.

"Pulanglah, Nak. Ibu baik-baik saja di sini," sela Suzie sambil mendorong Savanah keluar dari ruangan temu, menyadari tatapan lapar dari penjaga penjara.

Savanah keluar dari penjara sambil menghapus air mata setelah melayangkan tatapan penuh kebencian kepada sipir penjara yang sudah mengambil uangnya namun hanya memberikan waktu satu menit untuknya.

Hari ini, dia akan bertemu dengan calon suami yang dijodohkannya dengannya. Seorang putra tunggal dari taipan kaya yang menawarkan sejumlah uang yang cukup menggiurkan.

Awalnya dia akan memakai uang itu untuk menebus sang ibu yang masuk penjara dengan hukuman percobaan. Tapi karena malam naas yang dialaminya semalam, Savanah mulai merasa sedih dan frustasi karena kesuciannya sudah diambil oleh pria asing.

"A-aku tetap harus ke sana dan membatalkan perjodohan ini."

Savanah merasa harus mengembalikan uang muka pemberiannya. Sebab akan menjadi sebuah masalah besar lagi apabila putra tunggal yang akan dijodohkan dengannya tahu bahwa dia sudah tidak suci pada hari pernikahan mereka nanti.

Dia tidak akan mungkin bisa membohongi sebuah kenyataan pahit yang terjadi tanpa dia mampu mengelaknya.

Savanah segera menaiki bus untuk kembali ke kost di mana dia tinggal. Sampai di kost, paman pemilik kost segera menyapanya.

"Hari ini kamu akan membayar? Atau kamu keluar saja. Kami sudah mendapatkan pelanggan baru yang mungkin membayar lebih mahal." Pria bertubuh gempal itu melayangkan tatapan penuh sindiran ke arah Savanah.

"A-aku akan membayar nanti malam," ucap Savana dengan langkah terburu-buru. Dia merasa risih dengan tatapan paman pemilik kost yang menelusuri lekuk tubuhnya.

"Malam ini, dengan apa?" Paman kost itu menyusul langkah Savanah sehingga dia segera memperbesar langkahnya menuju ke kamar.

"Bayar tunai, saya akan lebihkan nanti, Om!" Savanah menyahut sambil memutar kunci pintu.

Bam!

Pintu segera ditutupnya dan dikunci dari dalam. Meninggalkan pria gempal yang mematung di depan pintu.

"Hei! Hati-hati! Ini pintu kamarku. Kalau merusaknya, maka kamu mungkin tidak mampu membayarnya, kecuali-"

"Akan kubayar! Pergilah!"

Savanah menahan air matanya. Apa seorang perempuan rendah sepertinya, tubuhnya selalu bisa dijadikan alat tukar pria-pria berengsek itu?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 238. Tamat

    Bab 238Saat bulan-bulan berlalu, Damian dan Savanah semakin mantap menghadapi masa depan bersama. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, tetapi dengan cinta dan komitmen yang telah mereka bangun, mereka merasa siap untuk menghadapi apa pun yang datang.Pada akhirnya, cinta mereka yang diuji oleh waktu dan rintangan akhirnya menemukan jalannya kembali. Mereka tidak hanya menjadi pasangan suami istri, tetapi juga menjadi keluarga yang utuh, siap menyambut anggota baru yang akan membawa kebahagiaan lebih besar dalam hidup mereka.Malam itu, mereka berdua tertidur dalam pelukan yang tenang tetapi penuh dengan emosi yang belum sepenuhnya terselesaikan.Damian merasa lebih yakin bahwa ia harus melindungi keluarga kecilnya, sementara Savanah berusaha menguatkan dirinya untuk menghadapi masa depan bersama pria yang ia cintai, meskipun penuh dengan tantangan dan keraguan.Dalam keheningan malam, hanya s

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 237. Keretakan hubungan

    "Dia mengandung anakku, dia istriku dan tidak ada bagian darimu di sana! Kau paham?!" Damian mengatakan semua gundahan hatinya dengan suara keras dan tegas.Roni menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya. “Damian, aku tidak ingin membuat masalah. Jika itu yang kau inginkan, aku akan menjauh. Tapi bukan karena aku takut padamu. Aku melakukannya karena aku peduli pada Savanah, dan aku ingin yang terbaik untuknya.”Cuih!Damian membuang salivanya ke samping dengan rasa jijik. "Akhirnya kau paham!""Ingat ucapanmu! Jangan pernah dekat dengannya lagi!"Roni mengangguk perlahan dengan perasaan terpuruk.“Bagus!" lanjut Damian. "Tapi ingat, jika aku melihatmu mendekati istriku lagi, kau tidak akan mendapatkan peringatan kedua.”Dengan itu, Damian berbalik dan meninggalkan gym, meninggalkan Roni dengan wajah penuh kekecewaan dan rasa sakit yang mendalam. Ke

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 236. Menghadapi Roni

    Damian tidak terpengaruh. “Kau bebas mencoba, Keisha. Tapi aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan keluargaku lagi.”Keisha meninggalkan lokasi pertemuan dengan wajah penuh amarah, tetapi Damian merasa lega. Untuk pertama kalinya, ia merasa telah mengambil kendali penuh atas hidupnya.***Setelah mengetahui kebenaran tentang malam di Salvastone, Damian masih merasakan amarah yang tertahan di dalam dirinya. Ia tidak hanya marah kepada Keisha yang mencoba memanipulasi kenyataan, tetapi juga kepada Roni, pria yang berani mendekati istrinya dan bahkan mengklaim hubungan yang tidak pernah ada.Damian memutuskan untuk menghadapi Roni secara langsung. Ia tahu di mana pria itu biasanya berada—gym kecil di pinggiran kota tempat Roni melatih tubuhnya.Dengan langkah cepat, Damian melajukan motornya ke sana, wajahnya mencerminkan ketegasan dan kemarahan yang ia rasakan.Ketika

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 235.Menghadapi Keisha

    Savanah tersenyum kecil, meskipun wajahnya masih memerah. “Ya, Damian. Kau tidak melepaskanku bahkan sesudah berulang kali kamu mendapatkan pelepasan, dan aku… aku tidak bisa mengatakan tidak. Aku tanpa sadar sudah mencintaimu, bahkan saat itu.”Damian menarik napas panjang, rasa bersalah yang selama ini menghantui dirinya perlahan menghilang, digantikan oleh kelegaan dan kebahagiaan yang tak terkira.“Aku bodoh,” katanya dengan suara rendah. “Aku membiarkan Keisha memanipulasiku dengan kebohongannya, sementara wanita yang aku cari selama ini adalah kamu, istriku sendiri.”Savanah menggeleng. “Semua sudah berlalu, Damian. Yang penting sekarang adalah kita tahu kebenarannya.”Damian kembali memeluk Savanah, membiarkan air mata kecil jatuh di pipinya. “Aku mencintaimu, Savanah. Aku tidak akan membiarkan siapa pun memisahkan kita lagi. Kamu ad

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 234. Keisha mengambil shift pagi saat itu

    Damian menyebut tanggalnya, dan Savanah membekap mulutnya sendiri. Hatinya berdebar keras."Damian… itu aku. Aku juga berada di sana malam itu. Aku… aku merasa semuanya begitu aneh, tapi aku ingat. Aku mengalami pelecehan. Lalu Roni mengaku bahwa dia yang melakukannya. Tanggal dan harinya sama! Itu aku.""Kau?""Keisha tidak hadir di malam itu, dia mengambil shift pagi!" pekik Savanah tak percaya.Damian menatapnya dengan penuh kebingungan. "Apa? Savanah, maksudmu…""Ya," potong Savanah dengan tegas. "Wanita itu adalah aku. Aku bahkan memiliki bukti. Petugas sekuriti yang berjaga malam itu melihat kita. Dia mencatat bahwa aku masuk ke ruang ganti untuk mengambil sesuatu. Selain itu, aku menemukan cincin di kantung kemeja kerjaku. Lalu Keisha merampasnya dan saat itu kamu datang lalu...""Astaga!" Savanah menutup bibirnya dengan tangan, dia baru mengerti bahwa Damian mengira Keisha adalah wanit

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 233. Rahasia yang terbongkar

    Savanah mencoba melawan, tetapi kekuatan Damian terlalu besar. Bibir pria itu sudah mencium lehernya dengan rakus, kembali lagi meninggalkan jejak merah yang tidak mungkin disembunyikan.Gigitannya yang intens terasa seperti tanda kepemilikan yang ingin ia tunjukkan kepada dunia. Tangannya memeras bagian depan Savanah dengan kuat sehingga Savanah merasa kesakitan.“Damian, berhenti!” Savanah memohon, suaranya gemetar. “Ini terlalu banyak. Cukup!”Namun, Damian tidak mendengarkan. Tubuhnya terus menekan tubuh Savanah, seolah-olah ia ingin memastikan bahwa wanita itu tidak pernah lupa siapa yang memiliki dirinya sepenuhnya."Damian, ini menyakitkanku!" teriak Savanah, berusaha melepaskan diri dari tangan Damian yang menyakiti beberapa bagian sensitif miliknya.Dengan cepat, Damian membuka kemeja tidurnya sehingga bagian depannya terekspos dengan indah dan Damian segera melahapnya denga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status